Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR PERHATIAN, PENGAMATAN,

PERSEPSI DAN FANTASI


DALAM PROSES BELAJAR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Taufik Burhanudin Aziz, S.Ag., M.A.

Disusun Oleh :

1. Yahya (20104060013)
2. Nurul Umah (20104060014)
3. Fajar Aulia Muhammad (20104060015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pengantar studi islam dengan judul “Konsep Dasar Perhatian,
Pengamatan, Persepsi dan Fantasi Dalam Proses Belajar” tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Taufik Burhanudin Aziz, S.Ag., M.A. selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan dan pihak-pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Yogyakarta, 12 April 2021

Penulis

DAFTAR IS

ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Konsep Dasar Perhatian Dalam Proses Belajar..............................................................2
1. Pengertian Perhatian....................................................................................................2
2. Macam-Macam Perhatian............................................................................................2
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian.............................................................4
4. Bentuk-Bentuk Perhatian.............................................................................................4
B. Pengamatan/Observasi....................................................................................................5
1. Pengertian Pengamatan...............................................................................................5
2. Syarat-Syarat Terjadinya Pengamatan........................................................................5
3. Jenis-Jenis Pengamatan...............................................................................................6
C. Persepsi...........................................................................................................................6
1. Pengertian Persepsi......................................................................................................6
2. Teori-Teori Persepsi....................................................................................................7
3. Jenis-Jenis Persepsi.....................................................................................................8
4. Komponen Pembentukan Persepsi..............................................................................8
5. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.........................................................................9
D. Fantasi...........................................................................................................................10
1. Pengertian Fantasi.....................................................................................................10
2. Macam-Macam Fantasi.............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
KESIMPULAN....................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Secara


faktual, mendidik merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk
manusia. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk
meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi
berikutnya. Dengan pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan dapat berkembang seluruh potensi yang dimilikinya
sehingga menjadi manusia yang relatif lebih baik, berbudaya, dan manusiawi.
Persoalan mental atau emosional akan lebih banyak ditemui oleh guru, salah satunya
adalah perhatian siswa pada saat pembelajaran.

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Selain itu


dalam pembelajaran juga diperlukan sebuah pengamatan yang baik oleh para siswa.
Dan dalam merealisasikan hasil belajar nya dibutuhkan persepsi dan fantasi. Maka
dari itu kami akan memaparkan materi untuk menjelaskan hal-hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dan konsep dasar perhatian dalam proses belajar?


2. Bagaimana pengertian pengamatan dalam proses belajar?
3. Bagaimana pengertian persepsi dalam proses belajar?
4. Bagaimana pengertian fantasi dalam proses belajar?

C. Tujuan

Makalah dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai


konsep dasar perhatian, pengamatan, persepsi dan fantasi dalam proses belajar, serta
untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan.

iv
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Perhatian Dalam Proses Belajar
1. Pengertian Perhatian
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek
yang direaksi pada sesuatu waktu. Menurut Abu Ahmadi (2003: 145) perhatian
merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam
maupun di luar dirinya. Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan, dan gejala perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi
jiwa yang lain.
Menurut Purwadarminta (KBBI, 2002: 351) perhatian merupakan minat atau
hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (KBBI, 1996:
504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian merupakan
kepedulian atau kesiapan untuk memperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata
(2004: 14) terdapat dua pengertian perhatian. Yang pertama, perhatian merupakan
pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. Yang kedua, perhatian
merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang
dilakukan. Slameto (2010: 105) menyatakan bahwa perhatian adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang
datang dari lingkungannya.
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian
merupakan kegiatan seseorang yang tertuju pada suatu objek. Perhatian siswa
dalam pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang dilakukan di dalam kelas yang
tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

2. Macam-Macam Perhatian
Menurut Abu Ahmadi (2003: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa
macam, yaitu:
a. Perhatian spontan dan disengaja.
Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya
karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Sedangkan
perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan
karena adanya tujuan tertentu dengan ditujukan kepada objek.

v
b. Perhatian statis dan dinamis.
Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang
yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak
berkurang kekuatannya. Perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah
berubah-ubah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian
terhadap sesuatu tetap kuat maka dibutuhkan perangsang baru.
c. Perhatian konsentratif dan distributif.
Perhatian konsentratif adalah perhatian yang hanya ditujukan kepada
satu objek tertentu. Perhatian distributif adalah perhatian yang dilakukan
orang yang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan
dalam waktu yang bersamaan.
d. Perhatian sempit dan luas.
Orang yang memiliki perhatian sempit dengan mudah dapat
memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, orang semacam
itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain. Orang yang
mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian di
sekelilingnya. Perhatiannya tidak dapat mengarah ke hal-hal tertentu, mudah
terangsang, dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal-hal yang baru.
e. Perhatian fiktif dan fluktuatif.
Perhatian fiktif yaitu perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal
dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya.
Perhatian fluktuatif orang yang bertipe perhatian ini pada umumnya dapat
memperhatikan bermacammacam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak
seksama. Perhatiannya sangat subjektif sehingga yang melekat padanya
hanyalah hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya.

Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 14), perhatian dapat dibedakan menjadi


beberapa golongan, yaitu:
a. Atas dasar intensitasnya.
Yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin, semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
atau pengalaman batin berarti semakin intensif perhatiannya. Dan semakin
intensif perhatian yang menyertai maka akan makin sukses aktivitas itu.
b. Atas dasar cara timbulnya.

vi
Yaitu perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tidak
sengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).
c. Atas dasar objek yang dikenai perhatian.
Yaitu perhatian terpancar (distributif) dan perhatian terpusat.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian


Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perhatian, yaitu:
a. Pembawaan.
b. Latihan dan kebiasaan.
c. Kebutuhan.
d. Kewajiban.
e. Keadaan Jasmani.
f. Suasana jiwa.
g. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri.
4. Bentuk-Bentuk Perhatian
Sugihartono (2007:79) menyatakan bahwa perhatian siswa muncul karena
adanya rasa ingin tahu, rasa ingin tahu tersebut juga memerlukan sebuah
rangsangan sehingga siswa dapat memberikan perhatiannya pada materi yang
dipelajari. Agar berminat dalam pembelajaran tersebut guru bisa mendorong
keterlibatan siswa dalam aktivitas belajarnya.
Slameto (2010: 156) menyatakan bahwa ada beberapa proses belajar, yaitu
bertanya, bertindak, mencari pemecahan, menemukan masalah, menganalisis,
membuat sintesis, berpikir, menghasilkan atau memproduksi, menyusun,
menciptakan, menerapkan, mengujikan, memberikan kritik yang bersifat
konstruktif, merancang, dan melakukan penilaian.
Perhatian siswa merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu
proses pembelajaran atau aktivitas belajar. Aktivitas yang ditunjukkan di atas
merupakan aktivitas belajar secara keseluruhan, maksudnya yaitu aktivitas yang
digunakan untuk semua mata pelajaran. 1
B. Pengamatan/Observasi
1
Masitoh, D, BAB II LANDASAN TEORI, (2015), 22-37. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.iainkediri.ac.id/952/3/932104611-
bab2.pdf&ved=2ahUKEwjjy5Cmh-
7vAhUB7XMBHU48AysQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw0CsSSgVW2fh_QCrZkp9U0d&cshid=161786468
1256

vii
1. Pengertian Pengamatan
Menurut Pauline Young, pengamatan adalah suatu studi yang dilakukan
dengan sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan terhadap gejala-
gejala spontan yang terjadi.
Sedangkan Jakoda mendefinisikan pengamatan secara luas tapi lebih
kabur, yaitu pengamatan adalah cara paling dasar untuk mendapatkan informasi
mengenai gejala-gejala sosial.2
Pengamatan dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan
orang lain. Proses pengamatan awalnya berlangsung secara tidak sadar kemudian
irasional (berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan yang tidak
diperhitungkan). Pengamatan berguna untuk melengkapi system norma, cita-cita,
dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi.
Menurut Agus Sujanto mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi
adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Indra tersebut
adalah indera penglihatan, pendengar, pembau, perasa, peraba, keseimbangan,
perasa urat daging (kinestesi), dan perasa jasmaniah (organis).
Pengamatan melalui 3 saat, yaitu:
a. Saat alami (saat physis), saat indera menerima perangsang dari luar.
b. Saat jasmani (saat physiologis), saat perangsang diteruskan urat syarat
sensorik ke otak.
c. Saat rohani (saat psychis), saat sampainya perangsang ke otak
(menyadari rangsangan dan bertindak).

5. Syarat-Syarat Terjadinya Pengamatan


a. Ada perhatian kita kepada perangsang
b. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
c. Urat syarat sensoris harus dapat meneruskan perangsang ke otak.
d. Kita dapat menyadari perangsang itu.3

6. Jenis-Jenis Pengamatan

Dra.S.W.Indrawati, M.Pd.,Psi., Dra. Herlina, Psi.,IfaMisbach, S.Psi.,Psi., HANDOUT MATA KULIAH


2

PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI), (2007), 1-2.

3
Mardansyah, PSIKOLOGI UMUM, (2017), 14-15.
https://www.academia.edu/32571047/MAKALAH_PSIKOLOGI_UMUM

viii
Berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya, Pauline Young membagi
observasi menjadi 2, yaitu:
a. Controlled observation (observasi terstruktur).
Adalah observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan
biasanya dibantu dengan alat yang peka. Biasanya terperinci dan
rancangannya sangat kompleks.
b. Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur).
Adalah proses observasi yang dilakukan secara spontan pada suatu gejala
tertentu tanpa alat yang peka. Pedoman observasi sangat sederhana dan
tanpa suatu rancangan.4
C. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Dalam psikologi kita mengacu pada dunia fisik sekaligus dunia mental.
Penghubung realitas eksternal dengan dunia mental berpusat di sistem sensorik.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Sedangkan persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian
terhadap informasi sensorik. Pada dasarnya, sensasi mengacu pada pendeteksian
dini terhadap stimulus. Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah:
a. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan
bantuan indera.
b. Kesadaran dari proses-proses organis.
c. Titchener/ satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti
yang berasal dari pengalaman di masa lalu, variabel yang menghalangi
atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk
melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang.
d. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang
serta merta mengenai sesuatu.

Fieldman (1999) menyatakan “Perception a constructive process by which


we go beyond the stimuli that are presented to us and attempt to construct a

Dra.S.W.Indrawati, M.Pd.,Psi., Dra. Herlina, Psi.,IfaMisbach, S.Psi.,Psi., HANDOUT MATA KULIAH


4

PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI), (2007), 2.

ix
meaningful situation.” Persepsi menurut Fieldman merupakan sebuah proses
konstruktif dimana kita menerima stimulus dan berusaha untuk memahami situasi
yang bermakna. Sedangkan Morgan (1987) menyatakan “Perception refers to the
way the work, sound, feel, tastes, or smell. In other works, perception can be
defined as whatever is experienced by a person” yaitu persepsi mengacu pada cara
kerja, suara, rasa, selera, atau bau. Dengan kata lain, persepsi dapat didefinisikan
apa pun yang dialami oleh seseorang.
7. Teori-Teori Persepsi
Ada dua teori utama yang dipelajari tentang cara manusia memahami
dunia, yaitu:
a. Persepsi Konstruktif.
Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa
selama persepsi, kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa
yang kita ketahui. Dengan demikian, persepsi adalah sebuah efek
kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengalaman
dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan
dari pengalaman.
b. Persepsi Langsung.
Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli
adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan
kognisi tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah
mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
James Gibson dan James Cutting menyatakan bahwa persepsi langsung
mengasumsikan bahwa keanekaragaman lapisan-lapisan optik sama
kayanya dengan keanekaragaman dalam dunia ini. Para psikologis yang
berorientasi ekologis mendukung pernyataan ini menyatakan bahwa
stimulus itu sendiri telah memiliki informasi yang cukup untuk
menghasilkan persepsi yang tepat dan tidak memerlukan adanya
representasi internal.
Kedua teori tersebut menampilkan dalil-dalil yang saling bertentangan dan
tidak mungkin diperdamaikan. Meski demikian, pada analisis yang lain, kedua
teori tersebut dapat dipandang saling melengkapi bukannya saling bertentangan.
Pandangan konstruktif tentang persepsi tampaknya masuk akal karena saat kita

x
memahami kata-kata tersebut kita memiliki pengetahuan sesuai tentang makna
kata-kata tersebut. Kedua teori tersebut menjelaskan persepsi dengan baik, namun
berfokus pada tahap-tahap proses yang berbeda. Pandangan persepsi langsung
adalah penting bagi pemahaman kita terhadap persepsi untuk menekankan
pentingnya stimuli sensorik, mengindikasikan bahwa pemrosesan stimuli
berlangsung secara sederhana dan langsung, dan bahwa kognisi dan persepsi
adalah fenomena yang alamiah dan ekologis suatu pandangan yang selaras dengan
perspektif kognitif evolusioner. Meskipun persepsi langsung membantu kita
memahami beberapa persepsi awal terhadap kesan-kesan sensorik, teori persepsi
konstruktif berguna dalam pemahaman kita tentang bagaimana kesan-kesan
sensorik dipahami oleh otak.

8. Jenis-Jenis Persepsi
Menurut Irwanto, hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Persepsi positif.
Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya
atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang diteruskan dengan upaya
pemanfaatannya.
b. Persepsi negatif.
Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya
atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek
yang dipersepsi.
Persepsi baik yang positif ataupun yang negatif akan selalu mempengaruhi
diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dan persepsi dianggap positif
ataupun negatif tergantung pada bagaimana cara individu menggambarkan
pengetahuannya tentang obyek yang dipersepsi.

9. Komponen Pembentukan Persepsi


Menurut Sobur (2003) dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen
utama yaitu:
a. Seleksi.
Adalah penyampaian oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. Setelah diterima,
rangsangan atau data diseleksi.
b. Interpretasi.

xi
Adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interpretasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi,
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi
yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek
menjadi sederhana.
c. Pembulatan.
Adalah penarikan kesimpulan dan tanggapan terhadap informasi
yang diterima. Persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap
yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat/ sikap dan reaksi
terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang
tersembunyi (pembentukan kesan).

10. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Shaleh (2009) menjelaskan persepsi lebih bersifat psikologis ada beberapa
faktor yang mempengaruhi:
a. Perhatian yang selektif.
Individu harus memusatkan perhatiannya pada suatu rangsang
tertentu.
b. Ciri-ciri rangsang.
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih
menarik perhatian, demikian juga rangsang yang paling besar di antara
yang kecil, yang latar belakangnya kontras dan intensitas rangsangnya
paling kuat yang akan menarik perhatian.
c. Nilai dan kebutuhan individu.
Setiap orang mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam
mengamati sesuatu.

d. Pengalaman dahulu.
Pengalaman terdahulu yang dimiliki individu sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsi sesuatu.5
5
Grafiyana, G A, BAB II KAJIAN TEORI Definisi Persepsi Dalam Psikologi Belajar. (2015), 14-20.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.uin-

xii
D. Fantasi
1. Pengertian Fantasi
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan atau
bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari
keadaan yang dihadapinya dan menjangkau keadaan-keadaan yang akan
mendatang.
Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi secara disadari
yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasi-fantasinya. Misal
seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya.
Dan fantasi juga terjadi walaupun tidak disadari, yaitu apabila individu tidak
seeara sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai
pada Anak-anak. Misal seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai dengan
keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalam hal
semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.

11. Macam-Macam Fantasi


Secara umum fantasi merupakan aktivitas yang menciptakan, namun
masih dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Fantasi yang menciptakan.
Yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu.
Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model pakaian atas dasar
daya fantasinya.
b. Fantasi yang dituntun atau yang dipimpin.
Yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak
lain. Misal seseorang yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa
yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat
lain dengan perantaraan film itu, sehingga dengan demikian fantasinya
dituntun oleh film tersebut.
Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
a. Fantasi yang mengabstraksi.
Yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa
bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal anak yang
malang.ac.id/1660/6/11410100_Bab_2.pdf&ved=2ahUKEwiVt-
bc7PDvAhVw8XMBHeNSDGsQFjACegQIHhAC&usg=AOvVaw34U-jPhI3-hrFg7YGEsuSc

xiii
belum pemah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah
bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Bayangan lapangan ini dipakai
sebagai loncatan untuk menjelaskan gurun pasir tersebut. Dalam anak
berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian-bagian lapangan yang
diabstraksikan. Dalam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti
lapangan, tetapi tanpa pohonpohon di sekitamya, dan tanahnya itu
melulu pasir semua, bukan rumput.
b. Fantasi yang mendeterminasi.
Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih
dahulu. Misal anak belum pemah melihat harimau. Yang telah mereka
lihat kucing, maka kucing digunakan sebagai bahan untuk memberikan
pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam
bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya besar.
c. Fantasi yang mengombinasi.
Yaitu orang berfantasi dengan cara mengombinasikan pengertian-
pengertian atas bayangan-bayangan yang ada pada individu. Fantasi
yang mengombinasi inilah yang banyak digunakan orang. Misal ingin
membuat rumah dengan mengombinasikan model Eropa dengan
atapmodel Minangkabau.6

BAB III
KESIMPULAN
Perhatian merupakan kegiatan seseorang yang tertuju pada suatu objek. Perhatian
siswa dalam pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang dilakukan di dalam kelas yang tertuju
pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Menurut Abu Ahmadi (2003: 148), perhatian
6
Thahir, Andi, PSIKOLOGI BELAJAR Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar, (2014), 30-
33.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.radenintan.ac.id/845/1/Buku_Psikologi_Belajar_Andi_Thahir.pd
f&ved=2ahUKEwjpxaWU8PDvAhWj4XMBHaA5CEIQFjABegQIBBAC&usg=AOvVaw1V489Pwf1m93kFtr
0X5Fat

xiv
dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: perhatian spontan dan disengaja,perhatian statis
dan dinamis,perhatian konsentratif dan distributif,perhatian sempit dan luas, perhatian fiktif
dan fluktuatif.
Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perhatian, yaitu: pembawaan, latihan dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani,
suasana jiwa, kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri. Sugihartono (2007:79)
menyatakan bahwa perhatian siswa muncul karena adanya rasa ingin tahu, rasa ingin tahu
tersebut juga memerlukan sebuah rangsangan sehingga siswa dapat memberikan perhatiannya
pada materi yang dipelajari. Agar berminat dalam pembelajaran tersebut guru bisa
mendorong keterlibatan siswa dalam aktivitas belajarnya.
Menurut Pauline Young, pengamatan adalah suatu studi yang dilakukan dengan
sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan terhadap gejala-gejala spontan yang
terjadi. Syarat-syarat terjadinya pengamatan yaitu, ada perhatian kita kepada perangsang, ada
perangsang yang mengenai alat indera kita, urat syarat sensoris harus dapat meneruskan
perangsang ke otak, kita dapat menyadari perangsang itu. Berdasarkan prosedur dan
pelaksanaannya, Pauline Young membagi observasi menjadi 2, yaitu: controlled observation
(observasi terstruktur) dan Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur).
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: proses mengetahui atau
mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, kesadaran dari proses-proses
organis, titchener/ satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal
dari pengalaman di masa lalu, variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal
dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang,
kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai
sesuatu. Ada dua teori utama yang dipelajari tentang cara manusia memahami dunia, yaitu:
persepsi konstruktif dan persepsi langsung.
Menurut Sobur (2003) dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu:
seleksi, interpretasi, dan pembulatan. Shaleh (2009) menjelaskan persepsi lebih bersifat
psikologis ada beberapa faktor yang mempengaruhi: perhatian yang selektif, ciri-ciri
rangsang, nilai dan kebutuhan individu, dan pengalaman dahulu.
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan atau bayangan baru.
Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan
menjangkau keadaan-keadaan yang akan mendatang. Secara umum fantasi merupakan
aktivitas yang menciptakan, namun masih dibedakan menjadi 2, yaitu: fantasi yang
menciptakan dan fantasi yang dituntun atau yang dipimpin. Dilihat dari caranya orang

xv
berfantasi, fantasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: fantasi yang mengabstraksi, fantasi yang
mendeterminasi, dan fantasi yang mengombinasi.

Daftar Pustaka
Dra.S.W.Indrawati, M.Pd.,Psi., Dra. Herlina, Psi.,IfaMisbach, S.Psi.,Psi., HANDOUT MATA
KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI), (2007), 1-2.
Grafiyana, G A, BAB II KAJIAN TEORI Definisi Persepsi Dalam Psikologi Belajar. (2015),
14-20. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.uin-
malang.ac.id/1660/6/11410100_Bab_2.pdf&ved=2ahUKEwiVt-

xvi
bc7PDvAhVw8XMBHeNSDGsQFjACegQIHhAC&usg=AOvVaw34U-jPhI3-
hrFg7YGEsuSc
Thahir, Andi, PSIKOLOGI BELAJAR Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar,
(2014), 30-33. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.radenintan.ac.id/845/1/Buku_Psikologi
_Belajar_Andi_Thahir.pdf&ved=2ahUKEwjpxaWU8PDvAhWj4XMBHaA5CEIQFjA
BegQIBBAC&usg=AOvVaw1V489Pwf1m93kFtr0X5Fat
Mardansyah, PSIKOLOGI UMUM, (2017), 14-15.
https://www.academia.edu/32571047/MAKALAH_PSIKOLOGI_UMUM
Masitoh, D, BAB II LANDASAN TEORI, (2015), 22-37. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.iainkediri.ac.id/952/3/932104611-
bab2.pdf&ved=2ahUKEwjjy5Cmh-
7vAhUB7XMBHU48AysQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw0CsSSgVW2fh_QCrZkp9
U0d&cshid=1617864681256

xvii

Anda mungkin juga menyukai