Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu
manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi
keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi.

Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik
para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami
perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan terarah,
serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan mandiri dalam
menghadapi problema hidupnya dan masa depan.

B. Rumuusan masalah

1. Bagaimana perkembangan Bimbingan dan Konseling secara umum?


2. Bagaimana perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui perkembangan Bimbingan dan Konseling secara umum


2. Untuk mengetahui perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia

1
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum

1. Sejarah Lahirnya Bimbingan


Konseling Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika,
dengan didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk
selanjutnya dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in American
Education”. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar
mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan yang ada
pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengan memilih
pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.(wieke octora olivia,2012).

Disinilah pertama kalinya istilah Bimbingan (Vocational Guidance) dikenal,


tepatnya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Boston. Dengan didirikannya
biro yang bergerak di bidang profesi dan ketenaga kerjaan. Dengan tujuan membantu
para pemuda dalam memilih karir yang ia bidangi dan melatih para guru untuk
memberikan layanan bimbingan di sekolah.

2. Faktor-faktor yang melatar belakangi berkembangnya Bimbingan Konseling di Indonesia

a. Kurangnya pengetahuan tentang konseling di Indonesia membuat pengetahuan


masyarakat di Indonesia seakan-akan buta tentang konseling tersebut Namun,
kegiatan bimbingan dan konseling tersebut tersebar di Indonesia sekitar tahun 50-an,
kegiatan itu pertama kali diperkenalkan oleh Slamet Iman Santoso di Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.

2
3

b. Faktor pendorong perkembangan konseling sekolah secara umum di Indonesia,


sehingga maju cukup pesat, yaitu pada diri individu, yaitu adanya masa-masa kritis
dalam tiap masa perkembangan individu, terutama dalam masa remaja.

c. Sarana dan fasilitas yang ada, serta guru mata pelajaran dan tenaga pendidik dapat
berkolaborasi menjalankan peran BK dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis
peserta didik.

d. Pada masa kini, BK di Indonesia sudah mencapai tingkat yang lebih sistematis dan
terstruktur. Program BK di Indonesia sekarang ini mencakup berbagai aspek, seperti
pengembangan akademik, karir, dan personal.

e. Pemerintah Indonesia mulai memperluas cakupan program BK dan


mengintegrasikannya dalam semua tingkatan pendidikan Pada saat itu, BK dianggap
sebagai bagian yang penting dalam pendidikan dan pengembangan manusia.

B. Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia

a. Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia


Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama diperankan,
seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908, himgga pada periode
selanjutnya berdirilah pergurua Taman Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar
Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme di kalangan para siswanya.
Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini antara lain:
kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi. Dari pola pendidikan
Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan terhadap potensi seseorang dan
kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini merupakan benih dari gerakan bimbingan
konseling.
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan
didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan Kerja) yang salah satu
kegiatannya dilakukan di Kantor Penempatan Tenaga Kerja yang maksudnya untuk
4

menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan ini menyerupai
Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons di Boston. Sekarang ini kantor
Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi Departemen Tenaga Kerja.

Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia memiliki alur yang


sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu bermula dari bimbingan pekerjaan
(Vocational Guidance) lalu merambah kepada bimbingan pendidikan (Education Guidance).

b. Perkembangan Bimbingan Konseling dalam sistem Pendidikan di Indonesia


Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK)
sampai dengan sekarang.
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang
sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa Bimbingan dan Konseling
dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju,
yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya
instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan) untuk melaksakan
Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin
maju di lingkungan sekolah.
Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun 1962. Pada jenjeng
ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan bimbingan para guru untuk menentukan
kejuruan sesuai da bidang yang ia minati dan ia bidangi. Dimulai dari sini Bimbingan Konseling
membantu penjurusan di SMA atas beberapa bidang jurusan dengan ketegasan sebagai berikut:

1. Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya
dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan bantuan
pembimbing, para guru dan orang tuanya.

2. Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti, pengetahuan alam.
5

3. Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus dilakukan
dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi pembimbing yang baik.

Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade 70-an.
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan
bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah
pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak
diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan
merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan
program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih mantap.
Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan
kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan
bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan
diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No. 84/1993 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru
adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus
tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.(jareperpus,2011)
Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami selalu mengalami perkembangan seiring
berjalannya waktu. Hampir dalam setiap dekade perkembangan bimbingan dan konseling di
6

Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, hingga sekarang bimbingan dan konseling
terus diupayakan lebih maju, terbukti dengan dibukanya berbagai jurusan dan kejuruan pada
sekolah-sekolah khususnya di sekolah menengah atas.
7

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari bimbingan
itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita- cita bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah
kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK)
sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962.
Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir
didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

7
8

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sarjanaku.com/2011/01/sejarah-bimbingan-konseling.html
http://Wieke-Oktara-Olivia,blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bimbingan-
konseling.html
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai