Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Hormon Reproduksi Wanita


Diajukan sebagai syarat memenuhi tugas makalah dalam mata kuliah Biologi Reproduksi
Dosen Pengampu: Mariyana, SST, M. Bmd

Disusun Oleh:
Selvi Novira (102723007)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FEKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Peyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas makalah mata kuliah Biologi Reproduksi tentang “Hormon Reproduksi
Wanita”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Biologi Reproduksi. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hormon
Reproduksi Wanita bagi para pembaca serta para penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: Mariyana, STT, M. Bmd. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 27 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Hormon Reproduksi Wanita..........................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian
karenahormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati
saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan
hasilsekresinya melalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit,
namunkeberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya
yangberperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
prosesreproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya
Hormon reproduksi wanita yaitu hormon yang memiliki peranan penting dalam
mendukung kerja organ seksual pada wanita. Berbagai proses yang terjadi dalam tubuh
wanita dikarenakan adanya berbagai macam hormon tersebut. Tubuh wanita mengalami
beragam perubahan seiring proses alami yang dilaluinya. Mulai dari pubertas, ovulasi,
menstruasi, kehamilan, hingga menyusui. Berbagai proses tersebut terjadi berkat adanya
macam-macam hormon di dalam tubuh wanita.
kelenjar adalah organ yang membuat dan mengeluarkan hormon (zat kimia). Hormon
berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh termasuk reproduksi.
Hormon reproduksi wanita yaitu hormon yang mendukung kerja organ seksual dan juga
diproduksi oleh kelenjar. Selain mendukung kerja organ seksual pada wanita, hormon ini
juga menjaga kesehatan seksual dan melangsungkan proses pembuahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Hormon Reproduksi pada wanita?

1.3 Tujuan Masalah


1. Dapat mengetahui tentang Hormon Reproduksi pada wanita.

1
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Hormon Reproduksi Wanita
1. Definisi hormon reproduksi wanita
Hormon berasal dari bahasa yunani yang berarti merangsang. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah
karena tidak memiliki saluran sendiri. Hormon adalah molekul yang berfungsi
di dalam tubuh sebagai sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang
disebut sel-sel endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan
berbeda dari sel-sel eksokrin, yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau
permukaan tubuh.
sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. kekurangan
atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang
lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh
manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus,
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, dan kelenjar gonad,
ovarium atau testis. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan
kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di
pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus.

2
Hormon reproduksi wanita yaitu hormon yang memiliki peranan penting
dalam mendukung kerja organ seksual pada wanita. Berbagai proses yang
terjadi dalam tubuh wanita dikarenakan adanya berbagai macam hormon
tersebut. Tubuh wanita mengalami beragam perubahan seiring proses alami
yang dilaluinya. Mulai dari pubertas, ovulasi, menstruasi, kehamilan, hingga
menyusui. Berbagai proses tersebut terjadi berkat adanya macam-macam
hormon di dalam tubuh wanita.

2. Hormon gonadotropin FSH dan LH


Hormon gonadotropin merupakan salah satu jenis hormon yang terdapat
dalam tubuh kita yang masih sekelompok dengan hormon protein yang
memiliki peran dan juga fungsi dalam sistem reproduksi manusia. Adapun
hormon gonadotropin yang diproduksi oleh sel yang disebut gonadotrp tersebut
terletak di kelenjar pituitari. Terdapat dua jenis hormon gonadotropin tersebut,
yakni follicle – stimulating hormon ( FSH ) dan juga luteinizing hormone

3
( LH ) . Sebagaimana hormon gonadotropin ini merupakan bagian penting dari
sistem reproduksi, hormon gonadotropin ini sering digunakan sebagai
pengobatan untuk interfisilitas baik pada pria maupun wanita.

A. Hormon FSH (Follicle stimulating hormon)


Hormon FSH diproduksi di kelenjar hipofisis dan berperan penting
dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus
menstruasi dan produksi sel telur di ovarium. Kadar hormon FSH yang
rendah menandakan ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis,
atau menandakan kehamilan. Hormon FSH yang tinggi dapat
menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor di
kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-
sel granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma
di testis). Pelepasannya periodic/pulsatif, waktu paruh eliminasi pendek
(sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya
dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulose ovarium, melalui
mekanisme feedback negatif.
Follicle Stimulating Hormone (FSH): berfungsi Merangsang
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen,
mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin
sifat kepribadian)

4
B. Hormon LH (Luteinizing hormone)
Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak. Hormon LH
berperan dalam membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan
ovulasi.Selain itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas.
Kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan
setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita
dapat mengakibatkan masalah reproduksi.
Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-
sel teka dan se-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi
dipertengahan siklus(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi siklus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesterone. Pelepasannya juga periodic/pulsatif,
kadarnya dalam darah berfariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar satu jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria: LH memicu sintesis tertosteron di sel-sel leydig testis).
Luteinizing Hormone (LH) berfungsi mempengaruhi pematangan
folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron, mengendalikan
fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel
telur, siklus menstruasi.

5
3. Hormon ovarium
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval, dengan letak di kedua sisi
rahim. Secara umum ovarium berfungsi memproduksi dan menyimpan sel telur
(ovum). Selama proses ovulasi, ovarium akan melepaskan sel telur. Jika terjadi
pembuahan oleh sperma, maka kehamilan bisa terjadi. Ovarium juga akan
melepaskan sel telur setiap siklus menstruasi hingga mencapai menopause.
Setelah memasuki masa menopause, ovarium akan berhenti

melepaskan sel telur.

A. Hormon estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka internal
folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga
diproduksi di kelenjar adrenal mrlalui konfersi hormone androgen.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita. Estrogen berfungsi untuk merangsang
sekresi hormon LH.
Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks:
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks pada
vagina: menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara
menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi lemak

6
tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga
memicu pertumbuhan / generasi tulang. Pada wanita pascamenopouse,
untuk pencegahan tulang kropos/osteoporosis, dapat diberikan terapi
hormone estrogen (sintetik) pengganti.
Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita, saat pembentukan kelamin
sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara,
pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan
kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam
pembentukan lapisan endometrium.

B. Hormon progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di
ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan
juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses
perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang
mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal
jika terjadi implantasi. Progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan
LH.

7
Hormon progesteron: berfungsi mempersiapkan lapisan rahim
untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar
susu untuk menghasilkan susu, menjaga penebalan endometrium,

menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi


laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan
dirangsang oleh LH.

C. Hormon androgen
Hormon Androgen adalah hormon yang merangsang atau
mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik tubuh pria
dengan cara memikat reseptor androgen. Hormon ini dubutuhkan pada
umumnya untuk mendukung aktivitas organ seks pada pria dan
pertumbuhan seks sekunder. Androgen ditemukan pada tahun 1936
sebelum ditemukannya estrogen atau hormon seks perempuan. Jika
dibandingkan dengan jenis hormon Androgen lainnya, testosteron lebih
memiliki peran penting bagi sistem reproduksi pria.
Hormon Androgen memiliki fungsi penting dalam sistem
reproduksi wanita. Kekurangan Androgen dapat menimbulkan sejumlah
masalah bagi wanita seperti PCOS atau sindrom ovarium polikistik yang
mengakibatkan menstruasi tidak teratur, sulit hamil, dan sejumlah
risiko penyakit lain. Fungsi hormon Androgen yang tidak kalah penting
ialah untuk mengingat dan mempelajari sesuatu, terutama yang
behubungan dengan visual. Selain berpengaruh terhadap daya ingat

8
yang berhubungan dengan sisi visual, hormon androgen juga berperan
dalam mendukung konsentrasi perempuan.
Selain meningkatkan daya ingat dan berperan dalam sistem
reproduksi perempuan, hormon Androgen memiliki fungsi dalam
menunjang kesehatan dan organ tubuh perempuan. Beberapa organ
tubuh perempuan yang membutuhkan Androgen agar tetap sehat, yaitu
payudara, tulang, dan organ reproduksi wanita.

D. Hormon relaksin
Hormon relaksin merupakan hormon yang diproduksi oleh
ovarium dan plasenta dengan fungsi penting dalam sistem reproduksi
wanita, dan tentunya juga dalam masa kehamilan. Dalam persiapan
untuk melahirkan, maka hormon relaksin ini akan melemaskan ligamen
di panggul dan juga melembutkan dan memperlebar leher rahim
sebagaimana hormon vesopresin. Oleh karena perannya yang penting
tersebut, maka sudah barang tentu hormon yang satu ini sangat
dibutuhkan dalam tubuh kita.
Pada Wanita yang mengaalami hormon penyebab kumis pada
Wanita, relaksin akan mensekresikan kedalam sirkulasi oleh kospus
luteum pada ovarium. Selama kehamilan hal ini juga akan dilepskan dari
plasenta, yaitu selaput ynag mengelilingi janin dan lapisan Rahim.

9
Fungsi hormon relaksin sebagai perendam aktivitas rahim dan juga
melembutkan leher rahim yang kelak akan berperan dalam
mempersiapkan proses persalinan, untuk membuat seluruh persendian
menjadi lebih rileks, untuk meregangkan ikatan sendi di daerah panggul,
yang pada akhirnya akan bisa meredakan nyeri panggul. Pada saat bayi
lahir, maka keluah nyeri inipun akan hilang dengan sendirinya, untuk
menjaga rahim agar tak berkontraksi sebelum waktu terjadinya
kelahiran, sehingga menurunkan resiko bayi lahir secara prematur.

4. Hormon plasenta
Plasenta yang disebut juga tembuni atau ari-ari merupakan salah satu
organ dalam kandungan di masa kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan
plasenta penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Di Plasenta ada
tali pusar yang terbentuk dari pembuluh darah. Plasenta disebut juga saudara
kembar bayi, karena sama-sama dalam kandungan dan ketika bayi keluar
plasenta juga ikut lahir.
Plasenta manusia memiliki diameter sekitar 22 cm, dengan berat rata-rata
470 gram dan tebalnya (dibagian tengah plasenta) sekitar 2,5 cm. Plasenta
tersusun atas ratusan pembuluh dan vena halus, bentuknya seperti gumpalan
hati mentah dengan warna merah tua, plasenta dibagi menjadi 15-20 tonjolan

10
cotyledon, yang adalah villi atau tonjolan dengan bentuk seperti jari. Ukuran
dan berat dari plasenta sesuai dengan ukuran janin.
A. Hormon hCG
Hormon hCG adalah hormon wanita yang diproduksi plasenta,
yakni usai sel telur dibuahi sel sperma dan embrio mulai terbentuk lalu
menempel di dinding rahim. Oleh karena itu, hCG juga disebut dengan
hormon kehamilan dan memiliki peran mendukung kehamilan. Mulai
diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum dan produksi hormon- hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi
hCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan.

fungsi utama hCG sebagai hormon kehamilan yang diproduksi


oleh plasenta untuk memicu tubuh menghassilkan hormon progesteron
dan estrogen lebih banyak, menebalkan dinding rahim (dalam hal ini
hCG bekerja sama dengan hormon progesteron dan estrogen untuk
memunculkan tanda-tanda kehamilan),menghentikan siklus menstruasi

11
atau menekan pelepasan sel telur, Mendukung kehamilan agar
pertumbuhan dan perkembangan janin berjalan dengan baik dan sehat.

B. Hormon HPL
Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta sejak
kehamilan menginjak usia 2 minggu. Hormon yang juga dikenal dengan
sebutan human chorionic somatomammotropin ini berperan dalam
menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan janin dan merangsang kelenjar
susu di payudara hingga masa menyusui.
Hormon ini mulai dapat terdeteksi dalam sirkulasi darah wanita
hamil sekitar usia kehamilan 6 minggu dan terus meningkat secara
perlahan hingga mencapai puncaknya pada usia kehamilan 34 minggu.
Fungsi utama hormon HPL adalah mengatur metabolisme glukosa
dalam tubuh ibu hamil untuk memberikan nutrisi yang baik bagi bayi
dalam kandungannya. Berikut beberapa aspek penting mengenai
hormon HPL:
 Regulasi Glukosa: Hormon HPL menghambat kerja insulin di
sel-sel tubuh ibu dan menghambat masuknya glukosa ke dalam
sel. Akibatnya, kadar glukosa darah pada ibu meningkat, yang

12
memungkinkan lebih banyak glukosa masuk ke dalam peredaran
darah bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
 Pertumbuhan Bayi: Kekurangan hormon HPL (biasanya karena
efek genetik) dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat
dalam kandungan sehingga bayi menjadi kecil. Namun, wanita
yang mengalami kekurangan hormon ini tetap dapat hamil dan
melahirkan dengan normal.
 Fungsi Selama Puasa: Saat seorang ibu hamil berpuasa, hormon
HPL akan meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak untuk
membebaskan asam lemak) untuk memastikan bahwa bayi tetap
mendapat nutrisi yang cukup meskipun tidak ada makanan yang
masuk ke dalam tubuh ibunya.

5. Abnormalitas sekresi ovarium


Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS)
adalah kondisi ketika wanita mengalami peningkatan hormon androgen.PCOS
dapat menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada indung telur
atau ovarium. Kista adalah benjolan-benjolan kecil yang berisi cairan. Setiap
benjolan mengandung sel telur yang belum matang dengan sempurna. Penderita
PCOS mungkin akan mengalami berbagai masalah, seperti masalah kesuburan,
siklus menstruasi, penampilan, bahkan produksi hormon pria berlebih.

13
Sekitar 5% hingga 10% wanita berusis 15-44 tahun terdiagnosis dengan
penyakit PCOS. Umunya, pada usis 20-30 tahun adalah waktu dimana para
penderita PCOS baru menyadari akan sindrom ini. PCOS adalah kondisi yang
umum terjadi dan menyerang antara 1 sari 10-20 wanita berusia subur.
Masa awal pubertas adalah waktu di mana umumnya ciri-ciri atau gejala
PCOS mulai berkembang, terutama ketika wanita mengalami menstruasi
pertama kali atau menarche. penyakit PCOS kemungkinan bisa berkembang di
lain waktu. Misalnya, ketika seseorang mengalami kenaikan berat badan yang
cukup drastis. Ciri-ciri penyakit PCOS meliputi terjadinya siklus menstruasi
yang tidak teratur, pendarahan berat yang di sebabkan oleh dinding rahim
membutuhkan waktu lebih lama untuk menumpuk dan meluruh, pertumbuhan
rambut berlebihan, muncul jerawat, perubahan mood, berat badan naik secara
drastis, muncul kebotakan, warna kulit menggelap, sakit kepala, gangguan
kesuburan, kesulitan tidur (sleep apnea).
Tidak lan dari penyebab PCOS adalah ketidakseimbangan hormon di
dalam tubuh, kadar hormon androgen yang melebihi batas wajar, peningktan
hormon testosteron, perubahan pada kadar luteinising hormone (LH), sex
hormone binding globulin, jumlah hormon prolaktin yang berlebihan, tingginya
kadar insulin dalam tubuh, keturunan keluarga, inflamasi atau peradangan
tingkat rendah, peningkatan berat badan.
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS dapat menyebabkan beberapa
masalah kesehatan lainnya, mulai dari diabetes, gangguan jantung, sampai
dengan kanker. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah sindrom
metabolik, komplikasi pada kehamilan, stress berat, kanker endimetrium, dan
lain sebagainya.
Pengobatan PCOS ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki silkus
menstruasi, mengkonsumsi obat untuk membantu proses ovulasi, mengurangi

14
pertumbuhan rambut berlebihan, pembedahan ovarium ataupun ovarium
drilling.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hormon reproduksi wanita memainkan peran kunci dalam mengatur siklus menstruasi,
ovulasi, kehamilan, dan fungsi-fungsi lain yang terkait dengan sistem reproduksi. fungsi-fungsi
hormon reproduksi wanita adalah bahwa mereka bekerja secara bersama-sama untuk mengatur
siklus menstruasi, ovulasi, kehamilan, dan persiapan tubuh untuk menyusui. Keseimbangan
hormon ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita dan fungsi-fungsi yang terkait.
Gangguan dalam keseimbangan hormon ini dapat menyebabkan masalah reproduksi dan kondisi
kesehatan lainnya.
Hormon reproduksi wanita yaitu hormon yang memiliki peranan penting dalam
mendukung kerja organ seksual pada wanita. Berbagai proses yang terjadi dalam tubuh wanita
dikarenakan adanya berbagai macam hormon tersebut. Tubuh wanita mengalami beragam
perubahan seiring proses alami yang dilaluinya. Mulai dari pubertas, ovulasi, menstruasi,
kehamilan, hingga menyusui. Berbagai proses tersebut terjadi berkat adanya macam-macam
hormon di dalam tubuh wanita.

15
3.2 Saran
Hormon berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh
termasuk reproduksi. Hormon reproduksi wanita yaitu hormon yang mendukung kerja organ
seksual dan juga diproduksi oleh kelenjar. Selain mendukung kerja organ seksual pada wanita,
hormon ini juga menjaga kesehatan seksual dan melangsungkan proses pembuahan.
Menjaga keseimbangan dan kesehatan hormon reproduksi dengan gaya hidup sehat, rutin
pemeriksaan kesehatan, menghindari penggunaan zat-zat berbahaya, mengedukasi pengetahuan
hormon reproduksi wanita, mengonsultasikan dengan badan kesehatan hingga mengendalikan
penggunaan kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, T. R., Mawardi, E. A., Syamsiah, S., Paramartha, I. K. A., Syarifah, A. S.,
Karo, M. B., ... & Jayanti, K. (2023). ORGAN REPRODUKSI WANITA. Rena Cipta Mandiri.

Anwar, R. (2020). Sintesis, fungsi dan interpretasi pemeriksaan hormon


reproduksi. Bagian obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung.

SAKIT, P. K. P. D. R. (2021). Faktor Risiko Paparan Hormon Reproduksi Wanita pada


Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.

Aritonang, T. R., Mawardi, E. A., Syamsiah, S., Paramartha, I. K. A., Syarifah, A. S.,
Karo, M. B., ... & Jayanti, K. (2023). ORGAN REPRODUKSI WANITA. Rena Cipta Mandiri.

Fatmawati, L. (2019). Sistem Reproduksi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi. Diktat


Universitas Gresik.

16
17

Anda mungkin juga menyukai