Anda di halaman 1dari 22

PB ABKIN

(PENGURUS BESAR
ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA)
1. Merupakan organisasi profesi bimbingan dan konseling di Indonesia,
berdiri tgl. 17 Desember 1975 di Kota Malang Jawa Timur
2. Memayungi akademisi dan praktisi profesi bimbingan dan konseling di
Indonesia
3. ABKIN berbadan Hukum, NPWP, AD ART, ATRIBUT, KODE ETIK, NARBK
(Naskah Akademik Regulasi Bimbingan dan Konseling), Kepengurusan :
Pengurus Besar, Pengurus Daerah (27 Daerah), dan Pengurus Cabang
(420 Cabang), Memiliki 7 Divisi ABKIN.
4. Prodi Bimbingan dan Konseling S1 = 164 PT, S2 = 12 PT, S3 = 5 PT
5. Memiliki Yayasan Lembaga Sertifikasi Bimbingan dan Konseling( LSP BK
- berbadan Hukum)
BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)

• Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dalam


penyelenggaraan Pendidikan
• Bimbingan dan Konseling merupakan suatu profesi, layanan
dilaksanakan secara professional oleh tenaga ahli profesi
Bimbingan dan Konseling
• Tenaga ahli bimbingan dan konseling disiapkan melalui
Program Studi Bimbingan dan Konseling dan Pendidikan
Profesi Bimbingan dan Konseling
KOMPONEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
DASAR HUKUM PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING, a.l
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
2. Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang SKA KK
3. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang BK PDPM besera
lampirannya berupa Pedoman BK PDPM
4. POP BK SD, SMP, SMA/MA, SMK)
5. Keputusan Dikti No. 160 tahun 2021 tentang
PERSYARATAN DAN
PROSEDUR PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
KONSELOR.
KEGIATAN ABKIN

1. Kongres, Konvensi nasional BK,


2. Seminar dan workshop,
3. Pendidikan dan pelatihan,
4. Respon dan pendampingan penyintas bencana
alam
5. Mediasi dan advokasi
MERDEKA BELAJAR DAN TUJUAN UMUM BK
• Konsepsi merdeka belajar sejalan dengan pemahaman filosofis dan
tujuan bimbingan dan konseling
• Merdeka belajar sebagai bagian dari upaya pendidikan sangatlah
relevan dengan kemandirian diri sebagai tujuan bimbingan dan
konseling
• Titik temu merdeka belajar dengan tujuan bimbingan dan konseling
yang memandirikan; terletak pada perbuatan MENDIDIK yang
mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku didasarkan
atas kesadaran dan kemauannya sendiri dan berlandaskan pada
nilai-nilai kehidupan.
PELURUSAN MISKONSEPSI
TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING (1)
• Istilah 3 dosa besar pendidikan dalam pandangan ABKIN
terkesan reduksionistik dan generalisasi berlebihan.
• Pendidikan tetap harus dipahami sebagai upaya normatif
yang bertujuan membawa individu dari kondisi apa adanya
menuju kondisi yang seharusnya.
• 3 dosa besar pendidikan perlu dipahami secara
proporsional sebagai permasalahan pendidikan yang
bersifat prioritas dan mendesak untuk ditangani secepat
dan se-efektif mungkin
PELURUSAN MISKONSEPSI
TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING (2)
• Terkait perundungan, Guru Bimbingan dan Konseling, pada
dasarnya, telah dibekali kapasitas untuk melakukan deteksi dini
dan memitigasi problematika perilaku maladaftif yang dialami
oleh siswa, baik secara individual maupun dalam relasi sosial
siswa sehari-hari.
• Guru bimbingan dan konseling biasanya secara simultan tidak
hanya melakukan konseling individual, tetapi juga pendekatan
konsultatif dan home visit kepada pihak keluarga maupun
orang-orang terdekat untuk mendapatkan gambaran utuh
tentang permasalahan peserta didik.
PELURUSAN MISKONSEPSI
TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING (3)
• Penanganan perilaku bermasalah berupa pelanggaran disiplin,
termasuk perundungan, merupakan tanggung jawab umum
sekolah dan tidak merupakan tanggung jawab khusus guru
bimbingan dan konseling.
• Fungsi dan wewenang guru bimbingan dan konseling lebih
difokuskan pada pendampingan psikologis, memberikan layanan
bimbingan dan konseling, serta pertimbangan/rekomendasi
kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan/kepala sekolah,
sebagai penanggung jawab keamanan dan ketertiban sekolah,
PENEGASAN KONTEKS TUGAS GURU BK
• Konteks tugas guru BK adalah layanan yang memandirikan
dengan skenario konselor-konseli.
• Konteks ini berbeda dengan guru mata pelajaran yang lebih
fokus pada pembelajaran yang mendidik melalui mata
pelajaran dengan skenario guru.
• Tujuan BK adalah terpenuhinya standar kemandirian peserta
didik dalam ranah pribadi, sosial, belajar, dan karier, sedangkan
tujuan pembelajaran guru mata ppelajaran adalah tercapainya
kompetensi pembelajaran berupa hardskill dan softskill yang
bertumpu pada karakter diri
PROBLEMATIKA REGULASI DAN KEBIJAKAN (1)
• Terdapat dualisme penyelenggaraan Pendidikan Profesi, yaitu
pertama, Pendidikan Profesi Guru dalam bidang Bimbingan dan
Konseling dan kedua, Pendidikan Profesi Konselor
• PPK lebih dikehendaki dengan output utama dihasilkannya
konselor-konselor profesional, sejalan dengan amanat Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan
Permendiknas No. 27 tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK)
PROBLEMATIKA REGULASI DAN KEBIJAKAN (2)

• Namun, pemerintah masih belum memberikan


pengakuan utuh terhadap lulusan pendidikan profesi
konselor, dengan alasan utama bahwa penyelenggaraan
pendidikan profesi guru merupakan amanat dan
penjabaran operasional Undang-Undang No. 14 tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen.
PROBLEMATIKA REGULASI DAN KEBIJAKAN (3)
• Ketidakajegan lainnya, seperti pada penyebutan istilah yang tidak
selaras antar berbagai regulasi yang ada. Dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas disebutkan konselor sebagai bagian dari pendidik
(Pasal 1 ayat 6), Permendiknas No. 27 tahun 2008 juga menggunakan
istilah konselor
• Namun dalam beberapa turunan regulasi lainnya, seperti Peraturan
Pemerintah dan regulasi di tingkat menteri, muncul istilah guru
bimbingan dan konseling.
• Upaya untuk mengakomodasi realitas dan kondisi objektif yang
“menyelamatkan”, terutama dari sisi kesejahteraan profesi bimbingan
dan konseling adalah GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR
Data Kekurangan Guru BK
(Data tahun 2019, Sumber P4TK Penjas & BK)
• Jumlah guru BK di Indonesia existing sebanyak 58.000, baik
PNS maupun non-PNS
• Jumlah siswa Indonesia sebanyak kira-kira 45 juta siswa dari
SD sampai dengan SMA/SMK (data kementerian). Jika
menggunakan asumsi rasio guru BK dan siswa, 1:150 sesuai
aturan yg ada, maka 45 juta dibagi 150 = 300 ribu kebutuhan
guru BK.
• Kebutuhan 300 ribu guru BK dikurangi jumlah guru BK yg ada
sejumlah 58.000 = 242.000 (asumsi kekurangan guru bk).
Data Kekurangan Guru BK
(Sumber PSKP, Kemendikbudristek, 2022)

• Saat ini tidak semua sekolah memiliki guru


Bimbingan dan Konseling, bahkan secara populasi
guru Bimbingan dan Konseling di Indonesia hanya
mencapai 33.000 dari 18,8 juta siswa, artinya realitas
rasio guru Bimbingan dan Konseling dan siswa
adalah 1:570
REKOMENDASI
Pemerintah
1. mengimplementasikan Permendikbud Nomor 111
Tahun 2014 secara utuh dan memberikan porsi waktu
khusus kepada bimbingan dan konseling yang
dicantumkan secara eksplisit di dalam Struktur Kurikulum
Sekolah, untuk memberikan layanan secara klasikal
kepada peserta didik, bersifat pencegahan timbulnya
masalah dan pengembangan potensi peserta didik.
REKOMENDASI

Pemerintah
2. menguatkan tanggung jawab bersama antara guru
mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling,
dengan rambu-rambu kolaborasi yang tepat secara
konseptual dan profesional, baik dalam pembelajaran
di kelas maupun di luar kelas.
REKOMENDASI
Pemerintah
3. menyiapkan dan/atau menata ulang regulasi
yang menegaskan tanggung jawab keluarga dan
sekolah di dalam mengatasi perilaku bermasalah
siswa, terutama yang menyangkut “3 dosa besar
pendidikan”, karena beresiko berdampak hukum
kepada guru dan sekolah.
REKOMENDASI
Pemerintah
4. Pemerintah memberikan prioritas kepada calon pendidik
bimbingan dan konseling adalah berlatar belakang Sarjana
Bimbingan dan Konseling untuk diangkat sebagai guru
bimbingan dan konseling.
5. Pemerintah memfasilitasi terlaksananya pertemuan antara
profesi helper, psikologi dan profesi bimbigngan dan
konseling
REKOMENDASI
Komisi X DPR RI,
6. Mengharap kiranya dapat mendorong Pemerintah untuk
menyiapkan Peraturan Pemerintah Tentang Bimbingan dan Konseling.
Kini ABKIN telah memiliki Naskah Akademik Regulasi Bimbingan dan
Konseling & telah menyusun draft sebagai bahan pembahasan.
7. Menharap kiranya dapat mendesak pemerintah agar dapat
memenuhi rasio guru Bimbingan dan Konseling/Konselor ini sehingga
tersedia guru Bimbingan dan Konseling yang memenuhi kriteria
professional,
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai