PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu
manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi
keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi.
Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik
para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami
perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan terarah,
serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan mandiri dalam
menghadapi problema hidupnya dan masa depan.
B. Rumuusan masalah
C. Tujuan
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
c. Sarana dan fasilitas yang ada, serta guru mata pelajaran dan tenaga pendidik dapat
berkolaborasi menjalankan peran BK dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis
peserta didik.
d. Pada masa kini, BK di Indonesia sudah mencapai tingkat yang lebih sistematis dan
terstruktur. Program BK di Indonesia sekarang ini mencakup berbagai aspek, seperti
pengembangan akademik, karir, dan personal.
menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan ini menyerupai
Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons di Boston. Sekarang ini kantor
Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi Departemen Tenaga Kerja.
1. Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya
dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan bantuan
pembimbing, para guru dan orang tuanya.
2. Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti, pengetahuan alam.
5
3. Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus dilakukan
dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi pembimbing yang baik.
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade 70-an.
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan
bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah
pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak
diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan
merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan
program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih mantap.
Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan
kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan
bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan
diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No. 84/1993 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru
adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus
tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.(jareperpus,2011)
Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami selalu mengalami perkembangan seiring
berjalannya waktu. Hampir dalam setiap dekade perkembangan bimbingan dan konseling di
6
Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, hingga sekarang bimbingan dan konseling
terus diupayakan lebih maju, terbukti dengan dibukanya berbagai jurusan dan kejuruan pada
sekolah-sekolah khususnya di sekolah menengah atas.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari bimbingan
itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita- cita bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah
kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami
beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK)
sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962.
Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir
didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
7
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2011/01/sejarah-bimbingan-konseling.html
http://Wieke-Oktara-Olivia,blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bimbingan-
konseling.html
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.