PADA NEONATUS ”
MAKALAH
OLEH
NABILA ZHAFIRAH
IIA
DOSEN PEMBIMBING:
TP 2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN”.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw yang telah membawa kita ke alam yang kaya
akan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu penulis juga mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk penulisan makalah yang berikutnya.
Penulis juga berharap agar makalah ini juga dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis, tapi juga bagi pembaca makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar isi......................................................................................................... 3
BAB I pendahuluan........................................................................................ 4
3.1 kesimpulan............................................................................ 15
3.2 saran.................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sifat hormon
Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh oleh suatu sel atau
kelompok sel dam menimbulkan efek pengaturan fisiologis pada sel-sel tubuh lainnya.
Hormon terbagi menjadi dua macam yaitu:
- Hormon lokal
- Hormon umum
B. Tujuan
Menjelaskantentanganatomisistemendokrin
C. mamfaat
kita dapat mengetahui bagaimana sistem endokrin terjadi
4
BAB II
ISI
SISTEM ENDOKRIN
Sifat hormon
Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh oleh suatu sel atau
kelompok sel dam menimbulkan efek pengaturan fisiologis pada sel-sel tubuh lainnya.
Hormon terbagi menjadi dua macam yaitu:
- Hormon lokal
- Hormon umum
Mekanisme kerja hormon
Berbagia hormon berfungsi mengatur tingkat aktivitas jaringan sasaran.dua mekanisme
umum yang penting dengan mana banyak hormon berfungsi adalah:
1. Pengaktifan sistem AMP siklik sel yang selanjutnya menimbulkan fungsi sel tertentu
2. Pengaktifan gen sel yang menyebabakan fungsi sel tertentu.
Kelenjer pada sistem hormon
1. Kelenjer hipofisis aanterior posterior
2. Kelenjer thyroid
3. Empat kelenjer parathyroid
4. Kedua kelenjer adrenal
5
5. Pulau langerhans
6. Dua ovarium
7. Dua testis
8. Kelenjer pineal
9. Kelenjer timus
2) Fungsi tiroid
6
- Meningkatkan kecepatan metabolisme secara keseluruhan
- Pada anak-anak merangsang pertumbuhan
3) Peningkatan umum kecepatan metabolisme
- Hormon tiroid meningkat aktifitas metabolisme hampir semua
jaringan tubuh
- Efek hormon tiroid menyebabakan peningkatan sintesis protein
7
Kendali sekresi:penghisapan payudara,desafan nafas suara bayi atau stimulating
puting atau areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulasi sarafpada
hipotalamus,sekresi oksitoxin dan keluar dan keluarnya air susu.
KELENJER TIROID
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur
oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin
(TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang
mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju
metabolik tubuh.
KELENJER PARATIROID
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam
tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel
oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
8
1. Anatomi fisiologi kelenjer paratiroid
Dalam keadaan normal terdapat 4 kelenjer tiroid pada manusia,panjangnya kira-kira
6mm,labar 3 mm,dan tebalnya 2mm.
2. Efek fisiologis
- Ion kalsium sangat penting untuk pambentukan tulang dan gigi,koagulasi
darh,kontraksi otot,permeabilitas membran sel dan kemampuan eksitabilitas
neuromuskular yang normal
- Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme selluler,sistem buffer asam basa
tubuh,juga sebagai komponen nulkleotida danmembran sel
3. Abnormalitas sekresi
- Hipersekresi
Biasanya disebabkan oleh tumor dari salah satu kelenjer paratiroid. Pada
hiperparatiroidisme terjadi aktivitas osteoklasik yang hebat pada tulang dan
meningkatkn konsentreasi ion kalsium dalm cairan ekstrasel.
- Hiposekresi
Bila kelenjer paratiroid tidak mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah
cukup,osteoklast tulang hampir tidak aktif sama sekali.
- Rickets terutama pada anak-anak sebagai akibat defisiensi kalsium atau fosfat
dalam cairan ekstrasel. Biasanya rickets disebabkan karena kekurangan vitamin D
bukan kekurangan kalsium atau fosfor diet.
KELENJER KALSITONIN
Hormon ini diberi nama kalsitonin karena ia menurunkan konsentrasi ion kalsium
darah.Kalsitosin mengurangi konsentrasi kalsium plasma dalam tiga cara:
9
KELENJAR ADRENAL
Adalah dua masa triangukar pipih bewarna kuning yang terutama pada jaringan
adiposa.organ ini berada di kutup atas.
1. Hormon medular,yang disekresi oleh sel-sel kromatin medula adrenal untuk merespon
stimulus pregangtion simpatis.
2. Hormon kortikal adrenal,kelenjer adrenal terletak pada kutup superior kedua
ginjal,masing-masing terdiri dari dua bagianr,medula adrenal dan korteks adrenal
Abnormalitas hormone
1. Hipoadremalitas-penyakit addison
Diakibatkan karena kegagalan dari korteks adrenal menghasilkan hormon-hormon
korteks darenal dan hal ini selanjutnya paling sering disebabkan oleh atrofi primer
korteks adrenal,mungkin akibat autoimunitas terhadap kokteka tetapi sering juga oleh
kerusakan tuberkolosis pada kelenjer adrenal atau invansi korteks adrenal oleh kanker.
2. Hiperadrenalisme-penyakit cushing
Hipersekresi korteks adrenal menyebabkab kompleks efek hormonal yang dinamakan
penyakit cacing
PANGKEAS ENDOKRIN
Sel ednokrin dapat ditemukan dalam pulau lenggershans,yaitu kumpulan sel kecil yang
tersebar diseluruh organ.ada 4 jenis sel penghasil hormon yang teridentivikasi dalam pulu-pulau
tersebut,yaitu:
a. Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia
b. Glukagon adalah suatu hormon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau
lenggerhans,mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin
DIABETES MILITUS
10
Diabetes militus bisebabkan oleh penurunan kecepatan insulin oleh sel-sel beta pulau
KELENJER PINEAL
Kelenjer pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terlatak dilangit-langit vertikelketiga
otak.kelenjer ini terdiri dari pinealosit dan sel neurolgia penopang.
KELENJER TIMUS
Faktor yang diproduksi oleh kelenjer ini adalah meliputi 6 pepetida,yang secara kolektif
disebut timosin.fungsi dari timosin adalah:
Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum
diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang
panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian
hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran
dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan
tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya
merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel
sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-
11
reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan
penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu
serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja
seperti di atas :
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang
menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino.
Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran.
Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga
menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung
yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi
dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor
pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsia secara maksimal
karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan dari plasenta dan
12
endokrin pada ekstra uterin sudah bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukannya juga
sudah muali sempurna jadi neonatus sudah tidak mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar
endokrin ibunya.
Kelenjar-Kelenjar Endokrin
1. Hipofisis Anterior
Mulchahey dan kawan-kawan (1987), dalam suatu tinjauan yang bagus sekali tentang
ontogenesis fungsi dan regulasi kelenjar hipofisis janin, mengetengahkan suatu pandangan yang
menarik dan patut diacungi jempol. Pertama, mereka mengabaikan validitas konsep bahwa
pengendalian sekresi hipofisis anterior janin tergantung pada pematangan system saraf pusat.
Kedua, mereka menyebutkan bahwa sistem endokrin janin berfungsi selama beberpa
waktu sebelum “sistem saraf pusat melengkapi sinaptogenesisnya dan sistem-sistem integrative
lainnya telah mencapai status maturitas, sehingga mampu melaksanakan banyak tugas yang
Ketiga, mereka melanjutkan dengan mengusulkan bahwa sistem endokrin janin tidak
perlu menyerupai sistem endokrin dewasa, tetapi dapat merupakan satu dari sistem homeostasik
Akhirnya, hipofisis anterior janin berdiferensiasi menjadi lima tipe sel, yang mensekresi
13
3. Kortikotrop, memproduksi kortikotropin (ACTH)
ACTH pertama kali dideteksi pada hipofisis janin pada minggu ke-7 kehamilan dan
sebelum akhir minggu ke-17, hipofisis janin mampu mensintesis dan menyimpan semua hormon
hipofisis. GH, ACTH dan LH telah diidentifikasi pada hipofisis janin manusia pada kehamilan
13 minggu. Lebih jauh, hipofisis janin responsif terhadap hormon-hormon hipofisiotropik dan
Kadar hormon pertumbuhan hipofisis agak tinggi pada darah tali pusat, meskipun peranan
untuk hormon tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan janin tidak jelas. Dekapitasi in
utero tidak banyak mengganggu pertumbuhan sisa lainnya pada janin binatang, seperti yang
diperlihatkan oleh Bearn (1967) dan lainnya. Lagipula, janin-janin anensefalik manusia dengan
Hipofisis janin menghasilkan dan melepaskan endorfin-β dengan cara yang berbeda dari
kadar plasma ibunya. Lagipula, kadar endorfin-β dan lipotrofin-β darah tali pusat ditemukan
menurun sesuai dengan menurunnya pH janin, tetapi berkorelasi dengan cara yang positif dengan
PCO2 janin.
2. Neurohipofisis
Neurohipofisis janin berkembang dengan baik pada kehamilan 10 sampai 12 minggu dan
sudah dapat ditemukan oksitosin dan arginin vasopresin (AVP). Di samping itu, hormon
vasotosin (AVT) terdapat di hipofisis janin dan kelenjar pineal. AVT hanya terdapat pada
14
kehidupan janin manusia. Pada binatang-binatang dewasa, infus AVT meningkatkan tidur dan
Ada kemungkinan oksitosin dan AVP berfungsi pada janin untuk menghemat air tetapi
aksi-kasi ini sebagian besar pada tingkat paru dan plasenta dibandingkan pada tingkat ginjal.
Pembentukan PGE2 di dalam ginjal janin dapat melemahkan kerja AVP di organ ini.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kadar AVP di plasma tali pusat meningkat
secara menyolok dibandingkan dengan kadar yang ditemukan dalam plasma ibu. Di samping itu,
AVP dalam darah tali pusat dan darah janin tampak meninggi pada stress janin.
Ada lobus intermedie hipofisis yang berkembang baik pada janin manusia. Sel-sel dalam
struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan dan tidak ada lagi pada hipofisis dewasa.
Produk sekresi utaria dari sel-sel lobus intermedia adalah hormon stimulasi α-melanosit (α-
MSH) dan β-endorfin. Kadar α-MSH janin menurun secara progesif sesuai dengan umur
kehamilan.
4. Tiroid
Sistem hipofisis-tiroid mampu berfungsi pada akhir tri trimester pertama (lihat tabel).
Tetapi sampai tengah-tengah kehamilan, sekresi thyroid-stimulating hormone dan hormon tiroid
masih rendah. Ada peningkatan yang lumayan besar setelah waktu ini.
15
Mungkin sangat sedikit tirotropin melintasi plasenta dari ibu ke janin sementara
stimulator-stimulator. Tiroid berjangka panjang LATS dan LATS-protektor demikian juga, bila
terdapat dalam konsentrasi tinggi pada ibunya. Juga, antibody-antibaodi IgG ibu terhadap
thyroid-stimulating hormon (TSH) juga dapat melintasi plasenta sehingga mengakibatkan kadar
Plasenta manusia secara aktif mengkonsentrasikan yodida pada sisi janin dan sepanjng
trimester kedua dan ketiga kehamilan, tiroid janin mengkonsentrasikan yodida lebih kuat
daripada tiroid ibu. Karena itu, pemberian raip-yodida atau jumlah yodida yang lebih banyak dari
Hormon tiroid yang berasal dari ibu melintasi plasenta pada tingkat yang sangat terbatas
dengan triyodotironin lebih mudah lewat darpada tiroksin. Ada aksi terbatas hormon tiroid
selama kehidupan janin. Janin manusia yang atiroid tumbuh secara normal pada waktu lahir.
Hanya jaringan-jaringan tertentu yang mungkin responsive terhadap hormon tiroid, yaitu otak
dan paru.
5. Kelenjar Paratiroid
16
Ada bukti yang baik bahwa paratiroid menguraikan parathormon pada akhir trimester
pertama dan kelenjar tersebut tampaknya memberi respon in utero terhadap stimulasi pengaturan.
hipokalsemik.
Kadar kalsium plasma dalam janin, 11 sampai 12 mg per dL, dipertahankan oleh transpor
aktif dari darah ibu. Kadar paratiroid dalam darah janin relatif rendah dan kadar kalsitonin tinggi.
Pada biri-biri, paratiroidektomi janin menyebabkan turunnya konsentrasi kalsium plasma janin.
6. Kelenjar Adrenal
Adrenal janin manusia disbanding dengan ukuran badan totalnya jauh lebih besar daripada
perbandingan ukuran tersebut pada orang dewasa, seluruh pembesaran tersebut merupakan
bagian dalamnya atau yang disebut zone janin korteks adrenal. Zone janin yang normalnya
mengalami hipertrofi tersebut, mengalami involusio dengan cepat setelah lahir. Zone janin
tersebut tidak ada dalam kejadian yang jarang, dimana hipofisis janin secara kongenital tidak
ada.
Adrenal janin juga mensintesis aldosteron. Pada satu penelitian, kadar aldosteron di
plasma tali pusat mendekati cukup bulan, melebihi kadarnya di plasma ibu, seperti juga rennin
dan substrat rennin. Tubulus-tubulus ginjal bayi baru lahir dan barangkali juga janin tampak
17
Perkembangan Adrenal Janin Awal
Pada awal kehidupan embrional, adrenal janin tersusun dari sel-sel yang mirip dengan sel-
sel zona fetal korteks adrenal janin, sel-sel ini dengan cepat muncul dan berproliferasi sebelum
waktu vaskularisasi hipofisis oleh hipotalamus sempurna. Hal ini memberi kesan bahwa
perkembangan awal adrenal janin berada di bawah pengaruh-pengaruh trofik yang mungkin
Kemungkinan, ACTH disekresi oleh hipofisis janin tanpa adanya factor corticotropin-
releasing factor (CRF) atau ACTH (atau CRF) lain yang timbul dari suatu sumber selain
hipofisis janin, misalnya dari ACTH (atau CRF) korionik yang disintesis oleh trofoblas. ACTH
tidak menyebrangi plasenta. Tetapi ada kemungkinan lain, ini mencakup kemungkinan bahwa
ada suatu agen selain ACTH yang meningkatkan replikasi sel-sel adrenal zona fetal.
Korteks adrenal fetus normal terus menerus berkembang sepanjang kehamilan dan selama
5 sampai 6 minggu kehamilan terakhir, terjadi kenaikan cepat ukuran adrenal fetus manusia.
Jelas bahwa laju pertumbuhan adrenal fetus dan sekresi steroid tidak dikendalikan oleh rangsang
trofik tunggal (ACTH), tetapi lebih diatur oleh lebih dari satu jenis agen yang menunjang
pertumbuhan.
7. Gonad
Siiteri dan Wilson (1974) mendemontrasikan sintesis testosteron oleh testis janin dari
progesterone dan pregnenolon pada kehamilan 10 minggu. Lebih lanjut, Leinonen dan Jaffe (
1985) menemukan bahwa sel-sel Leydig testis janin luput dari desensitisasi yang khas pada testis
18
Fenomena dalam testis janin ini mungkin disebabkan oleh:
Karena itu, ada hubungan yang erat antara gambaran perkembangan sel-sel Leydig dalam
testis janin dan kadar hCG, pembentukan testosteron testis dan kadar hCG, konsentrasi reseptor
untuk kadar LH/hCG dan tidak adanya regulasi penurunan reseptor LH/hCG dan sekresi
testosteron testikuler janin yang terus menerus pada waktu kadar hCG tinggi. Pembentukan
estrogen di ovarium janin telah didemonstrasikan tetapi pembentukan estrogen di ovarium tidak
paling unik dan paling mengherankan yang dicatat pada fisiologi atau patofisiologi mamalia.
Kalau diteliti niali-nilai ini, jelas bahwa perubahan-perubahan endokrin pada kehamilan
mineralkortikoid ini, juga ada peningkatan menyolok kadar rennin, angiotensinogen dan
angiotensin II plasma, bersamaan dengan produksi harian 1 g laktogen plasenta manusia (hPL)
lain dari pro-opiomelanokortik, human korionik tirotropin (hCT) dan juga hypothalamic-like
19
releasing dan inhibiting hormon, yaitu thyrotropin-releasing hormone (TRH), gonadotropin-
releasing factor (CRF) dan somatostatin serta inhibin dan berbagai macam protein yang unik
1. Gonadotropin korionik
4. Inhibin
Sistem endokrin pada neonatus ekstra uterin jelas berbeda daripada ketika berada dalam
kandungan. Ketika janin berada dalam kandungan maka masih mendapatkan segala
kebutuhannya dari ibu melalui plasenta meskipun dalam perkembangan di dalam kandungan
sempurna untuk dapat hidup mandiri. Setelah janin lahir barulah system endokrin dapat bekerja
sehingga bayi dapat hidup diluar rahim ibunya kerena hilangnya ketergantungan dari plasenta
dan ibu.
Setelah lahir ada beberapa kelenjar yangmengalami daptasi agar mampu bekerja misalnya :
Kelenjar Tiroid
20
Segera setelah lahir, kelenjar tiroid mngalami perubahan-perubahan besar funsi dan
tirotropsin, yang selanjutnya menyebabkan peningkatan progresif kadar tiroksin serum maksimal
24-26 minggu setelah lahir. Ada peningkatan kadar tryiyodotironin serum yang terjadi hampir
bersamaan.
Kelenjar Timus
Pada bayi baru lahir ukurannya masih sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau sedikit
ukurannya ertambah dan pada masa remaja beratnya meningkat 30-40 gram kemudian mengerut
lagi.
21
Gambar k.hipofisis 2.Gambar k.tiroid
22
5.Gambar k.hypotalamus 6.Gambar k.paratiroid
23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh oleh suatu sel atau
kelompok sel dam menimbulkan efek pengaturan fisiologis pada sel-sel tubuh lainnya.Kulit
meruoakansalah satu organik terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan
keseluruhan.
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapakan agara mahasiswa dapat mengetahui bagaiman proses
system-sistem yang adapadatubuh yang sebenarnya :
Bagaimana system endokrin
24
Daftarpustaka
25