Oleh:
Anjas (12060110581)
Kelas: 5C Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Bimbingan
dan konseling Islam di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah” ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
saw.
Makalah tentang “Bimbingan dan konseling Islam di Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah” ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan dengan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak luput
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah ini. Tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
Bapak Cipto Hadi, Drs, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi Sekolah.
Namun, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah yang berjudul “Bimbingan dan
konseling Islam di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah” ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi pembaca.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu ”mengetahui bimbingan dan konseling Islam di
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.”
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Tujuan bimbingan dan konseling Islam terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah agar individu
tersebut dapat mengendalikan dirinya kearah yang lebih baik untuk mendapatkan keridhoan
Allah SWT. Sedangkan tujuan khusus adalah mencegah agar seseorang tidak mendapatkan
suatu masalah, meringankan suatu masalah yang sedang dihadapi seseorang, sehingga
seseorang dapat mengontrol suatu situasi dan kondisi agar menjadi lebih baik lagi agar
terhindar dari sebuah masalah baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bimbingan dan
konseling islam mempunyai tujuan yaitu agar amal yang dikaruniakan Allah SWT kepada
seseorang dapat berkembang dan berguna dengan baik, agar seseorang dapat menjadi pribadi
yang kaffah, sehingga apa yang telah dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, yang tampil dalam melaksanakan tugas kewajiban di bumi, dan taat dalam beribadah
serta mematuhi apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apapun yang dilarang.
Bimbingan dan konseling Islam bertujuan untuk meningkatkan Iman, Islam, dan Ikhsan
individu yang dibimbing hingga menjadi pribadi yang utuh, dan pada akhirnya diharapkan
mereka bisa hidup bahagia didunia dan diakhirat.
2.4 Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Keberadaan bimbingan konseling islam pendidikan yang diselenggarakan di lembaga
sekolah mempunyai peran yang sangat vital, karena terkait dengan pembinaan moral islam
peserta didik dalam rangka pengembangan kepribadian. Melalui bimbingan konseling islam,
peserta didik tidak hanya dibimbing dan dinasehati bagaimana ia harus bersikap dan
berperilaku saja, tetapi juga bagaimana peserta didik menyadari akan perannya sebagai
seorang muslim yang mempunyai kebutuhan akan kehadiran tuhan. Jadi, peserta didik
dibimbing untuk lebih meningkatkan ibadah untuk mencapai ketenangan jiwa dan mampu
mengendalikan emosi, karena dalam ketenangan jiwa itu akan menghadirkan kejernihan
pikiran sehingga tidak mudah rapuh ketika dihadapkan pada suatu persoalan.
Dalam hal ini, william james pun berkata bahwa kepercayaan kepada tuhan sangat besar
pengaruhnya dalam mengobati kegelisahan, karena iman dapat membuat hidup menjadi
lebih bermakna, dan membantu bagaimana cara menikmati kehidupan ini secara benar
4
(2003). Imam ghazali mengatakan bahwa tidak ada kesulitan pada manusia yang asal
usulnya bukan dari kelemahan iman, atau dari tidak mengikuti petunjuk agama. Selanjutnya,
beliau mengatakan bahwa pada hakekatnya tidak dapat melepaskan diri dari kesulitannya,
kecuali ketika imannya sedang menguat, dan ketika sedang berpedoman kepada petunjuk
agama dalam menghadapi realitas hidup. (Ihya‚Ulumuddin dalam Ahmad Mubarok, 2002).
Disinilah pentingnya peranan bimbingan dan konseling islam yang menitikberatkan pada
nilai-nilai keislaman. Hal ini sebagai suatu upaya untuk memberikan pendidikan yang
berlandaskan islam sehingga diharapkan siswa tidak hanya memiliki kemampuan intelektual
saja, atau kemampuan mengendalikan emosinya saja, tetapi juga menjadi seorang yang
berakhlak mulia yang didasarkan pada kemampuan spiritual. Berikut beberapa teknik
bimbingan:
A. Teknik bimbingan yang terdiri dari sekelompok orang dalam suatu pertemuan, dengan
satu orang pembimbing yang bertanggung jawab penuh terhadap kelompok tersebut
dinamakan home roomprogram.
B. Suatu teknik bimbingan dimana hal tersebut berfungsi sebagai rekreasi dan kegiatan
belajar dinamakan karya wisata.
C. Suatu cara dimana seseorang dapat menyampaikan masalahnya dan bersamasama
mencari jalan keluar dari masalah tersebut dinamakan diskusi kelompok.
D. Dimana individu-individu yang dibimbing diberi kesempatan untuk dapat
merencanakan sesuatu dan mengerjakannya secara bersamasama dinamakan kerja
kelompok.
E. Teknik bimbingan untuk mencari suatu pemecahan masalah yang dihadapi oleh individu
sehubungan dengan konflik-konflik psikis mereka dinamakan psikodrama.
F. Teknik dalam bimbingan untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi oleh
individu dengan jalan bermain peran dinamakan sosiodrama yaitu bentuk bimbingan
yang diberikan kepada individu untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan
belajar yang mereka hadapi dinamakan remidial teaching. (As’ad djalal,1986:52-58)
5
2.5 Contoh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah
Pihak sekolah sebagai pengembangan mutu di di sekolah menengah atas (SMA). Melihat
pentingnya bimbingan dan konseling islam. Hasil penelitian di sekolah menengah atas
(SMA) menunjukan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dalam
meningkatkan religiusitas siswa di fokuskan pada materi dan metode. Pelaksanaan
bimbingan konseling islam dalam meningkatkan religiusitas di sekolah menengah atas
(SMA) terdapat kesesuaian antara teori dan praktik terhadap tingkat religiusitas meliputi
berbagai macam sisi atau dimensi dalam pemberian materi-materi yang sesuai dengan
aspek-aspek atau dimensi religiusitas seperti dimensi keyakinan, dimana perseta didik
diajarkan untuk meyakin kebenaran-kebenaran dalam ajaran agama islam, seperti percaya
kepada allah, surga dan neraka, qadha dan qadar dan halhal lain yang berkaitan dengan
ajaran agama.
Kemudian dimensi praktik agama dimana siswa dibimbing dengan materi yang berkaitan
tentang ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah seperti shalat, puasa, dan ibadah yang
berhubungan dengan sesama manusia, dapat menjalan ibadah dengan baik dan benar atau
khusyu‟, serta diberikan pemahaman bahwa kegiatan ibadah yang dilakukan merupakan
salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada allah, dan sebagai sarana doa agar setiap doa
bisa terkabulkan yang termasuk juga dalam dimensi pengalaman.
6
konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan
pengalaman manusia.
3. Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan
sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini
adanya kehidupan sesudah mati
4. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri
dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas
pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling dalam pandangan islam merupakan usaha yang dilakukan
untuk menyelesaikan suatu persoalan yang terjadi dalam diri seseorang dengan berlandaskan
norma-norma keislaman. Landasan utama bimbingan dan konseling Islam adalah Alquran
dan hadits. karena keduanya merupakan sumber dari segala pedoman untuk umat Islam.
Melalui bimbingan konseling islam, peserta didik tidak hanya dibimbing dan dinasehati
bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku saja, tetapi juga bagaimana peserta didik
menyadari akan perannya sebagai seorang muslim yang mempunyai kebutuhan akan
kehadiran tuhan. Jadi, peserta didik dibimbing untuk lebih meningkatkan ibadah untuk
mencapai ketenangan jiwa dan mampu mengendalikan emosi, karena dalam ketenangan jiwa
itu akan menghadirkan kejernihan pikiran sehingga tidak mudah rapuh ketika dihadapkan
pada suatu persoalan.
3.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian
mau memberikan masukan kritik dan saran guna perbaikan di masa yang akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, M. (2016). Tinjauan tentang Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah dan
Madrasah. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 2(1), 30-41.
Pranajaya, S. A., Firdaus, A., & Nurdin, N. (2020). Eksistensial Humanistik Dalam
Perspektif Bimbingan Konseling Islam. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling
Islam, 3(1), 27-41.
Suryani, I., Khairuddin, K., Siregar, T., & Nst, M. M. (2022). Peranan Bimbingan
Konseling Islam bagi Siswa Sekolah Menengah Atas. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 666-672.