Anda di halaman 1dari 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal IAIN Pontianak (Institut Agama Islam Negeri)

KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Hesty Nurrahmi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil Uji Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
(BK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rata-rata di bawah standar (Data LPMP
2012), dan hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa mereka belum profesional
dalam menyelenggarakan program BK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru BK. Alat pengumpul data: observasi, wawancara, inventory
dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan: (1) sebagian besar guru BK memiliki
kompetensi profesional; (2) sebagian besar guru BK telah melakukan kegiatan yang
dapat meningkatkan kompetensi profesional, namun masih belum ada yang melanjutkan
pendidikan (S2 BK) dan belum ada yang melakukan penelitian dalam BK;(3) sebagian
besar guru BK telah menyelenggarakan kegiatanBK mulai darimerancang, melaksanakan,
mengevaluasi dan sebagian kecil menguasai penggunaan alat tes/instrumen dalam
BK.Rekomendasi penelitian ini disampaikan kepada guru BK, kepala sekolah, pengurus
MGBK-SMK, peneliti selanjutnya, dan pemerintah.

Kata kunci: kompetensi professional guru BK

A. Pendahuluan konselor, pamong belajar, widyaiswara,


Guru bimbingan dan konseling tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
atau konselor memiliki tugas pekerjaan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
yang sama pentingnya dengan guru mata serta berpartisipasi dalam
pelajaran, keduanya saling melengkapi penyelenggaraan pendidikan. Undang-
dan terkait. Keberadaan guru bimbingan undang ini mengisyaratkan bahwa
dan konseling atau konselor diatur pekerjaan guru bimbingan dan konseling
melalui Undang-Undang Sistem memiliki kekhususan yang tidak dimiliki
Pendidikan Nasional (SPN) Bab I Pasal 1 oleh guru mata pelajaran lain.
Ayat 6 dinyatakan bahwa “pendidik Sebagai pendidik, guru bimbingan
adalah tenaga kependidikan yang dan konseling atau konselor dituntut
berkualifikasi sebagai guru, dosen, menguasai kompetensi dasar proses

﴾ 45 ﴿
pembelajaran dan penerapan konseling. Berdasarkan kompetensi
pendekatan, metode, dan kegiatan professional konselor (Penataan
pendukung pelayanan konseling. Pendidikan Profesional Konselor, 2008,
Kompetensi profesional konselor meliputi hlm. 144), kegiatan menyelenggarakan
kompetensi keilmuan, kompetensi bimbingan dan konseling berada di point
keahlian/ keterampilan, dan kompetensi C, yang berisi (1) merancang program
perilaku profesi.Dalam Permendiknas No. bimbingan dan konseling; (2)
27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi mengimplementasikan program
Akademik dan Kompetensi Konselor bimbingan dan konseling komprehensif;
dinyatakan bahwa kompetensi yang (3) menilai proses dan hasil kegiatan
harus dikuasai guru Bimbingan dan bimbingan dan konseling; (4) menguasai
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) konsep dan praksis assesment untuk
ranah kompetensi, yaitu: kompetensi memahami kondisi, kebutuhan, dan
pedagogik, kompetensi kepribadian, masalah konseli.
kompetensi sosial, dan kompetensi Sukardi dalam Uman Suherman
profesional. Keempat rumusan (2011, hlm. 38) mengungkapkan bahwa
kompetensi ini menjadi dasar bagi kegiatan penyusunan program bimbingan
Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan dan konseling di sekolah merupakan
Konseling/Konselor. seperangkat kegiatan yang dilakukan
Dalam pelayanan konseling, melalui berbagai bentuk survey.Survey
seorang konselor perlu memiliki tersebut meliputi kegiatan meng-
kompetensi keahlian atau keterampilan inventarisasi tujuan, kebutuhan,
yang meliputi penguasaan dalam konsep kemampuan sekolah serta persiapan
dan praksis: (1) wawasan terpadu tentang sekolah untuk melaksanakan program
konseling (pengertian, tujuan, fungsi, bimbingan dan konseling.
prinsip, asas, dan landasan, (2) Berkenaan dengan kompetensi
pendekatan, strategi, dan teknik melalui menyelenggarakan, merancang,
berbagai jenis layanan dan kegiatan melaksanakan, mengevaluasi program
pendukung pelayanan konseling, (3) bimbingan dan konseling, masih ditemui
penyusunan program pelayanan guru bimbingan dan konseling yang
konseling, (4) sumber dan media belum memiliki kemampuan optimal
pelayanan konseling, (5) assesmen dan dalam menyelenggarakan program
evaluasi hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling terutama dalam
konseling, dan (6) pengelolaan pelayanan merancang dan menyusun program

﴾ 46 ﴿
bimbingan dan konseling. Diduga adanya bahwa belum dimilikinya pengetahuan
jual beli program tahunan, adanya dalam menyusun program.
kesamaan program bimbingan konseling Selain itu ditemukan juga di
pada tiap sekolah, adanya program yang lapangan (wawancara saat MGBK SMK)
sama tiap tahunnya, padahal kegiatan ini bahwa saat ini ada beberapa guru
adalah kegiatan pertama dan utama bimbingan dan konseling di SMK sudah
untuk melakukan pelaksanaan program mengetahui secara teori tentang program
bimbingan dan konseling. Pelaksanaan bimbingan konseling komprehensif,
program akan sulit dilaksanakan jika namun belum mampu melaksanakannya.
program yang dibuat bukan dari Guru bimbingan dan konseling lain
pemikiran dan perencanaan dari guru menyampaikan belum mengetahui sama
bimbingan dan konseling sendiri, sekali tentang program BK komprehensif,
sehingga masih terlihat dalam sehingga masih menggunakan program
pelaksanaan program, bahwa guru bimbingan konseling kurikulum 1975.
bimbingan dan konseling bingung dan Berdasarkan Uji Kompetensi Guru
tidak mengerti dalam melaksanakan BK tahun 2012 ditemukan hasilnya masih
program bimbingan dan konseling. rendah atau di bawah rata-rata yaitu
Berdasarkan hasil penelitian Sri 45,41 khusus guru BK kota Pontianak,
Hidayati (2012) tentang pelaksanaan hasil ini merupakan peringkat kedua dari
program bimbingan dan konseling guru bawah se-Kal-Bar (Data LPMP Kal-Bar
bimbingan dan konseling di Madrasah 2012). Hasil ini mengisyaratkan bahwa
Aliyah se kota Pontianak ditemukan masih rendahnya kompetensi guru BK
bahwa guru bimbingan dan konseling secara ilmu pengetahuan/akademik.
belum mampu menyelenggarakan Hasil wawancara awal kepada
bimbingan dan konseling secara baik, guru bimbingan dan konseling SMK se
dimulai dari menyusun program yang Kota Pontianak, mengungkapkan bahwa
tidak berdasarkan need assesment, kegiatan seminar dan pelatihan selama
sampai kepada penyusunan program ini yang pernah diikuti masih bersifat
tahunan, bulanan, mingguan. konvensional lebih banyak berisi teori,
Pelaksanaan tidak sesuai sasaran dan tidak berdasarkan kebutuhan (diberikan
kebutuhan.Program bimbingan konseling need assessment), dan tidak dilanjutkan
selama ini disusun karena syarat program dengan pendampingan kesekolah
yang harus ada, hal ini mengisyaratkan masing-masing. Sehingga masih terkesan
belum mampu meningkatkan kompetensi

﴾ 47 ﴿
professional guru bimbingan dan pelatihan bimbingan dan konseling efektif
konseling. untuk meningkatkan kompetensi
Penelitian Kartika Hajati (2010), professional konselor SMA Negeri Kota
telah melakukan assessmen kebutuhan Pontianak. Penelitian ini efektif
menyangkut kompetensi konselor, hasil berdasarkan hasil pre and post pelatihan
penelitian menunjukkan bahwa peta namun penelitian ini tidak dilengkapi
diskrepansi kompetensi aktual dengan dengan pendampingan dan tidak
kompetensi standar pada konselor SMA menghasilkan produk pelatihan sehingga
negeri di wilayah Jakarta Timur. Peta hasil peningkatan kompetensi
tersebut mengindikasikan sangat professional belum dapat dibuktikan
dibutuhkan adanya upaya yang dilakukan secara nyata.
untuk meningkatkan kompetensi konselor Berdasarkan permasalahan yang
yang dirancang secara sistematik dan ada di lapangan maka dipandang perlu
sesuai dengan kebutuhan.Hasil ini melakukan penelitian untuk mengetahui
mengisyaratkan perlunya pengembangan pengetahuan dan penyelenggaraan
model pelatihan yang dapat bimbingan dan konseling bagi guru
meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling Sekolah
bimbingan dan konseling. Menengah Kejuruan sekota Pontianak.
Penelitian Heriyanti (2013) dengan Alasan utama pemilihan penelitian ini
judul Program Pelatihan Bimbingan dan yaitu sebagai informasi berdasarkan data
Konseling untuk Meningkatkan penelitian yang dapat digunakan sebagai
Kompetensi Profesional Konselor di dasar follow up dalam kegiatan MGBK-
Sekolah. Penelitian bertujuan menghasil- SMK. Dampak dari penelitian ini
kan program pelatihan bimbingan dan diharapkan dapat meningkatkan
konseling yang efektif untuk kompetensi guru bimbingan dan
meningkatkan kompetensi profesional konseling. Terkait dengan kompetensi ini,
konselor SMA Negeri Kota dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Pontianak.Dengan pendekatan studi Nasional (Permendiknas) Republik
kompetensi, penyelenggara program Indonesia Nomor 27 Tahun 2008, tentang
pelatihan menggunakan model Standar Kualifikasi Akademik dan
induktif.Model induktif ini digunakan kompetensi konselor, pada butir D
berdasarkan kebutuhan pelatihan yang mengenai Kompetensi Profesional. Selain
dilakukan pada studi pendahulan.Hasil itu kompetensi ini juga mendukung
penelitian menunjukkan program PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun

﴾ 48 ﴿
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Tujuan umum penelitian ini adalah
dan Angka Kreditnya, terkait dengan untuk mengetahui kompetensi profesioanl
permasalahan ini adalah pada pasal 1 guru bimbingan dan konseling SMK Kota
ayat 1, 2, 4, dan 5. Dengan diketahui Pontianak.
masalah yang sebenarnya akan
mempermudah dalam memberikan B. Metode
kegiatan follow up yang sesuai dengan
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk
kondisi dan keadaan sekolah serta
mengetahui kompetensi guru bimbingan
kompetensi guru bimbingan dan
dan konseling dalam menyelenggarakan
konseling.
bimbingan dan konseling.Berdasarkan
Berdasarkan permasalahan di
tujuan tersebut, maka metode
atas maka dipandang perlu untuk
pengumpulan data yang digunakan
dilakukan penelitian dengan judul
adalah metode campuran (mixed method)
Kompetensi Profesional Guru bimbingan
kualitatif dan kuantitatif.Pada tahap awal,
dan konseling. Adapun rumusan masalah
yang meliputi kajian pustaka, studi
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
pendahuluan, pengamatan di lapangan,
Kompetensi Profesional Guru Bimbingan
menggunakan metode kualitatif.Adapun
dan Konseling dalam Menyelenggarakan
metode pengumpulan data yang
Bimbingan dan Konseling di SMK
digunakan adalah metode dokumentasi,
Pontianak?.” Identifikasi di atas maka
wawancara, pengamatan dan angket.
dapat dirumuskan masalah sebagai
Pendekatan kuantitatif digunakan
berikut :
untuk mengungkap data tentang
1. Bagaimana kompetensi profesional
permasalahan yang dihadapi guru
guru bimbingan dan konseling di
bimbingan dan konseling.Pengumpulan
SMK Pontianak?
data tersebut menggunakan metode
2. Kegiatan apa saja yang dapat
angket dan dokumentasi. Angket
meningkatkan kompetensi
inventory digunakan untuk mengungkap
professional guru bimbingan dan
data tentang kompetensi guru bimbingan
konseling di SMK Pontianak?
dan konseling, sedangkan metode
3. Apa saja kegiatan guru bimbingan
wawancara dan pengamatan digunakan
dan konseling dalam
untuk meng-crosscheck hasil angket.
menyelenggarakan bimbingan dan
Uji validitas butir pernyataan
konseling di SMK Pontianak?
dilakukan dengan menggunakan teknik

﴾ 49 ﴿
korelasi item-total product moment.Dalam Grafik batang di atas
penghitungan validitas butir pernyataan menggambarkan bahwa guru
digunakan bantuan program Ms Excel bimbingan dan konseling memiliki
2007. Pada instrumen kompetensi kompetensi secara professional
profesional konselor dari 199 pernyataan (68,42%) dalam menyelenggarakan
diperoleh 197 pernyataan yang valid dan kegiatan bimbingan dan konseling.
2 pernyataan yang tidak valid yaitu nomor Kompetensi professional guru
170 dan 183.Bagi item pernyataan yang bimbingan dan konseling dapat
valid hal ini berarti bahwa item dijabarkan pada aspek-aspek
pernyataan tersebut dapat mengukur kompetensi professional sebagai
kompetensi profesional konselor dan berikut.
sebaliknya, bagi item pernyataan yang
tidak valid berarti bahwa item tersebut a. Kompetensi menguasai konsep
dan praksis penilaian
tidak dapat mengukur kompetensi (assesement) untuk memahami
profesional konselor. kondisi, kebutuhan, dan masalah
konseli

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


100.00
Persentase

80.00 52.63
1. Kompetensi Profesional Guru 60.00 31.58
Bimbingan dan Konseling 40.00 10.53 5.26
20.00 0.00
0.00
Berdasarkan hasil penelitian,
kompetensi professional guru
bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat divisualisasikan
dalam bentuk grafik batang berikut:
Grafik batang di atas
menggambarkan bahwa kompetensi
100.00 68.42
Persentase

80.00 professional guru bimbingan dan


60.00
40.00 21.05 konseling pada kompetensi menguasai
10.53
20.00 0.00 0.00
0.00 konsep dan praksis penilaian untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli berada pada kategori
menguasai 52,63%.

﴾ 50 ﴿
b. Kompetensi Menguasai kerangka d. Kompetensi
teoritik dan praksis bimbingan Mengimplementasikan program
dan konseling bimbingan dan konseling yang
komprehensif
73.68
Persentase
100.00
80.00 68.42

Persentase
60.00 100.00
40.00 15.7910.53
20.00 0.00 0.00 50.00 15.7910.535.26
0.00
0.00
0.00

Grafik batang di atas


Grafik batang di atas
menggambarkan bahwa kompetensi
menggambarkan bahwa kompetensi
professional guru bimbingan dan
professional guru bimbingan dan
konseling pada kompetensi menguasai
konseling pada kompetensi
konsep dan praksis bimbingan dan
mengimplementasikan program
konseling berada pada kategori
bimbingan dan konseling yang
menguasai 73,68%.
komprehensif berada pada kategori
menguasai 68,42%.
c. Kompetensi Merancang program
bimbingan dan konseling
e. Kompetensi Menilai proses dan
hasil kegiatan bimbingan dan
Persentase

100.00
52.63
31.58 konseling
50.00 15.79
0.00 0.00
Persentase

0.00 100.00
80.00
60.00 36.8442.11
40.00 15.79 5.26
20.00 0.00
0.00

Grafik batang di atas


menggambarkan bahwa kompetensi
professional guru bimbingan dan
Grafik batang di atas
konseling pada kompetensi
menggambarkan bahwa kompetensi
merancang program berada pada
professional guru bimbingan dan
kategori kurang menguasai 52,63%.
konseling pada kompetensi menilai
proses dan hasil kegiatan bimbingan

﴾ 51 ﴿
dan konseling berada pada kategori bimbingan dan konseling berada pada
kurang menguasai 42,11%. kategori kurang menguasai 47,37%.

f. Kompetensi Memiliki kesadaran


1. Kegiatan – kegiatan yang dapat
dan komitmen terhadap etika
meningkatkan kompetensi
profesional
professional
73.68
Persentase

100.00 Melengkapi data penelitian


80.00
60.00
40.00 10.53 10.53 5.26 0.00 tentang kegiatan-kegiatan yang telah
20.00
0.00 dilakukan guru bimbingan dan
konseling dalam upaya meningkatkan
kompetensi profesional, peneliti
melakukan wawancara dan observasi
kepada beberapa guru bimbingan dan
Grafik batang di atas
konseling yang menjadi subyek
menggambarkan bahwa kompetensi
penelitian dan terlibat dalam pelatihan,
professional guru bimbingan dan
berikut rekapan hasil wawancara:
konseling pada kompetensi memiliki
a. Sebagian besar guru bimbingan
kesadaran dan komitmen terhadap
dan konseling pernah mengikuti
etika profesional berada pada kategori
pelatihan, seminar, workshop
menguasai 73,68%.
bimbingan dan konseling, dalam
g. Kompetensi Menguasai konsep setahun ini ada yang 2 kali
dan praksis penelitian dalam
mengikuti seminar, ada yang 1 kali
bimbingan dan konseling
dalam setahun ini; Untuk
pengembangan diri guru BK-SMK
Persentase

100.00 31.5847.3715.79
50.00 0.00 5.26 mencari informasi/ materi di
0.00
Internet; Aktif mengikuti kegiatan
MGBK-SMK se Kota Pontianak, jika
dijadwalkan/ mendapat undangan;
selama penelitian ini berlangsung
Grafik batang di atas
belum ada yang melakukan
menggambarkan bahwa kompetensi
penelitian dalam bimbingan dan
professional guru bimbingan dan
konseling; dan belum ada yang
konseling pada kompetensi menguasai
melanjutkan kuliah ke jenjang S2
konsep dan praksis penelitian dalam
atau pendidikan profesi. Hanya ada

﴾ 52 ﴿
satu orang yang telah selesai S2 penelitian dan terlibat dalam kegiatan
jurusan Teknologi Pendidikan. pelatihan, berikut rekapan hasil
b. Hambatan / kesulitan yang dihadapi wawancara:
dalam meningkatkan kompetensi a. Merancang program: kegiatan
profesional: tidak adanya waktu merancang dan menyusun program
karena jam kerja sangat terikat; sulit berdasarkan kebutuhan siswa dan
meninggalkan sekolah karena melakukan konsultasi dengan
menjadi guru BK sendiri; kepala sekolah dan Waka;
memperoleh pekerjaan/ tanggung Merancang program dan menyusun
jawab lain selain tugas bimbingan program berdasarkan revieu
dan konseling; berbeda konsep program tahun lalu.
dalam membantu siswa. b. Melaksanakan program:
c. Dukungan dari sekolah khususnya melaksanakan program sesuai yang
kepala sekolah dalam direncanakan, ada jam masuk kelas
meningkatkan kompetensi 1x dalam seminggu, melakukan
profesional guru bimbingan dan kerjasama dengan guru mata
konseling SMK seperti: memberi pelajaran dan wali kelas. Untuk
izin keluar jika ada kegiatan MGBK- guru mata pelajaran kerjasama
SMK, seminar, pelatihan; memberi pada siswa yang mengalami
izin kuliah bagi yang ingin prestasi rendah. Kerjasama dengan
mengembangkan diri; memberi izin wali kelas dalam bentuk absensi
dan surattugas jika ada undangan. siswa, dan masalah siswa.
c. Mengevaluasi program: kegiatan
2. Kegiatan guru bimbingan dan mengevaluasi dilakukan tiap
konseling dalam menyelenggara-
minggu keempat yang melibatkan
kan bimbingan dan konseling di
SMK Pontianak ketua program studi, guru BK,
kepala sekolah dan waka, dan
Landasan untuk mengetahui
materi evaluasi adalah semua
kegiatan guru bimbingan dan
permasalahan yang terjadi di
konseling dalam menyelenggarakan
sekolah. Selain itu evaluasi
bimbingan dan konseling, peneliti
dilakukan dengan melihat proses
melakukan wawancara dan observasi
selama bimbingan dan konseling
kepada beberapa guru bimbingan dan
dan hasil yang tampak, seperti
konseling yang menjadi subyek
perubahan/pengurangan

﴾ 53 ﴿
pelanggaran pada siswa; evaluasi mengikuti pertemuan MGBK-SMK se
dilakukan dengan mengecek Kota Pontianak. Namun untuk kegiatan
kegiatan mana yang dapat penelitian bimbingan dan konseling
dikembangkan dan dilanjutkan selama menjadi guru bimbingan dan
untuk program tahun berikutnya. konseling belum mereka lakukan,
d. Alat instrumen/asesmen yang begitu juga dengan mengikuti
digunakan: Alat ungkap masalah pendidikan lanjutan (S2 bimbingan dan
(AUM), Angket Pribadi Siswa, konseling) belum ada yang mengikuti.
Sosiometri, tes bakat, dan mulai 3. Sebagian besar guru bimbingan dan
mencoba ITP/ATP. konseling telah menyelenggarakan
bimbingan dan konseling dimulai
D. Penutup dengan merancang, melaksanakan,
mengevaluasi dan menguasai
Setelah data lapangan diperoleh,
alat/instrumen asesmen.
dianalisis, dan dibahas, maka dapat

disusun kesimpulan sebagai berikut. E. Daftar Pustaka

1. Kompetensi profesional guru Asrori, M. (1990). Unjuk kerja petugas


bimbingan dan konseling bimbingan dalam melaksanakan
Hasil secara keseluruhan guru konseling dikaji dari latar belakang
bimbingan dan konseling SMK se Kota pendidikan dan iklim organisasi
Pontianak berkompeten secara sekolahnya. Tesis pada PPS IKIP
profesional dalam menyelenggarakan Bandung:tidak diterbitkan
bimbingan dan konseling. Depdiknas. (2008).Penataan pendidikan
2. Sebagian besar guru bimbingan dan profesional konselor dan layanan
konseling SMK se Kota Pontianak bimbingan dan konseling dalam
pernah dan telah mengikuti kegiatan- jalur pendidikan formal
kegiatan yang dapat meningkatkan Febriyadi, H. (2010). Program
kompetensi profesional, diantaranya pengembangan kompetensi
mengikuti pelatihan, seminar, kepribadian guru bimbingan dan
workshop yang terkait bimbingan dan konseling SMA/SMK di Rangkas
konseling; rajin mencari Bitung. Tesis Master pada SPS UPI
informasi/materi bimbingan dan Bandung: tidak diterbitkan
konseling melalui internet, aktif

﴾ 54 ﴿
Hajati, K. (2010) Model Program Suherman, U.(2011). Manajemen
peningkatan kompetensi konselor bimbingan dan konseling.Bandung:
sekolah menengah atas berbasis Rizqi Press
standar kompetensi konselor Surya, M. (2009).Psikologi konseling.
indonesia. Disertasi Doktor pada Bandung: Maestro
SPS Upi Bandung: tidak diterbitkan Sudjana (1996).Metoda statistika.
Heriyanti (2013).Program pelatihan untuk Bandung: Tarsito
meningkatkan kompetensi Trisnowati, E (2009). Program pelatihan
profesional konselor SMA di Kota keterampilan konseling bagi
Pontianak. Tesis pada SPS UPI konselor di Sekolah. Tesis Master
Bandung: tidak diterbitkan pada SPS UPI Bandung : tidak
Hidayati, S. (2012). Pelaksanaan diterbitkan
bimbingan dan konseling di
Madrasah Aliyah Pontianak,
Penelitian Individu: tidak diterbitkan
Ilfiandra, Agustin M, dan Ipah S (2006).
Peningkatan mutu tata kelola
layanan bimbingan dan konseling
pada sekolah menengah atas
Provinsi Jawa Barat. Bandung : UPI
Nadia (2008). Kompetensi guru
pembimbing dalam pengelolaan
program bimbingan dan konseling.
Tesis Master pada SPS UPI
Bandung: Tidak diterbitkan
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2009
tentang Standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor
PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun
2009 tentang Jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya
Sugiyono.(2010).Metode penelitian
pendidikan.Bandung: Alfabeta.

﴾ 55 ﴿

Anda mungkin juga menyukai