Disusun Oleh:
Kelompok 1
Ahmad Yasri (0303203109)
Asih Anggina (0303203121)
Nurul Jannah (0303202111)
Bastothum Ikhsan (0303203133)
Salsha Nabila Ayumi (0303203116)
BKPI-3/SEMESTER IV
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.Tak
lupa juga kita hadiahkan sholawat berangkaikan salam kepada baginda rasulullah SAW
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kezaman yang terang benderang seperti
saat ini.
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Dr. Tarmizi, M.Pd ( Ibu Indah Rizki Ramadani, M.Pd) selaku dosen fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan pada Mata kuliah Konseling Islam. Selain itu,makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Bimbingan Konseling Islam bagi
pembaca maupun penulis.
Kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan
kesalahan.Meskipun demikian,kami selaku penulis makalah terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.Demikian kata pengantar
ini kami sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan
membaca makalah ini.
Pemakalah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: RinekaCipta,
1999). hlm. 99.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 235.
Kartini mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan yang diberikan oleh seseorang
yang telah dipesiapkan (dengan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan-ketrampilan
tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepadaorang lain yang memerlukan
pertolongan.
Secara etimologi, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa
Latin yaitu “Counsilium” artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Makna Counseling
melingkupi proses (process), hubungan (interaction), menekankan pada permasalahan
yang dihadapi klien (performance, relationship), professional, nasehat (advice, advise,
advisable). Sehingga kata kunci yang bisa di ambil dari definisi tersebut adalah proses
interaksi pihak yang professional dengan pihak yang bermasalah yang lebih menekankan
pada pemberian advice yang advisable.Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal
ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa konseli (counselee).
Pengusungan istilah Islam dalam wacana studi Islam yakni bimbingan konseling
islam (dalam berbagai kajian bimbingan konseling Islam dimasukkan dalam studi Islam)
menuntut adanya pemahaman yang utuh tentang Islam itu sendiri. Islam berasal dari
bahasa Arab dalam bentuk masdar yang secara harfiyah berarti selamat, sentosa dan
damai..2
Rajawali,1985), h. 9.
Derektorat tenaga kependidikan nasional, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008), hlm. 6
C. Hubungan Bimbingan Konseling Dengan Bimbingan Konseling Islami
Evidensi keberadaan praktik Bimbingan Konseling Islami pada Masa Nabi sering sekali
tampak dari sikap yang ditampilkan oleh Nabi Muhammad dalam memberikan layanan
Bimbingan Konseling Islami kepada para sahabat melalui praktik- praktik halaqah al dars
maupun proses konseling Islami. Peran Nabi sebagai seorang konselor memberikan
‘ibarah bagi kekayaan khazanah keilmuan konsep Bimbingan Konseling Islami yang
masih dikatakan “proses menjadi”.3
Melalui tujuan dapat diketahui seluk beluk sebuah ilmu yang mem-bedakan
dengan ilmu-ilmu yanga lain. bimbingan konseling Islami harus memiliki tujuan yang
terukur sebagai dasar pelaksanaan layanan bimbingan konseling Islami.
3
Djamaludin Ancok, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 67.
Pandangan Munandir tersebut, menunjukkan bahwa tujuan yang harus tercapai
dalam praktik konseling Islami adalah mewujudkan pribadi mandiri dan bertanggung
jawab dalam membuat sebuah keputusan. Allah telah memberikan manusia keistimewaan
dibanding makhluk lain, dengansebuah tujuan menjadikan agar menjadi khalifah di Bumi.
Muhammad Surya mengatakan konseling Islam tidak hanya berada pada titik spiritual
semata, dalam bidang karir pun, Konseling Islami memiliki tujuan yang harus dicapai
antara lain :
1. Agar individu memiliki kemampuan intelektual yang diperlukan dalam pekerjaan dan
karirnya.
Menurut Tohari Musnamar fungsi konseling Islami tidak berbeda dengan fungsi
pendidikan Islam, ia menyebutkan fungsi konseling Islami terdiri dari beberapa fungsi di
antaranya adalah :
1. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada seseorang,
2. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang
sedang dihadapi seseorang,
3. Fungsi preservative, yakni membantu individu agar situasi dan kondisi yang semula
baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama, dan
4
Mohamad Surya, Dasar-dasar Konseptual Penangangan Masalah-Masalah
Karir/Pekerjaan DAlam Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Pres, 1998), hlm.13-14
Ibid, Achmad Mubarok, Al-Irsyad An-Nafsy, hlm.43
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau menjadi baik,
sehingga tidak memungkinkannyamenjadi sebab munculnya masalah baginya.
Kebahagiaan hidup didunia bagi seorang muslim hanya merupakan kebahagiaan yang
sifatnya sementara, kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab
kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan yang abadi.
2. Asas Fitrah
Maksud dari asas Lillahi ta’ala yakni pelaksaan Bimbingan Konseling Islami
semuanya ditujukan kepada Allah, semua usaha yang dilakukan manusia tanpa ridha
Allah maka hal tersebut tidak akan terjadi sesuai dengan ketetapannya. Untuk itu, dalam
setiap bertindak perlu keikhlasan dalam menjalaninya.
Asas Bimbingan seumur hidup yakni manusia dalam kodratnya tidak luput dari
berbuat kesalahan maka dari itu layanan Bimbingan Konseling Islami dilaksanakan bukan
hanya saat menghadapi masalah saat ini akan tetapi, digunakan untuk membimbing
konseli yang bermanfaat bagi kehidupan masa mendatang guna memberi petunjuk akan
hidup yang baik menurut ajaran Allah dan Rasulnya.
Keseimbangan rohaniah menunjukkan sikap yanga ada di dalam diri manusia antara
perkara yang menjadi kepentingan dunia dan kebutuhan akhirat keduanya harus selaras
dan tidak berat sebelah. Orang yang dibimbing (konseli) diajak untuk mengetahui apa-apa
yang perlu diketahuinya, kemudian melakukan kontemplasi terkait yang perlu difahami,
sehingga memperoleh keyakinan yang kuat, tetapi tidak juga menerima begitu saja.
8. Asas Khafilah
Seseorang memerlukan cinta kasih dan sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini
dapat menghalalkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan Konseling Islam di
lakukan dengan berdasarkan kasih sayang,sebab hanya dengan kasih saynaglah
Bimbingan Konseling dapat berhasil.
Hubungan yang terjalin Antara pihak yang dibimbing merupakan hubungan yang
saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah.
Dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling diharapkan terjalin hubungan yang saling
menghormati dan menghargai agar antara kedua belah pihak, konselor dan konseli
tumbuh rasa saling percaya satu dengan yang lain.
Secara lebih sederhana Saiful dalam bukunya Konseling Islami dan Kesehatan
Mental mengemukakan 5 asas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling islam, yaitu:
a) Asas Ketauhidan
Layanan konseling islami harus dilaksanakan atas dasar prinsip Ketuhanan Yang
Maha Esa (prinsip tauhid), dan harus berangkat dari dasar ketauhidan menuju
manusia yang mentauhidkan Allah sesuai dengan hakikat islam sebagai agama tauhid.
b) Asas Amaliah
Dalam proses konseling Islami, konselor dituntut untuk bersifat realistis, dengan
pengertian sebelum memberikan bantuan terlebih dahulu ia harus mencerminkan
sosok figur yang memiliki keterpaduan ilmu dan amal.
Asas ini sekaligus melingkupi tujuan dan proses konseling Islami.Dari sisi tujuan,
koseli diharapkan sampai pada tahap memiliki akhlak mulia.
Prinsip dapat diartikan sebagai jati diri yang menunjukkan tentang ciri khas
sesuatu. Prinsip dapat pula dimaknai sebagai sifat yang melekat pada sesuatu yang
menjadikannya teguh dan berkarakter. Dalam kontek bimbingan konseling Islami, prinsip
merupakan ciri khas yang membedakan kajian konseling dengan kajian-kajian lainnya.
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya,Hendaknya bimbingan
bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing,
3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri,
4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya,
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing,
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat,
kesimpulan :
Bimbingan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang
(individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang
bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah swt.
5
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah, h. 29
Juntika, Bimbingan dan Konseling, hlm. 9