Anda di halaman 1dari 6

NAMA : BIMA NASARTA

NIM : 20045042

PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI

TUGAS RESUME BK

Kerjasama antar personil bimbingan konseling di sekolah perlu dilakukan untuk membantu siswa dalam
mencapai tugas perkembangan. Masing-masing personil bimbingan konseling di sekolah hendaknya
memahami sekali apa yang harus ia lakukan dalam mendukung terlaksananya bimbingan konseling di
sekolah.

Profesionalitas Guru BK dapat dikembangkan antara lain melalui cara pendidikan dan latihan,
pendidikan ke jenjang lebih tinggi, magang, workshop, auto didact yakni guru BK dengan mengupayakan
sendiri pengembangan itu melalui kajian terhadap sumber belajar yang relevan dengan tugasnya yakni
memberikan layanan BK.

Guru mata pelajaran juga berkerjasama dengan guru pembimbing mengidentifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan pribadi, mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan pribadi kepada
guru pembimbing, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh bimbingan pribadi, serta
ikut serta dalam konferensi kasus.

Dengan demikaian perluya kerja sama antara guru BK dengan semua ersonil sekolah. Tujuannya agar
pemberian layanan kepada siswa dapat terlaksana dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan siswa
terutama dalam membantu meningkatkan tugas perkembangan siswa

Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama. Semua personil sekolah
(kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata pelajaran dan wali kelas)
mempunyai peranan masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Dalam hal
ini, guru pembimbing berperan sebagai koordinator dan pelaksana utama. Berikut akan diuraikan tugas
masing-masing personil tersebut, khususnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling, antara lain:

A. Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah memegang
peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis
besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan
dan konseling, sebagai berikut :

1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga


pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang
terpadu, harmonis, dan dinamis.
2. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,


penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

5. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan


profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.

6. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan
oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

B. Peran Wakil Kepala Sekolah

Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.

C. Peran Koordinator Bimbingan dan Konseling

Koordinator bimbingan dan konseling bertugas sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:

a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga sekolah (peserta
didik, guru dan personil sekolah lainnya), orangtua peserta didik dan masyarakat.

b. Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program satuan layanan dan kegiatan
pendukung, program mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan).

c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

d. Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling.

e. Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

f. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.

g. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian bimbingan dan konseling.

2. Mengusulkan kepada Kepala Sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasarana,
sarana alat serta perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.
D. Peran Guru Pembimbing dan Standarisasi Kerjanya

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas sebagai berikut:

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program satuan layanan


dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu tertentu, program-program
tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.

3. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.

4. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

5. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.

6. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.

8. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang


dilaksanakannya.

9. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling
secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta Kepala Sekolah.

Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar-mengajar, sebagai berikut:

1. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa aman, dan
berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya.

2. Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-kecakapan, sikap, minat,
dan pembawaanya.

3. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku peserta
didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya dapat merugikan dirinya sendiri maupun
teman-temannya.

4. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya.
5. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minatnya.
Berhubung guru relatif lama bergaul dengan peserta didik, maka kesempatan tersebut dapat
dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik. Guru dapat menunjukkan arah minat
yang cocok dengan bakat dan kemampuannya. Melalui penyajian materi pelajaran, usaha
bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.

E. Peran Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna
kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam
batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang
anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling,

Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan
pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur
dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program latihan tertentu dan
sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, maka Prayitno (2003)
memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dan guru praktik dalam
bimbingan dan konseling adalah :

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa

2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan


bimbingan dan konseling serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing memerlukan pelayanan pengajar atau latihan khusus (seperti pengajaran atau
latihan perbaikan, program pengayaan).

5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa


yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan


bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

F. Peran Wali Kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas berperan :

1. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi


tanggung jawabnya.

2. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan
dan konseling.

4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus.

5. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.

G. Peran Pengawasan Bimbingan dan Konseling

Supervisi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini dipahami karena perencanaan dan pelaksanaan yang
baik belum tentu dapat diwujudkan pada setiap sekolah. Secara organisatoris pengawasan
melekat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan wakilnya, namun secara fungsional pengawasan
di luar dilakukan oleh Pengawas Sekolah.

Melalui kedua macam pengawasan ini diharapkan dapat mendorong dan mengangkat guru-guru
pembimbing tersebut selalu meningkatkan wawasan dan kemampuan fungsional profesi
keahliannya, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling.

Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa
sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda. Jumlah guru
yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan
paling banyak 60 guru BK.

H. Pembagian Siswa Asuh Diantara Guru Pembimbing

Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun
perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Tentang pembagian
jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing telah diatur dalam SKB mendikbud kepala
BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 poin 3, 4, 7, 9 bunyi pasal ini sebagai berikut :

1. Point (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah
150 orang.

2. Point (4) Kelebihan peserta didik bagi guru pembimbing yang dapat diberi angka kredit
adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

3. Point (7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan bimbingan
dan konseling terhadap 40 orang peserta didik.

4. Point (9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala sekolah wajib
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai