Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FARMAKOLOGI II

HORMON

OLEH:
NAMA : WULAN
NIM : SF.19.06.079

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN AJARAN 2020/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat


rahmat, petunjuk, dan pertolongan-Nya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini yaitu
“Hormon”. Tugas ini ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah. Tak
lupa pula kita berterima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk


belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam
memahami.Penulis menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Palapo, 14, Januari, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

PENDAHULUAN....................................................................................

.    1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................

PEMBAHASAN......................................................................................

2.1 PENGERTIAN HORMON................................................................

2.2 JENIS-JENIS KELENJAR HORMON DAN HORMON YANG DIHASILKAN

2.3 PENYAKIT AKIBAT KELAINAN HORMON.....................................

2.4 MEKANISME KERJA HORMON.....................................................

2.5 SIFAT-SIFAT HORMON..................................................................

2.6 STRUKTUR DAN SIFAT-SIFAT HORMON....................................

III. PENUTUP.........................................................................................

3.1 KESIMPULAN..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau


menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti
penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk


beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon
dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon
di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan
tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang
cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena
hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk


mencari seltarget. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan
mengikat protein reseptortertentu pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan sinyal.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?

2.      Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang


dihasilkan!

3.      Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaianan hormon!


4. Bagaimana mekanisme kerja hormone!

5. Bagaimana struktur dan sifat-sifat hormone!

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui sistem hormon

2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang


dihasilkan

3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormone

4. Mengetahui struktu dan sifat hormone

5. Mengetahui mekanisme kerja hormone


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Hormon

Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu

bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan

kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan

diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.

Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil

sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk

senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur

aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan

perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi,

pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam

beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun

jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh

sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara

lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses

reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.


2.2 Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan

1.      Kelenjar Hipotalamus

Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam

koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar

hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone

pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja

menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan

hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis

untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH

(thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing hormone).

TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH

memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating

hormone) dan LH (luteinizing hormone).


2.      Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang

selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam

hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar

hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:
a.       Kelenjar anterior hipofisis

Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling

beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang

dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah ini:

No. Hormon Fungsi


1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
tiroid
3 Hormon Mengontrol sekresi beberapa hormone
Adrenokortikotropik oleh korteks adrenal
(ACTH)
4 Follicle Stimu a. Pada wanita : merangsang perkembangan
folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
lating Hormon (FSH) b. Pada testis : menstimulasi testis untuk
mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk berkembang
dan menghasilkan testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara
sekresi susu oleh kelenjar susu
b.      kelenjar posterior hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada

rahim wanita selama proses melahirkan


2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan

meningkatkan tekanan darah dengan cara

menyempitkan pembuluh darah

c.       Kelenjar intermediet hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Melanocyte stimulating Mempengaruhi warna kulit individu

hormon (MSH)
3.      Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian

depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid

menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3).

Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang

mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid

dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka

waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15

kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan, dan kegiatan system saraf


2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah

dengan cara mempercepat absorpsi kalsium

oleh tulang.
4.      Kelenjar Anak Gondok

Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi

kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah

yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin.

Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini

menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di

dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

a.       mengatur metabilisme fosfor

b.      mengatur kadar kalsium darah

5.      Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin

yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga

trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan

mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan

hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak

berfungsi lagi.

6.      Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)


Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada

pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar

pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah

gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane

sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk

cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen

(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang

tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin.

Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml

pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang

memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah.

Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun

dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara

mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar

glukosa darah.

7.      Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas

ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun

secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian

luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal.

Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal


Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :

No. Hormon Fungsi


1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut:
noradrenalin a.       dilatasi bronkiolus
b.       vasokonstriksi pada arteri
c.       vasodilatasi pembuluh darah otak
dan otot
d.      mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula
darah

8.      Kelenjar kelamin

a.       Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel

telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen

dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi

menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada

wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.

Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.


Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima

sel telur yang sudah dibuahi.

b.      Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang

pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda

kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan

membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang

dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu

hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF

(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

2.3 Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon

1.      Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat

terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh

sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :

a.       Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar

Na+ dan volume air dari cairan tubuh.

b.      Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress,

sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya

karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.

c.       Lesu mental dan fisik.


2.      Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi

berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga

dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan kortikosteroid yang

berlebihan.

Gejalanya berupa :

a.       Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme

protein.

b.      Osteoporosis

c.       Luka yang sulit sembuh

d.      Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

3.      Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang

biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada

kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona

retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan

timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita

yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut

seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara

mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang

kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya

tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa

gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder

normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi

berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda

kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara

membesar seperti pada wanita).

4.      Peokromositoma

Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan

noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :

a.       Basa metabolisme meningkat

b.      Glukosa darah meningkat

c.       Jantung berdebar

d.      Tekanan darah meninggi

e.       Berkurangnya fungsi saluran pencernaan

f.       Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah.

Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang

menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab

struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium.

Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3


menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela

folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

5.      Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan

hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat

menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah

tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel

– sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga

kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak

dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat

meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah

menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita

DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau karena

komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,

gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe

yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat

dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau

kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat

yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita

berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang

diberikan dengan cara penyuntikan.


DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi

terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi

cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat

kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya

DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah

penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan

pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu

dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.

Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah

penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis,

sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari

gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita

diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa.

Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian

kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu

– satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang

memiliki sel – sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga

mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula.

Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal.

Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah

makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan

gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa


sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.

Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol

dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam

jumlah kecil.

6.      Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada

masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh

menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat,

disertai kemunduran mental karena sel – sel otak

kurangberkembang.Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut

buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati

dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi

pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala –

gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk,

lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik

atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium

pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi

garam beryodium.

7.      Hipertiroidea

Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal.

Gejala – gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran,


berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR

maneingkatmelebihi 20 sampai 100.

Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu

penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating

antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid,

mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah

meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma,

pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata

(eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun

kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola

mata.

2.4 Mekanisme Kerja Hormon

a. Bagaimana Hormon dapat Mencapai Sel Target?


Ada beberapa tipe kerja hormon dalam menyampaikan sinyal kepada
sel target, yaitu:
1. Classical endocrine signalling: Hormon disekresikan ke pembuluh
darah, dan diangkut oleh darah hingga mencapai sel target. Contoh:
hormo steroid dan hormon tiroid.
2. Neuroendocrine signalling: neurohormone disekresikan oleh neuron
ke pembuluh darah yang selanjutnya ditransport oleh darah atau
berdifusi melalui cairan interstisial. Contoh: Hipotalamus memproduksi
beberapa jenis neurohormon yang menghubungkan sistem saraf dan
pituitary.
3. Autocrine signalling: pada pensinyalan autokrine, hormon yang
diproduksi bekerja itu mempengaruhi sel yang memproduksinya.
Contoh: Hormon estrogen, selain ditransport melalui peredaran darah,
juga dapat memberi efek lokal pada ovarium (tempat estrogen
disekresikan)untuk menstimulasi produksi estrogen tambahan. Selain
itu, estrogen juga dapat mempengaruhi sel di sekitarnya melalui
pensinyalan parakrin.
4. Paracrine signalling: Pada tipe ini, hormon berdifusi melalui cairan
interstitial dan mempengaruhi sel di sekitarnya. 

b. Bagaimana Hormon dapat Mempengaruhi Sel Target?


(A) Hormon dapat memasuki sel secara langsung dan berikatan
dengan reseptor di dalam sel. Contoh:  Hormon Steroid dan
Hormon Tiroid
(B) Hormon berikatan dengan reseptor pada permukaan membran

plasma, dan melibatkan second messenger sebagai pembawa

pesan kedua di dalam sel. Contoh: Hormon Peptida

catatan- cAMP mengaktivasi Protein kinase. Protein kinase memfosforilasi


protein spesifik tertentu (Ketika protein difosforilasi, maka fungsinya akan
berubah, sehingga pada akhirnya akan berujung pada perubahan metabolik
di dalam sel). 
- Substrat protein kinase berbeda pada sel yang berbeda, sehingga efeknya
juga akan berbeda. Misalnya, pada sel otot, protein kinase mentrigger
pemecahan glikogen menjadi glukosa. Pada sel hipotalamus, protein kinase
mengaktivasi gen yang mengkode growth-inhibition hormone. 
- Beberapa protein kinase menggunakan fosfolipid sebagai pembawa pesan
kedua (second messenger). 
c. Hormon dapat mempertahankan Homeostasis Tubuh melalui
Mekanisme Umpan-Balik Negatif (Negative Feedback)
2.5 Struktur dan sifat-sifat hormone

 Struktur Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani,hormone,berarti “merangsang”) adalah
sinyal kimiawi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh, paling sering
kedalam darah dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat
mengatur di dalam tubuh. Hormon bisa mencapai smua bagian tubuh,
tetapi jenis sel-sel tertentu saja, yaitu sel-sel target, yang memiliki
kemampuan memberikan respon terhadap sinyal tersebut. Dengan
demikian, hormon tertentu yang bersirkulasi dalam aliran darah akan
menimbulkan respon spesifik dari sel-sel target. Secara keseluruhan,
semua sel penghasil hormone pada seekor hewan menyusun system
endokrin. Organ pensekresi hormone disebut kelenjar endokrin, dan
juga disebut kelenjar buntu atau tanpa duktus (ductless gland) karena
mensekresikan pembawa pesan kimiawinya secara langsung ke
dalam cairan tubuh. Beberapa contoh kelenjar endokrin antara lain:
hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid, thymus, pancreas, mukosa
lambung, usus halus, adrenal, ginjal, dan gonade. 
Berdasarkan komposisi kimianya hormon dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:
a.    Kelompok yang berasal dari derivate asam amino. dikeluarkan oleh
sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla
suprarenal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin
b.    Kelompok yang berasal dari polipeptida (protein), dibuat oleh
kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan. Contoh :
hormon-hormon pituitaria (FSH, LH, TSH, ADH, dan oksitosin)
c.    Kelompok yang berasal dari kolesterol (hormon steroid), dibuat oleh
kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium, contoh: progesteron,
estrogen, aldosteron, dsb.
d.    Kelompok yang berasal dari asam lemak tak jenuh dengan atom C-
20 (hormon eikosanoat). Contoh: prostaglandin.
Sedangkan berdasarkan fungsinya, hormon dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a.       Hormon perkembangan, yaitu hormon yang memegang peranan
di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar gonad
b.      Hormon metabolisme, proses homeostasis glukosa dalam tubuh
diatur oleh bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid,
glukagon, dan katekolamin
c.       Hormon tropic, dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan
fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang
pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis
(LH)
d.      Hormon pengatur metabolisme air dan mineral, kalsitonin
dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium
dan fosfor.
 Sifat Hormon
Hormon ini mempunyai beberapa sifat diantaranya ialah
sebagai berikut:

 Bekerja dengan secara spesifik pada organ, bagian


tubuh tertentu atau pun aktivitas tertentu
 Dihasilkan tubuh di dalam jumlah yang sangat sedikit
 Bekerja lambat, pengaruh hormon ini tidak spontan
 Hormon ini tidak dihasilkan setiap waktu, namun
diproduksi hanya apabila diperlukan atau dibutuhkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh

suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi

hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena

hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah

dan tanpa melewati saluran khusus.

2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid),

kelenjar anak gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar

anak ginjal, kelenjar kelamin.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat

mengetahui lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah

wawasan untuk pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai