DI INDONESIA
Disusun Oleh :
B. Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang di atas maka saya membatasi atau merumuskan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
a) Apa sejarah Bimbingan Konseling ?
b) Bagaimana sejarah Bimbingan Konseling ?
c) Bagaimana perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia ?
d) Apa Saja Permasalahan yang ada dalam perkembangan Bimbingan Konseling di
Indonesia ?
C. Tujuan :
a) Untuk mengetahui apa sejarah Bimbingan Konseling ?
b) Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bimbingan Konseling ?
c) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia ?
d) Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam Bimbingan
Konseling di Indonesia ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
a) Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
b) Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
c) Lahirnya kurikulum 1968
d) Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963
Keadaan di atas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan
konseling disekolah.
4. Dekade 70-an
Dalam dekade ini perkembangan bimbingan dan konseling dapat terlihat dari
rentetan point berikut:
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas
sistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada
pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
a) Pemerataan kesempatan belajar,
b) Mutu,
c) Relevansi, dan
d) Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara
operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa,
bagaimana, dan dimana bimbingan dan konseling.
Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan
IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP
Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini
Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar
Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya
Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman
Bimbingan dan Penyuluhan.
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan
dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru
BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan
4
PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan
secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp
an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi
adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi
pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung
misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
mereka.
5. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam
dekade 80-an pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai
dengan menuju lepas landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
a) Penyempurnaan kurikulum
b) Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
c) Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
d) Penataan perguruan tinggi
e) Pelaksnaan wajib belajar
f) Pembukaan universitas terbuka
6. Dekade 90-an
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas,
parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat
dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang
bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak
orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah.
Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan
Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih
lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah
Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah
dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling di sekolah mulai jelas.
5
Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari
bimbingan itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita bangsa, yaitu kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan
Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia
sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan
kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
DAFTAR PUSTAKA
6
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional
Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).
Nihaya Harun (2010). Sejarah Awal Lahirnya Bimbingan dan konseling. Diakses di:
http://harunnihaya.blogspot.com/2010/08/sejarah-awal-lahirnya-bimbingan-dan.html
http://aboutbk20011.blogspot.com/2013/02/makalah-sejarah-lahirnya-bk.html
Walgito, Bimo.Prof.Dr.2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Penerbit
Andi.