Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA

Perkembangan BK di Indonesia mulai tumbuh dan dikenal layanan Bimbingan dan Konseling
Sekolah, fokus layanan lebih ditekankan pada penanganan permasalahan siswa, terutama menyangkut
perilaku disiplin sekolah. Bimbingan dan Konseling dilakukan secara sporadik, oleh guru tanpa latar
belakang BK. Upaya mempersiapkan dan memenuhi tenaga profesional di bidang Bimbingan dan
Konseling dilakukan dengan:
Membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan pada tahun 1964 di Universitas Negeri Malang dan
Universitas Pendidikan Indonesia, Penyiapan tenaga ahli dan profesional dalam bidang BK Lembaga
Pendidikan Post Doktoral IKIP pada tahun 70-an, program ini menyiapkan para calon Magister dan
Doktoral Bimbingan dan Konseling, Pada tahun 1995, Sertifikasi tes bagi konselor telah diawali pada
tahun 1995 di Universitas Negeri Malang, dan Pada tahun 1999/2000, mulai dirintis Pendidikan Profesi
Konselor di Universitas Negeri Padang.
Pemikiran bimbingan dan konseling perkembangan pada dua atau tiga dekade terakhir di abad 20
mendorong pemikiran tentang model-model penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam seting
pendidikan. Model Bimbingan dan Konseling yang masuk di Indonesia pada tahun 1975 diwarnai
pemikiran ASCA pada tahun 1952 ketika dicanangkan konselor sekolah profesional. Model ini
menekankan kepada layanan pengumpulan data, informasi, penempatan, tindak lanjut dan evaluasi.
Pada tahun 1996-1999 model bimbingan dan konseling perkembangan merupakan model yang cukup
efektif dan mampu memperbaiki mutu layanan bimbingan dan konseling disekolah, model ini memiliki
kelayakan untuk diterapkan di semua jenjang pendidikan, namun beberapa prodi BK pencetak sarjana
bimbingan dan konseling di Indonesia masih tetap memakai pola BK 17+.
Sejalan dengan perkembangan Bimbingan dan Konseling pengakuan legal atas eksistensi konselor di
Indonesia ditetapkannya UU no 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat dinyatakan
bahwa konselor sebagai salah satu kualifikasi pendidik. Perubahan pada tahun 2014 dibarengi dengan
munculnya Permendikbud nomor 111 tahun 2014 memberikan penegasan pada profesi Guru BK adalah
pendidik yang berkualifikasi akademik minimal S1 bimbingan dan konseling dan memiliki kompetensi di
bidang bimbingan dan konseling, Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi S1
Bimbingan dan Konseling yang telah lulus Pendidikan Profesi Konselor dengan gelar .

 Tahun 1960 Beberapa sekolah dilaksanakan program bimbingan dan konseling yang hanya
terbatas pada bimbingan akademis.
 Dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan diteruskan oleh Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan tahun 1963 membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang
dikenal dengan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
 Decade 70-an Proyek Perintis Sekolah Pembangunan membawa harapan baru pada pelaksanaan
bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan.
 Tahun 1975 Secara formal Bimbingan dan Konseling diprogramkan di sekolah sejak
diberlakukannya Kurikulum Se kolah Menengah Atas Tahun 1975 yang menyatakan bahwa
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah . Salah satu
bagian kurikulum SMA Tahun 1975 ini adalah Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan . Pedoman
tersebut meliputi empat bagian antara lain: Bagian pertama membahas pendahuluan, hakekat,
prinsip, tujuan, fungsi, dan lingkup program BP. Bagian kedua membahas tentang kegiatan-
kegiatan dalam program bimbingan dan penyuluhan di SMA. Bagian ketiga membahas sarana
dan mekanisme pelaksanaan program BP d SMA. Bagian keempat memuat tentang lampiran dan
contoh-contoh .
 17 Desember 1975 Berdiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia di Malang, Jawa Timur. IPBI ini
memberikan pengaruh tehadap perluasan program bimbingan di sekolah.
 Decade 80-an Pemantapan mewujudkan layanan bimbingan yang progesional terutama
penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Pada tahun 1984, telah
dimasukkan bimbingan karier di dalamnya. Usaha tersebt di lanjutkan dengan diberlakukannya
UU No. 2 Tahun 1989 tentang sitem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.
 Tahun 1993 Dikeluarkan SK Menpan No. 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. Dalam pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evalusai pelaksanaan bimbingan, analisis hasil
pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggungjawabnya.
 Tahun 2001 Kongres IX IPBI di Lampung terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia .

PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI AMERIKA

Sejarah Pelayanan Konseling Pada Setting Masyarakat di Amerika

Konseling di masyarakat merupakan fenomena lama dan baru. Praktek konseling di masyarakat digagas
oleh penemu konseling yaitu Frank Person yang menemukan metode konseling karir di US pada jurusan
perkantoran di Boston . Ahli lain yang menawarkan konseling di masyarakat adalah Abraham dan
Hannah Stone yang pertama kali memulai konseling perkawinan di New York pada akhir tahun 1920-an
dan konseling untuk para klinician yang bekerja di kantor administrasi veteran sebelum dan setelah
perang dunia ke-II .

Konseling pada Setting MasyarakatAmerika

Konseling dilakukan diberbagai macam lingkungan ditengah masyarakat. Bentuk seperti konseling di
rumah sampai layanan telepon . Lingkungan tersebut lebih ditekankan pada perbedaan dari pada
persamaannya. Individu yang berasal dari budaya yang berbeda-beda adalah bagian dari lingkungan
tersebut yang kesemuanya saling berhubungan seperti fasilitas, dan konselor yang bekerja dilingkungan
tersebut harus bersifat multicultural dan peka .
Masalah yang dihadapi bermacam-macam, mulai dari kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan
hingga masalah yang berhubungan dengan mental.

•Konseling Keluarga

Konselor yang menangani konseling keluarga dipekerjakan oleh agensi. Contohnya konselor yang
dipekerjakan oleh Big Brotehr / Big sister, pinata perumahan, pusat layanan untuk wanita, layanan
keluarga. Lingkungan konselor yang demikian tidak sepenting cara mereka memberikan layanan.
Pada beberapa kasus, konseling keluarga merupakan konseling yang berdasarkan pada sistem . Konseling
keluarga berarti didalam keluarga yang bersifat dinamis dimana ada sebab dan akibat yang terjadi.
Selanjutnya konselor yang bekerja pada keluarga menganggap keluarga sebagai sebuah sistem yang
berbeda dari sistem yang lain, dan keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.
Meskipun pendekatan terhadap sistem terlihat luas, konselor keluarga memiliki pandangan yang lebih
luas mengenai isu yang dibahas .

•Outpatient dan Day Care Program

Konselor yang berpraktek dikomunitas outpatient dan day care program menghabiskan waktu mereka
dengan individu yang memiliki masalah kejiwaan, fisik, dan emosi. Mereka tidak berfungsi dan
bersosialisasi dengan baik tanpa adanya dukungan. Mereka bersosialisasi dengan sesama mereka yang
baru keluar dari rumah sakit jiwa, pusat rehabilitasi, atau dengan mereka yang memiliki kekurangan.

•Komunitas Individu yang menarik diri/merasa ditolak dalam masyarakat

Ada juga konselor yang memilih bekerja dengan komunitas orang-orang yang menarik diri, merasa
kehilangan, ditolak, merasa bersalah, tertekan dan marah dalam kehidupannya di masyarakat. Jumlah
mereka yang demikian banyak tak terlayani seperti dijelaskan Buttler Lewis & Sunderland «However the
number of individuals who are retired or who will be retiring in the foreseeable future is quite large an
underserved ».

•Pusat Adiksi/kecanduan konseling gerontology yang

Persoalan kecanduan selain pada narkotika juga perilaku gila bekerja workaholism dan perjudian adalah
masalah besar yang terjadi di Amerika . Dijelaskan bahwa perilaku adiksi adalah : «A persistent and
intense involvement with and stress upon a single behavior pattern, with a minimization or even an
exclusion of other behaviors, both personal and interpersonal».

•Pusat Rehabilitasi

Rehabilitasi focus pada memberikan layanan kepada individu yang memiliki kekurangan yang membatasi
kegiatan mereka dan fungsi mereka dimasyarakat . Proyek ADA pada tahun 1990 mengabarkan bahwa
ada sekitar 40 juta jiwa yang memiliki kekurangan di US. Dengan demikian, timbul kebutuhan yang lebih
besar untuk layanan rehabilitasi dan pusat rehabilitasi membutuhkan konselor.
Klien yang mendapatkan rehabilitasi adalah termasuk orang-orang memiliki kekurangan fisik, emosi,
mental, dan tingkah laku. Mereka individu yang berasal dari semua umur baik berasal dari budaya
minoritas atau mayoritas. Selanjutnya, konselor yang bekerja dengan orang yang memiliki kekurangan
harus cepat dan tanggap.

•Program Pertolongan untuk Pegawai terutama yang berada pada


EAPs didirikan dipusat-pusat bisnis di US baik itu yang berada dirumah atau dasar referral. Mereka
didedikasikan untuk meningkatkan fungsi individu pegawai perusahaan secara keseluruhan. Konselor
yang pada lingkungan tersebut menyediakan layanan informasi dan terapi. menggunakan cara khusus
dimana klien dilayani tergantung pada kemampuan konselor termasuk kebutuhan populasi.
Salah satu contoh bagaimana EAPs bekerja adalah Keer-, sebuah perusahaan energy yang terletak hanya
2 blok dari bangunan di Oklahoma, dibom pada tahun 19 April 1995. Setelah pengeboman tersebut,
perus-ahaan menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menyediakan layanan konseling untuk para
pegawai . Keer-McGee mengontrak perusahaan internasional untuk 18 konselor untuk para pegawai.
Masalah yang dihadapi para pegawai pasca pengeboman adalah rasa marah, depresi, mimpi buruk, dan
kesulitan untuk makan dan berkonsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai