Anda di halaman 1dari 4

Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik

Sejak abad ke-7,Psikologi Asosiasi merupakan salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi secara tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam (khsusnya fisika).Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam usaha mempelajari jiwa adalah meode analistis-sintesis. Metode ini, merupakan cara berpikir dalam ilmu pengetahuan alam, yang memandang alam ini terdiri atas unsur-unsur (elemen-elemen) dan terjadi proses pesenyawaan berdasarkan hukum-hukum tertentu. Di sini tidak diakui adanya faktor-faktor kejiwaan yang dibawa sejak lahir. Jiwa, menurut teori ini berisi ide-ide yang didapatkan melalui panca indra, dimemorikan dan saling diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan,kekontrasan, dan kelangsungan. Oleh karena jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara mekanis menurut menurut hukum-hukum tertentu, maka berarti jiwa dipandangnya pasif hanya hukum-hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Dan Psikologi lama menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:

Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul pada

saat yang sama dalam

kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya, benda dengan namanya, kampus dengan jalannya, barang dengan bahannya, dan lain-lain.

Hukum II : Hukum peraturan: benda atau peristiwa yang mempunyai perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya, huruf-huruf dari alfabet, melodi, sanjak, dan lain-lain.

Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian): tanggapan-tanggapan yang hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya, potret dengan orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir, dan lain-lain.

Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan teasosiasi bersama. Misalnya, kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, gemuk-kurus, dan lain-lain.

Hukum V : Hukum galur atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan yang mempunyai perkaitan yang logis satu sama lain, akan terasosiasi bersama. Misalnya, liburan dengan pesiar, musim barat dengan hujan, musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain.[1]

Tokohnya Psikologi Asosiasi ialah, John Locke (abad 17), kemudian aliran ini diikuti oleh David Hume, Hertley John Stuart Mill, dan Herbert Spencer.

1.

Pendirian Psikologi Asosiasi

1)

Dalil pokok: Jika beberapa elemen (unsur) bersama-sama atau berturut-turut masuk ke dalam

kesadaran, dengan sendirinya terjadi hubungan antar unsur-unsur itu. Hubungan ini disebut Asosiasi.

Ciri-ciri daripada Asosiasi itu adalah:

a)

Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.

b)

Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu masuk bersama-sama ke dalam

kesadaran.

c)

Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat masing-masing elemen.

2)

Metode kerja Psikologi Asosiasi:

Ilmu jiwa Asosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya (mekanika), dan darinya dipakai analitis-sintesis dalam kalangan ilmu jiwa.

Analitis: Orang berusaha mengadakan analisis untuk mengembalikan semua gejala jiwa kepada unsur yang paling sederhana, yakni tanggapan segala sesuatu yang terjadi dalam kesadaran berasal dari elemenelemen tersebut. Bahkan semua gejala jiwa yang lebih tinggi (misalnya memikir, merasa, menghendaki) dapat dikembalikan kepada tanggapan.

Sintesis: Orang berusaha mengadakan sintesis, menyusun gejala-gejala jiwa yang lebih pelik dari unsurunsur pangkal yakni tanggapan.[2]

Tanggapan-tanggapan, ingatan-ingatan, dan pengindraan, merupakan unsur-unsur jiwa yang diutamakan oleh aliran ini. Dengan metode alistis-sintesis, aliran ini meenganalisis jiwa. Dengan analitis dia berusaha menguraikan gejala-gejala kejiwaan pada unsur-unsur pokok berupa tanggapan-tanggapan. Dengan sintesis, mereka menata tanggapan-tanggapan tersebut secara asosiatif menjadi gejala-gejala psikologi yang bersenyawa.

Perbedaan

Ilmu Jiwa Asosiasi

1.

Semua gajala kejiwaan terjadi dari unsur-unsur yakni tanggapan.

2.

Bagian-bagian (unsur) itu menjadi suatu proses penggabungan yang disebut Asosiasi. Dalam jumlah ini unsur-unsur tetap berdiri sendiri dan jumlah itu benar-benar hanya merupakan gabungan unsurunsur.

Ilmu Jiwa Gestalt

1. 2.

Dalam alat kejiwaan tidak terdapat unsur-unsur melainkan gestalt (keseluruhan). Tiap bagian tidak berarti sama sekali; baru mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan. Tiap bentuk tertentu dari kesatuan itu disebut Gestalt.[5]

Aliran Asosiasi

Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu adalah prosesasosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada terlebih dahulu, sedangkan keeluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. Salah seoarang tokoh aliran asosiasi ini yang terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri. Dalam hal ini Locke membedakan adanyadua macam pengalaman, yaitu: a) Pengalaman luar Yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera, yang menimbulkan sensations, b) Pengalaman dalam Yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri, yang menimbulkan reflektions. Kedua macam kesan itu, yatu sensations dan reflektions merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas), yang kemudian dalam asosiasi membentuk pengertian yang kompleks (kompleks ideas).

Aliran asosiasi tersebut setidak-tidaknya dalam bentuknya seperti dikemukakan di atas itu, kini tinggal ada dalam sejarah; akan tetapi pengaruhnya dalam lapangan pendidikan pengajaran belum lama ditinggalkan orang. Metode mengajar, membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis, belum lama kita tinggalkan, atau malah mungkin masih ada yang mengikuti; metode-metode tersebut dasar psikologisnya adalah psikologi asosiasi.

Anda mungkin juga menyukai