Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Fungsi dan Tujuan BK Islami

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Bimbingan dan Konseling Islam
Dosen Pengampu: Dr. Erna Suryani, M.Pd.I.

Disusun oleh:

Kelompok: 6 PGMI: 6
Adelia Priscila Ritonga (0306203178)
Wildani Siregar (0306203165)
Farhan Syaukani (0306203141)
Ayu Mutia Nainggolan

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya berupa kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis
makalah ini dapat selesai pada waktunya. Serta shalawat dan salam kepada ruh junjungan alam
yakni Nabi Muhammad Saw.

Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Islam
yang dikerjakan secara kelompok dan di presentasikan sebagai bahan diskusi mahasiswa/I
prodi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah kelas PGMI 6 semester 4

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, tentu banyak pihak yang terlibat,
memberikan bantuan moral maupun material. Oleh karna itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Erna Suryani, M.Pd.I. selaku dosen pengampu dari matakuliah
Bimbingan dan Konseling Islam dan keluarga serta teman-teman sekalian yang juga
mendukung dari segi moral dan metirial.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
yang lebih baik kedepannya.

Medan, 20 Mei 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian....................................................................................................... 1

C. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...................................................................... 2

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ............................................................................ 2

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ........................................................................... 4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berjalan begitu pesat sehingga
sangat memanjakan umat manusia dengan berbagai kemudahan baik di bidang transportasi,
komunikasi, medis, komputerasasi, maupun dalam bidang pendidikan. Salah satu ilmu pengetahuan
yang berkembang pesat sekarang ini adalah Bimbingan dan Konseling (BK) yang dilandasi
psikologi sebagai pendukung utamanya. Perkembangan ini terkait dengan usaha untuk memahami
kehidupan manusia serta membantu dalam memecahkan berbagai problema hidupnya. 1
Manusia dilahirkan di dunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah
manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta sebagai
pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seriring dengan bekal akal, pikiran, dan perasaan itu pula
manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia
merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai
masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan bantuan orang
lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang
ahli (Konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan “konseling”.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan konseling
islam, terutama pada fungsi dan tujuan bimbingan konseling islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ?

2. Apa Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ?

3. Apa Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

2. Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

3. Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

1
Abdul Hayat, Bimbingan Konseling Qur’ani (Jilid 1), (Yogyakarta: Pustaka Pesantren), 2017
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan konseling Islami


Bimbingan adalah seluruh program atau kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan
diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana
serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.
Konseling artinya bantuan yang di berikan kepada individu untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya dengan wawancara, ataupun dengan cara yang sesuai dengan kead aan
individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.2
Secara lebih jelas Zulkifli Akbar menyatakan konseling Islami adalah serangkaian kegiatan
yang dilaksanakan oleh konselor yang kompeten dengan individuyang bertujuan untuk
membantu individu dlam memecahkan masalahnya sendiri, dengan menggunakan ajaran-ajaran
Islam dan pemikiran logis yang dikaitkan dengan ajaran Islam agar memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat.3
Jadi arti bimbingan dan konseling yang berdasarkan teori keislaman adalah suatu proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari segi kegunaan dan manfaat pelayanan dapat
dikelompokkan menjadi 10 fungsi pokok, yaitu :4
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan pengembangan siswa yang mencakup pemahaman tentang diri siswa,
lingkungan siswa, dan lingkungan yang lebih luas terutama oleh siswa.
2. Fungsi Preventif

2
Prasetyo, Fandi. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Minat Belajar Ssiwa Kelas VII MTs
Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo (Surakarta: PhD Thesis), 2010, hlm. 5-6.
3
Zulkifli Akbar. Dasar-dasar Konseptual Penanggungan Masalah Bimbingan dan Konseling Islami di Bidang
Pernikahan, Kemasyarakatan dan Keagamaan (Yogyakarta: UII), 1987, hlm. 12.
4
Henni Syafriana, Abdill. Bimbingan konseling konsep, teori dan aplikasinya (Medan: Buku Umum dan Perguruan
Tinggi), 2019, hlm. 10-13.

2
Fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantara-Nya: bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3. Fungsi Perbaikan
Fungsi yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa. Fungsi perbaikan ini diharapkan dapat menghasilkan terpecahnya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi siswa.
4. Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai team work berkolaborasi atau bekerja sama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
5. Fungsi Penyaluran
Fungsi Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
3
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki
kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang
sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9. Fungsi Fasilitasi
Fungsi memberikan kemudahan kepada klien dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang dalam diri konseli.5
10. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan)sesuai dengan minat
konseling

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam


Menurut Kartadinata dalam Anwar (2019: 6-9) menyatakan bahwa tujuan bimbingan dan
konseling Islami, yakni:
a. Berkenaan dengan aspek perkembangan pribadi sosial, layanan dan bimbingan konseling
dimaksudkan agar:
1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang maha Esa. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun dalam kehidupan masyarakat pada
umumnya.
2) Memiliki sikap toleran terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

5
Deni Febriani, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Teras), 2011, hlm. 17.
4
3) Memiliki pemahaman tentang situasi kehidupan yang saling bergantian antara yang
menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak menyenangkan (musibah) serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif baik yang terkait
dengan keunggulan maupun kelemahan.
5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain serta tidak
melecehkan martabat atau harga diri sendiri dan orang lain..
6) Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
7) Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas
dan kewajibannya.
8) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship) yang diwujudkan
dalambentuk hubungan persahabatan, persaudaraan dan silaturahmi dengan sesama
manusia.
9) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah, baik masalah internal (yang
berkaitan dengan diri sendiri) ataupun masalah eksternal (yang berkaitan dengan orang
lain).
10) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b. Berkenaan dengan aspek akademik, bimbingan dan konseling Islami dimaksudkan untuk
membantu peserta didik agar:
1) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar serta memahami berbagai
hambatan yang muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, memiliki perhatian terhadap semua mata pelajaran dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4) Menguasai keterampilan atau teknik belajar yang efektif seperti keterampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran dan mempersiapakan diri untuk
menghadapi ujian.
5) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas- tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam
mengembangkan wawasan yang lebih luas.

5
6) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan menghadapi ujian.

c. Berkenaan dengan aspek karir, bimbingan dimaksudkan untuk mem- bantu peserta didik agar:
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun tanpa merasa rendah diri sepanjang pekerjaan tersebut bermakna bagi dirinya dan
sesuai dengan norma agama.
4) Memahami relevansi kompetensi dasar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya di
masa depan.
5) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prosepek kerja dan kesejahteraan kerja.
6) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7) Dapat membentuk pola atau kecenderungan arah karir yang relevan bagi dirinya.
8) Mengenal dan memahami minat, kemampuan dan keterampilannya dalam bidang-bidang
pekerjaan dan memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

Bimbingan dan konseling Islami juga bertujuan untuk mencegah (tanha, preventif), yaitu
suatu upaya untuk mencegah agar seseorang tidak mempunyai masalah. Seperti halnya dengan
ungkapan orang bijak bahwa mengobati lebih berat dari mencegah, artinya jika seseorang telah
mempunyai suatu masalah, maka sangat sulit untuk mengembali- kannya kepada posisi semula
(sebelum mempunyai masalah), andaipun bisa diobati dengan berbagai cara dan pendekatan,
memerlukan waktu yang panjang, dana yang besar serta menghadirkan tenaga ahli yang
profesional, namun untuk kembali kepada seperti semula tidak akan pernah terjadi.
Hal ini sesuai dengan ungkapan orang bijak, andainyapun luka yang diderita konseli telah
sembuh, tetapi bekasnya tetap kelihatan. Berbeda halnya dengan pencegahan, dimana seseorang
yang belum mempunyai masalah atau belum pernah terlibat dengan narkoba misalnya,

6
diberikan arahan dan bimbingan tentang bahaya dan dampak negatif narkoba pada manusia,
baik pengaruh fisik maupun psikis, maka cara seperti ini akan lebih baik, dibandingkan dengan
upaya untuk menyembuhkan konseli yang telah terlanjur menyalahgunakan narkoba.
Dengan adanya bimbingan yang diberikan oleh konselor, maka seseorang akan lebih
berhati-hati dan selalu teringat apa yang pernah disampaikan oleh konselor atau guru BK di
sekolah, maka cara preventif seperti ini lebih baik dibanding dengan mengobati (kuratif atau
korektif) atau problem solving.
Dengan demikian, tujuan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah membantu individu mewujudkan dirinya
menjadi manusia seutuhnya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,
sedangkan tujuan khusus adalah:
a. Membantu individu agar tidak mempunyai masalah.
b. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi agar tetap baik
atau menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain
(Lubis, 2016: 12).
Tujuan akhir dari program bimbingan dan konseling, khususnya tujuan bimbingan dan
konseling Islami adalah agar konseli terhindar dari berbagai masalah, apakah masalah tersebut
berkaitan dengan gejala penyakit mental (neurose dan psychose), sosial maupun spiritual,
sehingga pada akhirnya seseorang itu memiliki mental yang sehat. Mental yang sehat (qalbun
salim) dapat ditandai dari beberapa indikator berikut ini:
1. Selalu tawakkal kepada Allah.
2. Senantiasa bersyukur kepada Allah.
3. Sabar/tabah ketika ditimpa musibah.
4. Berbaik sangka kepada Allah dan kepada sesama.
5. Taat dalam beribadah.
6. Tawadhu’, wara’/rendah hati.
7. Ikhlas dalam bekerja.
8. Amanah.
9. Berjihad di jalan Allah (fi sabilillah).

Sebaliknya hati yang berpenyakit (qalbun maridh) dapat ditandai melalui fenomena sbb:
1. Suka melaksanakan maksiat.

7
2. Selalu berbuat zalim.
3. Berburuk sangka baik kepada Allah maupun kepada manusia.
4. Menolak kebenaran.
5. Menuruti hawa nafsu (Musnamar, 1975).
Orang yang memiliki hati yang sakit seperti uraian di atas, termasuk orang yang
bermasalah baik dalam pandangan agama maupun dalam pandangan psikologi dan konseling,
jika hal ini dibiarkan, bukan saja dapat menjerumuskan diri pribadi yang bersangkutan, tetapi
juga dapat merusak dan mengganggu orang lain. Oleh karena itulah, petugas bimbingan dan
konseling Islami hendaknya mendalami dan menguasai metode-metode bimbingan dan
konseling Islami seperti yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah Saw ketika menyelesaikan
masalah para sahabat ketika itu, karena pendekatan yang dilak- sanakan Rasulullah sangat
efektif dan berhasil dalam mengatasi masalah konseli. 6

6
Lahmuddin, Konseling dan Terapi Islami, (Medan: Perdana Publishing), 2021, hlm. 15-20.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar klien mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya sendiri. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling
diberikan kepada klien dalam rangka upaya agar klien dapat menemukan pribadi, mengenali
lingkungan dan merencanakan masa depan. Secara keseluruhan, jika semua tujuan dan fungsi
bimbingan dan konseling itu telah terlaksana dengan baik, maka terbentuklah pribadi yang
mandiri, sehat mental, aktif, dan solutif. Klien juga dapat berkembang secara optimal pula.
Keterpaduan semua tujuan dan fungsi tersebut akan sangat membantu perkembangan klien
secara optimal.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai sumber dalam pembelajaran pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hayat. (2017). Bimbingan Konseling Qur’ani (Jilid 1), Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Deni Febriani. (2011). Bimbingan Konseling, Yogyakarta: Teras.

Henni Syafriana, Abdillah. (2019). Bimbingan konseling konsep, teori dan aplikasinya, Medan:
Buku Umum dan Perguruan Tinggi.

Lahmuddin. (2021). Konseling dan Terapi Islami, Medan: Perdana Publishing.

Prasetyo, Fandi. (2010). Fungsi Bimbingan dan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Ssiwa Kelas VII MTs Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo, Surakarta: PhD Thesis.

Zulkifli Akbar. Dasar-dasar Konseptual Penanggungan Masalah Bimbingan dan Konseling


Islami di Bidang Pernikahan, Kemasyarakatan dan Keagamaan (Yogyakarta:UII. 1987).

10

Anda mungkin juga menyukai