Anda di halaman 1dari 7

Resume Makalah

Peran Krusial Guru: Memahami Konsep, Jenis dan Kompetensi


Guru, Tujuan, dan Kaitannya dengan Pelayanan BK di Sekolah

Nama : Rifki Mardafi


Nim : 22063041
Prodi : Pendikan teknik Elektro

1. Konsep Guru Bimbingan dan Konseling


Pengertian Guru Menurut UU
Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1,
mengenai ketentuan umum butir 6, Guru merupakan tenaga kependidikan. Dalam
hal ini yang termasuk tenaga kependidikan adalah yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Istilah lain guru sebagai pendidik yakni guru
menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungan
(Mulyasa, 2011:37).

Pengertian Guru Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara


Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Uyoh Sadulloh yang dikutip dari Ahmadi
dan Uhbiyati, bahwasannya mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggitingginya.

Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah pendidik.” Lebih lanjut menurut
Winkel (2006: 172) konselor sekolah adalah tenaga professional, yang
mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan (full-time guidance
counselor).
Guru BK merupakan pendidik yang bertanggung jawab dari mulai perencanaan
program, penyusunan program, pelaksanaan program bimbingan dan konseling
hingga pada evaluasi program tersebut dalam pelaksanaan tugasnya. Meskipun
demikian fokus pengembangan pada peserta didik yang berbeda antara guru
kelas/mata pelajaran dengan guru BK.

Tugas dan Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling

Selain itu menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 025/O/1995 Tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 5 dalam Iqbal (2009), menyebutkan
bahwa tugas dari guru pembimbing adalah:
a. Setiap guru pembimbing diberi tugas sekurang-kurangnya terhadap 150
siswa.
b. Bagi sekolah yang tidak memiliki guru berlatar belakang guru bimbingan
dan konseling, maka guru yang telah mengikuti penataran bimbingan dan
konseling sekurang-kurangnya 180 jam dapat diberi tugas sebagai guru
pembimbing. Penugasan ini bersifat sementara sampai guru yang ditugasi
mencapai taraf bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya D3 atau di
sekolah tersebut telah ada guru pembimbing yang berlatar belakang
minimal D3 bidang bimbingan dan konseling.
c. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan di
dalam atau di luar jam sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di luar
jam sekolah sebanyakbanyaknya sekolah itu, atas persetujuan kepala
sekolah.
d. Guru pembimbing yang tidak memenuhi jumlah siswa yang diberi
pelayanan bimbingan dan konseling, diberi tugas sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah lain baik
di sekolah swasta maupun sekolah negeri. Penugasan dilakukan
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang, sekurang-kurangnya
kepala kantor departemen pendidikan kebudayaan
kabupaten/kotamadya
2) Melakukan kegiatan lain dengan ketentuan bahwa setiap 2 jam efektif
disamakan dengan membimbing 8 (delapan) orang siswa. Kegiatan
lain tersebut misalnya menjadi pengelola perpustakaan dan tugas
sejenis yang sudah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Dasa dan Menengah. Kegiatan tersebut tidak dinilai lagi pada unsure
penunjang, karena telah digunakan untuk memenuhi jumlah
kewajiban siswa yang harus dibimbing.
e. Bagi guru pembimbing yang jumlah siswa yang dibimbingnya kurang dari
150 siswa, diberi angka kredit secara proporsional.
f. Bagi guru pembimbing yang jumlah siswa yang dibimbingnya lebih dari
150 siswa, diberi bonus angka kredit. Bonus angka kredit bimbingan
diberikan dari butir melaksanakan program bimbingan, pemberian bonus
angka kredit kelebihan siswa yang dibimbing sebanyak-banyak 75 siswa.

2. Jenis-Jenis dan Kompetensi Guru


1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru
terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya, secara rinci, tiap sub kompetensi dijabarkan menjadi indikator
esensial sebagai berikut :
a. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial :
memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.
b. Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, dengan indikator esensial : memahami
landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa,
menetapkan kompetensi yang ingin dicapai serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial : menata latar
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dengan indikator
esensial : merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil
evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan
belajar dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,
dengan indikator esensial : memfasilitasi siswa untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
2) Kompetensi Kepribadian
a. Kepribadian yang mantap dan stabil, dengan indikator esensial : bertindak
sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai norma sosial, bangga
sebagai guru yang profesional, memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan.
b. Kepribadian yang dewasa, dengan indikator esensial : menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
yang tinggi.
c. Kepribadian yang arif, dengan indikator esensial : menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta
menunjukan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan, dengan indikator esensial :
bertindak sesuai dengan norma agama, iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka
menolong dan memiliki perilaku yang pantas diteladani siswa.
e. Kepribadian yang berwibawa, dengan indikator esensial : memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku
yang disegani.

3) Kompetensi Sosial
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, dengan
indikator esensial : berkomunikasi secara efektif dengan siswa, guru bisa
memahami keinginan dan harapan siswa.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan, misalnya bisa berdiskusi tentang
masalahmasalah yang dihadapi siswa.

4) Kompetensi Profesional
a. Menguasai substansi keilmuan yang terikat dengan bidang studi. Guru
harus memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,
memahami struktur konsep, dan metode keilmuan yang menaungi dan
koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antara mata
pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam proses
belajar mengajar.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki implikasi bahwa guru
harus menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.

3. Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling adalah penjabaran tujuan
umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.
Berdasarkan hal tersebut inti tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah
pengembangan diri siswa.

4. Kaitan Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling dengan


Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Guru BK professional atau kompeten adalah guru BK yang mampu
menguasai, memahami, dan menerapkan kompetensinya sehingga pelayanan
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang telah
dikuasainya. Sebaliknya guru BK yang tidak memiliki kompetensi dalam
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling akan mengalami hambatan.
Untuk menjadi guru BK yang profesional dan berkompeten, maka guru BK harus
mengetahui kompetensi yang harus dikuasai salah satunya kompetensi professional.
Berdasarkan Peraturan Meteri Pendidiksn Nasional Nomor 27 Tahun 2008,
kompetensi profesional seorang guru BK mencakup menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami kondisi kebutuhan, dan masalah konseling; menguasai
kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling; merancang program
bimbingan dan konseling; mengimplementasikan program bimbingan dan konseling
yang komprehensif; menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling;
memiliki kesadaran dan komitment terhadap etika professional; menguasai konsep
dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling.

KESIMPULAN

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru diamanahkan sebagai tenaga yang
profesional, wajib memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompetensi dan sertifikasi yang
sesuai dengan kewenangan mengajar. Guru yang profesional diharapkan mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang
bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki
jiwa yang berbudi pekerti luhur. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Penguasaan dan implementasi kompetensi tersebut diharapkan
mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang bermutu dan
bermartabat.

Guru BK merupakan pendidik yang bertanggung jawab dari mulai perencanaan


program, penyusunan program, pelaksanaan program bimbingan dan konseling hingga pada
evaluasi program tersebut dalam pelaksanaan tugasnya. Adapun tugas-tugas guru
BKyaitu: memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling, merencanakan program
bimbingan dan konseling, melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling,
melaksanakan layanan pada berbagai bidang bimbingan terhadap sejumlah siswa yang
menjadi tanggung jawabnya, melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling,
menganalisis hasil evaluasi, melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis evaluasi,
mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, dan mempertanggungjawabkan
tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.

Keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling akan sangat terkait erat
dengan kompetensi pelaksanaanya yaitu guru bimbingan dan konseling/konselor sebagai
orang yang memberikan bantuan, meliputi kombinasi antara pengetahuan, akademik,
kualitas pribadi, dan ketrampilan dalam membantu. Dengan demikian demi keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling yang profesional harus dilaksanakan oleh guru BK yang
profesional pula.

Anda mungkin juga menyukai