Anda di halaman 1dari 60

Makalah

Endokrinologi dan Sistem Limbik

OLEH: APRILIA SISKA


NIM: 160101002

DOSEN PEMBIMBING :
M. SAKA ABEIASA, S.Pd, M.Biomed

PROGRAM S. 1 KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “ Endokrinologi dan Sitem
Limbik “ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Dan Fisiologi.

Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini


menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.

Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat,


selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pariaman, Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Endokrin ........................................................................... 2
1. Anatomi dan fisiologi sistem endokrin ...................................... 3
2. Struktur .................................................................................... 10
3. Hormon dan Fungsinya............................................................ 10
4. Klasifikasi................................................................................. 10
5. Regulasi ....................................................................................11
6. Sistem Umpan Balik................................................................. 12
7. Patofisiologi.............................................................................. 21
B. Sistem Limbik
1. Definisi..................................................................................... 23
2. Bagian Sistem Limbik.............................................................. 30
3. Gangguan Lobus Limbik......................................................... 43
4. Patofisiologi.............................................................................. 44

BAB III PENUTUP


Kesimpulan...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasistubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengankarakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yangmempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsidari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yangdihasilkan oleh ujung-ujung saraf
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan
hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan
kelenjar tanpa melewatiduktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut
hormon.Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksihormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar
tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjarbuntu. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormontunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon
atauhormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang
lain.
.
B. Tujuan
Meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa/i agar dapat memahami
mengenai endokrinologi dan sistem limbik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM ENDOKRIN

Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin


disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan penyakit dalam.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

2
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang
mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari
deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus
yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem
ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior
yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem
saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan
tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh
darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells)
tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari
tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon
tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar
hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal
suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang
menghasilkan zat lain selain hormon yakni:

3
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilka

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan
testis.
A. Hipofisis
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.

4
Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior

Hipofisis lobus anterior


Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat
pada gambar .

Gambar.Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ


targetnya Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar

5
hipofisis lobus anterior dan gangguannya

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya

Hormon Somatotropin (STH), Hormon merangsang sintesis protein dan


pertumbuhan (Growth Hormone / GH) metabolisme lemak, serta
merangsang pertumbuhan tulang
(terutama tulang pipa) dan otot.
kekurangan hormon ini pada
anak-anak-anak menyebabkan
pertumbuhannya
terhambat /kerdil (kretinisme), jika
kelebihan akan menyebabkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat
dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan
Stimulating Hormone (TSH) perkembangan kelenjar
gondok atau tiroid serta
merangsang sekresi tiroksin

Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan


(ACTH) perkembangan aktivitas kulit
ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)

6
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Membantu kelahiran dan
hormone (LTH) memelihara sekresi susu
oleh kelenjar susu

Hormon gonadotropin pada wanita :

1. Follicle Stimulating Hormone (FSH) · Merangsang pematangan


folikel dalam ovarium dan
2. Luteinizing Hormone (LH) menghasilkan estrogen
· Mempengaruhi pematangan
folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progestron
Hormone gonadotropin pada pria :

1. FSH · Merangsang terjadinya


spermatogenesis (proses
pematangan sperma)

2. Interstitial Cell Stimulating Hormone · Merangsang sel-sel


(ICSH) interstitial testis untuk
memproduksi testosteron
dan androgen

Hipofisis pars media


Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media

No Hormon Fungsi

7
1. MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu. dengan cara
Stimulating Hormon) menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.

Hipofisis lobus posterior

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta


organ targetnya dapat dilihat pada gambar dan tabel
dibawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya


Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior

No Hormon Fungsi

8
1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim wanita selama proses melahirkan
2. Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan
tekanan darah dengan cara menyempitkan
pembuluh darah

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali)
sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut.
Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang.
Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat
pekat. Jika seseorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis
posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik.
Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.

2. Struktur

9
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar
eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar
endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara,
dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
3. Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat
gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang
mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
4. Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai
hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut
dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,
estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-
kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan
bebas.D. Karakteristik Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai
fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik
berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

10
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan turun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons
terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat
positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam
situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon
tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel
yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon
dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya.
Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan
diekskresi oleh ginjal.
5. Regulasi
Peran hipotalamus dan kelenjar hipofiseDua kelenjar endokrin yang
utama hádala hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara
langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem
persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area
lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofise.
Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh
infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja
dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang
mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya.

11
Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise,
menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi
oleh hormon disebut kelenjar  target.
6. Sistem umpan balik
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif
manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang
dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik
negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu
pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari
anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal,
menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi
dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol
melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di
pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.Aktivasi sel-sel targetManakala
hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi
dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator
intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator
intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan
dengan permukaan dalam dari membran sel.
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit
perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan
sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen
menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan
gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein
(mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.

12
1. Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat
tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui
humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering
disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior
sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf.
Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut
portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormpn
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

13
k. GRH : Growth Releasing Hormon
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon Hipotalamus sebagai bagian dari
sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon
hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian
posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2. Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.
Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus
Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian
dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut
juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus
anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa
referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit
stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise
dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,
berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel
inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon
pertumbuhan.
b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter
27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori
dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof

14
diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar,
menghasilkan ACTH.
e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel
kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim
digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang
sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-
sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan
nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon
kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung
pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau
mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan
hipofise dijuluki master of gland.
3. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah
kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa
beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus
kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini
mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi
koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi
darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea
superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea
inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari
ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar  tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan
sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini

15
adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang
dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif
ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini
disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion
sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut
Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin
(MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan
antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT
dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan
dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi
hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya
meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testes
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya
tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit
jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah
kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.f. Merangsang
pembentukan sel darah merahg. Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen
akibat metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin

16
mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan
kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar
kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan
;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum
akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah
diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
4. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior
kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat
buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells.
Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh.
Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap
tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum
:neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D
yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin.
Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus
ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar
kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Factor
yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya
PTSH.
5. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas,
dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20
cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika
superior dan splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang

17
menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha
yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan
lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah
sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling
bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah
sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek
glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam
amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari
yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan
lipolisis (pemecahan lemak).Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin
sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui
membran sel di jaringan. Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin
adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar
Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar
b. Efek pada otot
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan transportasi asam amino3) Meningkatkan
glikogenesis
c. Efek pada jaringan lemak
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
Meningkatkan penyimpanan trigliserida3) Menurunkan lipolisis

18
6. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar
suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai
kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan
bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan
kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
a. Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal
mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen.
b. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk
pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid (penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi,
hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.
Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan
hipokalemia.
c. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol
merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai
efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah;
metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan
imunitas; dan terhadap stresor.

19
d. Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan
estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang
disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar
adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan
pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara kelebihan
pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal menyebabkan
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
7. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak
jelas pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar
testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan
gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan
meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan
inhibisi steroid.
a. estes
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH.
Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis
sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi
testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar
testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH.
Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus
seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini
akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat
genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita

20
suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan
merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

b. Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ
endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ
reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya
pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi
serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus
luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
7. Patofisiologi Umum Gangguan Sistem Endokrin
Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada
berbagai kelainan kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan
gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan endokrin,
mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup
mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang
negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan
penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin
pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat
diakibatkan oleh:
1. Peradangan atau infeksi
2. Tumor atau keganasan
3. Degenerasi
4. Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar
endokrin dapat berupa:

21
1. Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal
2. Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering
diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.
3. Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan
diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai
master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus
serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan
penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin saja
penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target, ataupada
kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan kemudahan
dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan
kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier.
penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil
hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di
atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder
seperti penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh
tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi
peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan
hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon
adrenal maka penyebabnya disebut sekunder.Disebut penyebab primer bila
penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri.
Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas.
Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau
merangsang sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik
tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang
harus dipahami dengan baik.Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau
organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.

22
B. SISTEM LIMBIK
1. DEFINISI
Sistem limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan tiga fungsi
utama: emosi, kenangan, dan gairah (stimulasi). Sistem ini terdiri dari beberapa
bagian, yang ditemukan di atas batang otak dan di dalam otak besar.Sistem
limbik adalah himpunan struktur otak yang terletak pada kedua sisi talamus, tepat
di bawah serebrum. Sistem limbik juga mengacu pada korteks paleomamalia.
Sistem limbik bukanlah sistem yang terpisah, tetapi kumpulan struktur
dari telensefalon, diensefalon, and mesensefalon.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.
Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa
cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai “Alam Bawah Sadar”
atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti
menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik
ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta,
penghargaan dan kejujuran
Sistem limbik mendukung berbagai fungsi
seperti emosi, perilaku, motivasi , memori, dan penciuman.Kehidupan emosional
sebagian besar berada dalam sistem limbik, dan struktur ini sangat berhubungan
dengan pembentukan ingatan.

Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem


limbic antara lain:
 Mempengaruhi sistem belajar manusia.
Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan merespon
segala informasi yang diterima pancaindera.
 Mengontrol setiap informasi yang masuk. 
Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih
informasi yang berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan
dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat
jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.

23
 Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk
mengabaikan sistem limbik.
Suasana belajar yang membosankan membuat sistem limbik mengkerut dan
kehilangan daya kerjanya. Oleh karena itu suasana belajar yang menyenangkan
akan memberi pengaruh positif pada kerja sistem limbik.

Fungsi sistem limbik :


1. Penciuman
Amigdala terlibat dalam respon emosional pada proses penciuman
sementara struktur limbik lain yaitu korteks entorinal berkaitan dengan
memori penciuman
2. Nafsu Makan dan kebiasaan makan
Amigdala berperan dalam pemilihan makanan dan modulasi emosional
asupan makanan. Nukleus lateral hipotalamus adalah pusat untuk
mengendalikan makan sedangkan nukleus ventromedial berperansebagai pusat
kenyang
3. tidur dan mimpi
Nukleus suprachismatik hipotalamus merupakan pembangkit ritme
sikardian yang mengontrol siklusbangun tidur, nukleus preopik ventrolateral
hipotalamus mengirimkan proyeksi histaminergik pada nukleus
tuberromamilari . serolonergik pada nukleus raphe medial dan dorsal .proyeksi
pada area area tadi menghambat GABA dan galanergik dan kemudian
menginduksi tidur.
4. respon emosi
Stimulasi terhadap regio regio di dalam sistem limbik manusia sewaktu
pembedahan otak menimbulkan beragam sensasi subyektif samar yang
dinyatakan oleh pasien sebagai kesenangan kepuasan atau di satu regio
kenikmatan lain.
5.perilaku seksual
Daerah preoptik medial hipotalamus adalah struktur penting dalam
kontrol pusat dari perilaku seksusal.

24
6. fungsi ganjaran dan fungsi hukuman
Pusat ganjaran urama terletak disepanjang berkas bagian medial otak
depan , khususnya pada nukleus lateral dan ventromedial hipotalamus. Area
yang paling poten bagi rasa terhukum dan kecenderungan menghindar, yaitu
pada daerah gray matter disekeliling aquaducktus sylvii.
7. belajar dan memori
Belajar adalah perolehan pengetahuan atau keterampilan sebagai
konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. Memori adalah
penyimpana pengetahuan untuk dapat diingat kembali kemudian sensorik
jangka pendek dan jangka panjang.

Sistem limbik mengacu pada sebuah cincin struktur-struktur otak depan


yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-jalur
saraf yang rumit. Sistem ini mencakup: lobus-lobus korteks serebrum, nukleus
basal, talamus, dan hipotalamus. Jaringan interaktif yang kompleks ini berkaitan
dengan emosi, pola-pola perilaku sosioseksual dan kelangsungan hidup dasar,
motivasi, dan belajar.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati
(misalnya rasa marah, rasa takut, dan kebahagian) ditambah respons fisik yang
nyata yang berkaitan dengan perasaan tersebut. Respons-respons tersebut
mencakup pola-pola perilaku spesifik (misalnya persiapan menyerang atau
bertahan jika dibuat marah oleh musuh) ekspresi emosional yang dapat diamati
(misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti menunjukkan bahwa sistem
limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah
tertentu di dalam sistem limbik manusia selama pembedahan otak menimbulkan
berbagai sensasi subjektif yang tidak jelas, yang diutarakan oleh pasien sebagai
tasa senang, kepuasan, ketakutan, atau kecemasan di bagian lain.
Pola-pola perilaku paling sedikit sebagian dikontrol oleh sistem limbik
mencakup pola-pola yang ditujukan bagi kelangsungan hidup individu
(menyerang, mencari makanan) dan yang diarahkan untuk kesinambungan spesies
(perilaku sosioseksual yang kondusif untuk perkawinan).

25
Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik dan daerah-daerah kortikal
yang lebih tinggi berkenaan dengan emosi dan perilaku masih belum dipahami
dengan jelas. Tampaknya keterlibatan hipotalamus yang luas pada sistem limbik
bertanggung jawab terhadap respons-respons internal involunter berbagai sistem
tubuh dalam mempersiapkan tindakan yang sesuai untuk menyertai keadaan
emosional tertentu. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan denyut jantung dan
frekuensi pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengaliran banyak darah ke
otot-otot rangka yang terjadi sebagai antisipasi serangan sewaktu dibuat marah
dikontrol oleh hipotalamus. Perubahan keadaan internal sebagai persiapan tersebut
tidak memerlukan kontrol kesadaran. \
Dalam melaksanakan aktivitas perilaku yang kompleks, misalnya
menyerang, berkelahi atau bersetubuh, individu (hewan atau manusia) harus
berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Mekanisme-mekanisme korteks yang
lebih tinggi dipanggil untuk ikut berperan dalam menghubungkan sistem limbik
dan hipotalamus ke dunia luar, sehingga perilaku yang sesuai dimanifestasikan.
Pada tingkat yang paling sederhana, korteks menyediakan mekanisme-mekanisme
saraf yang perlu untuk implementasi aktivitas otot rangka yang seuai dan
dibutuhkan untuk mendekati atau menghindari musuh, berpartisipasi dalam
aktivitas seksual, atau memperlihatkan ekspresi emosi. Sebagai contoh, urutan
gerakan stereotipik untuk ekspresi manusia yang universal, yaitu tersenyum
tampaknya telah diprogramkan di korteks dan dapat dipanggil seterusnya oleh
limbik. Seseorang juga dapat secara volunter memanggil program tersenyum,
misalnya sewaktu berpose untuk difoto.
Pada manusia dan tingkat yang belum dapat ditentukan pada spesies
lain, korteks sangat penting untuk kesadaran akan perasaan-perasaan emosional.
Korteks juga dapat memperkuat, memodifikasi, atau menekan respons-respons
perilaku dasar, sehingga tindakan dapat dipandu dengan perencanaan, strategi dan
penilaian yang didasarkan atas pemahaman mengenai keadaan. Korteks, terutama
daerah asosiasi prafrontalis dan limbik, penting dalam kontrol terhadap pola-pola
perilaku berpembawaan halus yang dipelajari secara sadar.

26
Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku ke tujuan
spesifik. Sebagian dari perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisik spesifik berkaitan dengan
homeostasis. Dorongan homeostasis mencerminkan keinginan subjektif berkaitan
dengan kebutuhan tubuh spesifik yang memotivasi perilaku yang sesuai untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, sensasi haus yang menyertai
defisit air di dalam tubuh mendorong individu minum untuk memuaskan
kebutuhan homeostasis akan air. Namun, apakah air minuman ringan, atau
minuman lain yang dipilih sebagai penghilang rasa haus tidaklah berkaitan dengan
homeostasis. Banyak perilaku manusia yang juga dipengaruhioleh pengalaman,
belajar, dan kebiasaan. Dengan demikian, perilaku manusia dibentuk dalam suatu
jalinan kompleks kepuasan pribadi unik (khas) bercampur dengan kebudayaan
yang diharapkan.
Norepinefrin, dopamin, dan serotonin berfungsi sebagai neurotransmiter
di jalur-jalur dorongan perilaku dan emosi. Mekanisme-mekanisme
neurofisiologis mendasar yang bertanggung jawab terhadap observasi psikologis
dorongan perilaku dan emosi sebagian besar masih berupa misteri, walaupun
neurotransmiter norepinefrin, dopamin dan serotonin semuanya dianggap
berperan. Norepinefrin dan dopamin, yang keduanya secara kimiawi
diklasifikasikan sebagai katekolamin, dikenal sebagai zat perantara di daerah-
daerah yang menghasilkan kecepatan tertinggi stimulasi-diri (self-stimulation)
pada hewan yang diperlengkapi oleh perangkat lakukan-sendiri (do it-yourself).
Pada sebagian kasus, efektivitas berbagai obat dalam mengobati suatu
kelainan spesifik memberikan petunjuk penting mengenai defek biokimiawi
mendasar yang bertanggung jawab terhadap keadaan tersebut. Sebagai contoh,
terdapat dua rangkaian bukti biokimiawi yang mengisyaratkan bahwa skizofrenia,
suatu gangguan mental yang dicirikan oleh delusi dan halusinasi berlebihan.
Mekanisme molekuler gangguan mental lain sekarang juga mulai
terkuak melalui bukti farmakologis serupa. Sebagai contoh, defisiensi fungsional
serotonin atau norepinefrin atau keduanya diperkirakan berperan pada depresi,
suatu keadaan yang dicirikan oleh suasana hati tidak menyenangkan yang meresap

27
disertai kehilangan seluruh minat dan ketidakmampuan merasakan kesenangan.
Semua obat anti depresan yang efektif meningkatkan konsentrasi neurotransmiter
tersebut di SSP. Kenyataannya, serotonin dan norepinefrin adalah zat perantara
sinaps di daerah-daerah otak yang terlibat dalam kenikmatan dan motivasi
mengisyaratkan bahwa rasa sedih yang meresap dan tidak adanya keinginan (tidak
ada motivasi) pada pasien depresi paling tidak sebagian berkaitan dengan
gangguan di daerah-daerah yang bersangkutan akibat defisiensi atau penurunan
efektivitas kedua neurontransmiter tersebut
Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari
bahasa latin yang berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol
insting atau naluri kita. Misal nya , kita dipukul seseorang dan secara reflek
berteriak "awww".

     Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting
dalam formulasi emosi.
Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam
pembelajaran kompleks, bernalar, dan personalitas.
         Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan
lebih sensitif dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar
limbik seseorang, maka semakin besar pula tingkat hubungan emosionalnya.

28
  Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yang terdiri dari :
 talamus
 hipotalamus 
 amigdala
 hippocampus.
 basal ganja.

29
2. BAGIAN-BAGIAN SISTEM LIMBIK

a. Talamus

TALAMUS 
 

       Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat


penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Talamus didefinisikan
sebagai struktur otak yang terletak di atas hipotalamus. Semua rangsangan
sensorik (kecuali bau) melewati area sistem limbik kita dan kemudian dirujuk ke
area yang lebih spesifik. Bagian otak kita ini memiliki fungsi utama berperilaku
sebagai inti koneksi dan asosiasi rangsangan dan informasi emosional.
contohnya adalah  masuknya informasi ke talamus dari mata, telinga dan
organ panca indra lainnya akan mengirim isyarat ke talamus yang kemudian

30
dihantarkan ke wilayah neokorteks (otak rasional) yang akan memproses
penderita tersebut. 
       Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan
panjang (jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron
yang lebih halus (kecil dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah
amigdala.

Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya) ---> OTAK ---> TALAMUS
---> SINAPS TUNGGAL ---> AMIGDALA.

Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua
dari talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan
menyebabkan Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks
(sempat berfikir). Maka ini menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak
lebih cepat sebelum otak rasional sempat berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat
gelombang untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok
tim yang di pimpin oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard,
boston meneliti tentang gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-
suara dan informasi sensor yang masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh
tubulus. Dr. Jeffrey mengamati para sukarelawan setiap malamnya menggunakan
sebuah alat yang merekam aktivitas kelistrikan pada otak. Sukarelawan yang
memiliki tingkat gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun karena suara suara
bising saat malam ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa ada
suara2 yang mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa
semua itu karena talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua
suara saat seseorang tertidur.

31
b. Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah


nukleus , tempat neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada
hipofisis. Terletak di dasar otak depan.

Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem


limfatik dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke
korteks otak besar yang mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh,
pola tidur, keseimbangan air, rasa lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan
tingkah laku reproduktif.
Bagian terbesar dari otak terletak pada bagian ventral dari talamus, di
atas kelenjar pituitari dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III.

32
Hipotalamus mempunyai beberapa nuklei. Setiap nukleus mempunyai tugas
sendiri-sendiri dalam mengatur fungsi internal tubuh. Salah satu fungsi nukleus
adalah mengatur keseimbangan tubuh. Pada permukaan basal otak hipotalamus
ditandai oleh struktur khiasma optikum, tuber sinerium, dan korpora mamilaria.
Efek stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatik adalah
mengintegrasikan respons otonom dengan berbagai area aktivitas otak. Pengaruh
jalur saraf ini disalurkan melalui sera-serat difuse (mmenyebar luas) yang
disalurkan melalui susunan fibrae periventrikularis, fibrae hipotalamus, dan
fasikulus.
Hipotalamus dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan
denganekspresi emosi karena berfungsi menerjemahkan emosi yang ditimbulkan
di daerah korteks melalui proses asosiasi intrakortikal hingga menjadi reaksi
emosional yang sesuai dengan keadaan. Hipotalamus merupakan daerah sinaps
yang penting dalam jalur-jalur yang bersangkutan dengan kegiatan makan dan
minum (rasa haus dan lapar)

Lebih detail nya , fungsi hipotalamus sebagi berikut :


   Dalam pengaturan suhu tubuh
   Pengatur nutrisi
   Pengaturan agar tetap sadar
   Penumbuhan sifat agresif  
   Tempat sekresi hormone yang memengaruhi pengeluaran hormone pafa
kelenjar hipofisis

33
   Pengaturan dalam gerak refleks
    Fisiologi denyut jantung
    Berperan dalam pernapas
     Perlebaran dan penyempitan pembuluh darah
 Hipotalamus terbagi atas :
1. Hipotalamus anterior   merupakan pusat yang mengatur rasa haus , aktifitas
seksual yg di aktifasi oleh hormon seks , dan  keringat yang disebabkan panas .

2. Hipotalamus posterior  merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa


dingin dan mencium bau .
3. Hipotalamus lateral merupakan pusat yang mengatur rasa lapar , respon ketika
kita merasa takut atau berani. Di bagian hipotalamus inilah terdapat banyak
neuron yang berhubungan langsung dengan bagian inti sel hipotalamus tengah.
4. Hipotalamus ventral  berfungsi mensintesis beberapa hormon untuk dikirim ke
bagian tonjolan akson yang akan  dilepaskan ke dalam darah dan disampaikan di
hipofisis anterior.
5.  Hipotalamus Ventromedial merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
kenyang.

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus


1. Hormon antidiuretik
Hormon pertama yang dihasilkan oleh hipotalamus ialah hormon
antidiuretik. Hormon antidiuretik berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan
dalam tubuh, manusia termasuk volume darah. Kadar cairan yang terlalu sedikit
maupun berlebih dapat membuattubuh manusia menjadi lemah. 
2. Hormon oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting bagi manusia, terutama bagi ibu hamil
dan menyusui karena mempengaruhi sistem reproduksi. Selain itu, hormon ini
juga mampu mengendalikan rasa cemas serta membangun hubungan dan ikatan
emosi ibu dan bayi dalam proses menyusui.

34
3. Somatostatin
Hormon somatostatin adalah hormon yang sangat penting karena bekerja
di sistem pusat saraf. Fungsi hormon
somatostatin adalah untuk menghambat
dan membatasi produksi hormon lain
yang ada dalam tubuh. 
Somastostatin juga mengatur produksi
hormon pertumbuhan dan TSH. 
4. Hormon pelepas hormon
pertumbuhan.
Hormon yang dikenal dengan
growth hormone-releasing hormone atau GHRH ini adalah hormon yang sangat
penting bagi manusia, terutama dalam masa pertumbuhan. Hormon ini juga sangat
penting bagi metabolisme orang dewasa serta merangsang pelepasan hormon
pertumbuhan. 
5. Hormon pelepas gonadotropin (GRH)
Gonadotropin-releasing hormone atau GRH adalah hormon yang berfungsi
untuk melepaskan hormon yang berkaitan dengan fungsi reproduksi, seperti
pematangan organ seksual dan juga pubertas. 
6. Hormon pelepas kortikotropin
Hormon ini berfungsi untuk mengontrol respon tubuh saat mengalami stres
fisik maupun emosional. Selain itu, hormon pelepas kortikotropin juga
bertanggung jawab untuk menekan kecemasan dan mengontrol nafsu makan. 

c. Amigdala
Amigdala merupakan kumpulan soma neuron yang terletak di bawah
korteks ujung depan medial lobus temporalis, didepan dan sebagian diatas
ujung kornu inferior ventrikel lateral. Amigdala berperan untuk peningkatan
emosi, menghubungkan nilai emosional terhadap rangsangan, serta pembelajaran
emosi. Salah satu dari dua kelompok berbentuk almond sel-sel saraf pada
temporal (sisi) lobus dari otak besar. Kedua amigdala bertanggung jawab untuk

35
mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat, seperti sedang ‘kaget’, dan untuk
menyimpan kenangan peristiwa untuk pengenalan masa depan. Amigdala
membantu dalam pengembangan kenangan, terutama yang berkaitan dengan
peristiwa emosional dan keadaan darurat. Amigdala ini juga terlibat secara khusus
dengan perkembangan emosi rasa takut, dan dapat menjadi penyebab ekspresi
ekstrim ketakutan, seperti dalam kasus panik. Selain itu, amygdala memainkan
peran utama dalam kesenangan dan gairah generatif, dan membantu mengelola
respon “fight or flight” dalam kelangsungan hidup. Pengamatan terhadap ekspresi
emosi mengaktifasi amigdala, amigdala ternyata memberikan respon terhadap
ekspresi yang membutuhkan proses emosi. Contoh: Saat seseorang diberikan
stimulus berupa ular atau ditodong sebuah pistol, maka otak (amigdala) akan
memberikan respon berupa rasa takut.

Amigdala dikatakan baik Amigdala dikatakan buruk


 Emosi responsive  Emosi reaktif (mudah
 Berbicara sesuai emosi)
kenyataan (tidak suka  Suka berbohong
berbohong)  Menurunkan self-
 Meningkatkan self- concept
concept  Tidak punya rasa
 Memiliki empati empati

Kemampuan untuk mengatur emosi kita sangat penting dalam kehidupan


sehari-hari, dan pengaturan emosi yang sukses melahirkan hasil yang bermanfaat
dalam banyak situasi sosial. Pengaturan emosi adalah contoh klasik tentang
bagaimana proses top-down dan bottom-up bersaing dan berinteraksi untuk
menghasilkan hasil perilaku yang optimal (atau kontraproduktif). Misalnya, reaksi
naluriah seseorang terhadap adegan menakutkan dalam film horor mungkin
termasuk dorongan untuk berteriak dan / atau lari keluar ruangan. Biasanya,
reaksi bottom-up ini dikendalikan oleh intervensi dari atas ke bawah (misalnya,
mengingatkan bahwa ini hanya film). Dengan mempertimbangkan skenario yang

36
dijelaskan di atas, tidak akan terlalu sulit untuk membayangkan bahwa setiap
individu memiliki strategi yang berbeda untuk mencapai regulasi emosi semacam
itu.

            Amigdala berasal dari bahasa Latin  Amigdalae  yaitu sekelompok saraf


yang berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik
dan ingatan atas emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai
pusat emosi lebih cepat daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi
yang ditangkap oleh amigdala akan dirasionalisasikan oleh salah satu komponen
dari system limbic yang lain yang dinamakan korteks prefrontal. Ketika amigdala
mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya dalam proporsi
seimbang.
            Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari
amigdala ) memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang
akan dihasilkan dari perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres
maupun juga komponen pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini
berada pada nucleus-nukleus berbeda sehingga pemunculannya pun tergantung
pada bagian mana yang mengalami perangsangan. Jika emosi timbul, hal ini akan
terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi ppeningkatan keresahan
sehingga situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena rangsangan ini terjadi
pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke korteks
prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin

37
( sekelompok hormone yang memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh
kelenjar adrenal dalam menanggapi stress ( University of California, San
Diego,Health Library ) ) sehingga membuat orang yang sedang emosi tidak
terkendali secara keseluruhan termasuk tidak terkontrol dalam perbuatan.
            Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau
melalui system limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk
komponen emosi yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang
menentukan komponen emosi apa yang akan timbul ( senang atau kecewa, marah
atau bahagia serta komponen lain ) ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya
sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi yang akan dibentuk
sudah ditentukan oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat
menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan rangsangan listrik.
Amigdala pada manusia berperan dalam aktivitas generatif dan libido (gairah
seks). Hal ini dapat berubah dalam ukuran dan bentuk berdasarkan usia, aktivitas
hormonal, dan jenis kelamin individu. Misalnya, laki-laki yang memiliki
testosteron rendah atau yang mungkin telah dikebiri (telah testismereka dihapus)
cenderung memiliki amigdala kecil, dan mungkin memiliki gairah seks lebih
rendah.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa amigdala memiliki peran
penting dalam pengolahan emosi, terutama respon ketakutan. Salah satu studi
menunjukkan hubungan antara amigdala dan perilaku emosional dilakukan oleh
Heinrich Kluver dan Paul Bucy pada tahun 1939. 
Dalam penelitian ini, lobus temporal di kedua sisi (termasuk amigdala
dan hipokampus) telah dihapus pada monyet. Setelah itu, perubahan yang diamati
dalam perilaku emosional mereka. Monyet-monyet menjadi jinak. 
Studi juga menunjukkan bahwa amigdala akan diaktifkan oleh
rangsangan emosional, seperti ekspresi emosi. Perubahan amigdala telah
ditemukan pada orang yang dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan seperti PTSD,
fobia, depresi, skizofrenia, autisme dan lain-lain. 
Hal ini mungkin disebabkan karena amigdala memainkan peran penting
dalam pengondisian ketakutan, dan gangguan ini berhubungan dengan ketakutan

38
dan kecemasan. Seseorang yang mengalami gangguan pada amigdala akan
menyebabkan kehilanganya rasa takut pada dirinya. Dan tidak mempunyai
ekspresi rasa takut meskip
un dirinya terancam dalam bahaya. 
            Kesimpulannya, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain.
Karena pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap
seseorang.
d.  Hippocampus

39
Hippocampus berasal dari  bahasa Yunani: hippo:kuda, kampos:monster
laut). di sebut kudalaut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kudalaut.
Hippocampus  berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan.
hippocampus juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya
bagian ini akan mengalami atrophy rata-rata pada usia 55-60 tahun.
Bagian lain dari lobus temporal yang bertanggung jawab untuk mengubah
kenangan jangka pendek ke memori jangka panjang, contohnya dapat
memberikan stimulasi berupa rehearsal (pengulangan). Selain itu hipokampus
juga dapat difungsikan sebagai navigasi ruangan, misalnya kita dapat menghafal
rute dari rumah ke kantor.
Hipokampus ini diperkirakan
bekerja dengan amigdala untuk
penyimpanan memori, dan
kerusakan pada hipokampus
dapat menyebabkan
amnesia (hilang ingatan).
          Psikolog dan ahli saraf
umumnya sepakat bahwa
hippocampus memiliki peran penting dalam pembentukan kenangan baru tentang
peristiwa yang dialami (memori episodik atau otobiografi).  Hippocampus adalah
bagian otak yang berbentuk seperti kuda laut (lihat gambar bawah untuk lebih
jelasnya) dan memiliki 3 lapisan yang terbuat dari sel-sel piramidal.

40
Perbandingan hippocampus dan kuda laut (sumber: Psychology Today)
Hippocampus adalah bagian dari sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian otak
yang terlibat dalam respons perilaku dan emosi, terutama ketika menyangkut
perilaku yang kita butuhkan untuk bertahan hidup seperti mencari makan,
reproduksi dan merawat keturunan, dan respon flight or flight (melawan atau
melarikan diri) saat dihadapkan oleh situasi negatif atau pemicu stres.
          Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori,
seperti kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif
(memainkan alat musik, atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya).
Fakta ini menunjukkan bahwa kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori
(memori prosedural) dan wilayah otak yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic
sering menunjukkan "implisit" memori untuk pengalaman bahkan tanpa adanya
pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi sebagian besar searah,
dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat, pertama ke dentate
gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke
subiculum, kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan
juga mengandung sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas
Fungsi utama dari hippocampus itu sendiri adalah pembelajaran dan
penyimpanan serta pengolahan memori jangka panjang.
Dalam konteks memori, hippocampus membantu mengolah dan
mengambil kembali dua tipe spesifik dari memori jangka panjang yaitu: Memori

41
eksplisit, yaitu memori yang terdiri dari fakta dan peristiwa yang secara sadar
dilakukan. Sebagai contoh: Seorang aktor belajar untuk mengingat dialog dalam
pertunjukan.
Hubungan spasial, yaitu tipe memori yang membantu kita
menghubungkan lokasi objek dengan objek referensi lain secara spesifik. Sebagai
contoh: Supir taksi mengingat rute seluruh kota. Hippocampus tidak bertanggung
jawab untuk mengingat bagaimana caranya berjalan, bicara, atau mengendari
sepeda. Memori prosedural seperti cara berjalan, cara berbicara, dan cara
mengoperasikan suatu alat dikendalikan oleh korteks dan otak kecil.
Apabila keseluruhan hippocampus rusak, atau hanya sebagian saja,
maka dapat mengalami masalah memori yang serius. Khususnya saat
hippocampus mengalami kerusakan, tidak lagi dapat menghasilkan memori jangka
panjang baru. Orang bisa saja mengingat kembali hal-hal yang terjadi beberapa
waktu lalu, tapi tidak dapat mengingat hal-hal yang baru terjadi sebelum
hippocampus rusak.
Sebagai contoh, seseorang dapat menggambar peta lokasi rumah yang
ia tinggali saat masih kecil, namun kesulitan mengingat arah rumahnya yang baru.
Kadang, ia juga memiliki kesulitan untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain.
Penyakit-penyakit yang memengaruhi hippocampus
1. Transient global amnesia (TGA)
TGA adalah hilang ingatan yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
sementara. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi para ahli menduga bahwa
kerusakan hipocampus bisa jadi salah satu faktor risikonya. Seringkali, orang
yang mengalami TGA pada akhirnya mendapatkan kembali ingatannya.
2. Penyakit Alzheimer dan depresi
Penyakit Alzheimer dan depresi bisa menyusutkan ukuran dan mengubah
bentuk hippocampus. Pada depresi, ukuran hippocampus bisa menyusut hingga 20
persen. Namun, para ilmuwan masih mempelajari mana yang terjadi lebih dahulu:
hippocampus yang lebih kecil atau depresi.
3. Epilepsi

42
Autopsi dari 50-75% mayat yang semasa hidupnya memiliki epilepsi
menunjukkan adanya kerusakan pada hippocampus. Namun masih belum jelas
apakah epilepsi berasal dari kerusakan pada hippocampus.

e. Basal ganja

Kumpulan badan sel saraf yang bertanggung jawab untuk


mengkoordinasikan gerakan otot dalam postur tubuh yang terletak di bagian
anterior dari ventrikal lateral. Kontrol motor, dimana gerakan dimulai,
berlangsung dan berakhir seperti yang diharapkan, dikoordinasikan oleh basal
ganglia.
Struktur utama basal ganglia adalah kaudatus, putamen, dan globus
pallidus.

1. Kaudatus
Bentuknya mirip ekor,letaknya memanjang keluar dari masing masing
amigdala,pertama tama kea arah posterior dan ke arah anterior,masing masing
kaudatus membentuk lingkaran hapir penuh.
2.. Putamen
Letaknya dibagian tengah kaudatus.kaudatus dan putamen dihubungkan
dengan serangkaian jembatan serabut.Kaudaus dan putamen keduannya memiliki
cirri yang sama,yaitu memiliki bentuk yang bergaris garis atau dikenal dengan
striatum ( struktur bergaris garis )
3. Globus Pallidus
Struktur yang melingkar yang bewarna pucat, letaknya diarah medial
putamen, diantara putamen dan thalamus.

3. GANGGUAN PADA LOBUS LIMBIK


1. SKIZOFRENIA

43
Area otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah sistem limbik,
ganglia basalis, lobus frontalis. Gejala penderita skizofrenia antara lain: Delusi
,Halusinasi ,Cara bicara/berfikir yang tidak teratur ,Perilaku negatif, misalkan:
kasar, kurang termotifasi, muram, perhatian menurun.

2. DEPRESI

Daerah – daerah otak yang terlibat dalam depresi ada forebrain dan limbic
system termasuk hippocampus, amygdala, dan cingulated gyrus. Hipotalamus dan
kelenjar pituitary juga memainkan peran dalam depresi. Depresi adalah salah satu
gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau
kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu
makan berubah dan energi rendah disebabkan karena defek neurotransmiter di
sistem limbik yang merupakan tempat pembentukan pertama emosi.

3. AUTISM SPECTRUM DISORDER

Biasanya terjadi akibat gangguan perkembangan neuro yang


dikarakteristiki oleh serangkaian perilaku yang berulang dan stereotipe,
komunikasi yang terganggu dalam pendekatan social. Gangguan ini diyakini
terjadi akibat abnormalitas dalam struktur limbik dan juga kemungkinan
konektivitasnya. Beberapa bukti menunjukan bawa penderita memiliki perbedaan
dalam anatomi region limbik seperti ukuran neuron yang mengecil dan
peningkatan pembungkus di hipokampus, amygdala dan dalam tingkatan yang
lebih rendah di ethorinal cortex, mammilary bodies, dan septal nuclei.

4. PATOFISIOLOGI
SISTEM KOMUNIKASI

44
 Sistem saraf dan endokrin merupakan sistem komunikasi yang mengatur
aktivitas metabolisme
 Sistem saraf menyampaikan pesan melalui impuls listrik
 Sistem endokrin menyampaikan pesan melalui impuls zat kimia yang
disebut hormon
 Hormon adalah derivat protein (glikoprotein, polipeptide atau asam
amino) atau derivat kolesterol (steroid)
 Hormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah
 Macam hormon:
1. Steroid dan tironin (larut lemak)
2. Polipeptide dan katekolamin (larut air)

MACAM HORMON
 Contoh Hormon steroid: kortisol, aldosteron, kolekalsiferol (Vit. D)
 Contoh Hormon tironin: tiroksin (T4) dan trijodotironin (T3)
 Contoh Hormon polipeptide: Hormon hipotalamus, hormon hipofisis,
parathormon, kalsitonin, insulin dan glukagon
 Contoh hormon katekolamin: epineprin dan norepineprin

CARA KERJA HORMON


 Hormon steroid dan tironin (larut lemak) → berdifusi melalui membran sel
→ bergabung dengan reseptor dalam sitoplasma → mengirim mRNA untuk
sintesa protein
 Hormon polipeptide dan katekolamin (larut air) → bergabung dengan
reseptor dalam membran sel → mengaktifkan adenil siklase untuk mengubah ATP
→ siklik AMP → respon fisiologi.

FUNGSI SISTEM HORMON


1. Respon thd stres dan cedera

45
2. Pertumbuhan dan perkembangan
3. Reproduksi
4. Metabolisme energi
5. Metabolisme cairan dan elektrolit
6. Respon kekebalan tubuh

KARAKTERISTIK HORMON
1. Disekresi dalam jumlah kecil
2. Pelepasan pulsatif dalam irama sirkadian (pagi tinggi → siang rendah →
sore tinggi → malam rendah)
3. Bekerja sesuai respon fisiologi
4. Sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi dalam urine

PENYAKIT ENDOKRIN
 Defisiensi Hormon: infeksi, infark, kematian jaringan, tumor,
pengangkatan, autoimune, defisiensi makanan, herediter → terapi dengan
penggantian
 Kelebihan Hormon: kegagalan umpan balik negatif, produksi berlebih,
iatrogenik → terapi dengan supresi hormon dengan obat atau pembedahan
 Resistensi reseptor sel target: defek reseptor (DM tipe2), cedera atau
destruksi autoantibodi, herediter, tidak ada sel target → terapi dengan
meningkatkan interaksi hormon reseptor (contoh sulfoniluria untuk DM tipe2)
GLANDULA PITUITARIA
 Terletak di sella Tursika
 Terdiri adenohipofisis (anterior) dan neurohipofisis (posterior)
 Kelainanya biasanya akibat tumor adenohipofisis → adenoma
 Gejala dan tanda tumor hipofisis tergantung hormon yang diproduksi
(hiperfungsi atau hipofungsi)

KLASIFIKASI ADENOHIPOFISIS
AKTIVITAS ENDOKRIN HORMON SINDROM KLINIK

46
 Somatotropik GH Akromegali
 Gigantisme
 Kortikotropik ACTH Morbus Cushing
 Prolaktin
 (Prolaktinoma) PRL Amenorhoe
 Galaktore
 Impotensi
 Tirotropik TSH Hipertiroidi
 Gonadotropik FSH Jarang

KELAINAN HIPOFISIS
 Hiperprolaktinemia → disebabkan adenoma mikro di hipofisis →
mengakibatkan amenore, galaktore
 Adenoma Hormonal aktif → menyebabkan sindrome Hiperpituitarisme →
morbus Cushing (hiperadrenokortisme), akromegali dan amonore
 Hipopituitarisme → defisiensi hormon hipofisis
 GH, LH, FSH mudah tertekan → sindrom kekurangan hormon
 TSH dan ACTH → bertahan lebih kuat
 Hemianopia → buta separo lapangan pandang → akibat tumor di sella
tursika menekan kiasma optikum.

HIPERPITUTARIA
 Kelebihan produksi hormon di lobus anterior glandula pituitaria →
manifestasi pada tulang berbeda, tergantung kematangan pertumbuhan rangka dan
jenis sel abnormal pada glandula pituitaria
 Adenoma sel eosinofil pada masa pertumbuhan → Gigantisme (pada
anak), jika pertumbuhan tulang telah berhenti → Akromegali (pada dewasa)
 Adenoma sel basofil → Sindrom Cushing, pada semua umur

GIGANTISME

47
 Dalam masa pertumbuhan anak
 Kelebihan hormon yang dihasilkan oleh sel eosinofil → merangsang
pertumbuhan tulang → tumbuh luar biasa → tinggi berlebihan
 Keadaan ini seringkali disertai pertumbuhan kelamin yang terbelakang

AKROMEGALI
 Terjadi pada masa dewasa
 Kelebihan hormon → tidak dapat merangsang pertumbuhan panjang
tulang lagi (epifisis tulang telah habis), tetapi merangsang pertumbuhan tulang
melebar → akibat rangsangan proses penulangan intramembran oleh periosteum

Gambaran Klinik:
1. Rahang membesar
2. Hidung dan dahi menonjol
3. Tulang tangan dan kaki membesar
4. Jika terjadi pada vertebra dapat terjadi kifosis

HIPOPITUITARISME
 Kelainan akibat kekurangan hormon pertumbuhan
 Penyakitnya disebut: Dwarfisme (cebol)
 Ciri: perkembangan badan seperti anak-anak, tidak pernah mengalami
pubertas

SINDROMA CHUSING
 Akibat kelebihan hormon yang dihasilkan oleh sel basofil adenohipofise
 Gejala klinik:
1. Osteoporosis
2. Obesitas dengan “Moon Face”
3. Pertumbuhan rambut berlebihan

48
4. Hipertensi
 Komplikasi: patologik fraktur akibat osteoporosis

DIABETES INSIPIDUS
 Kerusakan nukleus supraoptikus ke kelenjar hipofisis posterior → sekresi
ADH menurun → urine encer, volume meningkat (5 – 15 L/hari) → sering
kencing (poliuria)
 Volume tubuh normal → asal reflek haus normal

GLANDULA THYROIDEA
 Letak Gl.Tiroid di Larynk menempel pada cartilago thyroidea
 Terdiri 2 lobus dextra & sinistra dan isthmus

 Hormon gl.Thiroid
1. H. Tiroksin (T4)
2. H. Tri-iodotironin (T3)
3. H. Calsitonin
4.

KELAINAN GLANDULA TIROIDEA


 Gangguan fungsi → tirotoksikosis
 Perubahan susunan kelenjar dan morfologi → penyakit tiroid noduler
 Pembesaran tiroid → struma

PEMERIKSAAN GLANDULA THYROIDEA


 Morfologi:
1. Besar, bentuk, batasnya
2. Konsistensi, hubungan dengan struktur sekitarnya
3. USG → nodul tunggal atau multiple, foto Roentgen
 Fungsi:

49
1. Uji metabolisme
2. Uji fungsi tiroid, kadar hormon
3. Antibodi tiroid

Lokasi dan fungsi:


 Sidik radioaktif/ tes yodium radioaktif → menggunakan Teknetium (Tc-
99m) atau Yodium (I-131) → untuk menentukan apakah nodul bersifat
hiperfungsi, hipofungsi atau normal, yang umumnya disebut: nodul panas, nodul
dingin dan nodul normal
 Diagnostik patologik:
 Pungsi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi
 Biopsi insisi/eksisi untuk pemeriksaan histologi

PENYAKIT GRAVES
 Disebut juga → Penyakit Basedow → penyakit Hipertiroidea
 Hipertiroid → merangsang metabolisme → BB turun (kalori tidak
mencukupi)
 Metabolisme pd sistem cardivaskuler → peningkatan sirkulasi → curah
jantung meningkat 2-3x → takikardi, palpitasi dan fibrilasi atrium
 Metabolisme saluran cerna → diare
 Hipermetabolisme saraf → tremor, bangun malam, mimpi buruk,
ketidakstabilan emosi, kegelisahan, kekacauan pikiran, ketakutan yang tidak
beralasan
 Hipermetabolisme nafas → dispnea, takipnea
 Kelainan mata akibat reaksi autoimun pd jaringan ikat didalam rongga
mata → jaringan ikat hiperplastik → mendorong mata keluar → eksoftalmus
 Eksoftalmus → rusaknya bola mata akibat keratitis
 Gangguan faal otot bola mata → strabismus

PENYEBAB HIPERTIROIDISME

50
1. Stroma toksik difus (penyakit Graves)
2. Stroma nodus toksik
3. Pengobatan berlebihan dengan tiroksin
4. Tiroiditis
5. Metastasis karsinoma tiroid

GEJALA HIPERTIROID
 Metabolik:
1. Tidak tahan terhadap suhu tinggi
2. Nafsu makan meningkat
3. Berat badan menurun
4. Diare
5. Menoragia

 Kardivaskuler:
1. Palpitasi
2. Tekanan denyut besar/ pulses seler
3. Takikardi juga sewaktu tidur atau istirahat
4. Fibrilasi atrium

 Neuropsikiatrik;
1. Hiperkinesia
2. Insomnia
3. Kurang stabil emosi
4. Tremor
5. Kelemahan otot

 Mata
1. Eksoftalmus karena proptosis
2. Retraksi kelopak mata
3. Oftalmoplegi (kelumpuhan otot mata)

51
4. Juling/ strabismus (otot mata terjepit)

 Kulit
1. Miksedema
2. Udema pretibia

PENANGANAN GRAVES
 Pengendalian tirotoksikosis → pemberian antitiroid: PTU (Profil Tio
Urasil) atau Karbimasol
 Ablasio dengan yodium radioaktif
 Tiroidektomi subtotal bilateral

HIPOTIROIDISME
 Berkurangnya produksi hormon tiroksin
 Manifestasi Klinis tergantung: derajat kekurangan; mula terjadi; dan lama
kelainan berlangsung
 Bentuk berat → Kretinisme: bentuk tubuh sangat pendek disertai retardasi
mental
 Pada tulang panjang akan terjadi: disgenesia epifisis → fragmentasi pusat
pertumbuhan tulang dan tulang rawan yang persisten
 Kepala menjadi lebih besar dibanding ukuran tubuh
 Tulang belakang → kifosis
 Hipotiroid yang diobati dini → hasil akan baik

 Penyebab:
1. Penyakit Hipotalamus
2. Kerusakan kelenjar Hipofisis
3. Defisiensi Jodium
4. Obat antitiroid
5. Tiroiditis

52
6. Struma Hasimoto → gangguan autoimune
7. Hipotiroidisme ianogenik → hipotiroid setelah tiroidektomi atau terapi
yodium radioaktif (ablasio radioaktif).

53
Pathway

Defisiensiiodium,
disfungsihipofisis,

Disfungsi TRH hipotalamus

Penekanan prod hormone tiroid

(hipotiroidisme)

TSH Terapipenggantian H. Laju BMR lambat Gangguan


merangsangkel.Tiroid tiroid metabolism lemak
u/ mensekresi

Keltiroidmembesar GANGGUAN NUTRISI Penurunan pro.panas achiorhydria

Perubahansuhutubuh : Peningktank
Menekanleherdan KURANG Penurunanm olesterl&trigl
Hipotermi
dada iserida
otilitasusus
PENGETAHUAN

Kekuranganvi
Disfagia,
Gangguanrespirasi t. B12 Peningkatan
&as.folat Penurunanfu arteriosklero
ngsi GI sis

Depresiventilasi Pembentukan
Oklusi
eritrosittdk
KONSTIPASI pem.darah
optimal

POLA NAFAS TIDAK


EFEKTIF anemia Sup.darah kejar.otak
menurun

kelemahan
Hipoksia

INTOLERANSI
PERUBAHAN
AKTIVITAS
54 POLA
KOGNITIF
BAB III
PENUTUP

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah
ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu

55
DAFTAR PUSTAKA

Amri, F. (2012). Farmakologi alprazolam dalam mengatasi gangguan panik. Jurnal


Kedokteran Syiah Kuala, 12(3), 187-190.
BALLARD, H. S., FRAME, B., & HARTSOCK, R. J. (1964). Familial multiple endocrine
adenoma-peptic ulcer complex. Medicine, 43(4), 481.
Daulay, N. (2017). Struktur Otak dan Keberfungsiannya pada Anak dengan Gangguan
Spektrum Autis: Kajian Neuropsikologi.
Dewi, M. (2007). Resistensi insulin terkait obesitas: mekanisme endokrin dan intrinsik
sel. Jurnal gizi dan pangan, 2(2), 49-54.
Evelyn, C. Pearce (2009). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Halim, S. L. (2004). Skrining Kelainan Metabolik/Endokrin Neonatus. Jurnal Kedokteran
Meditek.
Haviz, M. (2016). Dua sistem tubuh: reproduksi dan endokrin. Sainstek: Jurnal Sains dan
Teknologi, 5(2), 153-168.
Hidayah, N. (2016). Riwayat paparan pestisida dan kadar insulin like growth factor I (IGF-1)
pada siswa SD negeri Dukuhlo 01 kecamatan Bulakamba kabupaten Brebes. JHE
(Journal of Health Education), 1(1).
Indah, M. (2004). Mekanisme kerja hormon.
Jeon, J., Correa-Medina, M., Ricordi, C., Edlund, H., & Diez, J. A. (2009). Endocrine cell
clustering during human pancreas development. Journal of Histochemistry &
Cytochemistry, 57(9), 811-824.
Lim, H., Lindarto, D., & Zein, U. (2019). PRINSIP FARMAKOLOGI-ENDOKRIN-
INFEKSI.
Mahmudati, N. Uji Cemaran Air Akibat Bahan Kimia Berbahaya Atas Dasar Gangguan
Sistem Endokrin Ikan. In Proceeding Biology Education Conference: Biology,
Science, Enviromental, and Learning (Vol. 11, No. 1, p. 642).
Pratomo, H., Supriatna, I., Winarto, A., & Manalu, W. (2012). Tingkat Aktivitas Sel
Endokrin Penghasil Folikel Stimulating Hormon (FSH) Terkait Pemberian Pasak
Bumi (Eurycoma Longifolia JACK). Indonesian Pharmaceutical Journal, 2(1), 1-10.
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Said, R. (2018). PENERAPAN SENAM KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS


TIPE 2 DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN PROTEKSI

56
(INTEGRITAS KULIT/JARINGAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MAMAJANG. Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 9(2), 160-166.
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3).
Jakarta: EGC.
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 2).
Jakarta: EGC.
Terjung, R. (1979). Endocrine response to exercise. Exercise and sport sciences
reviews, 7(1), 153-180.
Untari, I., & Kes, M. (2012). Kesehatan Otak Modal Dasar Hasilkan SDM
Handal. PROFESI|| JURNAL KESEHATAN PROFESIONAL ISLAMI, 8.
Wahyudi, H. (2017). Optimalisasi Daya Kerja Otak Melalui Pemanfaatan Stimulan
Eksternal. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(4), 384-391.
Walsh, J., Gittoes, N., Selby, P., & Society for Endocrinology Clinical Committee. (2016).
Society for endocrinology endocrine emergency guidance: Emergency management of
acute hypercalcaemia in adult patients. Endocrine connections, 5(5), G9.
Woods, S. C., & Porte Jr, D. A. N. I. E. L. (1974). Neural control of the endocrine
pancreas. Physiological reviews, 54(3), 596-619.
Yuriatson, Y. (2019). Studi Kasus pada Pasien Tn.“B” dengan Diabetes Millitus Diruang Igd
Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1),
9-12.

57

Anda mungkin juga menyukai