Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP BIMBINGAN KONSELING ISLAM


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Konseling Islam
Dosen Pengampu: Dr. Tarmizi, M.Pd (Indah Rizki Ramadani, M.Pd)

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Ahmad Yasri (0303203109)
Asih Anggina (0303203121)
Nurul Jannah (0303202111)
Bastothum Ikhsan (0303203133)
Salsha Nabila Ayumi (0303203116)

BKPI-3/SEMESTER IV

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.Tak
lupa juga kita hadiahkan sholawat berangkaikan salam kepada baginda rasulullah SAW
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kezaman yang terang benderang seperti
saat ini.

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Dr. Tarmizi, M.Pd ( Ibu Indah Rizki Ramadani, M.Pd) selaku dosen fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan pada Mata kuliah Konseling Islam. Selain itu,makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Bimbingan Konseling Islam bagi
pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada,Drs.Sutzatmiko Wijaya, M.pd selaku


dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan
kesalahan.Meskipun demikian,kami selaku penulis makalah terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.Demikian kata pengantar
ini kami sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan
membaca makalah ini.

Medan, 22 Maret 2022

Pemakalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bimbingan Konseling


Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” dan Konseling merupakan
serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara luas
bermakna: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage),
menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping
to create), memberi (to giving), bersungguh-sungguh (to commit), pemberi pertimbangan
dan bersikap demokratis (democratic performance). Sehingga bila dirangkai dalam
sebuah kalimat Konsep Bimbingan adalah Usaha secara demokratis dan sungguh-
sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan
dan pertimbangan, agar yang diberi bantuan mampu mengelola, mewujudkan apa yang
menjadi harapannya.

Pengertian bimbingan secara umum dikemukakan oleh Prayitno bahwa:


“bimbingan merupakan porses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa,
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dengan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku”.

Sukmadinata mengidentifikasi tentang arti bimbingan secara terperinci, agar dapat


memberikan pemahaman yang cukup, sebagai berikut:1. Bimbingan merupakan suatu
usaha untuk membantu perkembangan individu secara optimal, 2. Bantuan diberikan
dalam situasi yang bersifat demokratis, 3. Bantuan yang diberikan terutama dalam
penentuan tujuan-tujuan perkembangan yang ingin dicapai oleh individu serta keputusan
tentang mengapa dan bagaimana cara menanggapinya,4. Bantuan diberikan dengan cara
meningkatkan kemampuan individu agar dia sendiri dapat menentukan keputusan dan
memecahkan masalahnya sendiri.1

1
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: RinekaCipta,
1999). hlm. 99.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 235.
Kartini mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan yang diberikan oleh seseorang
yang telah dipesiapkan (dengan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan-ketrampilan
tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepadaorang lain yang memerlukan
pertolongan.

B. Definisi Bimbingan Konseling Islami

Dalam praktik kehidupan sehari-hari, pengucapan kata “bimbingan” sering


digandengkan dengan kata “konseling”, yang menjadi “bimbingan konseling” atau
“bimbingan dan konseling”. Karena memang keduanya memiliki hubungan yang sangat
erat dalam istilah pendidikan.

Sementara, di pihak lain, mengatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah


dua hal yang berbeda baik konsep dasarnya maupun cara kerja dan teknis pelayanannya.
Bimbingan lebih identik dengan pendidikan maupun pembelajaran sedangakan konseling
lebih menekankan sisi psyikoterapi kejiwaan, yaitu kegiatan menolong individu yang
mengalami gangguan psikis baik sadar maupun tidak sadar dialami oleh individu.

Secara etimologi, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa
Latin yaitu “Counsilium” artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Makna Counseling
melingkupi proses (process), hubungan (interaction), menekankan pada permasalahan
yang dihadapi klien (performance, relationship), professional, nasehat (advice, advise,
advisable). Sehingga kata kunci yang bisa di ambil dari definisi tersebut adalah proses
interaksi pihak yang professional dengan pihak yang bermasalah yang lebih menekankan
pada pemberian advice yang advisable.Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal
ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa konseli (counselee).

Pengusungan istilah Islam dalam wacana studi Islam yakni bimbingan konseling
islam (dalam berbagai kajian bimbingan konseling Islam dimasukkan dalam studi Islam)
menuntut adanya pemahaman yang utuh tentang Islam itu sendiri. Islam berasal dari
bahasa Arab dalam bentuk masdar yang secara harfiyah berarti selamat, sentosa dan
damai..2

Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya (Jakarta: CV


2

Rajawali,1985), h. 9.
Derektorat tenaga kependidikan nasional, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008), hlm. 6
C. Hubungan Bimbingan Konseling Dengan Bimbingan Konseling Islami

Pada dasarnya, keberadaan bimbingan konseling umum bukanlah produk yang


tidak sesuai dengan apalagi bertentangan dengan Islam, bahkan secara sepintas terdapat
kemiripan antara bimbingan konseling umum dengan Bimbingan Konseling Islami yakni
sama-sama memberikan bantuan psikologis kepada konseli.

Bimbingan Konseling Islami merupakan pemberian bantuan yang dilakukan


untuk memecahkan masalah atau mencari solusi atas permasalahan yang dialami konseli
dengan bekal potensi dan fitrah agama yang dimilikinya secara optimal dengan
menggunakan nilai-nilai ajaran Islam yang mampu membangkitkan spiritual dalam
dirinya, sehingga manusia akan mendapatkan dorongan dan mampu dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya serta akan mendapatkan kehidupan yang selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Bimbingan Konseling Islami sebagai cabang keilmuan modern merupakansuatu


hal yang baru secara konseptual, walaupun pada praktiknya penerapan Bimbingan
Konseling Islami telah ada semenjak kemunculan Agama Islam yang dibawa dan
disebarkan oleh Nabi Muhammad.

Evidensi keberadaan praktik Bimbingan Konseling Islami pada Masa Nabi sering sekali
tampak dari sikap yang ditampilkan oleh Nabi Muhammad dalam memberikan layanan
Bimbingan Konseling Islami kepada para sahabat melalui praktik- praktik halaqah al dars
maupun proses konseling Islami. Peran Nabi sebagai seorang konselor memberikan
‘ibarah bagi kekayaan khazanah keilmuan konsep Bimbingan Konseling Islami yang
masih dikatakan “proses menjadi”.3

D. Tujuan Bimbingan Konseling Islami

Melalui tujuan dapat diketahui seluk beluk sebuah ilmu yang mem-bedakan
dengan ilmu-ilmu yanga lain. bimbingan konseling Islami harus memiliki tujuan yang
terukur sebagai dasar pelaksanaan layanan bimbingan konseling Islami.

3
Djamaludin Ancok, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 67.
Pandangan Munandir tersebut, menunjukkan bahwa tujuan yang harus tercapai
dalam praktik konseling Islami adalah mewujudkan pribadi mandiri dan bertanggung
jawab dalam membuat sebuah keputusan. Allah telah memberikan manusia keistimewaan
dibanding makhluk lain, dengansebuah tujuan menjadikan agar menjadi khalifah di Bumi.

Muhammad Surya mengatakan konseling Islam tidak hanya berada pada titik spiritual
semata, dalam bidang karir pun, Konseling Islami memiliki tujuan yang harus dicapai
antara lain :

1. Agar individu memiliki kemampuan intelektual yang diperlukan dalam pekerjaan dan
karirnya.

2. Agar memiliki kemampuan dalam pemahaman, pengelolaan,


pengendalian,penghargaan dan pengarahan diri.

3. Agar memiliki pengetahuan atau informasi tentang lingkungan.

4. Agar mampu berinteraksi dengan orang lain.

5. Agar mampu mengatasi masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.

6. Agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan kaidah-kaidah ajaran Islam


yang berkaitan dengan pekerjaan dan karirnya.4

E. Fungsi Bimbingan Konseling Islami

Menurut Tohari Musnamar fungsi konseling Islami tidak berbeda dengan fungsi
pendidikan Islam, ia menyebutkan fungsi konseling Islami terdiri dari beberapa fungsi di
antaranya adalah :

1. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada seseorang,

2. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang
sedang dihadapi seseorang,

3. Fungsi preservative, yakni membantu individu agar situasi dan kondisi yang semula
baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama, dan

4
Mohamad Surya, Dasar-dasar Konseptual Penangangan Masalah-Masalah
Karir/Pekerjaan DAlam Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Pres, 1998), hlm.13-14
Ibid, Achmad Mubarok, Al-Irsyad An-Nafsy, hlm.43
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau menjadi baik,
sehingga tidak memungkinkannyamenjadi sebab munculnya masalah baginya.

F. Asas-asas Bimbingan Konseling Islami

Senada dengan Tohari, Aswadi mengemukakan 15 asas dalam pelaksanaan


Bimbingan Konseling Islam yaitu:

1. Asas Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Kebahagiaan hidup didunia bagi seorang muslim hanya merupakan kebahagiaan yang
sifatnya sementara, kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab
kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan yang abadi.

2. Asas Fitrah

Manusia menurut Islam dilahirkan dengan membawa fitrah, yaitu berbagai


kemampuan potensial bawaan dan mempunyai kemampuan untuk beragama, maka dari
itu gerak tingkah laku dan tindakan sejalandengan fitrahnya tersebut.

3. Asas Lillahi Ta`alah

Maksud dari asas Lillahi ta’ala yakni pelaksaan Bimbingan Konseling Islami
semuanya ditujukan kepada Allah, semua usaha yang dilakukan manusia tanpa ridha
Allah maka hal tersebut tidak akan terjadi sesuai dengan ketetapannya. Untuk itu, dalam
setiap bertindak perlu keikhlasan dalam menjalaninya.

4. Asas Bimbingan seumur Hidup

Asas Bimbingan seumur hidup yakni manusia dalam kodratnya tidak luput dari
berbuat kesalahan maka dari itu layanan Bimbingan Konseling Islami dilaksanakan bukan
hanya saat menghadapi masalah saat ini akan tetapi, digunakan untuk membimbing
konseli yang bermanfaat bagi kehidupan masa mendatang guna memberi petunjuk akan
hidup yang baik menurut ajaran Allah dan Rasulnya.

5. Asas Keseimbangan Ruhaniyah

Keseimbangan rohaniah menunjukkan sikap yanga ada di dalam diri manusia antara
perkara yang menjadi kepentingan dunia dan kebutuhan akhirat keduanya harus selaras
dan tidak berat sebelah. Orang yang dibimbing (konseli) diajak untuk mengetahui apa-apa
yang perlu diketahuinya, kemudian melakukan kontemplasi terkait yang perlu difahami,
sehingga memperoleh keyakinan yang kuat, tetapi tidak juga menerima begitu saja.

6. Asas Kemaujudan Individu

Bimbingan Konseling Islam, berlangsung pada citra manusia menurutislam dan


memandang seseorang individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan dari individu
yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai konsekuensi dari haknya dan
kemampuannya fundameltal potensi rohaniahnya.

7. Asas Sosialitas Manusia

Dalam Bimbingan Konseling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan


hak individu (jadi bukan komunisme), hak individu juga diakui dalam batas tanggung
jawab sosial. Asas ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan
dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada.

8. Asas Khafilah

Sebagai khalifah, manusia harus memelihara keseimbangan, sebab problem-problem


kehidupan kerap kali muncul dari ketidak seimbangan tersebut yang diperbuat oleh
manusia itu sendiri. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah dibumi untuk itu penting
dalam melihat aspek tersebut dalam pelaksanaan layanan bimbingan.

9. Asas keselarasan dan keadilan

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan, keserasian dalam


segala segi. Dengan kata lain, Islam menghendaki manusia berlaku “adil” terhadap hak
dirinya sendiri, hak orang lain “hak” alam semesta (hewan dan tumbuhan dan lain
sebagainya) dan juga hak Tuhan.Keselarasan dan keadilan yakni dengan layanan
Bimbingan Konseling ini diharapkan manusia dapat memperoleh keselarasan yang hilang
dalam hidupnya baik secara jasmani maupun rohani dan memperoleh keadilan yang sama
di mata sosial.

10. Asas Pembinaan Akhlaqul Karimah


Dalam pelaksanaan layanan bimbingan hendaknya dapat memperbaiki akhlaq
menjadi karimah, dan menyampaikan dengan suri tauladan yang baik agar mengena pada
konseli.96 Sesuai dengan Q.S. Al Ahzab/ 33: 21.

11. Asas Kasih sayang

Seseorang memerlukan cinta kasih dan sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini
dapat menghalalkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan Konseling Islam di
lakukan dengan berdasarkan kasih sayang,sebab hanya dengan kasih saynaglah
Bimbingan Konseling dapat berhasil.

12. Asas Saling Menghargai Dan Menghormati

Hubungan yang terjalin Antara pihak yang dibimbing merupakan hubungan yang
saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah.
Dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling diharapkan terjalin hubungan yang saling
menghormati dan menghargai agar antara kedua belah pihak, konselor dan konseli
tumbuh rasa saling percaya satu dengan yang lain.

13. Asas Musyawarah

Bimbingan Konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah,artinya antara


pembimbing (konselor) dengan yang dibimbing atau konseli terjadi dialog amat baik, satu
sama lain tidak saling mendekatkan, tidak ada perasaan tertekan dan keinginan tertekan.

14. Asas Keahlian

Bimbingan Konseling Islam dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki


kemampuan, keahlian di bidang tersebut, baik keahlian dalam metodelogi dan teknik-
teknik Bimbingan Konseling maupun dalam bidang yang menjadi permasalahan (obyek
garapan/materi) Bimbingan Konseling.

Secara lebih sederhana Saiful dalam bukunya Konseling Islami dan Kesehatan
Mental mengemukakan 5 asas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling islam, yaitu:

a) Asas Ketauhidan

Layanan konseling islami harus dilaksanakan atas dasar prinsip Ketuhanan Yang
Maha Esa (prinsip tauhid), dan harus berangkat dari dasar ketauhidan menuju
manusia yang mentauhidkan Allah sesuai dengan hakikat islam sebagai agama tauhid.

b) Asas Amaliah
Dalam proses konseling Islami, konselor dituntut untuk bersifat realistis, dengan
pengertian sebelum memberikan bantuan terlebih dahulu ia harus mencerminkan
sosok figur yang memiliki keterpaduan ilmu dan amal.

c) Asas Akhlaq Al-karimah

Asas ini sekaligus melingkupi tujuan dan proses konseling Islami.Dari sisi tujuan,
koseli diharapkan sampai pada tahap memiliki akhlak mulia.

d) Asas Profesional (keahlian)

Keahlian dalam hal ini terutama berkenaan dengan pemahaman permasalahan


empirik, permasalahan psikis konseli yang harus dipahami secara rasional ilmiah.

G. Prinsip –Prinsip Bimbingan Konseling Islami

Prinsip dapat diartikan sebagai jati diri yang menunjukkan tentang ciri khas
sesuatu. Prinsip dapat pula dimaknai sebagai sifat yang melekat pada sesuatu yang
menjadikannya teguh dan berkarakter. Dalam kontek bimbingan konseling Islami, prinsip
merupakan ciri khas yang membedakan kajian konseling dengan kajian-kajian lainnya.

Menurut Juntika, agar pelaksanaan layanan bimbingan dapat berjalan dengan


baik dan lancar, seyogyanya seorang konselor harus memahami beberapa prinsip yang
terkait dengan pelaksanaan Bimbingan Konseling konvensional di antaranya :

1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya,Hendaknya bimbingan
bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing,

3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri,

4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya,

5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing,

6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat,

7. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan


program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan,
8. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber
yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan,
dan

9. Hendaknya melaksanakan program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan


pelaksanaan program.5

kesimpulan :

Bimbingan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang
(individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang
bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah swt.

5
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah, h. 29
Juntika, Bimbingan dan Konseling, hlm. 9

Anda mungkin juga menyukai