Anda di halaman 1dari 6

KODE ETIK GURU BK

A. Kode Etik Guru Bimbingan dan Konseling


Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok
profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.
Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok
profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi
harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Dengan disahkannya UU NO 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
memberikan makna tersendiri bagi pengembangan profesi bimbingan dan konseling,
dan melahirkan berbagai Peraturan Pemerintah sebagai peletakan dasar pelaksanaan
Undang-undang tersebut. PP no 27, 28, 29, dan 30 tahun 1990 mengatur tata laksana
pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi serta mengakui sepenuhnya tenaga guru dan tenaga lain yang berperan dalam
dunia pendidikan, selain guru.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan
oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia, yaitu :
a. Pembimbing menghormati harkat klien.
b. Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi.
c. Pembimbing tidak membedakan klien.
d. Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekurangan-
kekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
e. Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.
f. Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada klien.
g. Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang
yang dilayani.
h. Pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik mungkin.
i. Pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang tingkah
laku orang, serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan
layanan sebaik-baiknya.
j. Seluruh catatan tentang klien bersifat rahasia.
k. Suatu tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan
dan menafsirkan hasilnya.
B. Fungsi kode Etik Guru
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang
professional.
C. Kompetensi guru BK:
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu Menguasai teori dan cara kerja
pendidikan. Guru BK harus mengetahui kompetensi- kompetensi yang dimiliki
setiap peserta didik dan memiliki kemampuan untuk membantu peserta didik
mengembangkan bakatnya tanpa melanggar tata tertib yang ada di sekolah.
2. Kompetensi social
Mampu mengimplementasikan kolaborasi innternal di tempat
dimana bekerja yaitu memahami dasar tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak
yang bersangkutan yaitu guru, wali kelas, pimpinan sekolah, komite sekolah, wali
murid dan peserta didik. Selain itu guru BK menaati kode etik profesi bimbingan
dan konseling aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi.
D. Tugas guru BK
1. Memberi konseling kepada peserta didikdalam memecahkan permasalahan
sekolah maupun masalah di luar sekolah yang sedang dihadapi.
2. Dapat memberikan berbagai macam tes yang akan menunjukan minat dan bakat
yan dimiliki peserta didik.
3. Dapat menjadi titik tengah antara pihak sekolah dengan wali murid, terutama ketika
murid mengalami masalah di sekolah.
4. Memberikan motivasi belajar berupa bimbingan kepada murid-murid agar mampu
bersaing di dunia pendidikan.
5. Bersedia memberikan bantuan kepada guru-guru lainnya dalam memberikan
metode belajar termasuk pada murid-murid yang membutuhkan perhatian khusus.
6. Memberikan laporan kepada sekolah terkait kondisi psikologis setiap peserta didik
yang bermasalah.
7. Memberikan tindakan kedisiplinan bagi murid-murid yang melanggar peraturan-
peraturan yang ada di sekolah.
Keprofesionalan, Keterkaitan, dan Kerja Sama antara Pendidik dalam Bimbingan dan
Konseling (BK)
A. Keprofesionalan dalam BK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konseling diartikan sebagai
petunjuk (penjelasan) tentang cara mempelajari sesuatu. Sedangkan konseling adalah
nasihat seorang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis.
Konseling juga dapat diartikan sebagai pemberian bantuan kepada konselor sedemikian
rupa sehingga pemahamannya tentang dirinya meningkat dalam memecahkan berbagai
masalah.
Bimbingan dan konseling profesional adalah kualitas orang atau penasihat
dalam membantu orang lain dengan menggunakan beberapa teknik yang dilakukan
secara berkesinambungan.
Konselor adalah profesional konseling yang terlatih dan terakreditasi. Konselor
adalah pendidik profesional dengan kualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan
(S-1) yang telah menyelesaikan Bimbingan Konseling atau Diklat Kejuruan Guru
Konseling.
B. Keterkaitan Keprofesionalan dalam BK
Dalam hubungan fungsional, kemitraan antara konselor dan guru atau pendidik
lainnya dapat dicapai melalui kegiatan rekomendasi. Masalah perkembangan siswa
yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran akan ditangani oleh pengajar. Demikian
pula masalah siswa yang ditangani oleh konselor berkaitan dengan proses
pembelajaran, dan peran bimbingan dan konseling menuntut guru untuk
memperhatikan. Di sisi lain, fungsi pembelajaran bidang membutuhkan perhatian
pengajar.
C. Peran Kerja Sama dan Tanggung Jawab Personel Sekolah dalam BK
1. Kepala Sekolah
Adapun peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pendidikan, termasuk kegiatan pengajaran,

pelatihan, bimbingan, dan konsultasi sekolah.


b. Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

kegiatan bimbingan dan konsultasi.


c. Memfasilitasi pelaksanaan program bimbingan dan konsultasi di sekolah.
d. Mengawasi pelaksanaan konseling di sekolah.
e. Membentuk koordinator konselor untuk mengkoordinir pelaksanaan konseling

di sekolah sesuai kesepakatan konselor.


f. Dalam proses bimbingan belajar pada awal setiap triwulan, kepala sekolah
mempersiapkan surat pekerjaan rumah dari tutor.
g. Menyiapkan surat pernyataan bimbingan dan konsultasi sebagai bahan bagi

pengajar untuk merekomendasikan nilai kredit. Surat pernyataan ini disertai


dengan bukti fisik visi dan misi.
2. Peran Wakil Kepala Sekolah
Tugas dan tanggung jawab wakil kepala sekolah dalam lingkup memberikan
bantuan kepada kepala sekolah dalam bidang-bidang berikut:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi

seluruh staf sekolah.


b. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah khususnya yang berkaitan

dengan pemberian layanan konseling dan konseling.


c. Memberikan bimbingan dan konseling kepada minimal 75 siswa, bagi
wakil kepala sekolah yang berpengalaman di bidang konseling dan
konseling. (Nurihsan, 2009)

3. Peran Guru Pembimbing


Guru pembimbing adalah seorang konselor di sekolah yang khusus ditugaskan
kepadanya. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling tidak diberikan oleh semua
guru atau oleh guru manapun. Guru berusaha membimbing siswa untuk
menemukan berbagai potensi yang dimilikinya.
Peranan guru pembimbing atau konselor secara lebih detail, yaitu:
a. Mempromosikan layanan bimbingan dan konseling.

b. Perencanaan program bimbingan dan konseling.

c. Melaksanakan semua program unit layanan bimbingan dan konseling.


d. Melaksanakan semua program aksi unit pendukung konseling konseling.

e. Evaluasi program dan hasil pelaksanaan unit pelayanan dan kegiatan

penunjang penyuluhan.
f. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi layanan
bimbingan dan konseling serta kegiatan penunjang.
g. Mengadministrasikan kegiatan unit layanan dan kegiatan pendukung

konsultasi yang dilakukan.


4. Peran Guru Mata Pelajaran
Menurut Partowisastro (2017), guru adalah staf sekolah yang memiliki
kesempatan untuk bertemu siswa lebih banyak secara tatap muka daripada staf
sekolah lainnya. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab guru dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diharapkan. Oleh sebab
itu, berikut merupakan peran guru mata pelajaran.
a. Penyedia informasi, guru harus menjadi pelaksana metode pengajaran

informasi, laboratorium, penelitian lapangan, dan sumber informasi akademik


dan kegiatan umum.
b. Penyelenggara, guru bertindak sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

kurikulum, dll.
c. Pemberi motivasi, guru harus mampu merangsang, mendorong, dan
memperkuat potensi siswa, menumbuhkan kemandirian (aktivitas), dan
kreativitas (kreativitas), serta menjadikan proses pengajaran penuh vitalitas.
d. Direktur, guru harus mampu mengarahkan dan membimbing kegiatan

pembelajaran.

5. Peran Pengawas BK
Tugas utama pengawas adalah melakukan supervisi akademik dan manajemen
satuan pendidikan mulai dari tahap perencanaan proyek, pelaksanaan proyek,
supervisi dan evaluasi. Guru BK juga diawasi oleh pengawas sebagai bagian
integral dari proses pendidikan yang mendukung keberhasilan siswa.
1) Mempromosikan layanan BK kepada seluruh warga sekolah.

2) Menyusun program kegiatan BK.

3) Pelaksanaan program BK.

4) Penatausahaan program kegiatan BK.

5) Penilaian dampak pelaksanaan program BK.

6) Analisis hasil evaluasi pelaksanaan BK.

7) Memastikan kelanjutan analisis penilaian BK.

8) Mengusulkan klien dan mencari manfaat personel, sarana dan prasarana alat

dan perlengkapan pelayanan BK.

Anda mungkin juga menyukai