Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

PESERTA DIDIK

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
(KD 301) yang diampu oleh Dr. Setiawati, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 7
1. Bagas Anggaraksa. (2309928)
2. M. Aziz Nico (2305766)
3. Muhamad Adrian Fahmi Zulva (2309337)
4. Wahyu Wisesa. (2301900)

Kelas B

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………... 2

BAB II KONSEP DASAR BIMBINGAN dan KONSELING ………………… 3

A. Pengertian Bimbingan Konseling Pribadi dan Sosial ………...…………… 3


B. Fungsi Bimbingan dan Konseling …………………………………………. 5
C. Membandingkan Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling ……………. 6
D. Jenis-jenis Bimbingan dan Konseling …………………..………………… 8

BAB III ANALISIS PERILAKU ………………………………………………..10

A. Contoh kasus ………………………………………………………………10


B. Analisis Kasus…………………………………………. …………………10

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………....13

A. Simpulan …………………………………………………………………..13
B. Saran …………………………………………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 15

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Kami sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan


Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap. kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena
disekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk
kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar didalam kelas. Kegiatan itu
bertujuan menghasilkan perubahan-peruabahan positif didalam diri peserta didik
yang sedang dalam proses menuju kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat
diusahakan melalui usaha belajar. Dengan belajar terarah dan terpimpin, peserta
didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, sikap dan nilai yang mengantarnya ke
kedewasaan. Maka penentuan perumusan tujuan pendidikan nasional menentukan
hasil-hasil apa yang seharusnya diperoleh dibidang kognitif, belajar motorik, dan
belajar afektif, baik yang mencakup semua jenjang dan jenis pendidikan sekolah,
maupun yang khusus mengenai jenjang dan jenis pendidikan sekolah tertentu.
Selama bimbingan berlangsung, hendaknya peserta didik memang mendapatkan
kesempatan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan,
kecerdasan, bakat dan minatnya sebab setiap peserta didik mempunyai kemampuan,
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda. Seorang guru dalam memberikan
bantuan kepada peserta didiknya harus memperhatikan bantuan aspek-aspek yang
ada pada pribadi peserta didik tersebut, antara lain kematangan, bakat, lingkungan
dan sebagainya agar peserta didik yang diberikan bantuan dapat menyelesaikan
masalah yang dialaminya secara cepat.

iv
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian, tujuan, dan fungsi bimbingan dan konseling
2. Membandingkan asas dan prinsip bimbangan dan konseling
3. Jenis - jenis bimbingan dan konseling

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bimbingan dan konseling

v
BAB II
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PESERTA DIDIK

2.1 Pengertian Bimbingan Konseling Pribadi dan Sosial

Pengertian bimbingan konseling

Bimbingan konseling berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan konseling.
Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu kepada orang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma
yang berlaku.
Sementara itu, Prayitno dan Erman Anti mengartikan konseling sebagai
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan pengertian bimbingan
konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok (klien)
oleh seorang ahli (ahli) melalui wawancara konseling yang bertujuan untuk
membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi klien ataupun
membantunya mengembangkan diri sendiri

Tujuan Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling merupakan proses interaktif yang dilakukan antara


seorang konselor dan individu. Tujuan utama dari bimbingan konseling adalah
membantu individu mencapai pertumbuhan pribadi yang optimal, meningkatkan
kesejahteraan mental, dan mengoptimalkan potensi mereka.
 Pengembangan Potensi dan Peningkatan Kualitas Hidup

vi
Pertama, Tujuan utama dari bimbingan konseling adalah membantu individu
mengembangkan dan mengoptimalkan potensi mereka. Melalui proses ini,
individu dapat memahami kekuatan, bakat, dan minat mereka yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

 Pengembangan Keterampilan Pribadi dan Sosial


Kedua, Bimbingan konseling bertujuan untuk membantu individu
mengembangkan keterampilan pribadi dan sosial yang diperlukan dalam
berbagai aspek kehidupan. Ini termasuk pengembangan keterampilan
komunikasi efektif, kemampuan mengatasi konflik, peningkatan kepercayaan
diri, pengelolaan emosi, dan pengembangan hubungan interpersonal yang
sehat. menghadapi tantangan sehari-hari.
 Pengambilan Keputusan dan Perencanaan Karier
Kemudian yang ketiga, Bimbingan konseling memiliki tujuan yang kuat dalam
membantu individu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan perencanaan
karier yang baik. Ini melibatkan pemahaman tentang minat, nilai, dan
kepribadian individu serta eksplorasi opsi karier yang sesuai Pemecahan
Masalah dan Penanganan Krisis.
 Terakhir, Tujuan lain dari bimbingan konseling adalah membantu individu
dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial yang mereka hadapi. Konselor
memberikan dukungan dan panduan dalam pemecahan masalah, membantu
individu mengidentifikasi sumber masalah, mengembangkan strategi
penyelesaian masalah yang efektif, dan mengatasi rintangan yang mungkin
muncul. Seperti :
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya dan masyarakat
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.

vii
2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling

Asumsi atau pandangan seorang peserta didik kepada profesi seorang guru
bimbingan dan konseling (BK) terkadang negatif, atau bahkan tidak mendapatkan
perhatian yang seharusnya dari peserta didik. Kenyataannya fungsi bimbingan
konseling sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peserta
didik saat di sekolah ataupun diluar sekolah. Beberapa fungsi bimbingan konseling
di sekolah adalah sebagai berikut:
 Untuk ikut berperan dalam membantu peserta didik memahami dan mengerti
akan dirinya sendiri serta lingkungannya. Hal ini bertujuan agar individu yang
bersangkutan dapat mengembangkan potensi pribadinya dengan optimal dan
dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungan dengan baik dan sehat.
 Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh perkembangan
yang optimal dan seimbang dalam kepribadian diri seorang peserta didik.
 Membantu peserta didik untuk menentukan minat, bakat dan potensi, termasuk
dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat akan kuliah
atau lebih jauh untuk lebih mengembangkan kemampuan untuk karir dimasa
depan.
 Membantu dalam mengantisipasi atau pencegahan masalah yang dapat terjadi
pada peserta didik dan membantu mereka dalam mengatasinya.
 Membantu untuk turut meluruskan pemikiran, tindakan dan dalam meluapkan
perassan peserta didik yang menyimpang/kurang baik (intervensi) dan
memberikan bimbingan dalam berpola pikir yang sehat, logis dan berperasaan
yang tepat dan baik.
 Memberikan bantuan kepada peserta didik yang tengah menghadapi
permasalahan yang bersifat pribadi ataupun secara sosial.
 Berperan penting dalam pengembangan pribadi peserta didik agar mereka bisa
selalu membentengi diri mereka kepada hal-hal yang kurang baik yang bisa
menurunkan performa diri mereka sendiri.
 Membantu memfasilitasi dalam mengembangkan peserta didik untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan mereka.

viii
2.3 Membandingkan prinsip dan asas bimbingan Konseling
A. Pengertian Prinsip dan Asas

Prinsip berasal dari kata prinsipira artinya permulaan untuk menghasilkan karya
baru,dimana keberadaanya akan menentukan hal tersebut yang dibungkan
secara teoritik dan teori lapangan dalam menajalankan pedoman yang
diinginkan. Prinsip Bimbingan dan Konseling berarti aturan main yang
dilakukan dalam mengambil peran untuk pelayanan BK.Prinsip ini akan
menjadi landasan dalam program pelaksanaan bimbingan agar lebih terarah dan
teratur.Landasan dalam langkah awal memberikan program yang sesuai
terhadap kemampuan pola fikir serta kemampuan psikologis dalam individu.
Asas merupakan suatu tumpuan atau titik acuan dasar dalam berfikir atau
berpendapat. Asas menjadi dasar dalam hukum dasar layanan Bimbingan dan
Konseling.Secara umum asas adalah sumber dasar hukum dalam menjalankan
suatu hubungan dengan orang lain sesuai norma dan ketentuan yang berlaku.

B. Prinsip Bimbingan dan Konseling

a) Prinsip berkaitan dengan Sasaran Layanan


Saran layanan yang dimaksud adalah individu dalam perkembangan dan
kehidupannya dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku dengan aspek-aspek
lingkungan diri yang memicu pedoman dalam melakukan program
layanan BK.Prinsip-prinsip tersebut yaitu: BK melayani semua individu, tanpa
memandang umur, warna kulit, jenis kelamin, agama, status dan sosial
ekonomi, BK akan berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis, BK
akan memperhatikan perkembangan individu, BK akan memperhatikan
perbedaan individual yang akan menjadi pedoman dalam melakukan
layananya.
b) Prinsip berkaitan dengan Masalah Individu
c) Prinsip berkaitan dengan program Layanan
d) Prinsip berkaitan dengan Pelaksanaan Layanan

Asas Bimbingan dan Konseling


1) Asas Kerahasiaan
ix
Asas ini berhubungan dengan rahasia klien atau individu bersifat data atau
persoalan
yang dihadapi.
2) Asas Kesukarelaan
Asas yang menghendaki individu dalam melakukan layanan Bimbingan dan
Konseling
dengan kesukarelaan dalam menjalankan program yang diberikan
3) Asas Keterbukaan
Asas ini diharapkan kepada individu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura
baik dalam data diri maupun persoalan yang akan diberikan layanan,agar
program yang
diberikan oleh konselor tepat sasaran.
4) Asas Kegiatan
Asas ini menghendaki individu ikut aktif dan berpartisipasi dalam program
layanan
yang diberikan bimbingan.
5) Asas Kemandirian
Sesuai dengan tujuan umum dari Layanan Bimbingan dan Konseling dimana
individu
akan bersikap mandiri dalam menghadapi persoalan baik dalam diri sendiri
maupun
lingkungan sekitar.
6) Asas Kekinian
Dimana asas ini diharapkan layanan yang diberikan konselor terkait dengan
persoalan
sekarang atau masa kini untuk bisa diberikan gambaran masa lalu dan masa
datang sesuai
situasi dan kondisinya.
7) Asas Kedinamisan
Asas ini diharapkan indvidu dalam menerima layanan Bimbingan dan
Konseling
bergerak maju dan tidak monoton.
8) Asas Keterpaduan

x
Asas ini diharapkan individu dalam menerima layanan Bimbingan dan
Konseling baik
dari guru atau orang lain bisa diterima secara terpadu.
9) Asas Kenormatifan
Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan tidak
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku, yaitu norma hukum,
agama, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
10) Asas Keahlian
Asas Bimbingan dan Konseling diharapkan dalam memberikan layanan harus
ditangani
oleh orang yang professional.
11) Asas Alih Tangan
Asas ini berhubungan jika konselor dalam menyelesaikan layanan Bimbingan
dan
Konselig terhadap individu tidak menemukan titik temu maka konselor harus
mengalihkan ketangan yang lebih ahli dan berpengalaman.
12) Asas Tut Wuri Handayani
Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan dapat
mengayomi,memberikan rasa aman dan nyaman,megembangkan
keteladanan,memberikan rangsangan dan kesempatan yang luas kepada
individu untuk bergerak maju. Prinsip Bimbingan dan Konseling adalah
pedoman atau alat dalam menjalankan proses program layanan bk agar berjalan
sesuai peraturan dan berdampak positif kepada individu.

2.4 Jenis-jenis bimbingan dan konseling


A. Bimbingan Pribadi
1) Sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam ber-iman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Pemahaman potensi diri dan pengembangan yang kreatif dan produktif
dalam hidup sehari-hari dan masa depan.
3) Pemahaman bakat, minat pribadi serta penyaluran/ pengembangan melalui
kegiatan kreatif dan produktif.
4) Pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggu- langannya.

xi
B. Bimbingan Sosial
1) Kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif,
efesien dan produktif.
2) Kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi
secara dinamis dan kreatif.
3) Hubungan dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya disekolah,
di sekolah lain, di luar sekolah, di masyarakat.
4) Pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah, lingkungan, serta
upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab

C. Bimbingan Belajar
1) Sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta
produktif.
2) Disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
3) Penguasaan materi program belajar keilmuan, teknologi/ senisebagai
persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
4) Pamahaman pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di sekolah,alam
sekitar, masyarakat untuk pengembangan diri.

D. Bimbingan Karier
1) Pemahaman diri berkenan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
2) Orientasi dan informasi karier.
3) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4) Pengenalan lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA.

xii
BAB III
ANALISIS PERILAKU

3.1 Contoh Kasus


Sumber : detikedu.com

“(terjadinya bullying kepada siswa SMP di Banyuwangi)”

Senin, 11 november 2020 13.15 WIB

Peristiwa bully ini terjadi kepada siswa kelas 7 berinisial G (13) yang mengalami
kekerasan secara fisik oleh temannya yang berinisial D. Singkat cerita pembullyan
ini terjadi karena D mengejek kondisi G yang menggunakan alat bantu jalan karena
sedang masa pemulihan kaki setelah operasi. D membully dengan mengambil alat
bantu jalan dan menabrak kaki G tersebut. Akibatnya kaki G mengalami patah
kembali dan harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

3.2 Analisis kasus

Bullying merupakan suatu tindakan agresif yang dilakukan secara berulang oleh
suatu individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain, dilansir dari
laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Bullying biasanya
terjadi kepada orang yang dianggap lebih lemah atau berbeda dari kebanyakan
orang lainnya.Pada dasarnya bullying adalah tindakan penindasan yang dilakukan
individu atau kelompok untuk menganiaya individu lain secara sadar dan sengaja.

xiii
Bullying bisa ditujukan untuk menyakiti atau menakuti dengan ancaman tertentu.
Bentuk bullying yang terjadi ada banyak macam jenisnya tergantung pada tujuan
dan motif pelaku kepada korban.

Fisik

Bullying jenis ini seringkali ditemui, salah satunya pada lingkungan sekolah. Pelaku
bullying melakukan kekerasan secara fisik, seperti menendang, memukul, melukai,
menampar, mendorong, menggigit, menendang, mencubit, mencakar dan bentuk
fisik lainnya.Bullying jenis ini tentu berbahaya karena bisa menimbulkan luka parah
pada korban.

Prejudicial

Bullying jenis ini merupakan perundungan terhadap ras atau golongan tertentu.
Pelaku biasanya akan melakukannya dengan mengejek korban atas dasar ras atau
latar belakang sukunya yang dianggap lemah.

Finansial

Bullying jenis ini adalah bentuk perundungan dengan memaksa korban untuk
memberikan uang atau benda berharga miliknya kepada si pelaku. Biasanya pelaku
akan memberikan ancaman apabila korban tidak menuruti permintaannya.

Cyber

Jenis bullying yang satu ini terjadi di media sosial, seperti internet atau pada
platform tertentu. Pelaku bully akan memberikan komentar atau respon negatif
terhadap postingan seseorang atau dengan menyebarkan informasi hoax terkait
korban.

Verbal

Bullying jenis ini mungkin bagi sebagian besar orang banyak yang melakukan, baik
sengaja atau tidak sengaja. Bullying ini dilakukan dengan mengejek atau mengolok-
olok seseorang dengan istilah tertentu untuk mengancam. Selain itu bullying verbal
juga bisa untuk merendahkan, mempermalukan korban atas kelemahannya.

Dan cara pencegahannya nya pun bisa dengan berbagai cara berikut ini :

xiv
Pencegahan oleh Anak

1. Memgembangkan budaya pertemanan positif


2. Ikut membuat dan menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan bullying
3. Ikut membantu dan merangkul teman yang menjadi korban bullying
4. Saling mendukung satu sama lain
5. Memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya

Pencegahan oleh Keluarga

1. Membangun komunikasi anak dan orang tua


2. Memperkuat peran orang tua dalam mencegah perundungan di rumah dan
sekolah
3. Sosialisasi dan advokasi terkait hak anak pada orang tua
4. Menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan dengan berkata “TIDAK”
5. Menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan martabat anak, di sekolah dan
di rumah.
6. Melaporkan pada sekolah jika anak jadi korban
7. Memberi pengertian pada pelaku bullying untuk mencegah

Pencegahan oleh Sekolah

1. Adanya layanan pengaduan kekerasan/media bagi murid untuk melaporkan


bullying secara aman dengan kerahasiaan yang terjaga.
2. Bekerja sama dan berkomunikasi aktif antara siswa-orang tua-guru.
3. Kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan siswa.
4. Memperhatikan siswa yang rentan dengan bullying. Siswa yang terlihat lemah
secara fisik, anak disabilitas, atau anak yang sering mengeluh di-bully.
5. Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban.
6. Para guru memberi keteladanan, berperilaku positif dan tanpa kekerasan.
7. Membuat program anti-bullying di sekolah yang melibatkan siswa-guru-orang
tua-alumni dan lingkungan sekitar sekolah.
8. Memastikan sarana-prasarana sekolah tak mendorong anak melalukan bullying.

xv
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Kesimpulan adalah sebuah kewajiban bagi seseorang guru untuk mengajar


didalam kelas, namun selain itu guru juga dituntut untuk membantu
mengembangkan pribadi siswa menuju yang lebih baik sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
Berdasarkan langkah – langkah yang telah dikemukan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan layanan bimbingan siswa sangat penting artinya
bagi diri siswa, terutama untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
agar dapat menyelsaikan masalahnya sendiri dengan kemampuannya dan
meningkatkan prestasi belajarnya yang optimal. Dari layanan bimbingan yang telah
penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keadaan siswa yang sukar untuk berkonsentarsi karena mengantuk, lelah serta
kurang bersemangat sehingga mengakibatkan anak muda lupa, kurang
bersemangat, sehingga berpengaruh pada prestasi dari siswa.
2. Pola kehidupan siswa yang selalu terpendam akan menciptakan pola pikir yang
negatif sehingga sulit untuk mempercayai orang lain dan penuh prasangka serta
takut untuk menceritakan permasalahan yang di hadapi.

4.2 SARAN

Dari hasil layanan bimbingan siswa yang telah dilakukan disarankan untuk klien
dapat mengubah cara pergaulan terhadap teman dan keluarga, Klien selalu terbuka
dan membuka kepada teman dan guru, Klien hendaknya mampu menumbuhkan
motifasi dalam diri pribadi untuk dapat meningkatkan kualitas, interakasi dan
tindakan sosial.
Kepada para guru diharapkan mampu memberikan perhatian yang merata kepada
siswa dikelas, terutama siswa yang mengalami masalah. Guru hendaknya menjadi
xvi
mitra Bimbingan dan Konseling dalam memberikan bantuan pengarahan yang
berkaitan dengan cara belajar yang baik dan efisien serta menekankan pada
pentingnya pendidikan bagi masa
depan anak didik.
Guru BK diharapkan selalu mampu menjalin komunikasi dengan siswa sehingga
dapat mengetahui perkembangan siswa yang telah mendaptkan bantuan. Secara
umum guru BK
Diharapakan menjadi penghubung antara siswa, guru dan orang tua, sehingga
permasalahan siswa dapat segera diketahui dan diselesaikan.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah Dwi by Anugrah Dwi June 12, 2023 bab 2 : fungsi dan tujuan bimbingan
dan konseling
Halaen,2002;63 bab 2 : membandingkan asas dan prinsip bimbingan konseling
Detikedu.com bab 3 : analisis perilaku

xviii

Anda mungkin juga menyukai