Disusun Oleh :
USEP SUPRIATNA
NPM :
PAMANUKAN – SUBANG
2021M / 1443 H
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
b. Islam...........................................................................................................5
D. Konseling Rosulullah................................................................................12
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 23
MAKALAH BIMBINGAN KONSELING DALAM ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
1
A. Latar Belakang
Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan
Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula
manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan
multiproblem). Dengan berbagai masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan
mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang
dinamakan “konseling”
salah satunya adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur
dan konseling.
Dalam makalah ini nanti akan dipaparkan berbagai hal terkait dengan
pembelajaran.
2
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
depannya.
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar,
kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan
suatu proses dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi
4
dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi
b. Islam
mendefinisikan Islam dengan rumusan Islam yaitu: atauran Ilahi yang dapat
Pendapat lain menyatakan bahwa islam adalah agama yang dibawa oleh
para utusan Allah dan disempurnakan oleh rasullullah SAW yang memiliki
sumber pokok al-quran dan sunnah rasullullah SAW sebagai petunjuk umat
5
Secara sederhana, gabungan dari masing-masing isitilah dari poin A
dan B tersebut dapat dikaitkan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebutan
dalam istilah dan redaksi yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan
beberapa rumusan tersebut dapat diambil suatu kesan bahwa yang dimaksud
secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang
yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami
hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan
dikemukakan oleh H.M. Arifin, Ahmad Mubarok dan Hamdani Bakran Adz-
unsur utama yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu: konselor,
yang membantu konseli dalam mengatasi masalahnya di saat yang amat kritis
6
dalam kehidupan yang terus berubah. Konseli dalam hal ini berarti orang
yang sedang menghadapi masalah karena dia sendiri tidak mampu dalam
sesuatu aktivitas.[5]
landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat
7
jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)
Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih
jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada
yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga,
kasih sayang.
dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat
8
kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek
kehidupan.
6. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan
Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling islam dalam tujuan
Tujuan khususnya adalah:
yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
disekolah/madrasah, bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu
9
Konseli sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang atau
bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau
bebas dari masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu
berjalan dalam arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau
mempengaruhi perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja)
10
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak
kompetensi kemandirian.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan
Dengan dasar itulah bimbingan dan konseling sangat berperan penting
2. berakhlak mulia
potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait
11
dengan perkembangan konseli sebagai makhluk yang berdimensi
D. Konseling Rosulullah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar individu atau klien tersebut
Barat dengan pandangan islam, dimana proses konseling versi Barat bisa
terlakasana jika klien yang bermasalah mendatangi biro konsultasi dan meminta
12
sehingga dapat kembali ke jalan yang lebih baiksesuai dengan ajaran agama
yang diyakininya selama ini. Disinilah salah satu letak perbedaan antarakonsep
Pada dasarnya tujuan kedua versi ini adalah sama, yaitu sama-
samaberupaya memberi solusi dan kesadaran kepada klien agar klien kembali
kepadakejalan yang benar. Sedangkan tindak lanjut dari rasa kesadaran itu, dia
berjanjikepada dirinya dan kepada Tuhan bahwa perbuatan yang salah dan
keliru tidak diualnginya lagi pada masa yang akan datang, ia juga berusaha
melaksanakan agama lebih baik dari sebelunya. Cara seperti inilah yang
dituntut oleh pembimbing atau konselor islami daripada kliennya dalam proses
konseling.
sebagai mahkluk Allah,dan tujuan yang ingin dicapai pun bukan hanya untuk
kemaslahatan dan kepentingan duniawi semata,tetapi lebih jauh dari itu adalah
untuk kepentinganukhrawi yang lebih kekal abadi.Hal ini sesuai dengan do’a
yang selaludiucapkan setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, seperti
“dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah
Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami
dari siksa neraka".
13
Pada sisi lain, jika diperhatikan prosedur dan layanan yang
memberi layanan yang kondusif dan lemah lembut diabadikan dalam al-Qur’an
memberilayanan dan panasehatan kepada kliaen dari sifat dan sikap yang
Association seperti yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61) yaitu interesterhadap
orang lain, sabar, peka terhadap berbagai siakap dan reaksi, memilikiemosi
14
yang stabil dan objektif, sungguah-sungguh respek terhadap orang lain,dandapat
dipercaya.
Dalam suatu riwayat (hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu
umamah) yang artinya : Seorang pemuda yang mendatangi Rasul dan bertanya
secara lantang dihadapan para sahabat: Wahai Rasulullah, apakah engkau dapat
mengizinkan saya untuk berzina? Mendengar pertanyaan yang tidak sopan itu
duduk didekat Nabi, Nabi bertanya kepada pemuda itu: Bagaimana jika ada
orang yangakan menzinahi ibumu? Pemuda itu menjawab, demi Allah saya
itu menjawab, tidak juga ya Rasul, demi Allah, saya tidak akan
meneruskan, begitu juga orang tidak akan membiarkan putrinya atau saudara
meminta pendapat kepada beliau. Lebih jauh dari itu, Allah SWT memberikan
15
ini adalah untuk menyampaikan kebenaran dan pengajaran pada manusia. Hal
ini sesuai dengan firman Allah pada surat Yunus ayat 57 yang artinya:
juga memerlukan landasan aqliyah, dalam hal ini termasuk filsafat Islam dan
mencakup:
a. Falsafah tentang dunia manusia
b. Falsafah tentang manusia dan kehidupan
c. Falsafah tentang pernikahan dan keluarga
d. Falsafah tentang pendidikan
e. Falsafah tentang masyaraka
jiwa (psikologi)
a. Sosiologi
b. Ilmu komunikasi
16
c. Ilmu hukum Islam
d. Antropologi sosial
seperti yang dipraktekkan oleh Rasulullah SAW pada 14 abad yang lalu,
walaupun istilah dan caranya tidak persis sama, namun tujuan dan cara-cara
pendekatan yang ditempuh, justru apa yang dilakukan Rasulullah jauh lebih
baik. Perbedaannya hanya terlihat dari segi istilah, dimana Barat menggunakan
mengembalikan manusia kepada potensi dasarnya yaitu manusia yang fitri. Fitri
artinaya kembali kepada kesucian dan kebenran yang meliputi aspek jasmani
dan rohani. Dengan kembalinya manusia kepada kondisi fitri, manusia akan
klien. Nabi dan Rasul merupakan konselor apabila melihat tugas dan fungsinya
sebagaipembimbing umat ke arah jalan yang benar. Nabi dan Rasul semua
mengajak umatmanusia kepada agama Tahuid ( Islam). Nabi dan Rasul juga
17
Nabi dan Rasul adalahmengajak, membantu, dan membimbing manusia
Al-Ghazali adalah memahami dan menghayati syariat Islam. Model ini memberi
penekanan kepada proses memahami jiwa manusia dari aspek kefahaman Islam.
Oleh sebab itu, teori yang digunakan ini dapat memberi ruang kepada klien
keesaan Allah dan juga mensyukuri nikmat kurniaan Allah kepada hambaNya,
kaunselor juga akan dapat meningkatkan kualiti diri melalui hubungan dengan
Allah yang tinggi. Hal ini kerana untuk menjadi seorang kaunselor yang mampu
untuk membimbing orang maka mereka perlu memperbaiki diri sendiri dari
pelbagai aspek.
Langkah 5 : Penilaian
18
Langkah pertama dalam teori kaunseling Imam al-Ghazali menekankan
kaunseling. Setelah itu majlis atau sesi dibuka dengan bacaan al-Fatihah,
berlaku dalam diri manusia adalah berpunca dari syaitan yang sentiasa
interaksi yang baik antara kaunselor dengan klien. Melalui hubungan ini
aspek penerokaan dalam diri klien sehingga mereka dapat mengenal pasti
punca masalah yang dihadapi. Selain itu langkah kedua ini adalah supaya
klien dapat mencari kekurangan diri yang menjadi punca kepada masalah
boleh menekankan aspek kerohanian dan spiritual dalam diri klien . Bina
musibah, sabar dan syukur) serta sifat-sifat Allah dan sunnah rasul
19
bertaubat, menjaga aurat dan sebagainya. Kemudiannya Imam al-Ghazali
Mengenal Diri dan Bina Matlamat Hidup dengan meneroka kriteria diri
Langkah 3 (mengenal pasti punca dan jenis masalah) Punca dan Jenis
masalah, gabungkan langkah 2 dan 3 jadi asas meneroka punca dan jenis
Langkah 4: (memberi ubat yang sesuai dengan penyakit) Punca dan Jenis
klien melalui air muka, gerak geri dan pertuturan dari aspek peningkatan
akidah, memahami diri sendiri, reda dengan musibah, keyakinan diri yang
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya
secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-
dan di akherat.
b. Tujuan khususnya adalah:
kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau
21
kematangan dan kemandirian tersebut, konseli memerlukan bimbingan
masalah, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut
22
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mubarok, Konseling Agama teori dan Kasus, (Jakarta: PT. Bina
Parawira,2000)
23