Anda di halaman 1dari 26

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI PERSONOLOGI HENRY MURRAY

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepribadian II Semester III

Dosen Pengampu: Laelatus Syifa S. A., S.Psi., M.Psi., Psikolog

Oleh:

Eryska Noviolani Azizatus Sholikhah G0117032

Himawan Adi Harbowo G0117039

Karina Azzahra G0117043

Kuni Hamda Abida G0117046

Kelas B

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Personologi Henry Murray dengan baik dan
lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laelatus Syifa yang telah membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini.

Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Psikologi Kepribadian II semester III. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami Teori Personologi.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu tidaklah sempurna, maka
dari itu kami memohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Kami
pun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Surakarta, 27 Oktober 2018

Tim Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Hidup……………………………………………………………………… 2
2.2 Pengantar…………………………...……………………………………………… 3
2.3 Struktur Kepribadian………………………………………………………………. 4
2.4 Dinamika Kepribadian…………………………………………………………….. 7
2.5 Perkembangan Kepribadian dan Psikopatologi…………………………………… 14
2.6 Kelebihan dan Kekurangan ………………………………………………………. 20

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 22
3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 22
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi kepribadian merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari
manusia berdasarkan pada tingkah lakunya. Tingkah laku manusia merupakan salah satu
cara untuk mengetahui kepribadian dan jiwa manusia, karena tingkah laku merupakan hal
yang tampak dan dapat di observasi. Dalam psikologi kepribadian terdapat teori yang
dikemukakan oleh Henry Murray. Murray mengemukakan teori yang disebut sebagai
personologi yang berfokus kepada individu.
Selain itu, dalam teori murray memuat aspek aspek yang mengarah kepada
psikologi humanistic, yang melihat manusia secara individu dan secara positif. Untuk
dapat mengetahui psikologi humanistic harus memahami pula teori dari Murray.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah hidup dari Henry Murray?
2. Bagaimana struktur kepribadian milik Henry Murray?
3. Bagaimana dinamika kepribadian milik Henry Murray?
4. Bagaimana perkembangan kepribadian dan psikopatologi milik Henry Murray?
5. Apa kelebihan dan kelemahan teori dari Henry Murray?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah hidup dari Henry Murray
2. Untuk mengetahui struktur kepribadian milik Henry Murray
3. Untuk mengetahui dinamika kepribadian milik Henry Murray
4. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian dan psikopatologi milik Henry Murray
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan teori dari Henry Murray

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hidup


Henry A. Murray dilahirkan di New York City pada tanggal 13 Mei 1893. Ia
merupakan psikolog Amerika yang mengembangkan teori kepribadian manusia berdasar
pada kebutuhan individu dan hubungannya dengan lingkungan fisik maupun sosial.
Murray memiliki keunikan berbeda diantara teoritikus kepribadian lainnya, ia dikenal
memiliki pemikiran yang cemerlang karena pemanfaatan safistikasi-nya di bidang
biologi, praktik klinis dan psikologi dalam rangka mengembangkan pemikiran
teoritisnya.
Pada tahun 1915, Murray mendapatkan gelar B.A. dalam bidang studi mayor
sejarah di Groton School dan Harvard College, kemudian ia melanjutkan pendidikannya
di Columbia College of Physicians and Surgeons dan tamat pada tahun 1919 dan
mendapat gelar M.A. pada tahun 1920 dalam bidang biologi. Setelah tamat dari
Columbia College of Physicians and Surgeons, ia kemudian bertugas sebentar menjadi
instruktur fisiologi di Universitas Harvard dan kemudian mengambil spesialisasi bedah
selama dua tahun di Presbyterian Hospital di New York. Ia kemudian menjadi staff di
Institut Rockfeller untuk Riset Kedokteran di New York City dan ia mengadakan
penelitian embriologi sebagai asisten selama dua tahun. Pada tahun 1927, Murray
kembali menjalani pendidikan di Universitas Cambridge dan melakukan penelitian
biokimia sampai meraih gelah Ph.D dalam bidang biokimia.
Selama selang pendidikannya pada tahun 1927 tersebut, ia mulai tertarik pada
psikologi. Ketertarikannya pada psikologi berawal dari kunjungannya ke Carl Jung di
Zurich dan ketertarikannya pada teori Freud. Pada tahun 1928, Murray diangkat sebagai
lektor dan direktur di Klinik Psikologi Harvard yang diatur oleh Morton Prince. Pada
tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabang ilmu
psikologi yang mempelajari kehidupan manusia individual dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perjalanannya. Murray secara konsisten menekankan hubungan antara
peristiwa psikologis dan proses psikologi yang pokok.

2
Pada tahun 1935, Murray menyelesaikan pendidikannya dalam psikoanalisis
dibawah Franz Alexander dan Hans Sachs dan pada tahun 1937 ia diangkat menjadi
lector ketua di Klinik Psikologi Harvard. Pada tahun 1938, Murray menghimpun
sekelompok mahasiswa muda yang cakap untuk meneliti kepribadian manusia hingga
menghasilkan sebuah buku berjudul “Explorations in Personality”.
Murray meninggalkan Harvard pada tahun 1943 kemudian bergabung dengan
Korps Dokter Tentara sebagai mayor kemudian sebagai letnan colonel, ia memimpin biro
pengukuran psikologis untuk Office Strategic Services. Pada tahun 1947, ia kembali ke
Harvard menjadi lector part-time dalam bidang psikologi klinis pada Departement of
social relations yang baru dibentuk tahun 1950 dan kemudian ia diangkat sebagai
professor psikologi klinis. Pada tahun 1962, Murray menjadi professor emerifus dan
dianugerahi Distinguished Scientific Contribution Award dari American Psychological
Association dan Gold Medal Award dari American Psychological Foundation karena
seluruh hidupnya disumbangkan dalam bidang tersebut. Pada 23 Juni 1988, Henry
Alexander Murray wafat di Cambridge, Massachusetts.

2.2 Pengantar
Murray menamakan teori kepribadiannya “Personologi” karena ia meyakini
bahwa psikologi kepribadian seharusnya berfokus pada kasus individual (pribadi). Teori
ini memiliki tiga prinsip pokok, yakni sebagai berikut.
1. Proses psikologis bergantung pada proses fisiologis
Fenomena yang membangun kepribadian bergantung pada fungsi sistem pusat.
Peran otak yang mengontrol dan memproses segala aspek kepribadian disebut
regnant. Aspek-aspek kepribadian tersebut meliputi kesadaran, keyakinan, ketakutan,
perasaan, ingatan, sikap, nilai-nilai, dan aspek-aspek lainnya.
2. Prinsip yang mencakup semua hal (All-embracing principle)
Murray berpendapat bahwa kepribadian adalah konsep yang dapat menjelaskan
semua fenomena tingkah laku. Manusia menciptakan tegangan untuk mendapat
kepuasan yang diperoleh dari aktivitas memuaskan kebutuhan. Keadaan tanpa
tegangan justru menjadi sumber distres karena manusia selalu memiliki keinginan
yang mana keinginan merupakan peningkatan tegangan.

3
3. Organisasi longitudinal
Murray menjelaskan bahwa terdapat pusat otak yang mengorganisasi dan
mengatur proses dalam diri individu. Fungsinya adalah untuk mengintegrasikan
kekuatan yang bertentangan, memuaskan kebutuhan, dan merencanakan pencapaian
tujuan. Kepribadian harus dapat mencerminkan berfungsinya individu sepanjang
hidupnya, sehingga event kehidupan individu hanya dapat dipahami dengan melihat
masa lalu, masa kini, dan antisipasi masa depan individu tersebut.
Murray banyak berpendapat mengenai definisi kepribadian. Berikut adalah
komponen-komponen penting dari definisi-difinisi kepribadian yang telah ia
paparkan.
a. Kepribadian individua adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritikus dan
bukan merupakan gambaran mengenai tingkah laku individu belaka.
b. Kepribadian individu adalah rangkaian peristiwa yang secara ideal mencakup
seluruh rentang hidup sang pribadi.
c. Definisi kepribadian harus mencerminkan unsur-unsur tingkah laku yang bersifat
menetap dan berulang maupun yang baru dan unik.
d. Kepribadian adalah fungsi yang menata atau mengarahkan dalam diri individu.
e. Kepribadian terletak di otak. Ia mengungkapkan bahwa tanpa otak, tidak ada
kepribadian.
Jadi, Murray merumuskan kepribadian yang menekankan pada sejarah organisme,
fungsi kepribadian yang bersifat mengatur, ciri-ciri berulang dan baru pada tingkah
laku individu, hakikat kepribadian yang abstrak atau konseptual, dan proses-proses
fisiologis yang mendasari proses-proses psikologis.

2.3 Struktur Kepribadian


1. Id, Ego, dan Superego
Pada dasarnya, Murray adalah seorang psikoanalis. Ia berusaha untuk
menerjemahkan konsep-konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji.
Ia telah banyak menyumbang penemuan empiris yang berkontribusi dalam konsep
dan teori psikoanalitik dan psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah
penekanan pada konsep motivasi yang komples. Untuk menjelaskan struktur

4
kepribadian, ia menggunakan konstruk Id-Ego-Superego Freud, namun ia memiliki
pengertian yang berbeda dengan Freud mengenai konstruk tersebut.
a. Id
Id adalah gudang kecenderungan impulsif yang dibawa sejak lahir. Id
mengontrol enerji dan mengarahkan tingkah laku sehingga id menjadi dasar
kekuatan motivasi kepribadian. Yang membedakan dengan teori Freud adalah
bahwa id juga memiliki impuls yang dapat diterima dan diharapkan oleh
masyarakat, seperti empati, cinta, dan memahami lingkungan, tidak hanya berisi
impuls primitif, amoral, kenikmatan, dan tidak dapat diterima. Kekuatan impuls-
impuls id berbeda-beda sehingga individu harus mengontrol atau mengarahkan
impuls-impuls yang berlainan taraf kesulitannya.
b. Ego
Ego merupakan unsur rasional kepribadian. Yang berbeda dari teori Freud
adalah ego tidak hanya melayani, mengubah arah, menahan, menekan, dan
menunda impuls id yang tidak dapat diterima, melainkan ia juga mengatur tingkah
laku, merencanakan tingkah laku, dan membuat peluang untuk memuaskan
impuls id secara positif. Ego akan dapat mendamaikan id dan superego secara
efektif apabila ego seorang individu kuat. Namun apabila ego lemah, ia tidak
dapat mendamaikan pertentangan id dan superego.
c. Superego
Superego merupakan internalisasi nilai, norma, dan moral kultural untuk
mengevaluasi tingkah laku diri dan orang lain. Superego bertindak sebagai
pengatur tingkah laku. Berbeda dengan Freud yang berpendapat bahwa superego
sudah terkristalisasi pada usia lima tahun, menurut Murray superego terus
berkembang merefleksikan pengalaman manusia yang semakin dewasa semakin
kompleks dan canggih.
Ego-ideal merupakan gambaran diri yang diangan-angankan atau dicita-
citakan. Ego-ideal juga dapat diartikan sebagai sekumpulan ambisi pribadi yang
diperjuangkan individu. Ego-ideal bisa bertolak belakang dengan superego,
seperti ketika seseorang ingin menjadi penjahat. Namun apabila superego lebih
dominan dari ego-ideal, maka individu akan mengorbankan ambisi pribadinya.

5
Murray menekankan pada pembetukan kepribadian yang lebih positif pada
revisi terakhir dari teorinya. Ia meyakini adanya proses formatif dan konstruktif
yang tidak hanya berguna bagi kelangsungan hidup atau sebagai pertahanan
terhadap kecemasan, melainkan mempunyai energi, tujuan, dan pemenuhannya
sendiri. Individu perlu untuk menjadi kreatif, imajinatif, menyusun, dan
menciptakan agar ia tetap sehat secara psikologis.

2. Prosiding dan Serial


Prosiding merupakan unit dasar tingkah laku. Prosiding adalah interaksi yang
waktunya membatas antara individu dengan seseorang atau sekelompok orang, atau
antara individu dengan objek. Prosiding juga dapat diartikan sebagai sepenggal waktu
yang cukup untuk menyelesaikan pola-pola penting tingkah laku secara dinamis.
Penggalan waktu bersifat dinamis, dapat berlangsung lama maupun sebentar.
Prosiding dapat pula dijelaskan sebagai interaksi antara subjek dan objek, atau antara
subjek dan subjek, dalam jangkan waktu yang cukup lama sehingga mencakup unsur-
unsur penting dalam suatu sekuens tingkah laku tertentu. Sebuah prosiding dapat
dilihat sebagai serial dari prosiding-prosiding yang lebih pendek.
Berdasarkan sifatnya, prosiding dapat dibagi menjadi dua, yakni prosiding
internal dan prosiding eksternal. Prosiding internal meliputi melamun, memecahkan
masalah, menyusun rencana dalam keheningan, sedangkan prosiding eksternal
meliputi berinteraksi dengan orang-orang atau objek-objek dalam lingkungan.
Prosiding eksternal mempunya dua aspek, yakni pengalaman subjektif dan tingkah
laku subjektif.
Serial merupakan serangkaian prosiding sehingga merupakan unit tingkah laku
fungsional yang lebih panjang. Serial juga dapat diartikan sebagai urutan prosiding
yang terputus-putus, namun terorganisasi dan terarah. Prosiding akan lebih mudah
dipahami apabila kita mengetahui prosiding tersebut menjadi bagian dari serial yang
mana.

3. Ordinasi, Abilitas, dan Prestasi

6
Ordinasi merupakan proses mental tinggi yang digunakan untuk memilih rencana
aksi dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan menempatkan pilihan rencana itu ke
dalam operasi. Ordinasi meliputi proses membuat perencanaan maupun hasil proses
tersebut, yakni program atau jadwal yang tersusun. Proses ordinasi muncul untuk
mengatur penentuan kebijakan dan perencanaan strategi serta taktik-taktik. Terdapat
dua komponen dalam ordinasi, yakni program serial dan jadwal.
Program serial adalah pengaturan urutan subtujuan yang direntang ke masa depan
untuk mencapai tujuan utama. Contohnya seseorang yang ingin menjadi psikolog, ia
akan memiliki subtujuan yang harus ia capai mulai dari saat ini sampai nanti ia
mendapatkan gelar psikolog, yang diantaranya terbentang tahun-tahun pendidikan
yang harus dilewati. Jadwal adalah pengaturan waktu kegiatan untuk memuaskan
kebutuhan dan mengurangi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan objek-objek
tujuan yang saling bersaing dengan mengatur penyaluran kecenderungan-
kecenderungan pada waktu yang berbeda. Individu akan dapat menyalurkan
tujuannya secara maksimal dengan bantuan jadwal.
Abilitas adalah potensi yang mampu dilakukan seseorang. Abilitas mencakup
bakat herediter dan semua yang pernah dipelajari. Prestasi adalah apa yang dilakukan
dengan pengetahuan yang seseorang miliki. Murray menganggap bahwa tingkah laku
baru merupakan prestasi karena tingkah laku dibentuk berdasarkan ordinasi dan
abilitas. Bidang abilitas dan perstasi meliputi keterampilan fisik, mekanik,
kepemimpinan, sosial, ekonomi, tingkah laku seksual, dan intelektual. Ordinasi,
abilitas, dan prestasi menjelaskan mengenai hakekat kreativitas dan penyusunan
rencana dari seseorang.

2.4 Dinamika Kepribadian


1. Kebutuhan
Kebutuhan adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang
mengorganisisr berbagai proses seperti persepsi, berfikir, dan berbuat untuk
mengubah kondisi yang ada. Kebutuhan dapat muncul karena kegiatan internal atau
proses seperti rasa lapar atau rasa haus atau kejadian-kejadian dalam lingkungan.
Dari apapun sumbernya, kebutuhan memunculkan suatu tingkatan tegangan yang

7
berusaha dikurangi oleh organisme dengan cara memuaskan kebutuhan tersebut.
kebutuhan menguatkan dan mengarahkan tingkah laku; menggerakkan tingkah laku
ke arah yang tepat untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Penelitian Murray, mengarahkan pada klasifikasi duapuluh kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya adalah:
a. Penguasaan / dominance
Untuk mengontrol lingkungan orang lain. Untuk mempengaruhi atau
mengarahkan tingkah laku orang lain dengan sugesti, bujukan, persuasi, atau
perintah. Meminta supaya jangan mengerjakan sesuatu, mengendalikan, atau
melarang.
b. Rasa hormat / Deference
Untuk mengagumi atau mendukung keunggulan orang lain. Untuk memuji,
menghormati, atau memuliakan. Untuk berusaha menyamai atau melebihi yang
patut dicontoh. Untuk menyesuaikan diri dengan adat atau kebiasaan.
c. Otonomi /Autonomy
Untuk melawan paksaan dan pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas
dalam bertindak berdasarkan impuls. Untuk menentang adat atau kebiasaan-
kebiasaan. Untuk menghindari atau terlepas dari kegiatan yang sudah ditentukan
oleh kewenangan yang bersifat menguasai.
d. Penyerangan /Aggression
Untuk mengatasi lawan dengan penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk
membalas rasa sakit atau luka. Untuk melawam secara kuat atau menghukum.
Untuk mencela dan mengumpat dan memfitnah dan untuk meremehkan atau
mengejek dan menertawakan dengan penuh dendam.
e. Kerendahan diri/ Abasement
Untuk tunduk secara pasif kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka,
memikul kesalahan, kritikan, dan hukuman. Untuk menyerah dan mengakui
kelemahan, kesalahan, pelanggaran, atau kekalahan. Untuk mencari dan
menikmati kesedihan, hukuman, kesakitan, dan ketidakberuntungan.
f. Prestasi/ Achievement

8
Untuk menyelesaikan sesuatu yang sulit, mengatasi rintangan, dan mencapai
standar yang tinggi. Untuk bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk
menguasai, menggerakkan, atau mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-
ide.
g. Keharuan/ Sentience
Untuk mencari dan menikmati kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap
pancaindera, yang menyentuh perasaan.
h. Penonjolan diri /Exhibition
Untuk membuat suatu kesan. Untuk dilihat dan didengar. Untuk membangkitkan
gairah, dipandang takjub, dikagumi, menghibur, mengejutkan, membangkitkan
minat, menarik perhatian, atau memikat hati.
i. Bermain /Play
Untuk melakukan tindakan bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk
tertawa dan membuat lelucon terhadap apapun. Untuk menyediakan waktu luang
bagi olahraga, menari, minum-minum, berpesta, bermain kartu.
j. Persatuan, gabungan /Affiliation
Untuk menjadikan diri dekat dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain – satu
yang mirip subjeknya atau satu yang menyukai objeknya. Untuk menyenangi
dan mendapati kasih sayang dari keterikatan antara satu dengan yang lain. Untuk
mengikuti dan tetap setia terhadap teman.
k. Penolakan /Rejection
Untuk memisahkan diri dari orang lain yang dipandang negatif. Untuk
mengucilkan, tidak memperdulikan, membuang, atau tetap mengacuhkan
kelemahan yang lain.
l. Membuat orang iba / Succorance
Untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain.
Untuk selalu punya pendukung. Untuk dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi,
dilindungi, dituruti kehendaknya, dimaafkan, atau dinasehati.
m. Pemeliharaan /Nurturance
Untuk memberikan rasa simpati dan memuaskan kebutuhan orang lain yang
tidak berdaya – seorang bayi atau objek apapun yang lemah, cacat, lelah, tidak

9
berpengalaman, terkalahkan, dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau
kebingungan mental. Untuk menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung,
menghibur, melindungi, memberikan rasa nyaman, merawat, atau
menyembuhkan.
n. Menghindari rasa hina/ Inavoidance
Untuk menghindari penghinaan. Untuk keluar dari situasi yang memalukan atau
menghindari kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan. Untuk menahan diri
dalam bertindak karena takut akan kegagalan.
o. Membela diri /Defendance
Untuk mempertahankan diri terhadap serangan, kritik, dan celaan. Untuk
menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela, kesalahan atau
penghinaan.
p. Kebutuhan untuk mengimbangi /Counteraction
Untuk menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk
menghilangkan penghinaan oleh tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk
mengatasi kelemahan, menekan rasa takut. Untuk mempertahankan harga diri
dan kebanggaan diri dalam standar yang tinggi.
q. Menghindari bahaya / harm avoidance
Untuk menghindari rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk
melarikan diri dari situasi yang berbahaya. Untuk melakukan tindakan
pencegahan.
r. Teratur / order
Untuk membuat segala sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan,
penyusunan, pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.
s. Pemahaman/ understanding
Untuk menanyakan atau menjawab pertanyaan umum. Untuk mempunyai
ketertarikan pada teori, untuk menganalisis dan menggeneralisasi peristiwa.
t. Seks /sex
Untuk membangun dan meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan
hubungan seksual.

10
Murray membedakan tipe-tipe kebutuhan, yang pertama adalah kebutuhan primer/
viskerogenik (viscerogenic needs) yang berhubungan dengan peristiwa tertentu yang
khas dan berkaitan dengan kepuasan-kepuasan fisik. Kebutuhan sekunder/
psikogenik (psychogenic needs) yaitu berasal dari kebutuhan primer yang ditandai
oleh tidak adanya hubungan fokal dengan proses-proses organis atau kepuasan fisik
khusus.
Kedua adalah kebutuhan-kebutuhan terbuka (overt needs) dan kebutuhan-
kebutuhan tertutup (covert needs) yaitu adalah kebutuhan-kebutuhan yang nyata dan
kebutuhan-kebutuhan yang laten atau tersembunyi. Kebutuhan yang terbuka
mengungkapkan diri dalam tigkah laku motoric sedangkan kebtuhan tertutup
merupakan hasil dari perkembangan struktur-struktur yang diinternalisasikan
(superego) yang menentukan bentuk-bentuk tigkah laku yang pantas atau yang dapat
diterima.
Ketiga, kebutuhan-kebutuhan yang memusat (fokal) dan kebutuhan-kebuthan
yang menyebar (difus). Keempat, kebutuhan proaktif dan kebutuhan reaktif.
Kebutuhan reaktif meliputi respon bagi sesuatu yang spesifik dalam lingkungan, di
mana kebutuhan itu hanya muncul ketika objek itu muncul atau terlihat. Menghindari
bahaya, sebagai contoh, muncul hanya apabila objek yang mengancam itu hadir.
Idealnya, ini hanya ada ketika muncul bahaya-bahaya yang harus dihindari. ebutuhan
proaktif, di lain pihak, tidak bergantung pada kehadiran objek khusus apa pun di
dalam lingkungan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan spontan yang memanggil
keluar tingkah laku yang seharusnya dilakukan kapan pun dibutuhkan, tidak
bergantung pada lingkungan.
kelima meliputi tipe kebutuhan effect, process, dan modal-activity. Kebutuhan
effect mengarah pada atau menyebabkan suatu efek; yaitu, kebutuhan ini secara
langsung dan cepat mengarah pada suatu objek. Individu dapat mengembangkan
suatu kepuasan yang besar melalui berbagai macam kegiatan yang mengacu pada
tingkah laku pemenuhan kebutuhan-kepuasan. Murray menyebutnya sebagai sheer
function pleasure atau proses kegiatan dan mengartikannya sebagai suatu kesenangan
yang diperoleh dari melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati dengan
melakukannya. terkadang ada kebutuhan yang berada di atas sheer function pleasure.

11
Tidak berisi tentang sekedar melakukan sesuatu, sekedar melakukan suatu tindakan,
tetapi ada kesenangan yang muncul untuk melakukannya dengan sangat amat baik.
Tingkah laku sekarang tidak bisa membuat puas ketika dilakukan hanya sekedarnya;
itu harus dilakukan dengan sangat baik. Murray menyebutnya sebagai kebutuhan
modal karena kesenangan muncul dari cara hidup dalam menunjukkan tingkah laku.

2. Peredaan Tegangan (tension rduction)


Murray berpendapat bahwa ketika kebutuhan muncul , individu berada dalam
ketegangan/ tension, dan kepuasanlah yang mereduksi tension. Individu tidak hanya
memberikan respon sedemikian rupa untuk mereduksi tegangan sehingga
memperolah kepuasan, tetapi juga ia belajar memberikan respon sedemikian rupa
untuk mengembangkan tegangan sehingga keudian tegangan itu direduksikan, dan
dengan dengan demikian menningkatkan besarnya kepuasan. Perumusan ini hanya
berlaku untuk kebutuhan-kebutuhan akibat. Untuk sebagian kebutuhan kenikmatan
tidak di peroleh melalui tercapainya tujuan namun dengan keterlibatan dalam
aktifitas kebutuhan tersebut seperti contohnya adalah kebutuhan untuk bermain.\

3. Tekanan
Berbeda dari kebutuhan yang berasal dari dalam, tekanan merupakan penentu dari
tingkah laku yang berasal dari lingkungan. Tekanan merupakan suatu ciri atau sifat
yang berasal dari objek, orang lain, atau keadaan yang menghalangi atau mendorong
untuk memenuhi tujuan. Terdapat dua jenis tekanan, yaitu :
a. Tekanan alfa : kualitas lingkungan yang muncul secara nyata
b. Tekanan beta : kualitas lingkungan berdasarkan pengamatan individu
Umumnya tingkah laku manusia lebih sering terpaku pada tekanan beta, yaitu
bagaimana seorang individu mempersepsikan lingkungannya. Adanya perbedaan
antara tekanan alfa dengan tekanan beta dapat menimbulkan gangguan psikologis.

4. Interaksi antara kebutuhan dengan tekanan: Tema


Tema merupaka aspeki prosiding yang dapat menggambarkan interaksi antara
tekanan dengan kebutuhan, yaitu motif yang beroprasi dalam suatu interaksi.

12
Prosiding adalah interaksi yang waktunya terbatas antara individu dengan orang atau
orang-orang lain, atau antara individu dengan obyek. proceeding adalah hal-hal yang
kita amati, dan yang kita coba menggambarkannya dengan model-model, dan
menjelaskannya hal-hal yang kita coba meramalkannya, fakta-fakta dengan mana
kita menguji kejituan perumusan-perumusan kita. (Murray, 1915) Prosiding juga
dapat bergabung menjadi serial sehingga temanya menjadi serial pula. Tema serial
merupakan tema yang dapat menggambarkan kecenderungan seseorang untuk
berperilaku tertantu didalam situasi yang melibatkan kebutuhan dan tekanan
serangkaian prosiding.

5. Disposisi tematis: integrasi kebutuhan


Pada dasarnya objek objek tertentu tidak memiliki hubungan secara langsung
dengan kebutuhan kebutuhan, tetapi melalui pengalaman individu menhubungkan
kebutuhan dengan objek objek tertentu tersebut. kesatuan antara kebutuhan dengan
gambaran atau fikiran tentang objek yang ada di lingkungan, beserta tindakan
tindakan instrumentalnya, merupakan integrasi kebutuham berdasarkan murray.

6. Kunci ke keunikan: kesatuan (uniti) tema


Kesatuan tema merupakan tema yang seringkali muncul, sehingga menjadi kunci
untuk dapat memahami keunikan dari pribadi. Kesatuan tema merupakan
percampuran beberapa kebutuhan kuat yang berhubungan dengan tekanan yang
muncul pada peristiwa khusus pada masa kecil.

7. Arah tingkahlaku: Nilai dan Vektor(Values and Vectors)


Skema nilai dan vector merupakan gambaran akhir dari tingkahlaku dalam teori
henry murray. Berdasarkan murray, manusia dalam melakukan apapun memiliki
tujuan untuk mencapai tujuan akhirnya. Murray mengklasifikasikan tujuan hidup
manusia menjadi 7 nilai, yaitu :
a. Bodi (kenyamanan fisik)
b. Property (kekayaan)
c. Otoritas (kekuasaan)

13
d. Afiliasi (afeksi interpersonal)
e. Ilmiah (ilmu pengetahuan)
f. Estetik (keindahan)
g. Idiologi (system nilai, filsafat, agama)

Vector merupakan kecenderungan untuk bertindak, dengan taraf umum pilihan


jenis tingkah laku dari prosiding: tingkah laku yang terus menerus dipakai tidak
peduli prosidingnya. Murray membagi vector menjadi 11, yaitu :
a. Rejeksi (menolak)
b. Resepsi (menyerap)
c. Akusisi (berusaha memperoleh)
d. Konstruksi (membangun)
e. Konservasi (memelihara)
f. Ekspresi (menyatakan diri)
g. Transmisi (menyampaikan)
h. Ekspulsi (menyaring)
i. Destruksi (menyerang)
j. Dependansi (bertahan)
k. Avoidan (menghindar)

8. Regnan (regnancy): Dasar Fisiologis Tingkahlaku


Regnan merupakan variable fisiologik yang menyokong semua fenomena
psikologis, memiliki wujud berupa proses yang saling tergantung yang merupakan
konfigurasi dalam otak yang mengatur tingkah laku. Dalam teorinya murray
menekankan pentingnya proses fisiologis dalam pengaturan tingkah laku, yang
dinamakan sebagai regnan. Murray mengatakan semua regnan adalah proses sadar,
tapi tidak semua regnan adalah proses sadar.

2.5 Perkembangan Kepribadian dan Psikopatologi


1. Kompleks – kompleks Anak – anak

14
Perkembangan kepribadian pada teori Murray memiliki sifat longitudinal, dimana
lebih menekankan pada perkembangan secara individu. Pendekatan yang dilakukan
oleh Murray memiliki kemiripan dengan milik Freud. Dalam teorinya membahas
tentang pengalaman masa awal anak – anak serta terbentuknya pola tingkah laku pada
saat itu.
a. Komplek klaustral
Kepuasan hidup di dalam kandungan. Di kandungan terasa sangat aman,
tenang, dan sangat tergantung. Sehingga kondisi tersebut sering diharapkan untuk
dapat dialami kembali. Terdapat tiga bentuk komplek klaustral :
- Pertama = keinginan untuk mencari kepuasan dengan cara berada di suatu
tempat yang sempit, hangat, gelap, aman, dan tenang.
Dapat dilakukan dengan cara berada dibawah selimut hangat saat pagi hari,
dan memiliki ruangan yang tenang atau kedap suara.
- Kedua = terbentuk karena perasaan tidak berdaya dan perasaan tidak
mendapatkan perhatiaan saat didalam kandungan. Hal tersebut dapat
menyebabkan seseorang menjadi takut saat berada di tempat yang terbuka,
takut pada situasi yang baru, takut terjatuh, dan lain – lain.
- Ketiga = terbentuk karena kompleks anti pada kandungan. Hal tersebut dapat
menyebabkan ketakutan kehabisan nafas dan takut terkurung sehingga
terbentuklah klaustrofobia atau takut pada tempat tertutup. Lebih menyukai
tempat terbuka dan tidak dikekang.
b. Komplek oral
Mendapatkan kepuasan dengan cara menghisap makanan baik menyusui
langsung dari ibu maupun dari botol. Sambil berbaring dengan aman dan pasrah
bergantung dalam lengan.
- Kompleks oral kasihan (succorance)
Merupakan perpaduan dari aktivitas mulut, kecenderungan bertindak pasif,
dan selalu ingin dilindungi serta dibantu. Bentuk perilakunya adalah haus
akan kasih sayang, menghisap, mencium, makan minum.
- Komplek oral agresi

15
Merupakan perpaduan dari kompleks oral dan aktivitas agresi seperti
menggigit dan membentak.
- Kompleks oral penolakan (rejection)
Seperti muntah, suka pilih pilih makanan, tidak berselera makan, suka
menyendiri.
c. Kompleks anal
Kepuasan yang didapat dengan cara bebas waktu defekasi (BAB) dan saat
latihan buang air secara teratur.
- Kompleks anal retensi
Perilaku dalam kompleks ini adalah suka menimbun, menabung, dan
mengumpulkan sesuatu. Orang pada kompleks ini biasanya merupakan orang
yang teratur, rapi, dan bersih.
- Kompleks anal ditolak
Seperti senang dengan defakasi, dan senang dengan kotoran atau sesuatu yang
mirip dengan kotoran (lumpur). Dalam kompleks ini juga sering terjadi agresi
seperti membanting dan melempar. Orang pada kompleks ini biasanya
merupakan orang yang tidak teratur dan kotor
d. Kompleks uretral
Kepuasan yang didapat saat melakukan buang air kecil. Dapat disebut juga
dengan kompleks ikarus (icarus). Pada kompleks ini berhubungan dengan orang
yang memiliki sifat ambisi yang berlebihan, sangat mencintai dirinya sendiri,
berangan – angan terlalu tinggi tapi akan hancur jika mengalami kegagalan.
e. Kompleks kastrasi
Murray tidak satu pikiran dengan Freud yang menyatakan bahwa ketakutan
kestrasi adalah sumber dari kecemasan orang dewasa. Menurut Murray kompleks
ini merupakan suatu “fantasi penis yang mungkin akan dipotong”. Ketakutan
kastrasi itu muncul dan berkembang dari masturbasi pada usia anak anak yang
bersamaan dengan hukuman yang berasal orang tua.

2. Perkembangan Kebutuhan Berprestasi (n-Ach)

16
Menurut Murray, orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi, akan
lebih menunjukkan perbedaan dengan orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi
yang rendah. Tidak dapat dipastikan apa yang menyebabkan n-Ach agar dapat
menjadi tinggi maupun menjadi rendah. Namun perkembangan kebutuhan berprestasi
juga tergantung dari pola asuh anak dan bagaimana kedekatan anak dengan orang
tuanya / lingkungannya.
a. Ciri seseorang yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi
- Memiliki kemampuan yang lebih kompetitif
- Memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keberhasilannya
- Senang dengan hal yang menantang tetapi tetap realistik
- Lebih memilih tugas yang tingkat kesulitannya cukupan, yang belum pasti
dapat diselesaikan atau tidak
- Senang dengan metode kerja interprener yang beresiko namun tetap
disesuaikan dengan kemampuannya
- Tidak mau menerima pekerjaan rutin
- Senang dengan pencapaiannya, tidak cepat berpuas diri, konsep diri yang
positif, dan selalu berprestasi di sekolahnya
b. Seseorang yang memiliki anteseden n-Ach yang tinggi
- Banyak menerima tekanan dari orang tua dan lingkungan budayanya tentang
masalah berprestasi karena dianggap suatu hal yang penting
- Anak diminta untuk percaya diri dan berusaha menetapkan tujuan untuk
menjadi orang yang memiliki prestasi tinggi
- Pekerjaan yang dimiliki orang tua berpengaruh untuk mendorong anak dalam
meningkatkan motivasi berprestasi
- Pertumbuhan ekonomi dan kelas sosial yang tinggi dapat mempengaruhi n-
Ach anak

3. Determinan Perkembangan
Menurut Murray, kepribadian seseorang merupakan suatu hasil akumulasi yang
dihasilkan oleh interaksi antara kemasakan genetik dengan faktor pengalaman
(empirik). Hal tersebut disebabkan karena kepribadian seseorang berhubungan

17
dengan struktur dan fungsi otak, serta tingkah laku seseorang merupakan proses
interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungannya. Determinan
perkembangan dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Determinan kemasakan genetik
Merupakan seluruh keadaan fisik seseorang yang ada pada saat itu. Yang
termasuk dalam determinan ini seperti usia, tipe tubuh, kekuatan fisik, dan lain –
lain. Program genetik sangat menentukan pada usia awal karena disposisi dan
bakat mulai muncul dan tumbuh. Menurut Murray terdapat tiga era yang saling
tumpang tindih :
- Era psikometabolik
Terjadi pada usia bayi sampai dengan dewasa awal. Perkembangan ini
memiliki ciri kemajuan, pembentukan, dan kreativitas
- Era anabolik
Terjadi pada usia dewasa awal sampai pertengahan. Perkembangan ini
memperkuat dan menstabilkan struktur dan fungsi dari otak
- Era catabolic
Terjadi pada usia tua. Perkembangan yang terjadi adalah keseimbangan,
dengan lebih menekankan pada pemeliharaan dan memperkuat apa yang
sudah ada. Karena struktur yang melatar belakangi sudah mulai rusak.
b. Determinan keanggotaan kelompok
Kepribadian dari seseorang terbentuk sesuai dengan dimana individu /
aspirasi itu berada. Misalnya keluarga, agama, ras, sosio ekonomi, dan lain – lain.
menjadi bagian dari kelompok akan dapat mempengaruhi kepribadian, karena
menjadi anggota berarti memasuki lingkungan sosial / sistem sosial tertentu.
c. Determinan Peran
Peran merupakan hal yang dianggap berbeda dengan kelompok karena
potensinya yang besar dalam membentuk kepribadian yang berbeda – beda
dalam kelompok. Budaya telah menentukan peran dalam kelompok. Misalnya
dalam peran seks, yaitu : ketika anak perempuan diajarkan oleh orang tua
tentang peran yang seharusnya dilakukan, dan peran tersebut berbeda dengan
anak laki – laki.

18
d. Determinan situasi
Kepribadian milik seseorang dapat dibentuk berdasarkan pengalaman
yang telah dialaminya. Pengalaman sehari – hari yang tidak teratur juga termasuk
dalam pembentukan kepribadian seseorang. Determinan ini dapat disebut juga
dengan determinan empirik (pengalaman). Contoh situasi yang dapat terjadi
adalah :
- Kejadian yang terjadi di tempat seseorang
- Perwujudan disposisi, yang mucul karena terdapat suatu kejadian khusus
pada lingkungannya
- Usaha dalam menyelesaikan sesuatu, dan dampak dari perilaku itu,
reinforcement negatif atau positif.

4. Belajar
Menurut Murray, faktor genetik sangat berperan dalam terbentuknya delighter
(pusat bahagia) dan distressor (pusat kesedihan) yang berada di otak. Belajar akan
memberikan efek untuk mengetahui apa yang dapat menimbulkan kesenangan dan
apa yang dapat menimbulkan kesedihan. Dan kemudian delighter dan distressor
yang nantinya akan membentuk kepribadian, dan dapat mengarahkan untuk
mendapatkan kesenangan dan menjauhi kesedihan
Sumber terbentuknya delighter dan distressor dapat dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan waktu terjadinya
- Sumber retrospektif
Ingatan dari masa lalu yang menyenangkan atau menyedihkan.
- Sumber spektif
Ingatan yang berasal dari pengalaman masa kini
- Sumber prospektif
Melakukan antisipasi terhadap kenikmatan / kesedihan yang mungkin akan
terjadi di masa depan
b. Berdasarkan jenis kegiatannya
- Sumber sentral
Kegitan egosentrik (mementingkan diri sendiri) dan fantasi

19
- Sumber prestasi
Mempelajari keterampilan baru, kompetensi dan kemandirian
- Sumber transaksional
Hubungan antar pribadi
c. Berdasarkan tempat terbentuknya sumber
- Sumber yang berada di bagian tubuh
- Sumber yang berada di otak, seperti pusat emosi
- Sumber yang berada di jenis proses psikologis tertentu
- Sumber yang berada di konsensial / insankamil (Manusia yang dapat
mencapai prestasi yang tinggi)

2.6 Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan Teori Personologi
a. Penjelasan konsep tentang proses motivasional atau teori tentang kebutuhannya
yang mendalam, cermat, dan peka. Ia mengungkapkan 20 motif yang menurutnya
belum cukup untuk menggambarkan kompleksitas motivasi manusia.
b. Melengkapi teori Sullivan mengenai interaksi sebagai pembentuk personifikasi
diri, dengan analisis interaksi yang menjadi tekanan alfa dan tekanan beta untuk
menggambarkan interaksi antara individu dengan individu, dengan objek, dan
dengan lingkungan.
c. Konsep tentang kebutuhan dan tekanan telah digunakan secara luas, terutama di
kalangan ahli klinis dan peneliti yang menggunakan Thematic Apperception Test
(TAT).
d. Teorinya khas karena ia sama-sama menekankan pentingnya masa lalu dan masa
kini, tidak seperti teori lain yang lebih menekankan pada salah satu masa.

2. Kekurangan Teori Personologi


a. Teori Personologi menjadi tidak jelas dan membingungkan karena terlalu
kompleks, pandangan yang terlalu komprehensif, konsep yang saling
berhubungan, perubahan yang selalu ia lakukan, dan keterkaitan dengan teori
nonpsikologi yang ia gunakan.

20
b. Tidak memberikan asumsi psikologis yang dapat menghasilkan hipotesis untuk
diuji.
c. Tidak mampu menjelaskan bagaimana motif-motif mengalami transformasi dan
berkembang.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam psikologi kepribadian terdapat teori yang dikemukakan oleh Henry
Murray. Murray mengemukakan teori yang disebut sebagai personologi yang berfokus
kepada individu. Selain itu, dalam teori murray memuat aspek aspek yang mengarah
kepada psikologi humanistic, yang melihat manusia secara individu dan secara positif.
Untuk dapat mengetahui psikologi humanistic harus memahami pula teori dari Murray.
Struktur Kepribadian menurut Murray terdiri dai Id, Ego, Superego, Prosiding dan
serial, serta Ordinasi, Abilitas, dan Prestasi. Dinamika Kepribadian menurut Murray
terdiri dari Kebtuhan, peredaan tegangan, tekanan, interaksi dan kebutuhan dengan
tekanan, disposisi tematis, dan Arah tingkah laku nilai dan vector.

3.2 Saran
Sebaiknya ada penambahan referensi tentang teori kepribadian Henry Murray.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memilki kendala dalam pencarian referensi-
referensi berkaitan dengan Henry Murray.

22
Daftar Pustaka

Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.


Hall, C, dan Lindzey, G. 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologi). Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

23

Anda mungkin juga menyukai