Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR

BIMBINGAN KONSELING
PRODI PGSD
FKIP
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING

CAPAIAN PEMBELAJARAN PB 1:

• Setelah mengkaji pokok bahasan, mahasiswa diharapkan dapat menguraikan:

1. Definisi Bimbingan Konseling

2. Sejarah Bimbingan Konseling

3. Urgensi Bimbingan Konseling Di Sekolah

4. Landasan Yuridis Bimbingan Konseling

5. Fungsi, Sasaran, Ruang Lingkup Bimbingan Konseling.

6. Prinsip dan Asas Bimbingan Konseling.

7. Ciri Ciri Bimbingan Konseling yang Baik.


DEFINISI BIMBINGAN KONSELING

• Bimbingan secara etimologis bermakna petunjuk, tuntunan, atau


pendampingan sedangkan konseling bermakna bantuan, pemecahan
atau pertolongan (KBBI, 2014).
• Bimbingan dan konseling lazimnya dimaknai sebagai proses
pendampingan peserta didik agar jangan sampai mereka mengalami
permasalahan dalam belajar dan membantu peserta didik yang
mengalami proses belajar (Irham & Wiyani, 2014).
DEFINISI BIMBINGAN KONSELING
• Sukardi dan Kusmawati (2014) menyebut bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan
kepada seorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis agar orang
tersebut dapat menjadi pribadi yang mandiri.

• Kemandirian merupakan tujuan dari bimbingan yaitu menjadikan peserta didik agar:

1) mampu mengenal dan menerima diri sendiri;

2) mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri;

3) mampu mengarahkan diri menuju keputusan yang diambil;

4) mampu mewujudkan diri sesuai bakat, minat dan potensi yang dimilikinya.

• Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar orang tersebut bisa
memperbaiki tingkah lakunya.
SEJARAH BIMBINGAN KONSELING

• Pemikiran perlunya bimbingan konseling ini diawali tahun 1960 pada konferensi
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) di Malang pada tanggal 20 – 24 agustus
1960.

• Tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan.

• Tahun 1971 berdiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP
yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Manado.

• Bimbingan dan penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “pola dasar rencana
dan pengembangan bimbingan dan penyuluhan” pada PPSP. Lahir kurikulum 1975
untuk SMA yang di dalamnya memuat pedoman bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
SEJARAH BIMBINGAN KONSELING

• Tahun 1978 diselenggarakan program PGSD dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan
di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan
di sekolah yang sampai saat itu belum ada pengangkatan guru BP dari tamatan S1
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.

• Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara formal diakui tahun 1989 dengan
lahirnya SK Menpan No. 026/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru
dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

• Dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan Pelayanan


Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah.
SEJARAH BIMBINGAN KONSELING

• Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas.

• Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah. Jika
orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP terpikir bahwa anaknya di sekolah
mesti bermasalah. Hingga lahirnya SK Menpan no. 83/1993 tentang jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan
Konseling di sekolah.

• Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud
No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka
kreditnya.

• Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan
dan Konseling dan dilaksanakan oleh guru pembimbing.
URGENSI BK DI SEKOLAH

1. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Perkembangan itu sangat
dipengaruhi lingkungan seperti teman, keluarga, dan kondisi masyarakatnya.
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat yang di dalamnya juga
menawarkan tindakan yang kurang bermoral dan bertentangan dengan nilai budaya
dan agama.
LANDASAN YURIDIS BK

• Undang Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31.
• Undang Undang Republik Indonesis No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3.
• Undang Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pada Pasal 1
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada BAB V.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 dan 29 Tahun 1990 tentang Bimbingan
Konseling.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 tentang Guru pada Pasal 1.
• Keputusan Dirjen PMPTK 2007 tentang Rambu-rambu dan Panduan Penyelenggaraan BK di
Jalur Pendidikan Formal.
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP BK

• FUNGSI BK:
1. Fungsi Preventif (Pencegahan),
2. Fungsi Kuratif (Penyembuhan),
3. Fungsi Preservatif (Penjagaan),
4. Fungsi Developmental (Pengembangan),
5. Fungsi Distributif (Penyaluran),
6. Fungsi Adaptif (Adaptasi),
7. Fungsi Adjustif (Penyesuaian)
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP BK

• RUANG LINGKUP BK:


1. Bimbingan Pribadi
2. Bimbingan Sosial
3. Bimbingan Belajar
4. Bimbingan Karier
PRINSIP BK

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap-tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan dan setiap pribadi mempunyai potensi
b. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak agar mereka bisa tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang sehat
d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka mencapai apa yang diidamkan-
idamkannya

e. Bimbingan adalah layanan yang dilaksanakan tenaga ahli dengan latihan khusus, dan
untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat yang khusus pula.
ASAS BK

1. Kerahasiaan 7. Kedinamisan
2. Kesukarelaan 8. Kenormatifan
3. Keterbukaan 9. Keahlian
4. Kegiatan 10. Alih Tangan Kasus
5. Kemandiran 11. Keterpaduan
6. Kekinian 12. Tut Wuri Handayani
CIRI-CIRI BK YANG EFEKTIF
a. Program disusun berdasarkan kebutuhan nyata siswa.
b. Kegiatan disusun menurut skala prioritas berdasarkan kebutuhan siswa dan
kemampuan petugas.
c. Program dikembangkan bertahap.
d. Program memiliki tujuan yang ideal dan realistis dalam pelaksanaannya.
e. Program mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
g. Memberi kemungkinan pelayanan kepada siswa.
h. Memperlihatkan peranan penting dalam menghubungkan sekolah dan
masyarakat.

i. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai