Anda di halaman 1dari 8

UAS PROFESI KEGURUAN BK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Profesi Keguruan BK

Dosen Pengampu : Hj. Farida Ulyani, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nailina Rahmatika N. (2011010094)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN AJARAN 2022/2023


PENINGKATAN KEPROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh : Nailina Rahmatika Novianingrum

nailinarahmatikaa@gmail.com

ABSTRAK

Untuk menjamin bahwa peserta didik mendapatkan layanan bimbingan


dan konseling yang berkualitas, seorang Guru BK dalam bekerjanya harus
selalu mengindahkan dan mematuhi kode etik yang ditetapkan oleh
organisasi profesi. Selalu mematuhi ketentuan yang termuat dalam kode etik.
Sikap, tindakan apakah yang harus ditunjukkan dan dilakukan, juga harus pula
menghindari hal-hal apakah yang tidak diperbolehkan dalam bekerjanya. Hal
ini semata-mata demi kepentingan, dan pemenuhan hak yang ada pada
peserta didik untuk mendapatkan layanan terbaik. Disamping itu ketaatan
pada kode etik itu juga berkepentingan bagi terjaganya martabat dan wibawa
profesi konselor.

Konselor wajib mengkaji secara sadar tingkah laku dan perbuatannya


bahwa ia mentaati kode etik. Konselor wajib senantiasa mengingat bahwa
setiap pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri sendiri, konseli,
lembaga dan pihak lain yg terkait. Pelanggaran terhadap kode etik akan
mendapatkan sangsi yang mekanismenya menjadi tanggung jawab Dewan
Pertimbangan Kode Etik ABKIN sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ABKIN, Bab X, Pasal 26 ayat 1 dan 2.

Contoh Bentuk Pelanggaran Kode Etik :

1. Terhadap Konseli

a. Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak


terkait dengan kepentingan konseli.

b. Melakukan perbuatan asusila (pelecehan seksual, penistaan agama,


rasialis).

c. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli.

d. Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur, teknik,


evaluasi, dan tindak lanjut).

2. Terhadap Organisasi Profesi

a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh


organisasi profesi.

b. Mencemarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi


untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok).

3. Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain Yang Terkait

a. Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan,


menolak untuk bekerja sama, sikap arogan).

b. Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai


dengan masalah konseli.

 Sanksi Pelanggaran

Konselor wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling.


Apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan
Konseling maka kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut.

1. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis.

2. Memberikan peringatan keras secara tertulis.

3. Pencabutan keanggotan ABKIN.

4. Pencabutan lisensi.
5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan
diserahkan pada pihak yang berwenang.

Dapat disimpulkan dari hal diatas, bahwa konselor harus memiliki


keprofesionalan dalam bekerja. Konselor harus professional dan dapat
mempertanggung jawabkan semua hal yang ia lakukan. Maka, disini saya
akan membahas tentang peningkatan keprofesionalan konselor dalam
bekerja.

PENDAHULUAN

Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan,


bimbingan konseling di sekolah dibentuk untuk memberikan bantuan dan
tuntunan kepada peserta didik untuk meningkatkan mutunya. Bimbingan
konseling merupakan upaya yang proaktif dan sistemik dalam membantu
peserta didik menyelesaikan hambatan-hambatan yang dihadapinya selama
proses pendidikannya. Salah satu tugas dan kewajiban guru bimbingan
konseling adalah memberikan layanan bimbingan konseling. Dalam
memberikan layanan guru bimbingan konseling dituntut untuk dapat
memberikan layanan dan materi layanan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, agar layanan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan
permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik. Berdasarkan penjelasan di
atas, guru bimbingan konseling harus dapat mengetahui kebutuhan peserta
didik. Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik dalam melaksanakan
pelayanan bimbingan konseling, guru bimbingan konseling dibantu dengan
kegiatan pendukung bimbingan konseling.

PEMBAHASAN

Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) merupakan pendidik


professional. Dengan demikian kinerja Guru BK telah diakui sebagai jabatan
professional baik oleh pemerintah, masyarakat pemakai jasa layanan BK,
maupun masyarakat lainnya.

Berdasar peraturan perundangan Guru BK atau yang juga disebut konselor


telah ditetapkan sebagai pendidik profesional. Atas dasar ketentuan ini maka
akan terdapat berbagai konsekuensi yang menyertainya. Mulai dari
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi terutama yang berkaitan dengan
kualifikasi pendidikan yang harus dimilikinya, pengakuan legalistik atas
penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan boleh lembaga atau institusi
berwenang yang ditunjuk oleh pemerintah.

Untuk menjamin bahwa peserta didik mendapatkan layanan bimbingan


dan konseling yang berkualitas, seorang Guru BK dalam bekerjanya harus
selalu mengindahkan dan mematuhi kode etik yang ditetapkan oleh
organisasi profesi. Selalu mematuhi ketentuan yang termuat dalam kode etik.
Sikap, tindakan apakah yang harus ditunjukkan dan dilakukan, juga harus pula
menghindari hal-hal apakah yang tidak diperbolehkan dalam bekerjanya. Hal
ini semata-mata demi kepentingan, dan pemenuhan hak yang ada pada
peserta didik untuk mendapatkan layanan terbaik. Disamping itu ketaatan
pada kode etik itu juga berkepentingan bagi terjaganya martabat dan wibawa
profesi konselor.

Pengembangan profesional Guru BK sebagai upaya untuk meningkatkan


keahliannya agar kepemilikan kompetensi yang dipesyaratkan terjaga dan
bahkan sedapat mungkin mencapai level puncak menjadi sebuah keharusan.
Tujuan pengembangan ialah agar guru BK mampun melaksanakan (1)
pemenuhan kebutuhan siswa yang selalu meningkat, (2) penyesuaian dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, dan (3) penyelarasan dengan paradigma
baru dalam bidang BK.

Profesionalitas Guru BK dapat dikembangkan antara lain melalui cara


pendidikan dan latihan, pendidikan ke jenjang lebih tinggi, magang, workshop,
auto didact yakni guru BK dengan mengupayakan sendiri pengembangan itu
melalui kajian terhadap sumber belajar yang relevan dengan tugasnya yakni
memberikan layanan BK. Berinteraksi dengan sesama teman seprofesi
diyakini mampu merubah pola pikir, wawasan, dan ketrampilan dalam
melayani pencapaian kompetensi kemandirian peserta didik.
Mengembangkan keahlian dapat pula dilakukan dengan cara melaksanakan
kajian dan penelitian serta membuat karya dalam bidang bimbingan.

Nah, untuk meningkatkan keprofesionalitas Guru BK, ada 4 kompetensi


yang harus diterapkan dikehidupan sehari-hari bagi semua guru, termasuk
guru BK. Seperti yang telah dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 27 tahun
2009 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor di mana
kompetensi yang harus dikuasai oleh guru pembimbing ini mencakup 4 ranah,
yaitu sebagai berikut :

 Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan seorang guru


bimbingan dan konseling memahami peserta siswa, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik dan evaluasi
dari hasil belajar siswa untuk bisa mengaktualisasi potensi yang
mereka miliki. Nah, dalam hal ini guru BK dapat menerapkan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dengan cara memahami para
siswa dengan lebih mendalam. Dalam hal ini tentu guru BK harus
memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan berbagai
macam prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif dan bisa
mengidentifikasi bekal untuk siswa. Selain itu juga bisa melakukan
latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran secara kondusif
dan mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi sebagai
potensi peserta didik.

 Kompetensi kepribadian, di mana guru BK harus memiliki kemampuan


personal untuk mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa,
Arif, dan berwibawa. Guru BK tentu menginginkan para siswa memiliki
sikap positif dan memiliki kepribadian yang jauh lebih baik untuk bisa
menunjang masa depan. Untuk bisa mendapatkan tujuan tersebut,
tentu guru BK juga harus memiliki kompetensi kepribadian yang bisa
menjadi teladan bagi para siswa. Kompetensi kepribadian ini dibagi
menjadi beberapa bagian, seperti kepribadian yang stabil, kepribadian
yang dewasa, kepribadian Arif, kepribadian berwibawa, dan memiliki
akhlak mulia serta teladan. Seperti contoh : guru BK selalu jujur,
ramah, berwibawa, menampilkan emosi yang stabil, bersikap empati,
bertoleransi tinggi terhadap konseli, menampilkan kinerja yang
berkualitas tinggi, peduli terhadap kemaslahatan manusia, dan masih
banyak lainnya.

 Kompetensi sosial, guru BK disini harus memiliki kemampuan untuk


berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan, siswa, orang
tua, dan masyarakat di sekitar sekolah. Beberapa tugas guru BK ini
diantaranya adalah menyelesaikan masalah siswa, menjadi
penghubung antara sekolah dan orang tua, membantu guru pelajaran
lain untuk menemukan metode belajar, memberikan motivasi siswa,
dan lain sebagainya. Jadi Kompetensi sosial ini bisa membantu guru
BK untuk menjalankan semua tugas tersebut dengan mudah. Bila
guru BK kurang bersosial dengan baik, tentu nantinya akan
berdampak pada tanggung jawab yang harus diselesaikan sebagai
Guru bimbingan dan konseling di sekolah.

Kompetensi sosial ini dapat tercermin dalam :

1) bertindak obyektif serta tidak diskriminator

2) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun

3) dapat beradaptasi dimanapun berada

4)bdapat berkomunikasi dengan berbagai komunitas

 Kompetensi profesional, ini merupakan penguasaan terhadap materi


pembelajaran yang lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu Yang menaungi
tugas dari guru BK tersebut. Tugas guru BK disini adalah untuk
merancang program Bimbingan dan Konseling, menganalisis
kebutuhan konseli, menyusun program Bimbingan dan Konseling yang
berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara komperehensif
dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling, merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program Bimbingan dan Konseling.

Berikut contoh aspek kompetensi profesional yang harus dikuasai


seorang Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor : Menguasai
konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli. Mendeskripsikan hakikat asesmen
untuk keperluan pelayanan konseling, memilih teknik penilaian sesuai
dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun
dan mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan bimbingan
dan konseling, mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan
masalah-masalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan
teknik penilaian pengungkapan kemampuan dasar dan
kecenderungan pribadi peserta didik.

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa Guru BK profesional adalah


guru BK yang mampu menguasai, memahami, dan menerapkan
kompetensinya sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang telah dikuasainya.

Anda mungkin juga menyukai