Anda di halaman 1dari 6

KOMPETENSI PROFESIONAL KONSELOR DALAM PENYELENGGARAAN PENELITIAN

TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Laelaltul Anisah
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary
Banjarmasin e-mail: laelatulanisah89@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke
Diterima April 2016 empat
Disetujui Mei 2016 kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan
Dipublikasikan Juni pribadi yang mendukung. Kompetensi akademik dan profesional
konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik,
2016
kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi konselor berdasarkan
Kata Kunci: standar kualifikasi akademik terdiri dari empat kompetensi yaitu pedagogik,
Kompetensi Konselor, kepribadian, sosial dan profesional. Dimana masing-masing kompetensi
Penelitian Tindakan memiliki makna yang berbeda yang harus dimiliki oleh seorang konselor/
Kelas. guru BK. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan pengelolaan proses
pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa;
Keywords: kompetensi kepribadian berkaitan dengan etika akademik seorang konselor/
Counselor guru BK dalam
dalam pelaksanaan
melakukan bimbingan
pelayanan dan konseling;
bimbingan dan kompetensi
konseling; sosial
dan
Competencies, Action kompetensi
Research of Guidance profesional berkaitan dalam menguasai bidang keilmuan bimbingan dan
konseling. Kompetensi profesional seorang konselor/ guru BK dalam
and Counseling
menguasai bidang keilmuan bimbingan dan konseling seorang konselor/ guru
(PTBK)
BK mampu melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling guna
meningkatkan mutu pelayanan bimbingan dan konseling, salah satunya yaitu
dengan
AbstractPenelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK)
The performance of counselors is strongly influenced by the quality control of
all four of these competencies are based on the attitudes, values, and personal
tendencies that support. Academic competence and professional counselors
are integrated to build the integrity of pedagogical, personality, social, and
professional. Competence counselors based on academic qualification
standards consist of four competence that is pedagogical, personality, social
and professional. Wherein each competency has a different meaning to be
possessed by a counselor / school counselor. Pedagogical competence
relating to the management process guidance and counseling services
provided to students; personal competence with regard to academic ethics
counselor / school counselor in the implementation of guidance and
counseling; social competence relating to communications in the services,
guidance and counseling; and related professional competence in mastering
the scientific field of guidance and counseling. Professional competence a
counselor / school counselor in mastering the scientific field of guidance and
counseling a counselor / school counselor able to carry out research
guidance and counseling in order to improve the quality of guidance and
counseling services, one of which is the Action Research of Guidance and
Counseling (PTBK).

© 2016 Universitas Muria Kudus


Print ISSN 2460-1187
Online ISSN 2503-281X
PENDAHULUAN keputusan dan pilihan untuk mewujudkan
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi kemaslahatan umum. Pelayanan yang dimaksud
Konselor, bahwa dalam rangka pelaksanaan adalah pelayanan bimbingan dan konseling.
ketentuan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Konselor adalah pengampu pelayanan yang ahli
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri pendidikan formal dan nonformal. Ekspektasi
Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan
Akademik dan Kompetensi Konselor. Komptensi pelayanan ahli bimbingan dan konseling
akademik konselor diantaranya adalah senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap
memiliki kemampuan untuk mengenal secara empatik, menghormati keragaman, serta
mendalam konseli yang hendak dilayani. mengutamakan kepentingan konseli, dengan
Konselor harus memahami karakteristik konseli selalu mencermati dampak jangka panjang dari
yang akan dilayani. Karena konseli tumbuh pelayanan yang diberikan.
dari latar belakang keluarga dan budaya tertentu Sosok utuh kompetensi konselor mencakup
sebagai rujukan normatif beserta permasalahan kompetensi akademik dan profesional sebagai
yang dialami oleh konseli serta solusi yang akan satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan
dipilihnya. Selain itu, konselor sebagai helping landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan
professions hendaknya mengupayakan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Kompetensi
kepada konseli dengan penuh empatik, akademik merupakan landasan bagi
menghormati keragaman, serta mengedepankan pengembangan kompetensi profesional, yang
kebaikan konseli untuk perkembangan meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli
kedepannya. yang dilayani, (2) menguasai landasan dan
Menguasai khasanah teoritik mencakup kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3)
kemampuan: menguasai secara akademik teori, menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
prinsip, teknik, dan prosedur pelayanan BK, konseling yang memandirikan, dan (4)
mengemas teori ke dalam penyelenggaraan mengembangkan pribadi dan profesionalitas
pelayanan BK. Dapat dikatakan bahwa, konselor secara berkelanjutan.
pelayanan yang dilakukan konselor berada dalam Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi
konteks tugas kawasan yang memandirikan oleh kualitas penguasaan ke empat kompetensi
individu dalam pengambilan keputusan guna tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan
mencapai perkembangan secara optimal, kecenderungan pribadi yang mendukung.
mewujudkan kehidupan yang produktif dan Kompetensi akademik dan profesional konselor
sejahtera, serta untuk menjadi warga secara terintegrasi membangun keutuhan
masyarakat yang peduli pada kemaslahatan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
umum melalui pendidikan. Keberadaan konselor profesional.
dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar PEMBAHASAN
dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,
Rumusan Standar Kompetensi
tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur
Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1
atas dasar kerangka pikir yang menegaskan
Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik,
konteks tugas dan ekspektasi kinerja
termasuk konselor, memiliki keunikan konteks
konselor. Namun bila ditata ke dalam empat
tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi
kompetensi pendidik sebagaimana tertuang
akademik dan kompetensi konselor
dalam PP
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar
19/2005, maka rumusan kompetensi akademik
kerangka pikir yang menegaskan konteks
dan profesional konselor dapat dipetakan dan
tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Konteks
dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik,
tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan
kepribadian, sosial, dan profesional.
yang bertujuan mengembangkan potensi dan
memandirikan konseli dalam pengambilan
Penelitian tindakan bimbingan dan (3) Melaksanakan pelayanan sambil meneliti, (3)
konseling (PTBK) merupakan suatu bentuk Untuk meningkatkan proses dan hasil pelayanan
penelitian yang bersifat reflektif dengan konseling, (4) Dalam rangka pengembangan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat profesi. Adapun ciri-ciri dari penelitian tindakan
memperbaiki dan atau meningkatkan kelas antara lain: (1) Harus ada action/ tindakan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan bidang pelayanan konseling,
agar lebih profesional. Karakteristik (2) Tindakan yang dilakukan dalam rangka
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling: pengembangan profesi, (3) Tindakan harus
(1) Ada unsur tindakan yang sesuai tupoksi, sesuai tugas pokok dan fungsi sebagai guru
berarti ada unsur pengembangan profesi, pembimbing, (3) Tindakan harus dilakukan
(2) Tidak sendiri oleh guru pembimbing/ peneliti.
mengganggu proses bimbingan dan konseling,
No
Perbedaan Aspek Tindakan Bimbingan
Penelitian Penelitiandan
Tindakan Bimbingan
Konseling dan Penelitian non PTBK
dan Konseling Penelitian non PTBK
1 Peneliti Konselor/ Guru BK
2 Rencana Peneliti Oleh konselor, dan dapat juga dibantu Orang lain
orang lain Oleh peneliti
3 Munculnya Masalah Dirasakan dan dirisaukan konselor
yang mungkin juga atas dorongan Bersumber dari orang lain
orang lain
4 Ciri Utama Ada tindakan secara berulang
(cyclical) untk memperbaiki mutu Belum tentu ada tindakan
layanan
5 Peran Konselor Sebagai konselor sekaligus peneliti
6 Tempat Penelitian Dalam kelas, pada satu satuan Sebagai objek peneliti
layanan Kelas, sekolah dan masyarakat
7 Proses Pengumpulan Oleh konselor sandiri dengan bantuan
Data orang lain Oleh orang lain
8 Hail Penelitian Langsung dimanfaatkan konselor
yang hasilnya dirasakan oleh Menjadi milik peneliti dan belum
klien atau siswa tentu dimanfaatkan oleh guru
9 Lingkup Penelitian Kelas (klasikal), kelompok,
individual dalam satu satuan Dalam lingkup BK, bidang studi
pelayanan dan bidang yang lainnya
(Dikutip dalam Imam Tadri, 2014:15)
Tahap dalam Penelitian Tindakan dengan rencana pelaksanaan
Bmbingan dan Konseling: pelayanan bimbingan dan konseling
1. Planning yang telah disusun.
 Penyusunan rencana tindakan 3. Observing
(pelayanan bimbingan dan  Kegiatan ini merupakan bentuk
konseling). pengamatan terhadap dampak atas
 Penyusunan media, penyusunan tindakan yang dilakukan.
materi dari topik yang akan dibahas.  Data yang dihimpun adalah data
 Penyusunan instrumen evaluasi. kualitatif maupun kuantitatif sesuai
2. Acting dengan indikator-indikator masalah
 Dalam PTBK, kegiatan tahap yang telah ditetapkan.
pelaksanaan tindakan adalah  Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan rencana cara pengamatan, wawancara,
sesuai
kuesioner, atau cara lain yang  Pada kegiatan refleksi perlu ditelaah
sesuai dengan data yang dibutuhkan. aspek-aspek mengapa, bagaimana,
4. Reflecting dan sejauh mana tindakan yang
 Merupakan kegiatan evaluasi tentang ditetapkan mampu mencapai
perubahan yang terjadi atau perubahan atau mengatasi masalah
hasil yang diperoleh atas data yang secara signifikan.
terhimpun sebagai bentuk dampak Bertolak dari refleksi, suatu perbaikan
tindakan yang telah dirancang. tindakan dalam bentuk replanning dapat
 Berdasarkan langkah ini akan dapat dilakukan.
diketahui perubahan yan terjadi.

Contoh Permasalahan BK yang menjadi Objek Penelitian


No Permasalahan BK Tema Penelitian
I BIDANG BIMBINGAN
Bidang Bimbingan Pribadi Pelayanan Bimbingan Klasikal Berbantuan IT untuk
Menguatkan Sikap Positif terhadap Pelayanan
Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VII
A SMP Sopo Kersa-Surabaya
Bidang Bimbingan Belajar Bimbingan Belajar Teknik Problem Solving
untuk
Meningkatkan Minat dalam Layanan Bimbingan
Belajar pada Siswa Kelas XI di SMA Monggo Kersa-
Bidang Bimbingan Karir Surabaya
Layanan Informasi Karir Berbantuan e-learning untuk
Meningkatkan Pemahaman Bimbingan Karir pada
Siswa Kelas X C SMK Nderek Sapa Sembarang
II JENIS LAYANAN
Pelayanan Informasi Layanan Informasi Studi Lanjut berbantuan
Multy
Media Interaktif untuk Meningkatkan Minat Siswa
dalam Mengikuti Program Bimbingan Karir Siswa
Pelayanan Penempatan Kelas IX B SMA
Pelayanan Siapa Suka-Malang
Penempatan Berbasis Pengukuran
Psikologi untuk Memantapkan Orientasi Karir Siswa
SMK Kelas XI C Asung Tuladha-Malang
Pelayanan Konseling Individual Implimentasi Teknik ON-OFF untuk Menurunkan
Respon Negatif dalam Pelayanan Konseling
Individual pada Siswa Kelas XI SMK Mbangun
Karsa-Jogjakarta
Pelayanan Konseling Kelompok Konseling Kelompok Teknik Bermain Peran untuk
Meningkatkan Partisipasi dalam Kegiatan
Kelompok pada Siswa Kelas VIII D SMP Kali Gula-
Pelayanan Bimbingan Kelompok Jakarta Nilai Gotong Royong untuk Menurunkan
Aplikasi
Respon Negatif dalam Pelayanan Bimbingan
Kelompok Siswa Kelas X C SMK Makarya-Medan
III LAYANAN PENDUKUNG Pemanfaatan Sistem Dewey dalam Pelayanan
Orientasi untuk Meningkatkan Minat Baca pada
Siswa Kelas VII A SMP Idola-Sampang Madura
Dan sebagainya .................
(dikutip dalam Imam Tadjri, 2014:20)
Sistematika Proposal bentuk kalimat pernyataan yang
Sistematika proposal PTBK mencakup singkat tetapi jelas.
unsur- unsur sebagai berikut: (2) Pemecahan Masalah; merupakan uraian
Judul Penelitian altematif tindakan yang akan dilakukan
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan untuk memecahkan masalah. Oleh
spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan karena itu, pemecahan masalah juga
masalah yang akan diteliti, tindakan untuk difokuskan kepada mutu kinerja
mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. konselor/ guru BK.
Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud c. Tujuan Penelitian
PTBK bukan penelitian pada umumnya. Tujuan PTBK dirumuskan secara jelas,
Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula didasarkan atas latar belakang dan harapan
sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan
keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, sebagaimana tersirat dalam rumusan masalah.
dan waktu penelitian. d. Manfaat Penelitian
Bab I Pendahuluan Manfaat penelitian berkaitan dengan fihak-
a. Latar Belakang Masalah fihak yang terlibat dalam penelitian.
Latar belakang merupakan pintu masuk
bagi peneliti untuk menyingkap Bab II Kajian Teori
kesenjangan yang terjadi antar kebenaran teori Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual
atau kebenaran konsep dengan realitas yang dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam
ada dilapangan. Untuk itu, dalam uraian latar menentukan alternatif pemecahan masalah. Dalam
belakang masalah yang harus dipaparkan hal- kajian teori harus memuat hal-hal:
hal berikut. a. Teori utama dan teori turunannya
(1) Masalah yang diteliti adalah benar-benar dalam bidang yang diteliti
masalah yang sedang menjadi titik b. Penelitian terdahulu yang telah
prhatian konselor/ guru BK. Umumnya dilakukan orang lain dalam bidang yang
didapat dari pengamatan dan diagnosis diteliti
yang dilakukan konselor/ guru BK ketika c. Hasil dari penelitian terdahulu dalam
melakukan pelayanan bimbingan dan bidang yang diteliti
konseling. d. Melakukan kajian komprehensif
(2) Masalah yang akan diteliti merupakan Dalam menggunakan sumber kepustakaan peneliti
fenomena-fenomena penting yang terkait dengan kaidah-kaidah pada saat mengutip
menarik konselor/ guru BK serta maupun pada saat mencantumkan sumber
mendesak untuk segera ditangani dalam kepustakaan baik dalam batang tubuh uraian
proses enyelenggaraan pelayanan maupun pada saat menyusun daftar pustaka.
bimbingan dan konseling.
(3) Identifikasi masalah di atas, antara Bab III Metode Penelitian
paparan teoritik dan fenomena apabila Pada bagian ini uraikan setidaknya dengan
terjadi kesenjangan maka konselor/ guru sistematika berikut:
BK dapat menemukan peluang untuk a. Populasi dan sampel. Populasi adalah kelas
memecahkannya sehingga mutu yang akan diberikan layanan sedangkan teknik
pelayanannya menjadi meningkat dan sampling pada PTBK adalah menggunakan
hasilnya dapat dirasakan lebih baik oleh teknik bertujuan (Purpose Sampling).
siswa. b. Prosedur/ siklus penelitian. Pada bagian
b. Perumusan dan Pemecahan Masalah ini
Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran dijelaskan jumlah siklus yang akan dilakukan.
tentang rumusan masalah dan cara pemecahan Tiap siklus mengikuti tahapan PTBK yaitu:
masalah. (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
(1) Perumusan Masalah, berisi rumusan pengamatan, dan (4) refleksi.
masalah penelitian yang ditulis
dalam
c. Alat Pengumpulan data. Pada bagian ini f. Proposal yang disusun harus dilengkapi
ditunjukan dengan instrumen yang digunakan dengan RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan)
dalam pengumpulkan data. untuk setiap siklus
d. Analisis: Analisis dalam PTBK terdiri dari
analisis Kualitatif dan analisis Kuantitatif
e. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam
bentuk bar chart (tabel) yang
menggambarkan urutan kegiatan dari awal
sampai akhir. Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan
Professional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan Formal. Bandung: Jurusan
Kompetensi konselor berdasarkan BK UPI.
standar kualifikasi akademik terdiri dari empat
Permendiknas, 2008. Format 1(A) 5 : Pernyataan
kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian,
kompetensi, indikator, dan proses
sosial dan profesional. Dimana masing-masing
penilaian kinerja Guru Bimbingan dan
kompetensi memiliki makna yang berbeda yang
Konseling (BK)/ Konselor. Jakarta:
harus dimiliki oleh seorang konselor/ guru
Departemen Pendidikan Nasional.
BK. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan
pengelolaan proses pelayanan bimbingan dan PP 19 Tahun 2005 Tentang Rumusan Kompetensi
konseling yang diberikan kepada siswa; Akademik dan Profesional Konselor.
kompetensi kepribadian berkaitan dengan etika Jakarta : Departemen Pendidikan
akademik seorang konselor/ guru BK dalam Nasional.
pelaksanaan bimbingan dan konseling;
Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk
kompetensi sosial berkaitan dengan komunikasi
Guru Pembimbing. Yogyakarta:
dalam melakukan pelayanan bimbingan dan
Paramitra.
konseling; dan kompetensi profesional berkaitan
dalam menguasai bidang keilmuan bimbingan Tadjri, Imam. 2014. Penelitian Tindakan
dan konseling. Bimbingan dan Konseling. Semarang:
Kompetensi profesional seorang Swadaya Manunggal.
konselor/ guru BK dalam menguasai bidang Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
keilmuan bimbingan dan konseling seorang Guru dan Dosen. Jakarta: Departemen
konselor/ guru BK mampu melaksanakan Pendidikan Nasional.
penelitian bimbingan dan konseling guna
meningkatkan mutu pelayanan bimbingan dan Wardhani, I.G. 2004. Penelitian Tindakan Kelas.
konseling, salah satunya yaitu dengan Penelitian Jakarta: UPBBJ.
Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK).

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan.
Jogjakarta: Ayutya Media.

Anda mungkin juga menyukai