Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43

e-ISSN: 2527-6891

IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NO. 111 TAHUN 2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP


URAIAN TUGAS DAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN & KONSELING

Riskiyah
SMA Negeri 2 Sumenep
E-mail: upbk.smadasumenep@yahoo.com

Abstrak
Artikel ini berisi ulasan mengenai seperangkat tugas guru BK dalam implementasi program bimbingan dan
konseling berdasarkan Permen Dikbud No 111 Tahun 2014, untuk melakukan tugas-tugas tersebut ada
seperangkat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK. Ulasan tugas dan syarat kompetensi berikut
merupakan hasil dari pengkajian literatur tentang program bimbingan dan konseling komprehensif.
Disajikan pula sistematika dalam mengimplementasikan keempat komponen program beserta konten dan
strategi layanan yang telah digunakan selama dua tahun di SMA Negeri 2 Sumenep. Gagasan ini dapat
menjadi alternatif model dalam mengembangkan program BK seperti yang diamanatkan dalam Permen
Dikbud No 111 Tahun 2014.
Kata Kunci: Permendikbud No. 111 2014, Program BK komprehensif, kompetensi konselor.

Abstract
This article describes about a set of school counselor duty regard to implementation of school counseling
program according to Permen Dikbud No 111 Tahun 2014, in order to conduct the duties there is a set of
competencies which is every counselor should have. The following job description and competencies is
yield of many literature review about comprehensive school counseling program. Additionally there is an
example of how to implement the four component of counseling program with some content and
techniques that have been applied since last two years ago in SMA Negeri 2 Sumenep, this concept can be
an alternate model in order to develop school counseling program according to Permen Dikbud No 111
Tahun 2014.
Keywords: Permendikbud No. 111 Tahun 2014, comprehensive school counseling program, school
counselor competencies.

namun melihat tantangan yang ada dewasa ini para


PENDAHULUAN pendidik dituntut untuk bekerja keras. Sekarang bukan
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1993 lagi waktunya untuk membahas tentang peran dan fungsi
Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya guru BK, tetapi harus lebih berfokus kepada bagaimana
Pasal 3 menegaskan bahwa “tugas pokok guru guru BK berkontribusi terhadap keberhasilan siswa, guru
pembimbing adalah menyusun program bimbingan, BK harus dapat membuktikan bahwa layanan bimbingan
melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi dan konseling memberikan dampak terhadap peserta
pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan didik.
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan Penelitian yang dilakukan oleh Badrujaman dkk
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemberian
jawabnya”. layanan dasar terhadap pencapain hasil belajar siswa di
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor SMP Negeri seluruh Jakarta timur, hasilnya adalah rerata
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa: kontribusi layanan dasar sebesar 4, 26%, dan temuan
“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, yang juga memprihatinkan terdapat 26,07% layanan
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dasar tidak memiliki kontribusi terhadap pencapaian
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan prestasi (Prosiding Kongres ABKIN XII, 2013). Tidak
tugas keprofesionalan.” Selanjutnya dalam Permendiknas berkontribusinya layanan dasar terhadap hasil belajar
No. 27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Akademik dapat dikarenakan tidak dilakukannya penilaian terhadap
dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi hasil bimbingan, umumnya guru BK melakukan penilaian
yang harus dikuasai guru Bimbingan dan terhadap keterlaksanaan program saja, penilaian terhadap
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah capaian kompetensi siswa sebagai hasil dari bimbingan
kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi jarang dilakukan. Sebagai bagian dari program
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi pendidikan di sekolah semestinya layanan bimbingan dan
profesional. Keempat rumusan kompetensi ini menjadi konseling dapat memberikan kontribusi terhadap capaian
dasar bagi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan prestasi siswa, seperti halnya guru mata pelajaran guru
Konseling/Konselor. BK juga harus memenuhi tuntutan akuntabilitas.
Profesi konselor/guru BK telah memperoleh Terbitnya Permendikbud No 111 Tahun 2014
pengakuan, peran serta fungsinya telah tegas tertulis, mengamanatkan reorganisasi program BK, bila selama

33
Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
Riskiyah

ini pemberian layanan di sekolah-sekolah hanyalah perkembangannya, seperti penyampaian kurikulum


bimbingan klasikal (layanan dasar) dan penanganan bimbingan secara klasikal atau berkoordinasi dengan
terhadap siswa bermasalah (layanan responsif), serta program pendidikan di sekolah: (3) Program bersifat
lemahnya penilaian hasil layanan, maka tibalah saatnya developmental, artinya guru BK merancang program dan
program BK menjadi komprehensif dan akuntabel. layanan-layanan untuk memenuhi kebutuhan para siswa
Sebenarnya program BK komprehensif telah tercetus dalam berbagai tahap pertumbuhan dan perkembangan.
sejak akhir tahun 1960-an hingga awal 1970-an oleh Dalam program ditetapkan tujuan, harapan, dukungan
seorang professor dari Universitas Missouri Columbia. system dan pengalaman-pengalaman bagi seluruh siswa.
Sebelumnya Norman C Gysbers melihat segi Empat komponen program yang mencakup layanan
profesionalitas konselor sekolah, dan pada saat itu mulai dasar, perencanaan individual, layanan responsif dan
memfokuskan terhadap tujuan strategis dan sistemik dari dukungan system harus diimplementasikan. Layanan
program konseling yang developmental dan dasar yang disebut juga dengan kurikulum bimbingan
komprehensif. karena layanan ini berdasarkan atas kurikulum
Program BK komprehensi berimplikasi terhadap bimbingan, kegiatannya adalah pokok dalam konteks
deskripsi tugas guru BK, sehingga memerlukan beberapa jadwal reguler di sekolah, bimbingan ini dapat menjadi
kompetensi tertentu yang mungkin selama ini belum bagian dari tujuan instruksional atau diorganisasikan
dimiliki. Walaupun deskripsi tugas dan standar dalam topik-topik khusus yang dikemas dalam unit-unit,
kompetensi konselor/guru BK telah ada dalam undang- modul atau paket khusus. Topik bimbingan berdasarkan
undang tentang guru dan dosen, dan dalam peraturan pada kebutuhan perkembangan peserta didik yang telah
pemerintah tetapi uraian tugas dan kompetensi yang dirumuskan ke dalam tujuan dan kompetensi-kompetensi
diuraikan tersebut belum secara rinci mengacu kepada tertentu yang hendak dicapai oleh peserta didik serta
kompetensi untuk pelaksanaan komponen program. aktifitas-aktifitas yang dirancang untuk mencapai
Namun sejumlah literatur tentang program BK tujuannya (Gysbers & Henderson :2001).
komprehensif dan model-model program BK Panduan pengembangan program BK Florida
komprehensif yang telah dikembangkan oleh banyak (2010), memberikan perbandingan antara sifat program
negara-negara barat dapat dijadikan acuan untuk BK komprehensif dengan non komprehensif.
mengetahui tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan
guru BK dan kompetensi-kompetensi apa saja yang perlu Gambar 1. Perbandingan program BK komprehensif
digunakan untuk operasionalisasi Permendikbud No 111 dengan non komprehensif berdasarkan
Tahun 2014. sifatnya.
Traditional Comprehensive Student
PEMBAHASAN Guidance Development
Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Isolation kolaborasi
Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Reaktif Proaktif
mengamanatkan program bimbingan dan konseling krisis Preventif dan krisis
komprehensif harus dilakukan secara massif dan Penyesuaian pengembangan
sistematis, karena telah sekian lama bimbingan dan Defisien Kuat
konseling telah diakui sebagai bagian yang integral dalam Terbatas komprehensif
pendidikan di sekolah, maka memang seharusnya layanan Terlepas dari kurikulum Terintegrasi dengan
BK benar-benar memberikan dampak terhadap prestasi kurikulum
peserta didik. Berorientasi proses Berorientasi hasil
Gysbers (2001) menjelaskan tiga karakteristik Populasi khusus Seluruh siswa
program BK komprehensif, yaitu program memiliki Layanan informasi karier Perencanaan karier dan
cakupan menyeluruh (comprehensive in Scope), pengembangan
dirancang secara preventif (Preventive in Design) dan Kegiatan tidak terencana Kegiatan harian terencana
bersifat developmental (developmental in nature). (1) Staf BK Seluruh personel sekolah
Program memiliki cakupan luas, yaitu berfokus terhadap
Akuntabilitas lemah Akuntabilitas tinggi
apa yang harus peserta didik ketahui, pahami dan dapat
Florida Department of Education (2010) Florida’s
lakukan dalam empat bidang, pribadi, sosial, belajar dan
School Counseling Framework.
karier. Program yang menitik beratkan kepada
kesuksesan akademik seluruh siswa, program membantu
Para siswa dan orang tua memiliki hak untuk
seluruh siswa untuk mencapai kesuksesan di sekolah
mengharapkan adanya kepekaan dan ketanggapan dari
sehingga berkembang untuk berkontribusi sebagai
sekolah terhadap kebutuhan-kebutuhan unik setiap siswa
anggota masyarakat; (2) Program dirancang secara
dalam perkembangannya, seperti diantaranya adalah
preventif, yang bertujuan untuk menanamkan
kebutuhan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
keterampilan-keterampilan khusus dan kesempatan-
karier, untuk itulah komponen perencanaan individual
kesempatan belajar secara proaktif dan preventif untuk
diperlukan (Gysber et al, 2011). Melalui layanan
menjamin seluruh siswa dapat meningkatkan kesuksesan
perencanaan individual disediakan informasi untuk setiap
akademik, karier, pribadi dan sosial melalui layanan yang
siswa dan mereka dibantu dalam menggunakan
memberikan pengalaman-pengalaman untuk
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk

34
Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43
e-ISSN: 2527-6891

membuat rencana-rencana serta mengambil langkah yang elemen dalam Washington’s Navigation 101 program
sesuai untuk pencapaian tujuannya itu (Gysbers, 2006). (Washington State Office of Superintendent of Public
Tujuan dari komponen perencanaan individual dalam Instruction, 2007). Elemen itu meliputi:
program BK komprehensif adalah menyediakan kegiatan- 1. Personalisasi (personalizing), materi kurikulum
kegiatan untuk seluruh siswa dalam membantu mereka bimbingan merupakan elemen pertama, kurikulum
menilai, merencanakan dan kemudian memantau serta memberikan siswa tentang dasar dalam melakukan
mengelolah pribadi sosial, akademik dan pengembangan perencanaan;
karir. Kegiatan-kegiatan itu bertujuan agar siswa terfokus 2. Perencanaan (planning), pengembangan dan
pada tujuan-tujuan jangka pendek dan tujuan masa depan penggunaan portofolio;
mereka melalui pengembangan perencanaan diri dalam 3. Pelaksanaan (demonstrating), siswa melakukan
belajar yang telah tergambar dalam materi layanan dasar konferensi dengan orang tua, guru dan konselor,
(kurikulum bimbingan). untuk memberikan kesempatan siswa menggunakan
Layanan responsif adalah komponen dimana kemampuan dalam perencanaan;
beberapa siswa dibantu dalam mengatasi masalah- 4. Menguasakan (empowering), menguasakan siswa
masalah yang tengah dihadapi, yang berhubungan dengan untuk memilih alternatif kegiatan dalam pencapaian
kesehatan pribadi, sosial, karir dan belajarnya. Tujuan tujuannya;
dari layanan responsif adalah menangani sejumlah siswa 5. Evaluasi (evaluation), membantu siswa dalam
yang tengah mengalami persoalan atau masalah yang memahami dan menilai apa yang telah mereka capai.
dapat beresiko terhadap perkembangan pribadi, sosial,
akademik dan kariernya, serta untuk merespon kebutuhan
siswa, orang tua dan guru akan informasi-informasi Uraian Tugas Guru Bimbingan & Konseling
tertentu (Gysbers, 2006). Untuk melaksanakan komponen
ini diperlukan penggunaan perencanaan dan kebijakan- Panduan-panduan pelaksanaan bimbingan dan
kebijakan secara tegas mengenai kerahasiaan, agar konseling sejak kurikulum 1975 hingga pola 17 telah
konselor dapat merespon terhadap permintaan informasi memberikan uraian tentang tugas guru BK, walaupun
dengan tepat dan membantu konselor dalam bekerja kenyataannya di sekolah tugas-tugas tersebut belum
dengan para siswa, para orang tua, guru dan kepala terlaksana dengan semestinya. Banyak guru BK belum
sekolah (Gysbers, 2011). memahami dengan baik tentang beberapa aktifitas yang
Komponen dukungan sistem merupakan layanan- harus dilakukan dalam program BK Pola 17 yang
layanan dan kegiatan-kegiatan pengelolaan yang secara menguraikan tentang 17 aktifitas layanan dan kegiatan
tidak langsung menunjang terhadap para siswa. pendukung.
Komponen bertujuan untuk mendukung pemenuhan Mengutip dari Gysbers & Henderson (1981)
kebutuhan-kebutuhan dalam sistem pendidikan dalam “Struktur baru dalam bimbingan di sekolah telah
menjamin efektifitas pelaksanaan dari ketiga komponen dibutuhkan, formula tradisional bimbingan yang
serta untuk memfasilitasi pelaksanaan dari keseluruhan mencakup sembilan layanan (orientasi, informasi,
program dalam sistem pendidikan. Administrasi dan asesmen, konseling, penempatan dan follow-up) dan tiga
pengelolaan program BK memerlukan dukungan yang aspek bimbingan (belajar, pribadi sosial dan karir)
berkelanjutan sehingga dukungan sistem merupakan walaupun mungkin cukup akan tetapi tidak lagi menjadi
komponen penting, tanpa adanya dukungan berkelanjutan cara yang memadai dalam mengorganisasikan program
ketiga komponen yang lain tidak akan dapat efektif. bimbingan di sekolah saat ini”. Bila dibandingkan dengan
Layanan dasar dilakukan untuk memberikan pola 17/17+ program BK komprehensif lebih
pengetahuan dasar bagi setiap siswa dalam memberikan kejelasan tentang apa saja fungsi dari
mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. program BK dan bagaimana fungsi-fungsi itu dijalankan.
Selanjutnya setiap siswa akan melakukan perencanaan Program BK diklasifikasikan ke dalam 4 komponen
dalam mengembangkan pribadi, keterampilan sosial, yang masing-masing memiliki spesifikasi tujuan yang
belajar dan karier melalui komponen perencanaan berbeda tetapi saling berkaitan dan saling mendukung
individual siswa diajarkan cara dalam menilai, membuat satu sama lain.
rencana, memonitor serta mengelolah pribadi sosial, Program BK komprehensif didasarkan pada
belajar dan perencanaan karirnya. Masalah yang ditemui kerangka kerja utuh konselor, artinya seorang
dalam proses pengembangan ditangani melalui layanan konselor/guru BK idealnya harus melakukan tugas-tugas
responsif. Dalam pemberian ketiga layanan tersebut yaitu: (1) Melakukan asesmen, program dirancang
membutuhkan dukungan ketersediaan dan pengelolaan berdasarkan data hasil asesmen lingkungan dan
sumber-sumber daya yang meliputi: tenaga, materi perkembangan konseli, asesmen lingkungan dilakukan
bimbingan, media, sarana prasarana dan administrasi. untuk mengetahui tentang harapan-harapan orang tua,
Seluruh kegiatan untuk pemenuhan faktor pendukung itu sekolah serta masyarakat terhadap peserta didik, dan
merupakan dukungan system. Seluruh komponen untuk mengetahui kondisi lingkungan peserta didik.
program dirancang untuk pencapaian visi dan misi Asesmen terhadap perkembangan konseli menghasilkan
bimbingan dan konseling yang selaras dengan visi dan tentang harapan-harapan dan kondisi konseli; (2)
misi sekolah. mengembangkan program, pada tahap pengembangan
Kaitan antara kurikulum bimbingan dengan program yang dilakukan adalah: (a) Analisis hasil
perencanaan individual secara jelas tergambar dalam lima asesmen; (b) merumuskan kompetensi-kompetensi

35
33
Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
Riskiyah

tertentu yang diharapkan untuk dicapai oleh peserta perencananaan belajar dan karier untuk setiap
didik; (c) memilih atau mengklasifikasi kompetensi- siswa yang direvisi dan diperbaharui secara
kompetensi ke dalam domain pengembangan, periodik.
pengembangan pribadi sosial, pengembangan belajar atau b. Mengembangkan tujuan perencanaan individual
pengembangan karir; (3) melaksanakan program, secara tertulis dalam setiap jenjang kelas dan
program bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam melaksanakan bimbingan.
setiap komponennya melalui pendekatan (klasikal, c. Membantu peserta didik dalam memasuki studi
kelompok dan individual) dan strategi-strategi layanan lanjut.
tertentu (Dirjen PMPTK, 2007). d. Memberikan informasi kepada peserta didik dan
Perbandingan tugas guru bk selama ini dengan orang tua tentang hasil asesmen dan
tugas dalam program BK komprehensif. implikasinya untuk perencanaan belajar dan
karier.
Gambar.3 Perbandingan tugas guru bk dalam program 3. Uraian tugas guru BK dalam layanan responsif
BK komprehensif dan diluar program BK komprehensif meliputi:
Tugas-tugas di luar Tugas-tugas dalam a. Melakukan layanan yang berorientasi kepada
program BK program BK tujuan konseling dan terhadap pemenuhan
komprehensif komprehensif kebutuhan-kebutuhan.
Mengurus pendaftaran Meningkatkan prestasi b. Melakukan alih tangan kepada ahli dan
dan penjadwalan siswa siswa melalui program lembaga lain.
baru perencanaan belajar, c. Melakukan konseling individual dan
karier dan pribadi kelompok dalam masalah pribadi sosial,
sosial personal/social belajar dan karier.
program planning. d. Melakukan penanganan atau memberi
Bertanggungjawab Mengkonseling siswa dukungan dalam situasi-situasi krisis..
dalam pemberian izin yang sering tidak e. Membantu para orang tua menghadapi
untuk siswa yang tidak masuk masalah yang berhubungan dengan masalah
masuk siswa atau masalah siswa di sekolah.
Melakukan tindakan Mengkonseling siswa f. Memberikan informasi kepada guru, orang tua
pemberian sanksi yang melanggar tata untuk membantu perkembangan peserta didik.
tertib g. Mentaati kode etik bimbingan dan konseling.
Mengurus kelengkapan Menginterpretasi data- 4. Uraian tugas guru BK dalam dukungan system
data siswa. data siswa. adalah:
Memberi sanksi kepada Memberikan guru saran a. Berkonsultasi dengan teman sejawat, guru dan
siswa yang bertengkar dalam menyelesaian orang tua mengenai peserta didik.
konflik dan masalah b. Menjelaskan tentang tugas-tugas
dalam pengelolaan konselor/guru BK kepada sekolah dan
kelas. masyarakat.
State of Arizona Department of Education. 2007. c. Mendukung perluasan akses terhadap program
The Arizona Model:A Framework for School dan layanan untuk seluruh peserta didik.
Counseling Programs. d. Merencanakan dan mengkoordinasikan
program yang lebih luas seperti college fair,
Dalam model program BK komprehensif Texas bantuan keuangan dll.
(2004) menguraikan tugas-tugas konselor berdasarkan e. Mengkaji ulang program setiap tahun.
aktifitas-aktifitas dalam setiap komponen program, f. Melakukan pengembangan profesionalisme.
yaitu: g. Berkoordinasi dengan para orang tua dalam
1. Uraian tugas konselor dalam kurikulum bimbingan persiapan studi lanjut dan perencanaan
meliputi: belajar.
a. Menyusun, melaksanakan dan merevisi rencana h. Menyusun kalender kegiatan.
bimbingan yang mencakup bidang i. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
pengembangan pribadi sosial, belajar dan karier. sekolah.
b. Menyampaikan kurikulum bimbingan kepada j. Menunjukkan pengetahuan tentang kebijakan-
seluruh siswa secara sistematik. kebijakan dan dasar hukum mengenai
c. Melakukan kolaborasi dengan sejawat di bimbingan dan konseling.
sekolah dan berbagai sumber di masyarakat k. Menggunakan teknologi untuk peningkatan
dalam memfasilitasi proses bimbingan. program.
2. Uraian tugas guru BK dalam perencanaan Selanjutnya Asosiasi Konselor Sekolah
individual meliputi: Amerika (ASCA, 2005) menguraikan tentang
a. Memberikan bimbingan dalam pengembangan, tugas-tugas konselor yang lebih luas lagi, yaitu
pelaksanaan dan evaluasi perencanaan siswa, meliputi aktifitas layanan secara langsung dan
yang hasilnya berupa rencana tertulis tentang tidak langsung, yang meliputi:

3436
Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43
e-ISSN: 2527-6891

a. Layanan langsung konseling singkat berbasis solusi dan


1) Dalam layanan dasar: konselor konseling keluarga; menunjukkan
melaksanakan kurikulum bimbingan; kemampuan dalam melakukan konseling.
mengidentifikasi kurikulum yang sesuai b. Layanan tidak langsung
dengan standar nasional kompetensi siswa; 1) Konseling: menciptakan hubungan
mengembangkan dan menampilkan kepercayaan dan kerahasiaan dengan siswa
kurikulum pokok berdasarkan data baik perorangan maupun kelompok dalam
kebutuhan seluruh siswa; melakukan membantu siswa menetapkan tujuan dan atau
pengelolaan kelas dan keterampilan membuat perubahan perilaku; menekankan
mengajar; mengembangkan materi dan kepada problem solving, pengambilan
strategi pengajaran dalam memenuhi keputusan, pengembangan pribadi sosial dan
kebutuhan siswa dan visi misi sekolah; memperhatikan pengaruh belajar dan
mendorong keterlibatan staf untuk efektifitas perkembangan; menggunakan teori-teori
konseling dan teknik-teknik untuk membantu
pelaksanaan kurikulum bimbingan;
setiap siswa dalam meningkatkan
mengetahui, memahami dan menggunakan
keberhasilan dalam belajar, karier dan
berbagai teknologi dalam pelaksanaan pribadi sosial; menganalisis dan
kurikulum bimbingan; memahami mengeksplorasi perilaku dan sikap yang
keberagaman budaya dan kecendrungan berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
pluralistic dalam mengembangkan dan belajar.
memilih kurikulum pokok; memahami dan 2) Koordinasi layanan: menentukan tujuan
dapat membangun program peer helper yang program konseling dan mengidentifikasi
efektif dan berkualitas tinggi. mekanisme dan sumber daya yang
2) Dalam perencanaan individual: memfasilitasi dibutuhkan dalam pencapaian tujuan;
perencanaan individual; memahami bahwa memprioritaskan, mengorganisasikan dan
perencanaan individual sebagai komponen melaksanakan komponen-komponen
dalam program yang komprehensif; program.
mengembangkan strategi untuk 3) kepemimpinan: melayani sebagai pimpinan
melaksanakan perencanaan individual, untuk yang terlibat dalam upaya perubahan
seperti strategi dalam pemahaman diri siswa, yang luas untuk menjamin kesuksesan setiap
pemberian saran, penetapan tujuan, siswa; membantu setiap siswa mencapai
keterampilan sosial, perencanaan studi lanjut; kesuksesan dalam persiapan belajar yang
membantu siswa menetapkan tujuan dan cermat yang akan mendukung terhadap
mengembangkan serta menggunakan kesempatan lebih luas serta peningkatan
prestasi akademik; mendukung kesuksesan
keterampilan dalam menyusun rencana
siswa melalui penyediaan informasi,
melalui kolaborasi dengan orang tua/wali dan
kesempatan dan mengatasi kesenjangan
personel sekolah; memahami peluang-
apapun yang mereka temui; berkolaborasi
peluang karier, tren pasar kerja, ekonomi dengan professional lain di sekolah untuk
global dan menggunakan berbagai teknik memberi pengaruh terhadap system
asesmen untuk membantu siswa dalam perubahan yang luas dan melakukan
memahami potensi dan minat karier mereka; reformasi sekolah.
membantu siswa belajar pentingnya 4) Advokasi: menjamin kebutuhan akademik,
pendidikan dan membantu siswa dalam pribadi sosial dan karier siswa; bekerja
proses memasuki studi lanjut; memahami dengan proaktif dengan setiap siswa untuk
hubungan antara kinerja akademik dan dunia menghilangkan hambatan dalam belajar;
kerja, keluarga dan layanan masyarakat; menyadari perbedaan dan membela terhadap
memahami metode dalam membantu siswa penerimaan dan toleransi dalam latar ras dan
untuk memonitor dan mengarahkan belajar etnis, status ekonomi, kemampuan dan
dan mengembangkan pribadi sosial dan pilihan gaya hidup.
karier. 5) Kolaborasi dan tim: mendorong kerjasama
3) Layanan responsif: melakukan layanan secara sungguh-sungguh diantara seluruh staf
responsive; membuat daftar dan menjelaskan dalam bekerja demi keadilan, pemberian
intervensi yang digunakan dalam layanan akses dan keberhasilan akademik bagi setiap
responsive seperti konseling perorangan atau siswa; bekerja dengan para stakeholder
kelompok dan penanganan krisis; memahami dalam mendukung prestasi setiap siswa;
membangun rasa kebersamaan di sekolah
teori-teori tentang konseling perorangan atau
melalui pemahaman dan apresiasi terhadap
kelompok dan teknik-teknik seperti dalam
pemberi kontribusi dalam pendidikan anak.
konseling rasional emotif, konseling realitas,
konseling kognitif behavioral, Adlerian,

37
33
Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
Riskiyah

6) Pengelolaan sumber daya: menggunakan Gambar 4. Perbandingan Kompetensi Guru BK


kreatifitas dalam menemukan dukungan dalam Program BK Komprehensif dan
internal dan eksternal serta melibatkan Program Non-Komprehensif.
seluruh stakeholder dalam pelaksanaan Program Non- Program Komprehensif
program BK; menggunakan waktu dan Komprehensif
sumber daya secara efisien untuk melayani  Konseling  Konseling
setiap siswa.  Konsultasi  Koordinasi layanan-
7) Penginformasian data: menganalisis dan  Koordinasi layanan
menginterpretasi data untuk mengidentifikasi  Konsultasi
dan merespon kebutuhan siswa;  Kepemimpinan
menggunakan data dalam bekerja untuk  Advokasi keadilan
menemukan solusi masalah; memantau siswa sosial
dan menemukan strategi dalam
 Angen perubahan
meningkatkan prestasi siswa; menunjukkan
sistematis
bagaimana program BK memberikan
 Kolaborasi dan
dampak positif terhadap prestasi siswa dan
Teaming
pengembangan sekolah melalui
pengkoordinasian sumber-sumber daya.  Pengelolaan sumber
8) Penggunaan teknologi: menggunakan daya
teknologi dengan cara efisien dan efektif  Penginformasian data
Model berdasarkan  Penggunaan teknologi
dalam mendiseminasikan informasi dan layanan
hasil-hasil analisis; menggunakan
keterampilan dasar computer, pengetahuan Model berdasarkan
tentang sumber-sumber internet dan data dan standar
perangkat lunak yang berhubungan dengan Education Trust 1997, dalam Springfield Public
BK; memanfaatkan kantor BK untuk Schools (2009). Comprehensive School Counseling
membantu siswa mengakses internet untuk Program Guide.
bimbingan karier, proses perencanaan studi
lanjut, dan sumber-sumber yang dapat Dalam Connecticut School Counselor
mendukung program BK; mengambil Association (2001) dijelaskan bahwa konselor
tindakan-tindakan yang sesuai dan beralasan professional dalam melaksanakan komponen program
dalam menjaga kerahasiaan informasi yang komprehensif harus memiliki kompetensi-
tentang siswa; berkolaborasi dengan sekolah kompetensi tertentu.
untuk mengajarkan siswa tentang keamanan 1. Pemberian layanan dasar berhubungan dengan
dalam menggunakan internet. kompetensi konselor dalam beberapa hal, yaitu:
a. Dapat merancang dan menyusun rencana
Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling bimbingan yang sesuai untuk perkembangan
peserta didik.
Untuk melakukan seperangkat tugas dalam b. Dapat mengimplementasikan rencana bimbingan
melaksanakan program BK komprehensif guru BK yang telah disusun, guru BK harus memiliki
memerlukan kompetensi-kompetensi tertentu. Walaupun keterampilan mengajar, menyampaikan materi
standar kompetensi konselor/guru BK telah ada dalam bimbingan dengan baik dan sistematik kepada
undang-undang tentang guru dan dosen, tetapi siswa.
kompetensi-kompetensi yang diuraikan tersebut belum c. Memiliki pemahaman tentang teori-teori dan
secara rinci mengacu kepada kompetensi dalam strategi pembelajaran agar dapat merancang
pelaksanaan komponen program. Namun sejumlah bimbingan klasikal yang bermakna dan lebih
literature tentang program BK komprehensif dan model- bervariatif.
model program BK komprehensif yang telah d. Dapat melakukan evaluasi terhadap hasil dari
dikembangkan oleh banyak negara-negara barat dapat bimbingan dan memodifikasi metode-metode
dijadikan acuan untuk mengetahui kompetensi- bimbingan berdasarkan feedback yang
kompetensi apa saja yang harus digunakan untuk bekerja diperoleh.
dalam setiap komponen program. 2. Dalam layanan perencanaan individual konselor
Dalam pedoman penyusunan program BK harus memiliki beberapa kompetensi minimal
Springfield Public Schools, New York, Johnson et al yaitu:
(2009), membandingkan kompetensi yang digunakan a. Memiliki keterampilan dalam penggunaan
antara program BK komprehensif dengan program non- asesmen non tes untuk membantu siswa dalam
komprehensif. memahami diri tentang kekuatan-kekuatan,
kekurangan, bakat dan minatnya.
b. Pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian
informasi tentang hasil asesmen serta bagaimana
siswa menggunakan informasi itu untuk

34
38
Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43
e-ISSN: 2527-6891

mengembangkan pribadi, keterampilan sosial, Gambar 5. Kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan


keterampilan belajar serta karirnya; dalam implementasi program BK komprehensif
c. Menunjukkan kemampuan dalam membantu Peran Konselor Program Komponen
peserta didik dalam menetapkan tujuan-tujuan 1. Menejemen program
dan perencanaan masa depan.  Merencanakan,  Dukungan system
d. Mengetahui metode dalam memberian layanan melaksanakan dan
perencanaan individual secara sistematik untuk mengevaluasi program
peserta didik sesuai dengan usia dan jenjang BK komprehensif
pendidikannya. termasuk layanan
e. Dapat menunjukkan kemampuan dalam konseling.
menginterpretasi tes, data siswa dan hasil  Mensupervisi kegiatan
pemahaman individu yang lain. yang dilakukan  Dukungan system
f. Menunjukkan pengetahuan mengenai berbagai personel administrasi.
instrument dan teknik untuk membantu peserta 2. Bimbingan
didik dalam membuat keputusan dan melakukan  Mengkoordinasikan  Kurikulum
perencanaan. kurikulum bimbingan. bimbingan
3. Kompetensi guru BK dalam layanan responsif  Membantu guru dalam
adalah: mengajarkan topic  Kurikulum
a. Menunjukkan pengetahuan terhadap teori, bimbingan. bimbingan
praktik dan keterampilan dalam konseling
 Membimbing siswa
individual dan kelompok.
secara individu atau
b. Mengetahui dasar teori dalam praktik
kelompok untuk  Perencanaan
konseling.
pengembangan individual
c. Menunjukkan reknik-teknik dan cara-cara
belajar, pribadi sosial
bantuan dalam bidang pribadi, sosial belajar dan
dan perencanaan
karier.
pribadi.
d. Menunjukkan mengetahuan mengenai proses
3. Konseling
alih tangan kasus.
 Melakukan konseling  Layanan responsif
e. Menunjukkan cara-cara dalam mengadvokasi
perorangan sesuai
siswa dan mengajarkan siswa untuk
dengan kebutuhan atau
mengadvokasi dirinya.
masalah siswa.
f. Menilai efektifitas dari bantuan dan melakukan
tindak lanjut berdasarkan hasil dari penilaian.  Melakukan konseling  Layanan responsif
g. Menunjukkan pengetahuan terhadap kode etik kelompok sesuai
bimbingan dan konseling. dengan kebutuhan atau
4. Kompotensi dan uraian tugas guru BK dalam masalah siswa.
dukungan sistem  Menggunakan teori-  Layanan responsif
a. Menunjukkan pengetahuan mengenai sumber- teori dan teknik-teknik
sumber daya di sekolah dan masyarakat. yang sesuai untuk
b. Bekerja sama dengan sejawat dan masyarakat. konseling di sekolah.
c. Berinisiatif dan memelihara hubungan yang 4. Konsultasi dan
produktif dengan peserta didik, sejawat, para advokasi siswa
orang tua dan lembaga-lembaga di masyarakat.  Berkonsultasi dengan  Layanan
d. Mengelolah waktu, tenaga dan materi dalam orang tua, guru, responsif
program BK. kepala sekolah dan  Perencanaan
e. Menunjukkan pengetahuan tentang riset dan pihak lain yang individual
metode evaluasi program. relevan untuk
f. Memanfaatkan teknologi. meningkatkan
g. Menunjukkan pengetahuan dalam melakakukan pembinaan siswa.
konsultasi.
h. Menunjukkan pengetahuan tentang standar 5. Koordinasi
nasional dan kebijakan-kebijakan mengenai  Berkoordinasi dengan  Layanan responsif
bimbingan dan konseling. personel sekolah dan
Dalam panduan penyusunan program BK masyarakat untuk
Prekindergarten Sout Carolina (2008) menguraikan memperoleh sumber-
tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh sumber yang
konselor dalam menjalankan komponen-komponen dibutuhkan siswa.
program BK komprehensif.
 Menggunakan proses  Layanan responsif
referral dalam
membantu siswa dan

33
39
Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
Riskiyah

Peran Konselor Program Komponen strategi layanan dalam setiap komponen dalam
pihak lain untuk program tahunan.
memperoleh bantuan
atau layanan khusus Program Bimbingan & Konseling
yang dibutuhkan. SMA Negeri 2 Sumenep
6. Asesmen Tahun 2015-2016
 Ikut serta dalam  Dukungan system I. Layanan Dasar
perencanaan dan  Perencanaan
evaluasi program individual Dukungan
Konten Strategi
dalam  Layanan responsif sistem
menstandarisasikan Mengembangkan Ceramah, Konsultasi,
tes sekolah konsep diri menonton kolaborasi
 Menginterpretasi tes positif film, diskusi dan
dan hasil pemahaman (klasikal) koordinasi dg
individu lain yang Perilaku Ceramah, kepala
sesuai. bertanggung diskusi sekolah, guru
 Menggunakan jawab (klasikal) dan orang tua
sumber data siswa Remaja yang Menonton
dlm
lain yang sesuai sukses dalam film,
perancangan
untuk kebutuhan pergaulan ceramah
(klasikal) program
asesmen
South Carolina Department of Education. 2008. South Gaya belajar & Penggunaan Penyusunan
Carolina Comprehensive School Counseling Program strategi belajar inventori materi
Guide. efektif efisien gaya belajar;
ceramah Penyiapan
(klasikal) media
MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING KOMPREHENSIF Pengenalan Penggunaan Penyusunan
tentang inventori instrument
Setiap komponen dalam program BK komprehensif kecerdasan kecerdasan penilaian
terintegrasi satu sama lain sehingga tidak dapat majemuk;
terpisahkan, dan dalam eksekusinya menggunakan tata ceramah Proses
urutan logis, seperti digambarkan dalam gambar 6. penilaian
Gambar 6. Urutan Logis Implementasi Komponen Nilai-nilai Menonton
Program Bimbingan dan Konseling. kehidupan dan film; diskusi Perencanaan
pemilihan karier (klasikal) tindak lanjut
Kewirausahaan Ceramah
(klasikal);
karya wisata Penyusunan
Remaja anti Menonton laporan
korupsi film; diskusi
(klasikal)
Persiapan Ujian Ceramah
Nasional (klasikal)

II. Perencanaan Individual

Dukungan
Konten Strategi
sistem
Pemahaman Pemberian
hasil informasi,
asesmen interpretasi hasil
Program BK komprehensif dikembangkan
psikologis tes
berdasarkan data kebutuhan, sehingga setiap sekolah Penyusunan
(kelompok/perora
dapat memiliki keunikan satu sama lain, walaupun materi
ngan)
konten dalam kurikulum bimbingan harus disesuaikan
Perencanaan Penetapan tujuan Penyiapan
dengan standar kompetensi/tugas perkembangan
belajar belajar media
peserta didik. Berikut disajikan contoh konten beserta
(kelompok/perora
ngan)

34
40
Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43
e-ISSN: 2527-6891

Dukungan Dukungan
Konten Strategi Konten Strategi
sistem sistem
Perencanaan Pemberian Penyusunan orang tua (kelompok/perora Berkolaborasi
karier & informasi tentang instrument /kematian/keh ngan) dengan guru
studi lanjut perguruan tinggi penilaian ilangan dan orang tua
& bidang karier anggota dlm penilaian
(kelompok/perora Pelatihan guru keluarga/ hasil layanan;
ngan); BK pemula orang-orang
dekat Perencanaan
Penetapan tujuan Proses penilaian tindak lanjut;
karier & studi dan Penyusunan
Perencanaan
lanjut Konferensi laporan
bersama orang tua tindak lanjut
dan siswa Penyusunan Tujuan bimbingan klasikal dengan topik
Pemantauan Menilai hasil kecerdasan manusia adalah: siswa dapat memahami
laporan
hasil belajar pencapaian target hakikat kecerdasan; memahami kaitan antara
dan rencana kecerdasan dengan pengembangan keterampilan
tindak lanjut; belajar dan pengembangan potensi dalam pencapaian
tujuan karir. Melalui penyampaian kurikulum
Pemantauan bimbingan siswa-siswa yang membutuhkan layanan
persiapan rencana responsif akan teridentifikasi, dari hasil penilaian
studi lanjut kegiatan baik penilaian proses maupun hasilnya akan
(kelompok/perora diperoleh siswa-siswa mana yang belum memperoleh
ngan); pemahaman dan atau menunjukkan sikap-sikap tertentu
sebagai kompetensi yang diharapkan dalam layanan
Menilai hasil dasar. Dari lembar refleksi yang siswa tulis beberapa
pencapaian target diantaranya menyatakan tentang pikiran apatis mereka
dan Perencanaan bahwa kecerdasan tidak berbanding lurus dengan
tindak lanjut kesuksesan karier seseorang, mereka mempercayai
(kelompok/perora bahwa faktor keberuntungan lebih dominan dalam
ngan) menentukan kesuksesan. Sebagai tindak lanjut dari
hasil penilaian tersebut konselor merencanakan
III. Layanan Responsif kegiatan layananan responsif dapat berupa bimbingan /
konseling kelompok atau konseling individual, yang
Dukungan bertujuan untuk memberikan siswa pandangan positif
Konten Strategi
sistem mengenai potensi mereka dan rencana pencapaian cita-
Penanganan Konferensi Konsultasi, citanya.
siswa yang bersama orang kolaborasi dan Melalui kegiatan perencanaan individual berupa
tidak tua, wali kelas dan koordinasi dg bimbingan penyampaian informasi hasil asesmen
mencapai guru mapel kepala sekolah, psikotes, siswa-siswa yang membutuhkan layanan
KKM guru dan orang responsif akan teridentifikasi, dari hasil penilaian
Mengatasi Konseling kognitif tua dlm kegiatan akan diperoleh siswa-siswa mana yang belum
stress behavioral dapat mencapai kompetensi dalam layanan
perancangan
(kelompok/ perencanaan individual. kegiatan bimbingan topik:
program Penetapan tujuan dan penyusunan rencana untuk
perorangan)
Mengatasi Bimbingan Penyusunan pengembangan keterampilan belajar bertujuan agar
kejenuhan kelompok siswa dapat: merumuskan tujuan belajar kedalam
materi;
belajar tujuan jangka panjang dan jangka pendek; dan
Penyiapan
Pengendalian Bimbingan menyusun rencana kegiatan-kegiatan untuk mencapai
media; tujuan belajarnya. Dari hasil penilaian diketahui ada
diri dan kelompok
pengelolaan Penyusunan siswa yang belum dapat menemukan kegiatan-kegiatan
emosi untuk pencapaian prestasinya, siswa tersebut perlu
instrument
Mengatasi Konseling resolusi diberi tindak lanjut khusus yang berbeda dari yang lain,
penilaian;
konflik konflik wawancara khusus dapat dilakukan agar diperoleh
(kelompok/ Seleksi pemahaman lebih mendalam tentang kesulitan siswa,
perorangan); anggota; selanjutnya ditawarkan konseling individual.
Mediasi Kegiatan dalam dukungan system dilakukan
Proses penilaian antara lain untuk : (1) mempersiapkan pelaksanaan
Menghadapi Konseling kognitif hasil; layanan, yaitu penyusunan: rencana layanan, materi,
perceraian behavioral media, teknik dan instrument penilaian; konsultasi,

33
41
Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan Implikasinya terhadap Kompetensi dan Uraian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
Riskiyah

koordinasi dan kolaborasi dengan guru mapel, wali terhadap tugas pokok BK, selain itu koordinator harus
kelas, kepala sekolah dan orang tua untuk persiapan dapat memfasilitasi peningkatan kompetensi staf
layanan; (2) dan penilaian hasil layanan konsultasi, dalam implementasi program.
koordinasi dan kolaborasi dengan guru mapel, wali Gysbers (2011) memberikan saran-saran dalam
kelas, kepala sekolah dan orang tua untuk proses upaya mengimplementasikan program BK
penilaian; (3) termasuk pelatihan bagi guru BK pemula komprehensi secara utuh, terdapat beberapa langkah
yang akan bertugas, atau yang belum menguasai yang harus dilakukan, yaitu:
terhadap konten-konten atau strategi layanan tertentu 1. Pertama yang paling penting dilakukan adalah
yang akan ditugaskan; (4) pelaporan dan rencana merencanakan pengalihan kegiatan-kegiatan
tindak lanjut. diluar tugas-tugas bimbingan dan konseling
kepada pihak lain yang lebih sesuai, sehingga
TANTANGAN DALAM MEREALISASIKAN konselor dapat mengembangkan kalender
PROGRAM BK KOMPREHENSIF kegiatan sendiri sesuai dengan ketersediaan
waktu untuk melaksanakan keempat komponen
Dalam merealisasikan program BK komprehensif program;
mungkin akan menghadapi beberapa tantangan, 2. Meminta persetujuan dari para pemangku
tantangan itu dapat meliputi: kebijakan pendidikan di daerah, pihak tersebut
1. Diperlukannya pengetahuan dan keterampilan untuk harus mengetahui tentang program sehingga
melakukan beberapa kegiatan dalam komponen mereka dapat merencanakan pemberian
program yang sebelumnya belum dimiliki oleh guru dukungan;
BK, contoh: dalam komponen perencanaan 3. Terakhir adalah penting dilakukannya upaya-
individual, untuk membantu setiap siswa dalam upaya penginformasian untuk menyampaikan
merencanakan pengembangan pribadi sosial, belajar kepada para personel sekolah, para orang tua/wali
dan karier, guru BK perlu memiliki pengetahuan dan murid dan masyarakat tentang kemanfaatan dari
keterampilan dalam menginterpretasi dan program BK komprehensif.
menginformasikan hasil tes (student Appraisal)
kepada siswa, orang tua dan guru, serta pengetahuan
dan keterampilan dalam mengajarkan kepada setiap PENUTUP
siswa untuk menetapkan tujuan; guru BK dalam Simpulan
program komprehensif dituntut untuk menjadi Permendikbud No 111 tahun 2014 telah memberikan
akuntabel, seluruh layanan yang dilakukan harus
ketetapan untuk reorganisasi program bimbingan dan
dinilai bukan saja prosesnya, akan tetapi hasil dari
layanan harus terukur, untuk memberikan bukti konseling. Bagian penting yang berbeda dari program
bahwa program BK mampu memberi dampak selama ini yaitu empat komponen program yang harus
terhadap prestasi siswa, mengingat lemahnya diimplementasikan, yang satu sama lain tidak dapat
penilaian guru BK terhadap layanan selama ini, maka terpisahkan. Pengorganisasian program dengan empat
diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam komponen tersebut dapat memberikan ruang lebih luas
penilaian terhadap hasil layanan. dalam bekerja bukan saja untuk menangani siswa
2. Sikap resisten dari beberapa pihak terhadap program,
bermasalah, akan tetapi juga untuk upaya pencegahan dan
pihak lain diluar personel BK mungkin belum dapat
menerima perubahan, yang mereka tahu bahwa tugas pengembangan.
guru BK adalah pekerjaan-pekerjaan yang selama ini Selain berimplikasi terhadap tugas-tugas dan
dilakukan, seperti petugas piket yang memberikan ijin kompetensi tertentu dalam pelaksanaan program, Program
siswa untuk meninggalkan sekolah atau masuk kelas, BK komprehensif juga mengamanatkan dipenuhinya
penerima surat, petugas absensi, pemberi sanksi pada tuntutan akuntabilitas dalam program yang dilakukan
siswa yang terlambat, penerima tamu dll. Tentunya
guru BK, karena konselor/guru BK merupakan pendidik
pekerjaan-pekerjaan itu harus ada yang
menggantikan, bila dalam program telah seperti umumnya guru yang melakukan penilaian terhadap
dideskripsikan secara rinci tugas-tugas konselor yang hasil pembelajaran. Guru BK harus dapat membuktikan
dilengkapi dengan jadwal kegiatan semesteran, bahwa program bimbingan dan konseling memberikan
bulanan, mingguan dan harian, maka kepala sekolah dampak terhadap prestasi peserta didik.
akan mengambil kebijakan untuk menugaskan
personel lain yang lebih sesuai dengan tugas-tugas Saran
tersebut.
1. Operasionalisasi program BK komprehensif secara
3. Dari pihak konselor sendiri banyak yang memiliki
utuh di sekolah bukanlah pekerjaan sederhana,
sikap enggan untuk melakukan perubahan, karena
diperlukan tenaga, waktu, sarana prasarana yang
dalam merealisasikan program BK tenaga dan waktu
memadai. Untuk itu amat penting diperolehnya
yang harus digunakan akan lebih banyak, dalam hal
dukungan dari kepala sekolah dan seluruh personel
ini koordinator BK harus mampu mendorong para staf
di sekolah, orang tua serta pihak-pihak di
untuk memiliki kesadaran akan tanggungjawab
masyarakat.

34
42
Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 33-43
e-ISSN: 2527-6891

2. Faktor penting yang berpengaruh terhadap University of Central Missouri Warrensburg:


operasionalisasi Permen Dikbud No 111 Tahun 2014 Missouri.
adalah pengawasan, walaupun telah dilakukan
sosialisasi dan pelatihan kepada guru BK tetapi bila Gysbers, N.C. 1983. Create and Use Career Individual
tidak ada tindak lanjut monitoring ke sekolah maka Plan. Columbia. The National Center for Research in
tidak akan terealisasi dengan baik. Vocational Education. The Ohio State University.
3. Kepala sekolah dan pengawas perlu diberi
kesempatan ikut dalam sosialisasi panduan, serta
Kemendikbud. 2014. Permendiknas No 111: Bimbingan
pelatihan dalam supervisi pelaksanaan program BK
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
komprehensif.
Pendidikan Menengah.

DAFTAR PUSTAKA State of Arizona Department of Education. 2007. The


Arizona Model:A Framework for School Counseling
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 2006. Programs. Office of John Huppenthal
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Superintendent of Public Instruction.
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal
(Naskah Akademik). Bandung: Depdiknas. Johnson, Y.D & Ninnall, S.E. 2009. Comprehensive
School Counseling Program Guide. Springfield
American School Counselor Association. 2005. The Public Schools New York Institute of Technology
ASCA National Model: A Framework For School
Counseling Programs (2nd Edition). Alexandria, South Carolina Department of Education. 2008. South
VA: Author. Carolina Comprehensive School Counseling
Program Guide. Columbia
American School Counselor Association. 2009. The role
of the professional school counselor. Retrieved from
Texas Education Agency. 2004. A Model Comprehensive,
http://www.schoolcounselor.org/content.asp?contenti
Developmental Guidance and Counseling Program
d=240.

Badrujaman, A. et al. 2013. Kontribusi Layanan Dasar Utah State Office of Education. 2008. Utah Model for
terhadap Pencapaian Hasil Belajar Siswa: Studi Comprehensive Counseling and Guidance: K-12
evaluasi terhadap dampak layanan dasar. Programs. Salt Lake City: Utah State Office of
Disampaikan dalam kongres XII ABKIN. Education.

Connecticut School Counselor Association. 2001. Best Washington State Office of Superintendent of Public
Practices for School Counseling in Connecticut: Instruction. 2007. Washington’s Navigation 101
Counselor Competencies, Model Job Description program. http://Washington’s.navigation101.com
and Evaluation Guidelines.

Erford, B.T. 2015. Transforming The School Counseling


Profession. Fourth Edition. Person Education.

Florida Department of Education. 2010. Florida’s School


Counseling Framework. State of Florida Department
of State.
Gysbers, N.C, & Henderson, P. 2006. Developing and
managing your school guidance and counseling
program. Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. 2001. Professional


School Counseling: Comprehensive Guidance and
Counseling Programs: A Rich History and a Bright
Future. 4(4), 246.

Gysber,N.C. 2011. Missouri Comprehensive Guidance


and Counseling Program: A Manual for Program
Development, Implementation, Evaluation and
Enhancement. Missouri Center for Career ducation

33
43

Anda mungkin juga menyukai