Anda di halaman 1dari 17

SEMESTER ANTARAN

BIMBINGAN dan KONSELING ISLAM

“Untuk Memenuhi Tugas Semester Antaran Pada

Mata Kuliah “Bimbingan dan Konseling Islam”

Dosen Pengampuh :
Fatimatul Khotimah M.PSi

Di Susun Oleh:

MUHAMMAD RAJA SYAHPUTRA LUBIS

NIM: 0301173522

PRODI: PAI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

TAHUN 2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM....................................................... 2
B. SYARAT KONSELOR ISLAMI.................................................................................................. 4
C. ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM .......................................................... 5
D. PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ..................................................... 8
E. RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ............................................. 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah Semester Antaran mata kuliah
“Bimbingan dan Konseling Islam” ini dengan baik.

Selanjutnya saya menyadari jika dalam pembuatan makalah ini banyak berbagai pihak,
yang memberi dukungan dan sambutan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata
kuliah “Bimbingan dan Konseling Islam”. Semoga pembuatan makalah ini dapat membantu para
mahasiswa dalam mempelajari kuliah perbandingan pendidikan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, kepada para pembaca kami mohon dapat menyampaikan saran dan kritik
untuk perbaikan selanjutnya.

Medan, 21 Januari 2024

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal
itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta
sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu
pula manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa
manusia merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan
berbagai masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan
bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian
bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang
dinamakan “Konseling”.
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya
adalah dengan cara islam. Mengapa Islam? Karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan
konseling islam, termasuk pengertian, syarat konselor Islam, asas-asas, pendekatan, dan
ruanglingkup bimbingan dan konseling Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling Islam?
2. Apa syarat-syarat Konselor Islam?
3. Bagaimana asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam?
4. Bagaimana pendekatan Bimbingan dan Konseling Islam?
5. Bagaimana ruang lingkup Bimbingan dan Konseling Islam?
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling Islam.


2. Untuk mengetahui syarat-syarat Konselor Islam.
3. Untuk mengetahui asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam.
4. Untuk mengetahui pendekatan Bimbingan dan Konseling Islam.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup Bimbingan dan Konseling Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari (guidance) dan (counseling)


dalam bahasa Inggris. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan
kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan
yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tertentu.

Bimbingan merupakan (helping), yang identik dengan (aiding, assisting, atau


availing), yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan
menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau
mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Proses bimbingan,
pembimbing tidak memaksakan kehendak sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator.
Sebagaimana yang di tulis oleh Syamsu Yusuf bahwa:

“Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan
lingkungan (fisik, psikis, sosial, dan spiritual) yang kondusif bagi perkembangan siswa,
memberikan dorongan dan semangat, mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung
jawab, mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan merubah perilakunya sendiri.”1

Sedangkan Konseling adalah usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka dengan
tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus dan teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli atau klien.2 Bimbingan dan konseling
merupakan bagian yang integral dan terpadu serta tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan aktifitas
proses pendidikan dan pembelajaran, karena pada dasarnya siswa merupakan manusia yang sedang
dalam proses berkembang, belajar, sehingga mereka butuh untuk diarahkan dan dibimbing.

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan untuk membantu peserta


didik menemukan dirinya, lingkungannya dan merencanakan masa depan, sehingga

1
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2005, hlm. 6.
2
Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 16.

2
diharapkan bisa mencapai kesuksesan di bidang akademis, persiapan karir, dan hubungan
sosial kemasyarakatan.3

Konseling Islam adalah layanan bantuan konselor kepada konseli untuk menumbuh
kembangkan kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah serta mengantisipasi masa
depan dengan memilih yang terbaik demi mencapai kebahagiaan hidup dunia akhirat dengan
ridha dan kasih sayang Allah SWT, serta membangun kesadarannya menempatkan Allah SWT
sebagai konselor Yang Maha Agung.4

Konseling Islam bukanlah merupakan hal yang baru tetapi telah ada bersamaan dengan
diturunkannya ajaran Islam pada Rasulullah SAW pertama kali. Ketika itu merupakan alat
pendidikan dalam sistem pendidikan Islam yang dikembangkan oleh Rasulullah. Menurut
Thohari Musnamar berpendapat bahwa:

“Secara spiritual bahwa Allah SWT memberi petunjuk atau bimbingan bagi peminta
petunjuk yang dibimbing. Bimbingan dan konseling Islam sebagai proses pemberian
bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.”5

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling


Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu dan
mempunyai kesadaran akan kehidupannya sebagai makhluk Allah SWT, sehingga selalu hidup
dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT serta mengembangkan potensi fitrah yang dimiliki
untuk mencapai kebahagian dunia akhirat.

3
Afnibar, Kinerja Guru Pembimbing dan Faktor yang Mempengaruhinya, The Minangkabau
Foundation, Jakarta, 2001, hlm. 1.
4
Saipul Akhyiar Lubis, Pendidikan dalam Konseling Islam, Cita Pustaka Media Pritis, Bandung,
2008, hlm. 22.
5
Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, UI Press,
Yogyakarta, 1992, hlm. 11.

3
B. SYARAT KONSELOR ISLAMI

Adapun syarat-syarat untuk menjadi pembimbing atau konselor yaitu:

a. Memiliki sikap tiga poko antara lain:


1) Sikap menerima berarti bahwa konselor menerima siswa sebagai adanya dan
tidak segera “mengadili” siswa tentang kebenaran dari pendapat,perasaan
ataupun perbuatannya.
2) Sikap ingin memahami menuntut dari pembimbing agar dia berusaha sekuat
tenaga untuk menangkap dengan jelas dan lengkap hal-hal yang sedang
dikemukakan oleh siswa, baik dengan kata-kata maupun dengan isyarat yang
lain. Maka pembimbing atau konselor harus berusaha ikut
merasakan(empaty) apa yang diungkapkan dan apa yang dialami oleh siswa
3) Sikap bertindak dan berbicara secara jujur berarti bahwa konselor tidak boleh
berpura-pura, sehingga dalam pandangan siswa pembimbing atau konselor
kelihatan “spontan”.
b. Kepekaan terhadap apa yang terdapat “dibelakang” kata-kata kelayan.
c. Kemampuan dalam cara berkomunikasi yang tepat (rapport).
d. Meskipun seorang pembimbing atau konselor di panti juga berfungsi sebagai
pendidik, tetapi janganlah pembimbing itu bertindak/berlagak “dominan”.
e. Memiliki kesehatan jasmani dan mental yang layak.
f. Menaati kode etika jabatan, yang meliputi seperti sikap, ketrampilan, syarat
pendidikan, penggunaan informasi yang diperoleh dari konseli, penggunaan
testing, hak dan kewajiban anggota profesi konselor.6

Sedangkan syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai berikut:

1) Memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi yang tinggi dalam
tugasnya.
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang
fovurable untuk itu.

6
Prof. DR.H.Mohamad Surya .2003.58-67

4
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan anak
bimbing maupun lainnya.
5) Bersikap terbuka artinya tidak memiliki watak yang suka menyembunyikan
sesuatu maksud yang tidak baik.
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya termasuk pula lingkungan
sekitarnya.
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir, cerdas sehingga mampu memahami yang
dikehendaki kelayan.
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat, tidak terpecah-pecah jiwa (frustasi)
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan) dalam segala perbuatan lahiriyah dan
batiniyah
12) Memiliki sikap mental suka belajar dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan tugasnya
13) Bilamana pembimbinng tersebut bertugas di bidang agama, berakhlak mulia,
serta aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.

Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan sebagai berikut:

a. Kemampuan keahlian (professional)


b. Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah).
c. Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial)
d. Ketaatan kepada Allah Swt.

C. ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Asas bimbingan dan konseling Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi di
tambah berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan, yaitu:

1. Asas Kebahagiaan Dunia dan Akhirat


Tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu klien mencapai
kebahagiaan hidup yang senantiasa didambakan setiap manusia.

5
2. Asas Fitrah
Bimbingan dan konseling Islam merupakan bantuan kepada klien yang
mengenal, memahami, dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak dan
tingkah laku serta tindakkannya berjalan dengan fitrah. Fitrah tersebut. Manusia
menurut Islam dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi
bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama Islam.
3. Asas “Lillahi Ta’ala”
Bimbingan dan konseling Islam ini dilaksanakan semata-mata karena Allah
SWT. Konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugas dengan
penuh keikhlasan. Klienpun menerima, meminta bimbingan dan konseling dengan
ikhlas dan rela pula karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan
karena untuk pengabdian kepada Allah SWT semata, sesuai dengan fungsi dan
tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya.
Firman Allah surat al-Bayinah ayat 5 Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”
4. Asas Bimbingan Seumur Hidup
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari komponen pendidikan.
Oleh karena itu, pemberian layanan bimbingan dan konseling dilakukan sepanjang
hidup manusia. Manusia yang hidup di dunia tidak ada yang selalu bahagia kadang
kala dalam kehidupan ini akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Untuk
itu di perlukan bimbingan dan konseling Islami yang diharapkan bisa mengatasi
semua permasalahan hidup sepanjang hayat.
5. Asas Kesatuan Jasmani dan Rohani
Bimbingan dan konseling Islami memandang manusia sebagai makhluk
jasmaniah-rohaniah tidak memandang sebagai makhuk jasmaniah semata. Untuk
itu bimbingan dan konseling Islami membantu individu untuk hidup seimbang
jasmaniah dan rohaniah.

6
6. Asas Keseimbangan Rohani.
Allah telah memuliakan manusia dengan kelebihan-kelebihan atau
keutamaan-keutamaan yang tidak diberikan kepada makhuk lain selain manusia.
7. Asas Kemajuan Individu
Bimbingan dan konseling Islam melihat kepada citra manusia menurut
Islam. Seseorang melihat eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak,
mempunyai perbedaan kemerdekaan pribadi.
8. Asas Sosialitas Manusia.
Manusia merupakan makhluk social. Hal ini di akui dan diperhatikan dalam
Bimbingan dan konseling Islam. Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, merupakan aspek-
aspek yang diperhatikan dalam Bimbingan dan konseling Islami. Dalam bimbingan
dan konseling Islami, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak
individu dalam batas tanggung jawab sosial.
9. Asas Kekalifahan Manusia.
Manusia menurut pandangan Islam diberikan kedudukan yang tinggi
sekaligus tanggung jawab yang besar, yakni mengelola alam, semesta dengan kata
lain, manusia di pandang makhluk yang berbudaya yang mengelola alam sekitar
sebaik-baiknya. Firman Allah surat Fathir ayat 39 Artinya: “Dia-lah yang
menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. barangsiapa yang kafir, Maka
(akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka”.
10. Asas Keselarasan dan Keadilan.
Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian,
dalam segala segi. Dengan kata lain, Allah menginginkan manusia berlaku adil
terhadap diri sendiri, alam semesta, dan juga kepada Allah SWT.

7
11. Asas Pembinaan Akhlakul Karimah.
Bimbingan dan konseling Islam membantu klien atau yang dibimbing
memelihara, mengembangkan sifat-sifat yang baik sejalan dengan tugas dan fungsi
Rasulullah di utus oleh Allah SWT.
12. Asas Kasih Sayang.
Setiap manusia memerlukan cinta, kasih sayang dan rasa sayang dari orang
lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal.
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan berlandasan kasih sayang, sebab
dengan kasih sayang pemberian bimbingan dan konseling akan menyentuh hati dan
tujuan akan cepat tercapai.
13. Asas Musyawarah
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah artinya
antara pembimbing dengan yang di bimbing terjadi dialog yang baik, satu sama lain
tidak mendiktekan, tidak ada rasa tertekan dan terbuka dalam berpendapat.
14. Asas Keahlian
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh orang-orang yang memang
memiliki kemampuan dan keahlian di bidang tersebut, baik keahlian dalam
metodologi maupun keahlian dalam teknik-teknik bimbingan dan konseling.

D. PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam memiliki keserasian dengan individu
(al-Syakhsiyah) atau sekelompok (al-Ummah) yang membutuhkan bimbingan. Pendekatan dalam
bimbingan dan konseling Islam maksudnya adalah proses atau tahapan konseling yang
diselenggarakan oleh konselor dalam membimbing masyarakat baik secara individu maupun
kelompok dalam rangka menuju perubahan perilaku positif yang sesuai dengan petunjuk dan
ketentuan ajaran Islam.
Maksud pendekatan bimbingan dan konseling dalam pembahasan ini adalah
pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dalam segala cara yang dilakukan oleh
konselor dalam menunjuki, memperbaiki sikap, membimbing klien agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, dalam menyelesaikan masalah serta membawa mereka untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

8
Pendekatan bimbingan dan konseling Islam yang telah dilakukan oleh nabi
Muhammad SAW dalam melakukan perubahan terhadap perilaku masyarakat atau
sekelompok jamaah maupun individu menghasilkan berbagai macam bentuk pendekatan
dalam bimbingan dan konseling Islam. Secara umum pendekatan dalam bimbingan dan
konseling Islam dapat dibagi menjadi dua bentuk pendekatan yaitu:
1) Pendekatan ‘Ammah (umum).
Pendekatan Ammah (umum) dibagi menjadi tiga pendekatan:
a) Pendekatan al-Hikmah
Pendekatan ini pada intinya adalah penyeruan atau membawa termasuk
membimbing seorang klien dengan bijak, filosofis, argumentatif yang dilakukan
dengan adil, penuh kesabaran dan ketabahan, sesuai dengan al-risalah
nubuwiyyah dan ajaran-ajaran al-Qur’an. Konseling bi al-hikmah yang berarti
konseling yang diselenggarakan dengan bijak, memberikan makna selalu
memperhatikan suasana, situasi dan kondisi klien.
b) Pendekatan al-Mau‟idzah Al-Hasanah
Bimbingan dan konseling melalui al-Mau‟idzah al-Hasanah ini jauh dari
sikap egois, agitasi emosional, dan apologi. Prinsip-prinsip pendekatan ini
diarahkan terhadap klien yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta
pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam.
c) Pendekatan Wa jadilhum bi al lati hiya ahsan
Pendekatan ini ditunjukkan sebagai reaksi alternatif dalam menjawab
tantangan respon negatif dari klien, khususnya dalam sasaran yang menolak,
tidak peduli, atau acuh tak acuh, bahkan meleceh.
2) Pendekatan Khashshah (khusus)
Diantara pendekatan bimbingan konseling Islam yang bersifat khashshah
(khusus) adalah sebagai berikut:
a) Pendekatan Fitrah.
Pendekatan ini berpandangan bahwa manusia pada dasarnya memiliki
potensi hidup sehat secara fisik dan mental serta untuk dapat sembuh dari sakit
yang dideritanya dan potensi untuk berkembang. Pendidikan merupakan sarana
pengembangan potensi agar ia dekat dengan Tuhannya. Fitrah itu lahir dalam

9
bentuk sederhana dan terbatas kemudian dapat tumbuh berkembang menjadi
lebih baik atau sebaliknya sesuai dengan hal-hal yang mempengaruhinya.7
b) Pendekatan Sa’adah Mutawazina
Sa’adah (kebahagiaan) Islam bukan saja terfokus pada kekinian saja tetapi
untuk kini dan nanti. Islam memandang kini adalah persiapan masa yang akan
datang. Kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang utama dan hakiki dan
kebahagiaan di dunia adalah jembatan menuju kebahagiaan itu. Masalah
kehidupan dunia selain bersifat empiric juga akan mempengaruhi kehidupan
spiritualnya. Penyelesaian masalah klien adalah upaya memperoleh kebahagiaan
dunia dan ketentraman klien memahami dirinya kembali jati dirinya dan dekat
dengan Allah SWT.
c) Pendekatan Kemandirian.
Upaya yang dilakukan oleh konselor adalah membangkitkan kembali rasa
percaya diri klien sehingga ia merasa mampu untuk menyelesaikan masalahnya
secara mandiri. Allah dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak akan
mencapai kemajuan jika tidak berusaha ke arah itu dan tidak akan memperoleh
sesuatu selain dari apa yang diusahakannya.
d) Pendekatan Keterbukaan
Keterbukaan yang dimaksud adalah klien dengan menyampaikan keluh
kesahnya agar konselor dapat mengidentifikasi masalahnya untuk dicarikan jalan
keluarnya. Allah dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak akan mencapai
kemajuan jika tidak berusaha kearah itu dan tidak akan memperoleh sesuatu selain
dari apa yang diusahakannya.
e) Pendekatan Sukarela
Sikap sukarela dapat diidentikkan dengan ikhlas. Semua amal akan hampa
tanpa diikuti dengan niat ikhlas kepada Allah. Islam memandang ikhlas adalah
perintah Allah dan titik tolak dari amal perbuatan manusia. Hubungan konseling
yang didasari oleh keikhlasan akan menciptakan suasana kesejukan hati, dan hasil
yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

7
Muhammad Fadil al Jamali, al-Falsafah at-Tarbiyah fi al-Qur‟an, Dar al-Kitab Jadid, Tunisia,
1966, hlm. 66

10
f) Pendekatan Keteladanan
Keteladanan pada diri nabi Muhammad SAW telah nyata dalam semua
haditsnya sebab yang disampaikan adalah pesan yang berasal dari Allah. Ia
mengimplementasikannya dalam kehidupannya.
E. RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

1. Ruang Lingkup dari Segi Pelayanan dalam Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting baik bagi individu
yang berada dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat pada umumnya.
Ruang lingkup pelayanan dibagi menjadi dua, yaitu pelayanan di sekolah dan pelayanan
di luar sekolah. Berikut masingmasing penjelasannya.
a) Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Bidang kurikulum dan pengajaran, meliputi semua bentuk pengembangan
kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta
didik.
2. Bidang administrasi dan kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai
fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan,
serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti
perencanaan, pembiayaan, pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan
pengawasan.
3. Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan
yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-
masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan
minat-peminatnya, serta tahap-tahap perkembangannya.
b) Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
1. Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dalam
bermasyarakat. Dalam kaitan keluarga dan masyarakat itulah kebutuhan dan
kebahagiaan keluarga mutlak memerlukan perhatian bagi segenap pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat.

11
Palmo, Lowry, Weldon, dan Scioscia (1984) mengidentifikasikan
perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan yang mempengaruhi struktur
dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya perceraian, kedua orang tua bekerja,
pengangkatan anak, emansipasi pria dan wanita, dan kebebasan hubungan seksual.
Selain itu juga meningkatnya kesadaran tentang anak-anak cacat, depresi dan
bunuh diri, sempitnya lapangan pekerjaan menambah unsur – unsur yang
mempengaruhi kehidupan keluarga. Permasalahan itulah yang mengundang
berperannya bimbingan dan konseling ke dalam keluarga.
2. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan Masyarakat yang Lebih Luas
Permasalahan yang dialami oleh masyarakat tidak hanya terjadi di
lingkungan sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya. Oleh
karena itu, disana diperlukan jasa bimbingan dan konseling.
Pelayanan dan bimbingan konseling yang menjangkau daerah kerja yang
lebih luas itu perlu diselenggarakan oleh konselor yang bersifat multidimensional
(Chiles dan Eiken, 1983), yaitu yang mampu bekerja sama selai dengan guru,
orang tua, dan juga berbagai komponen dan lembaga masyarakat secara lebih luas.
c) Ruang Lingkup dari Segi Sasaran dalam Bimbingan dan Konseling
1. Perorangan/Individu
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
individu yang memahami, menilai, dan mengembangkan potensi, kecakapan,
bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan
kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan pada
sekelompok individu dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu
memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan konseling Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada


individu agar mampu dan mempunyai kesadaran akan kehidupannya sebagai makhluk Allah
SWT, sehingga selalu hidup dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT serta
mengembangkan potensi fitrah yang dimiliki untuk mencapai kebahagian dunia akhirat.
Syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami adalah kemampuan
keahlian (professional), sifat kepribadian yang bai (akhlakul karimah), kemampuan
kemasyarakatan (hubungan sosial), ketaatan keapda Allah Swt.
Asas bimbingan dan konseling Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi di
tambah berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan, yaitu: Asas kebahagian dunia dan
akhirat, asas fitrah, asas lillahi ta’ala, asas bimbingan seumur hidup, asas kesatuan jasmani
dan rohani, asas keseimbangan jasmani, asas kemajuan individu, asas sosialitas manusia, asas
kekalifahan manusia, asas keselarasan dan keadilan, asas pembinaan akhlakul karimah, asas
kasih saying, asas musyawarah, dan asas keahlian.
Secara umum pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam dapat dibagi
menjadi dua bentuk pendekatan yaitu Pendekatan ‘Ammah (umum), dan Pendekatan
Khashshah (khusus). Ruang lingkup pelayanan dibagi menjadi dua, yaitu pelayanan di sekolah
dan pelayanan di luar sekolah.

B. SARAN

Demikian tugas semester antaran ini yang saya buat, tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifatnya
membangun bagi para pembaganya sebagai kesempurnaan tugas semester antaran ini. Dan
semoga tugas ini bias menjadi acuan untuk meningkatkan tugas-tugas selanjutnya dan
bermanfaat bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afnibar, 2001, Kinerja Guru Pembimbing dan Faktor yang Mempengaruhinya, The
Minangkabau Foundation, Jakarta.

Anas Salahudin, 2010, Bimbingan & Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung.

Saipul Akhyiar Lubis, 2008, Pendidikan dalam Konseling Islam, Cita Pustaka Media Pritis,
Bandung.

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, 2005, Landasan Bimbingan & Konseling, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Thohari Musnamar, 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, UI


Press, Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai