MAKALAH BIOPSIKOLOGI
HORMON
oleh
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Biopaikologi
dengan judul “HORMON”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu memperlancar pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Adfadia Mera, S.Psi., M.A.
selaku dosen mata kuliah Biospikologi
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI…...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah…..........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian…..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha, yang
diumpamakan seperti mesin. Organ-organ tubuh merupakan komponen-komponen yang saling
mempengaruhi, bekerja sama secara terpadu. Apabila ada salah satu komponen yang tidak
bekerja dengan baik, maka keseluruhan sistem akan merasakan dampaknya. Di samping itu tubuh
manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan luar. Cuaca panas atau dingin, adanya bahaya
yang mengancam, adanya rangsangan untuk berproduksi pada hewan, merupakan tanda-tanda
yang diterima melalui sistem syaraf, misalnya mata, telinga, raba dan lain-lainnya. Tubuh juga
harus mampu memberikan reaksi atau tanda-tanda dari dalam tubuh sendiri, misalnya rasa lapar,
haus, lelah dan sebagainya.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan- perubahan
eksternal maupun internal, diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara kegiatan organ-
organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga
berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini
memegang peranan yang sangat penting.
Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar – kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sisitem
syaraf ,mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organ – organ tubuh
kita .Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Kelenjar endokrin
tidak mempunyai saluran, jadi hormon yang dihasilkan diangkut melalui sistem peredaran darah
ke sel – sel yang dituju guna melangsungkan proses yang di perlukan oleh tubuh.
Kata “hormon” mempunyai arti senyawa yang merangsang ,istilah hormon di perkenalkan untuk
pertama kali pada tahun 1904 oleh william Bayliss dan Ernest Starling untuk menerangkan kerja
sekretin suatu molekul yang dihasilakn oleh duodenum yang merangsang keluarnya
pankreas .konsep tentang hormon kemudian berkembang,bahwa (1) hormon adalah molekul yang
dihasilakan oleh jaringan tertentu (kelenjar) (2) hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah
yang membawanya ketempat tujuan (3) hormon secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan
tertentu yang menerimanya.
Dengan demikian, sangat penting sekali untuk mengetahui apa itu hormon, agar dapat memahami
mekanisme kerja organ-organ yang ada dalam tubuh kita, dengan begitu kita akan selalu
bersyukur dengan apa yang telah diciptakan Tuhan. Oleh karena itu, makalah tentang hormon ini
disusun untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan di atas, maka makalah ini disusun bertujuan sebagai berikut.
1. Memahami pengertian hormone
2. Mendefenisikan karakteristik sistem hormon
3. Menjelaskan mekanisme kerja hormon pada umumnya
4. Menjelaskan tentang pengukuran Kadar Hormon dalam Darah
5. Memahami sebab dan akibat kelebihan atau kekurangan hormon.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hormon
Hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan
oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus dan disebut sebagai kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata hormaein yang yang berarti
memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi
mempunyai pengaruh yang amat besar. Hormon mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air
(homeostatis), berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan tingkah
laku. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan
dalam metabolisme
2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan dan
hormon timus.
A.
A. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat
kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
B. Jenis Hormon
1. Hormon Saluran Pencernaan.
a. Gastrin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangasang oleh
adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh asam lambung. Rangsangan mekanik
berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin. Hormon ini dibawa oleh
darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan HD lebih banyak.
Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
b. Sekretin
Sekretin diproduki oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon ini
merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak
bikarbonat. Sekretin merupakan polipeptida yang kemungkinan juga merangsang aliran cairan
usus dan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan sekresi ampedu oleh hati.
c. Kolesistokinin
Kolesistokinin diproduksi oleh mukosa usus halus. Kolesistokinin merangsang
pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak enzim.
d. Pankreozimin
Pankreozimin diproduksi oleh mukosa usus halus bagian atas. Pengeluaran hormone
pankreozimin dirangsang oleh adanya beberapa zat antara lain kasein, dekstrin, maltosa,
laktosa, dan lain-lain. Pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung
banyak bikarbonat maupun enzim tinggi. Pankreozimin bersifat tahan terhadap panas, tidak
dapat dirusak oleh asam, namun tidak stabil terhadap alkali.
2. Hormon Adenohipofisis
Sekresi hormon hipofisis selian dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi banyak faktor
antara lain oleh obat hormon alamiah, atau antagonis hormon. Hormon hipofisis mengatur
sintesis dan sekresi hormon serta zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormone yang
disekresi tersebut juga mengatur sekresi hipofisis. Pada vertebrata dikenal 10 hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis, 6 diantranya sudah diketahui kegunaannya pada manusia,
sisanya belum diketahui peranannya. Pada saat ini susunan asam amino semua hormon
hipofisis telah diketahui dan beberapa telah dapat disintesis sebagian maupun keseluruhan.
Sehingga memudahkan pembuatan hormon secara masal dalam waktu cepat dengan metode
rekayasa genetik. Proses ini penting sebab pada umumnya hormon hipofisis sangat spesifik
untuk tipa spesies, sehingga sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya
mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia.
6
a.Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 22.000 atau sekitar
10% dari berat kelenjar hipofisis kering. Fungsi hormon pertumbuhan jelas untuk
pertumbuhan, defisiensi hormon ini pada anak-anak menyebabkan kekerdilan (dwarfisme)
sedangkan kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme pada anak atau akromegali pada
orang dewasa. Hormon pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan
lemak, dengan mekanisme kerja yang belum jelas. Hormon pertumbuhan memperlihatkan
efek antiinsulin yaitu meninggikan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti
insulin yaitu menghambat penglepasan asam lemak dan merangsang penyerapan asam amino
oleh sel. Pada keadaan lapar hormon pertumbuhan menyebabkan mobilisasi lemak dari depot
lemak untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini agaknya mengalihkan sumber energi dari
karbohidrat ke lemak.
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus
menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF = growth hormone releasing
factor) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan . selain itu dalam hipotalamus juga
menghasilkan somatostatin (GH-RIH = growth hormone releasing inhibitory hormone) yang
bmenghambat sekresi beberapa hormon salah satunya hormon pertumbuhan.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan sekitar 1-2 ng/ml,
sedangkan pada keadaan puasa meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini meningkat
segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa hormon pertumbuhan meningkat hanya
ketika tidur, namun pada anak dan remaja hormon pertumbuhan juga meningkat pada waktu
bangun tidur. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan stimulus fisiologi untuk
meningkatkan sekresi hormon ini.
b.Prolaktin
Pada manusia satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah untuk masa laktasi.
Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai, dan
mempertahankan laktasi. Sekresi Prolaktin adalah hisapan bayi saat menyusui (suckling)
sekresi prolaktin menghambat gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium.
Itu semua menjelaskan infertilitas sementara pada ibu menyusui. Pengaturan sekresi prolaktin
diatur oleh hipotalamus. Kadar prolaktin dalam darah 5-10 ng /ml, pada pria sedikit lebih
rendah. Kadar meningkat pada masa hamil, pada saat stress, dan hipoglikemia.
c. Gonadotropin
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur alat reproduksi, yaitu FSH
dan LH. Keduanya diatur oleh hipotalamus melalui satu hormon pelepas LHRH ( LH
releasing hormone) atau nama lainya GnRH (Gonadotropin releasing hormon). Pada wanita
FSH menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graaf. Setelah folikel
berkembang maka LH akan merangsang folikel untuk mensekresi estrogen dan progesteron.
Pada pria FSH berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, kemudian LH merangsang sel
leydig untuk mensekresi testosteron.
3. Hormon Insulin
Pulau Pankreas mensekresikan paling sedikit empat jenis hormon yaitu:
a. Isulin
b. Glukagon
7
c. Somastotatin
d. Polipeptida Pankreas
4. Glukagon
Hormon ini juga di produksi oleh sel sel lengerhans dalam pankreas .glukagon
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin yaitu dapat meningkatkan kadar glukosa
dalam darah dengan jalan menigkatkan glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga berfungsi
mengaktifkan enzim siklase adnil yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP
siklik dpapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam
proses penguraian glikogen menjadi glukosa -6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar
glukosa dalam darah.
5.Hormon-hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Binatang yang telah diambil
kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup satu sampai dua minggu dan hal ini disebabkan
oleh tidak adanya jaringan adrenokortikal.
Menurut Rumanta (2007) jumlah hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin ditentukan oleh
kebutuhan tubuh akan hormon tersebut dalam waktu tertentu. Pada umumnya sekresi hormon diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan adanya produksi berlebihan atau berkurang. Jadi terdapat
suatu mekanisme kontrol untuk mengatur produksi dan sekresi hormon. Mekanisme tersebut adalah umpan
balik atau feedback. Menurut Despopulos (1998) umpan balik adalah keadaan yang merupakan respons
terhadap suatu sinyal (misalnya sebuah sel terhadap rangsangan hormonal) mempengaruhi sumber sinyal
(dalam kasus ini, kelenjar penghasil hormon). Dapat dikatakan, umpan balik terdiri dari dua macam yaitu,
umpan balik positif dan umpan balik negatif. Penjelasan lebih lanjut terdapat pada sub-bab berikutnya.
Menurut Shostak (1991) injeksi inhibin terhadap hewan jantan dapat menghambat produksi GnRH dan
pelepasan LH. Selain menghasilkan inhibin dan ABP, sel Sertoli juga berfungsi sebagai penyedia makanan
bagi sel-sel spermatogenik yang sedang tumbuh, memakan (fagositosis) sel-sel germinal yang abnormal,
menggetahkan lendir yang ikut membina plasma semen, dan sebagai pelindung sel-sel germinal yang sedang
tumbuh (Surjono, 2000).
Menurut Campbel (2008) PTH memiliki target sel tulang dan sel ginjal. Pada tulang, PTH menginduksi sel
terspesialisasi disebut osteoklas untuk menyekresikan enzim pencerna tulang. Kalsium dan mineral lain yang
dilepaskan dari tulang memasuki darah. Pada ginjal, PTH menstimulasi sel tubulus untuk mereabsorbsi lebih
banyak kalsium. Hormone tersebut juga menstimulasi sekresi enzim yang mengaktivasi vitamin D,
mengubahnya menjadi kalsitriol. Kalsitriol ialah hormon steroid yang menstimulasi sel dalam lapisan usus
untuk mengabsorbsi lebih banyak kalsium dari makanan.
Menurut Starr (2013) kekurangan PTH menyebabkan kadar kalsium darah turun secara dramatis, yang
menyebabkan kontraksi berlebihan pada otot rangka. Jika tidak diperbaiki, kondisi ini yang dikenal sebagai
tetanus akan sangat fatal. Pengontrolan kadar kalsium darah merupakan salah satu contoh bagaimana
homeostatis seringkali dipertahankan dengan cara penyeimbangan dua hormone yang saling berlawanan yaitu
PTH dan kalsitonin. Kalsitonin mempunyai pengaruh yang berlawanan pada tulang sejati ginjal, sehingga
menurunkan Ca2+ darah. Vitamin D yang disintesis pada kulit dan diubah menjadi bentuk aktifnya pada
banyak jaringan, sangat penting bagi fungsi PTH, sehingga juga diperlukan untuk keseimbangan kalsium
yang sempurna.
Menurut Despopoulos (1998) pengaturan hormonal untuk kelahiran masih belum dimengerti sepenuhnya.
Dianggap bahwa pada akhir kehamilan peningkatan pelepasan ACTH pada bayi merangsang korteks
adrenalnya untuk mengsekresi kortisol, yang pada gilirannya menghambat produksi progesteron plasental dan
sehingga meningkatkan estrogen. Akibatnya adalah depolarisasi otot uterus, peningkatan gap junction atau
pertemuan celah dan meningkatkan jumlah reseptor untuk oksitosin dan katekolamin, misalnya reaksi yang
meningkatkan eksitabilitas uterus. Reseptor regang pada uterus respons terhadap peningkatan ukuran dan
pergerakan fetus, dan akibatnya sinyal saraf ke hipotalamus menyebabkan pelepasan ositosin yang lebih
banyak, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kontraksi uterus. Itu merupakan feedback positif.
14
Sel alfa islet pankreas menyekresikan hormon glukagon. Glukagon memiliki sel target dalam hati dan
menyebabkan aktivasi enzim yang memecah glikogen menjadi subunit glukosa. Dalam aksinya, glukosa
meningkatkan kadar glukosa darah. Sel beta islet pankreas menyekresikan hormon insulin. Target utama
hormon itu ialah hati, lemak, dan sel otot. Insulin menstimulasi otot dan sel lemak untuk mengambil glukosa.
Dalam semua sel target tersebut, insulin mengaktivasi enzim yang berfungsi dalam pembentukan protein dan
lemak serta menghambat enzim yang mengatalisis penguraian protein dan lemak. Akibatnya, insulin
menurunkan kadar glukosa darah.
Sebelumnya pada wanita, gonadoliberin atau GnRH meningkatkan pelepasan FSH dan LH dari lobus anterior
hipofisis. GnRH dilepaskan tiba-tiba denga interval 1,5 jam sebelum ovulasi dan 3-4 jam sesudahnya. Irama
yang lebih cepat atau pelepasan yang terus menerus akan menurunkan sekresi FSH dan LH (infertilitas).
Karena jumlah FSH dan LH yang dilepaskan, berhubungan satu dengan yang lain, terus menerus berubah
selama siklus menstruasi, maka harus ada faktor lain yang mempengaruhi pelepasannya. Di samping
pengaruh saraf pusat (meliputi efek kejiwaan), estradiol mempunyai peranan khusus. Pada gilirannya kerja
estradiol dimodifikasi oleh progesteron (Despopulos, 1998).
Selama fase folikular siklus menstruasi, sekresi LH relatif tetap lebih rendah. Pada hari ke-12 sampai ke-13
produksi estradiol ditingkatkan oleh kerja FSH, menyebabkan perangsangan terhadap pelepasan FSH dan
LH, yang pada gilirannya, merangsang pelepasan estradiol dan kemudian juga progesteron. Melalui putaran
feedback positif, kadar LH yang sangat tinggi dalam darah dengan cepat dicapai dan memulai ovulasi pada
hari ke-14 atau dapat bervariasi. Bila peningkatan LH secara tiba-tiba tidak berlangsung, atau peningkatannya
terlalu kecil, maka ovulasi dan oleh karena itu kehamilan tidak dapat terjadi (infertilitas anovulatori).
15
16
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
19
DAFTAR PUSTAKA