Editor by:
Kholid Yusuf Eryandi,M.Pd.
Edisi I
(Pembaharuan 3 Maret 2021)
1
Daftar Isi
1. Pendekatan Kelompok................................................................................................. 17
2
A. BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM LINTASAN SEJARAH
4
suatu kesimpulan. Kesimpulan yang dikemukakannya yaitu bahwa siswa
membutuhkan saran dan konsultasi sebelum mereka masuk ke dunia kerja.
Pada tahun 1920 para konselor sekolah di Boston dan New York
diharapkan mampu membantu siswa dalam memilihkan pekerjaan yang tepat
sesuai dengan keahlian masing- masing individunya. Selama itu pula, pada
tahun 1920-an sertifikasi untuk konselor sekolah mulai diterapkan. pada
perkembangan lebih lanjut merambah pada bidang pendidikan atau Education
Guidance yang dirintid Jasse B. Davis. Dimana bimbingan ini dikenal dengan
adanya bimbingan dalam segi kepribadian atau Personal Guidance. Bimbingan
konseling juga berkembang di bidang-bidang yang lain seperti pengertian, dan
praktek bimbingan konseling terhadap ilmu sosial, budaya, kewarganegaraan,
keagamaan, dan lain sebagainya.
Bimbingan konselng (penyuluhan) Islam adalah proses pemberian bantuan
terarah, continue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi/ fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal
dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-
Qur’an dan hadits Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat selaras dan
sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an dan hadits.
5
a. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam lembaga
sekolah terdapat berbagai macam bidang kegiatan dan bidang pelayanan
bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang khusus. Bidang-bidang
tersebut diantaranya;
1) Bidang kurikulum yang meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum
dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyampaian dan pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi
peserta didik.
2) Bidang administrasi atau kepemimpinan yaitu bidang yang meliputi
berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan
kebijaksanaan serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah
seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staff.
3) Bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individu agar
masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengn bakat,
potensi dan minatnya. Dan bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan
bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan di sekolah pun mempunyai lingkup yang cukup luas.
Sukardi & Kusmawati, (2008: 9) menyatakan bahwa Lingkup bimbingan
konseling disekolah dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu dari segi fungsi,
segi sasaran, segi layanan dan segi masalah.
1) Segi Fungsi
Ditinjau dari segi fungsinya, bimbingan konseling di sekolah berfungsi
untuk:
Fungsi Pemahaman, yaitu landasan dari kegiatan bimbingan
konseling karena memungkinkan jalan keluar dari pemecahan masalah
yang ditemui.
Fungsi Pencegahan, yaitu untuk mencegah/paling tidak memperkecil
akibat yang akan timbul dari masalah siswa.
6
Fungsi Pemeliharaan, yaitu agar hal-hal yang telah dimiliki individu
siswa terjaga dan terpelihara dengan baik serta hal-hal yang menjadi
kekurangan dari individu dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Fungsi Pengembangan, yaitu untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri siswa sehingga individu siswa dapat puas dan bahagia
dalam hidupnya.
Fungsi Pengentasan, yaitu suatu usaha yang nyata untuk memecahkan
masalah siswa, sehingga diharapkan siswa bebas dari permasalahan
yang dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.
2) Segi Sasaran
Ditinjau dari segi sasarannya, pelayanan bimbingan konseling di sekolah
diperuntukkan untuk seluruh siswa di sekolah agar siswa dapat mencapai
pengembangan yang optimal melalui kemampuannya dalam pengenalan
penerimaan diri dan lingkungan, membantu siswa untuk mengembangkan
motif dan motivasi belajar, dan memberikan dorongan dalam
mengarahkan diri, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
dalam pendidikan.
3) Segi Layanan
Layanan kerangka kerja BK dikembangkan dalam suatu program BK
yang dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:
Layanan dasar bimbingan, adalah bimbingan yang bertujuan untuk
membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangan siswa SD.
Layanan responsif, adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik
saat ini. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah: (a) bidang
pendidikan; (b) bidang belajar; (c) bidang sosial; (d) bidang pribadi; (e)
bidang karir; (f) bidang tata tertib SD; (g) bidang narkotika dan
perjudian; dan (h) bidang perilaku sosial.
7
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang
membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karir, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan
utama dari layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan
dan memahami perkembangan sendiri.
Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan progam bimbingan
secara menyeluruh.
4) Segi Masalah
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi oleh siswa, bimbingan di
sekolah mencangkup 4 bidang yaitu:
10
diri siswa, lingkungan siswa, dan lingkungan yang lebih luas terutama oleh
siswa.
b. Fungsi preventif
Fungsi prevensif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras,
merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free
sex).
c. Fungsi perbaikan
Fungsi perbaikan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa. Fungsi perbaikan ini diharapkan dapat menghasilkan
terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi siswa.
d. Fungsi pengembangan
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi
atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
11
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau
curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
e. Fungsi penyaluran
Fungsi Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri- ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f. Fungsi adaptasi
Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
g. Fungsi penyesuaian
Fungsi Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
h. Fungsi fasilitasi
Fungsi Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseling.
12
i. Fungsi pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli
agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan
produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-
program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat
konseli.
13
dengan dunia luar. Kondisi wellness dinyatakan dalam lima tugas hidup yakni:
spiritualitas, regulasi diri, pekerjaan, cinta dan persahabatan.
16
h. Mempunyai Rasa Tanggung Jawab
Rasa tanggung jawab seseorang terhadap kehidupan memunculkan sifat
kehati–hatian, kedisiplinan serta kejujuran dalam pelaksanaan kewajiban.
Rasa tanggung jawab yang dimiliki seseorang dapat menghindari rasa
kecemasan dan ketakutan terhadap segala beban tugas yang diterima.
Kecemasan muncul karena adanya ketakutan terhadap hal–hal yang belum
terjadi. Rasa cemas akan menghantui seseorang apabila ada perlakuan yang
tidak bertanggung jawab baik terhadap tugas ataupun kewajiban dalam
keluarga maupun masyarakat.
Kesehatan mental seseorang akan tercapai apabila sehat secara
menyeluruh baik jasmani maupun rohani sehingga mampu melaksanakan
serangkaian tugas kehidupan baik spiritualitas, kemampuan mengatur diri,
pelaksanaan tugas atau kerja, berhubungan sosial serta keharmonisan rumah
tangga. Seseorang akan dikatakan sehat apabila mampu memahami diri
sendiri, mampu memahami orang lain sehingga dapat berempati dan
bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan, memiliki keintegralan
diri, memiliki falsafah hidup (pandangan hidup) yang didasari keyakinan
agama dan memiliki rasa tanggung jawab.
Dalam Islam pencapaian kesehatan mental atau jiwa terintegrasi dalam
pengembangan pribadi, dalam artian bahwa kondisi jiwa yang sehat
merupakan hasil dari kondisi pribadi yang matang secara emosional,
intelektual dan sosial terutama matang dalam keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT.
18
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan,
karena kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Untuk mengembangkan bakat-bakat
dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan melalui kegiatan
kelompok. Dengan kegiatan ini setiap siswa dapat kesempatan untuk
menyumbangkan pikirannya dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
e. organisasi siswa
Organisasi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
dapat merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui
organisasi ini banyak masalah-masalah yang sifatnya individu dan
kelompok dapat diselesaikan. Siswa mendapat kesempatan untuk belajar
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial dan dapat mengembangkan
bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggung jawab dan harga
diri.
f. sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik di dalam memecahkan
masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Siswa akan
memerankan suatu peranan tertentu dari suatu situasi masalah sosial. Siswa
akan menghayati langsung situasi masalah yang dihadapinya. Dari
pementasan tersebut lalu diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan
masalahnya.
g. psikodrama
Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah- masalah psikhis
yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu,
konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau
dihindarkan. Kepada kelompok siswa dikemukakan suatu cerita yang
didalamnya digambarkan adanya suatu ketegangan psikhis yang dialami
oleh individu. Kemudian siswa-siswa diminta untuk memainkan di muka
kelas. Bagi siswa yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan
itu dapat mengurangi ketegangannya, atau bahkan akan memecahkan
masalah pribadi yang dialaminya baik dalam hubungannya dengan keluarga
maupun dengan sesama siswa lainnya di lingkungan sekolah.
19
h. remedial teaching
Remedial teaching atau pengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang
diberikan kepada siswa untuk membantu memecahkan kesulitan belajarnya.
Pengajaran remedial bisa berbentuk pengajaran, pengulangan kembali,
latihanlatihan, penekanan terhadap aspek-aspek tertentu tergantung dari
jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialaminya. Teknik ini dapat
diberikan kepada kelompok atau individuil. Teknik remedial ini
dilaksanakan setelah diadakan diagnosa terhadap kesulitan yang dihadapi
siswa.
2. Pendekatan Individu
Konseling merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara
individu dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian
bantuan dilakukan bersifat face to face relationship (hubungan empat mata),
yang dilaksanakan dengan wawancara antara konselor dengan klien. Masalah
yang dipecahkan melalui teknik ini adalah masalah-masalah yang bersifat
pribadi.
Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati artinya menunjukan adanya sikap turut merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh klien. Empati artinya berusaha menempatkan diri dalam
situasi dari klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan
sikap ini klien akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada
konselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan dalam proses konseling.
Terdapat tiga teknik khusus dalam konseling individuil yaitu:
a. Directive counseling, yaitu teknik konseling dimana yang paling berperan
adalah konselor; konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan
masalahnya.
b. Non-directive counseling, yaitu yang paling berperan adalah klien. Klien
bebas bicara dan konselor hanya menampung pembicaraan dan
mengarahkannya.
c. Elective counseling, yaitu gabungan dari kedua teknik di atas.
WS. Winkel (1994:315) membagi teknik konseling kepada dua jenis,
yaitu:
20
a. Teknik konseling verbal, yaitu tanggapan-tanggapan yang verbal yang
diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan konkrit dari maksud,
pikiran dan perasaan yang terbentuk dalam batin konselor untuk membantu
klien pada saat tertentu. Wawancara konseling terdiri atas ungkapan-
ungkapan pihak klien yang disusul dengan ungkapan-ungkapan di pihak
konselor; setiap ungkapan klien disusul dengan satu ungkapan di pihak
konselor. Contoh ungkapan tersebut seperti; selamat siang, sampai berjumpa,
mengapa, kenapa dan lain-lain.
b. Teknik konseling non-verbal. Perilaku non-verbal menunjuk pada reaksi
atau tanggapan yang dibedakan dari berbahasa dengan memakai kata-kata,
seperti ekspresi wajah, gerakan tangan, isyarat, pandangan mata, sikap
badan, anggukan kepala, kecepatan berbicara, volume suara, intonasi, nada
suara dan sebagainya. Langkah-langkah yang ditempuh dalam konseling
individuil adalah sebagai berikut: 1) Menentukan masalah 2) Mengumpulkan
data 3) Analisa data 4) Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah 5)
Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan diambil. 6) Therapi
yaitu pelaksanaan bantuan 7) Evaluasi dan follow-up, yaitu melihat hasil
yang telah ditempuh.
21
Perkembangan Masa pertengahan anak-anak (Kelas 1-3 MI)
Memasuki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajarnya
dilakukan sambal bermain ke jenjang sekolah dasar yang lebih formal. Kondisi ini
menuntut mereka untuk banyak berada dalam kelas dan duduk tenang
memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas, Anak kelas 1-3
belum bisa diharapkan duduk lama karena rentang perhatiannya maksimal sekitar
15-25 menit saja untuk kemudian beralih ke topik lain.
Lima Pola Pembelajaran kelas 1-3 MI
a) Belajar sambal bermain
b) Memanfaatkan PR/PA
c) Selalu men-support / mendukung terutama saat sedang mengalami kesulitan
d) Selalu menjadi model yang baik untuk ditiru anak.
e) Menetapkan jam antara waktu untuk serius belajar dan waktu untuk
istirahat.
Perkembangan Masa Akhir Anak-anak (kelas 4-6 MI)
a) Mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima,
atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol eksptesi emosinya. Kemampuan mengontrol
emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
b) Mulai banyak mengkonsentrasikan diri berdasarkan minat individu
c) Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri
d) Mulai adanya fase hero dan semangat heroik
22
Pola Perkembangan Remaja Awal (Usia MA)
Dalam tahap ini benar-benar dibutuhkan dukungan baik dari remaja itu sendiri,
dari orang tua dan guru, dari teman sebaya serta dari lingkungan dimana ia berada
dan yang paling besar peranannya adalah dari remaja itu sendiri, bagaimana
caranya agar mereka mau berusaha untuk mendukung perkembangan karakter
dalam fasenya saat itu.
23
Perkembangan Karakterisik Masa Remaja Awal (Usia MTs)
a) Perkembangan fisik, lebih cepat disbanding masa anak-anak
b) perkembangan seksual, mengalami masa mimpi/menstruasi yang pertama
c) Cara berfikir kausalitas/sebab akibat, perlu enjelasan terhadap larangan
d) Emosi yang meluap-luap, belum bisa mengontrol emosi dengan baik
e) Perkembangan sosial, mulai mencari perhatian dari lingkungannnya dan
berusaha mendapatkan status dan peranan
f) Perkembangan moral; bersifat kritis ketika melihat ktida seimbangan
antara nilai-nilai yang sudah tertanam dalam dirinya dengan kenyataan
yang dihadapi
g) Perkembangan kepribadian; tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti
materi atau penampilan
Masalah Remaja/Sifat Negative Yang Harus Di Waspadai Remaja
a) Suka keluyuran; menghabiskan waktu tanpa agenda dan Tujuan yang
jelas
b) Bermalas-malasan dan suka menunda atau meremehkan pekerjaan
c) Ragu-ragu dan cenderung berimbang menghadapi kehidupan
d) Sering minder aan kemampuan dan potensi diri
e) Mementingkan bermain atau santai daripada belajar
f) Mudah larut dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan
g) Cenderung megabaikan segala kebiasaan baik
Akhlak Terpuji Yang Harus Diterapkan Pada Masa Remaja
a) Mengucap dan menjawab salam
b) Berjabat tangan dengan sesama jenis
c) Mengindari berkhalwat
d) Mencari teman yang baik
25