Psikologi Pendidikan
Oleh:
NIM : 0301183220
Dosen Pengampu:
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan seru sekalian alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu. Sholawat dan salam hendaknya senantisa kita sanjungkan kepada
Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ. Nabi terakhir yang diutus membawa agama
Islam yang penuh rahmat, dan membawa keselamatan di kehidupan dunia dan akhirat.
Resume ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi pendidikan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam proses
penyelesaian tugas ini, khususnya bapak SELAMAT PASARIBU, M .Psi.. selaku dosen
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saya
mengharapkan kritik dan saran guna menambah pembelanjaran dan perbaikan pada
kepada pembaca dan semoga amal ibadah serta kerja keras, senantiasa mendapat ridho
Identitas Buku
Cetakan : Cet. 7
ISBN : 978-602-8935-64-7
Ringkasan Buku
BAB I (PENDAHULUAN)
Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut yakni
etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) Psikologi Pendidikan dapat
dijabarkan dalam dua kata yakni “Psikologi” dan “Pendidikan”. Psikologi pertama secara
etimologi adalah istilah hasil peng-Indonesia-an dari bahasa asing, yakni bahasa Inggris
“Psychology”. Istilah psychologi sendiri berasal dari kata kata Yunani “Psyche”, yang
dapat diartikan sebagai roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang dapat diartikan ilmu.
Kedua secara terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang
pembahasan dalam psikologi ada empat macam yakni; gejala pengenalan (kognisi),
gejala perasaan (emosi), gejala kehendak (konasi), dan gejala campuran (kombinasi).
Kerangka kerja ilmu sebagai sebuah pengetahuan ilmiah didasarkan pada tiga
syarat utama yakni; obyek, metode dan sistematika. Kualifikasi dari tiga syarat inilah yang
menjadi satu disiplin ilmu diterima di jajaran ilmu-ilmu lainnya sebagai sebuah disiplin
yang berdiri sendiri atau tidak. Psikologi Pendidikan yang membidangi kajian praktis
2. Metode; metode observasi, metode eksperimen dan tes, metode kuesioner dan
peneliti tersebut terdiri dari delapan bagian utama adalah sebagai berikut:
a. Pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
Dalam satu disiplin ilmu selalu terlahir adanya percabangan dari induk ilmu yang
ada sebelumnya. Untuk mengetahui kedudukan dan hubungan satu disiplin ilmu seperti
Psikologi Pendidikan, maka ada dua pendekatan yakni; pendekatan deduktif dan
pendekatan induktif.
Pendekatan deduktif disini maksudnya melihat satu proses keilmuan dari induk
melihat bidang kajian praktis yang nyata kaitan antara Psikologi Pendidikan dengan ilmu
lainnya.
media, ruang dan penataan, begitu juga dengan generasi maka memerlukan pemahaman
tentang manusia. Bagaimana memahami kondisi manusia secara tepat dan benar; agar
pelaksanaan pendidikan dalam dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan dan
selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Tumbuh memang berbeda dengan
berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif,
c. Masa Puberitas yaitu masa 13.00 sampai kl. 18.00 bagi anak putn' dan
diantaranya:
a. Perhatian
b. Pengamatan
c. Tanggapan
d. Ingatan
e. Fantasi
f. Pikiran
g. Perasaan
h. Kemauan.
Seorang anak diiringi dengan seperangkat vitalitas kehidupan baik itu jasmaniah,
pertumbuhan, maka harus dipupuk diberi materi agar mampu bertahan hidup, sehat maka
pendidikan jasmaniah diawali dari konsep ini. Rohaniah adalah seperangkat fsikhis yang
mengalami perkembangan, maka hams dibina dan diberi bimbingan arah kehidupan agar
mampu memiliki arti kehidupan. Eksistensi artinya seperangkat nilai yang mengalami
perobahan keberadaan, maka harus dikembangkan dan diarahkan agar anak mempunyai
Faktor hereditas dalam hal ini adalah sifat sifat atau ciri yang diperoleh pada
seorang anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari generasi kegenerasi melalui sel
benih. Sifat sifat ciri pembawaan tersebut ada dari pembawaan sejak lahir, dan masih
merupakan benih, yang masih merupakan kekuatan/ potensi terpendam dalam diri
seseorang. Potensi baru akan aktual dan tumbuh serta berkembang setelah
hasil optimal, itulah gambaran dari apa yang diharapkan oleh para pendidik di akhir
program pendidikan. Hasil seperti yang diharapkan tersebut di atas bentuk bukan hadiah,
bukan datang dari langit, akan tetapi harus direncanaka dikelola dikendalikan dengan
baik. Untuk itu kegiatan pembelajaran adalah sebuah proses mengelola berbagai aspek
Belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingahlaku yang baru Secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tujuan belajar tentu agar
menjadi pandai dalam semua hal, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun dalam hal
bidang keterampilan atau kecakapan. Seorang bayi misalnya, dia harus belajar berbagai
Belajar adalah sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Keadaan-
keadaan yang mengiringi kegiatan belajar jelas mempunyai andil bagi proses dan tujuan
yang dicapai, maka hal itu disebut dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Di
antaranya; faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang mencakup sosial dan non
sosial, dan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang mencakup fisiologis dan
psikologis.
C. Tipe-tipe Belajar
3. Chaening (mempertautkan)
7. Rule Learning
8. Problem solving
Pembelajaran ternyata tidak berdiri sendiri artinya tidak hanya dilakukan oleh anak
tanpa melibatkan orang lain, keadaan lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran
berinteraksi dengan berbagai hal. Untuk itu benar bila dikatakan bahwa pembelajaan
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar, dan lingkungan untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Tiga kata kunci dalam pembelajaran
begitu penting, yakni ; proses interaksi, sumber dan lingkungan, serta pengetahuan dan
keterampilan baru.
Secara garis besar teori belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.
Pembagian ini didasarkan atas pandangan belajar dalam mengenal manusia, yakni:
yang dikuasai oleh stimulus yang terdapat dalam lingkungan. Pandangan ini
teori ini memandang belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati
teori ini mnetapkan bahwa asas belajar pada seseorang adalah kupasan
teori ini menyarankan bahwa kita mengamati perilaku sebuah individu, kita
eksternal.
Teori belajar secara ideal mencakup secara luas mengenai kenapa perubahan-
perubahan belajar tejadi namun tidak lengkap dalam hal implikasi praktisnya bagi
pendidik. Sedangkan teori pengajaran idealnya mencakup secara luas mengenai prinsip-
itu terjadi.
hereditas dan lingkungan. Kedua faktor inilah yang sangat berarti mempenyaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Agar individu dapat dipelajari secara utuh, hal ini
1. Hereditas bekerja dengan melalui sel sel benih. Prinsip-prinsip reproduksi ini
berarti, bahwa ciri ciri atau karakteristik karakteristik yang dipelajari oleh orang
bahwa setiap anggota jenis atau golongan (specieS) mengikuti suatu pola
umum.
perbedaan individual. Prinsip variasi ini berarti, bahwa anak anak mungkin
menyerupai dan mungkin pula tidak menyerupai orang tua mereka mengenai
mengenai suatu sifat tertentu. Prinsip regresi filial ini tumt pula menerangkan
2. Rana Afektif adalah sikap, nilai sikap yang berpengaruh terhadap penyusunan
fisik.
C. Inteligensi
dengan lingkungannya, baik itu kemampuan secara fisik maupun non tisik. Banyak hal
yang telah diteliti orang tentang kemampuan ini, sehingga melahirkan rumus tentang
dengan cara menggunakan “tes inteligensi”. Tes intelegensi ini dirancang sedemikian
rupa sehingga menyerupai satu paket alat ukur terpadu untuk melihat tingkat kemampuan
mengadaptasi apa yang ada disekelilingnya dengan cara menggunakan berflkir, merasa
dan bertindak. Multiple intelligence sebagai satu gagasan bahwa kecerdasan yang dimiliki
manusia adalah beragam, dan masing masing individu memiliki keunikan tidak sama satu
dengan lainnya.
kepada kesempurnaan tentu memerlukan belajar, latihan, meditasi penyadaran dan lain
sebagainya. Yang paling lasional adalah dengan belajar manusia akan mendapatkan
hasil, bila belajar didayagunakan atau diprogram secara tepat dan benar maka akan
pikiran yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional yang bekerja dalam keselarasan yang
erat, dan saling melengkapi. Kecerdasan pikiran rasional diukur dengan IQ (intelligence
akademik.
Dibutuhkan berbagai pendekatan untuk melihat dasar kemampuan, bakat dan kemauan
serta stabilitas seseorang, untuk itulah Gadner mencoba memberikan tawaran bagaimana
yang direHeksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu.
Kecerdasan jamak kini telah banyak dikembangkan dari sejak kajian teoretis
sampai pada berbagai praktek kegiatan pendidikan dan pembelajaran baik di kelas
bagaimana ia harus menyapaikan apa yang dirasakan, apa yang dikehendaki, dan apa
yang tidak diiginkan. Dirasakan, dikehendaki dan diinginkan, ketiganya menjadi bagian
penting dari seorang individu ketika ia berimeraksi dengan orang lain, dan interaksi inilah
yang melahirkan pola komunikasi untuk menyatakan kesamaan, kesetujuan dan akhimya
menjadi alat bantu bagi kehidupan. Panca indra, dari tel'mga untuk mendengar, mulut
untuk berbicara, mata untuk melihat, kulit untuk merasa, dan lain sebagainya, semuanya
tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan fisik pada pancaindra beriringan pula dengan
Ketika seseorang mampu berkomunikasi dengan banyak aang itu berarti ia dapat
langit dijunjung”. Makna tersebut dimanapun kita berada maka adat istiadat,budaya,
Ketika lingkungan menjadi bagian dari proses pembelajaran maka situasi, sarana
dan fasilitas, proses komunikasi semua orang yang terlibat menjadi bagian penting yang
mendukung terjadinya proses pembelajaran tersebut. Dapat dibayangkan, bila orang tua
apakah pada saat hari-hari tertentu, atau waktu waktu tertentu, kepada anggota keluarga,
Dengan sentuhan komunikasi yang baik, guru dan siswa dapat terlibat dalam
sebuah pembicaraan yang serius, kadang pula tertawa, dan bahkan menjadikan emosi
sebagai bagian dari pembicaraan tersebut. Mengapa itu dapat terjadi, ha] ini disebabkan
karena kedua telah memiliki pola komunikasi yang baik, yang disepakai oleh kedua belah
A. Menggagas Kreativitas
Pada waktu kita bergerak melalui dasawarsa terakhir abad luar biasa ini yang
menyaksikan pengrusakan yang tiada taranya dan kemajuan yang tak terbayangkan,
pembunuhan massa yang paling kerjam dalam sejarah manusia dan terobosan terbosan
yang mematikan yang belum pemah tteadi dan pemeriksaan secara kreatif kedalam
angkasa luar, kita menemukan diri pada titik penting dalam sejarah ras manusia yang
Berfikir kreatif sebagai sebuah sistem dapat dipandang dari berbagai sudut disiplin
ilmu. Berpikir adalah aktualisasi dari cara kelja otak, dalam hal ini pengetahuan tentang
anatomi otak sangat diperlukan maka lahirlah iisiologi. Kreatiiitas adalah produk dan' tata
caIa beriikir yang baik dan benar, maka lahirlah filsafat sebagai satu disiplin ilmu tentang
tata cara berflkir. Kemudian sebagai satu gejala kejiwaan baik beriikir maupun kreativitas
maka lahirlah psikologi yang mencoba menjelaskan bagaimana fenomena jiwa dalam
empat hal yakni; gejala mengenal (kognisi), gejala merasa (emosi), gejala kehendak
Pendidikan adalah proses transfer nilai budaya dari satu generasi kepada
generasi berikutnya diformat sedemikian rupa dengan harapan generasi mendatang akan
Penelusuran terhadap nilai budaya berarti menelaah lebih jauh nilai nilai yang terkandung
dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat antar berbagai zaman. Sementara itu antar
warisan yang diberikan mempunyai nilai tambah sesuai dengan kemauan. Akan halnya
dengan kesejahteraan adalah alternatif alternatif yang dijadikan flat form masa depan
yang baik dan benar. Ketiga hal di atas ditata dalam satu kegiatan yakni proses transper
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa dunia pendjdikan akan temp
aktual untuk dibicarakan sampai kapanpm Psikologi berfikir yang memiliki peran sebagai
identifikasi, analisis serta strategi pengembangan pendidikan masa depan. Satu dimensi
yang harus disadari yakni kreatilitas sebagai satu nilai dalam psikologi befikir hams
ilmu. Berpikir adalah aktualisasi dari cara kelja otak, dalam hal ini pengetahuan tentang
anatomi otak sangat diperlukan maka lahirlah iisiologi. Kreatiiitas adalah produk dan' tata
caIa beriikir yang baik dan benar, maka lahirlah filsafat sebagai satu disiplin ilmu tentang
tata cara berfikir. Kemudian sebagai satu gejala kejiwaan baik beriikir maupun kreativitas
maka lahirlah psikologi yang mencoba menjelaskan bagaimana fenomena jiwa dalam
empat hal yakni; gejala mengenal (kognisi), gejala merasa (emosi), gejala kehendak
G. Pendidikan Kreatif
Pendidikan adalah proses transfer nilai budaya dari satu generasi kepada
generasi berikutnya diformat sedemikian rupa dengan harapan generasi mendatang akan
Penelusuran terhadap nilai budaya berarti menelaah lebih jauh nilai nilai yang terkandung
dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat antar berbagai zaman. Sementara itu antar
warisan yang diberikan mempunyai nilai tambah sesuai dengan kemauan. Akan halnya
dengan kesejahteraan adalah alternatif-alternatif yang dijadikan flat form masa depan
yang baik dan benar. Ketiga ha] di atas ditata dalam satu kegiatan yakni proses transper
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa dunia pendidikan akan aktual
untuk dibicarakan sampai kapanpm Psikologi berfikir yang memiliki peran sebagai penata
analisis serta strategi pengembangan pendidikan masa depan. Satu dimensi yang harus
disadari yakni kreatilitas sebagai satu nilai dalam psikologi befikir hams mendapat tempat
A. Pengertian Motivasi
Kemauan belajar pada anak tidak dapat tumbuh begitu saja, akan tetapi selalu
selalu tampak bahwa ada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya sampai batas
kemampuan yang ia miliki, disaat yang sama ada anak yang tidak mau sekolah. Begitu
juga halnya dengan pilihan, ada anak yang ingin masuk ke perguruan tinggi dengan
program studi yang diinginkannya, sementara orang tua dengan dalih berpengalaman
atau kemampuan yang dimiliki, lebih memilihkan anak dengan program studi lainnya.
Akhirnya Orang tua dan anak tidak memiliki titik temu, apa yang terjadi? Program studi
B. Pengendalian Motivasi
Bila kita memiliki pengetahuan yang cukup, keterampilan yang memadai, serta
kemampuan mengenal diri secara baik, maka kita dapat menentukan sendjri apa yang
harus dilakukan. Motivasi pada diri kita akan menjadi bagian dari kehidupan kita untuk
Belajar dilakukan dengan niat yang benar, dilaksanakan dengan baik, dan
mencapai hasil atau prestasi yang gemilang, adalah sebuah harapan yang diinginkan oleh
Bila anak belajar dengan semangat yang tinggi, tanpa diperintah ia telah
melakukan belajar sendiri, baik di rumah, disekolah, pada waktu belajar, pada waktu
istirahat, maka pendidik atau guru selalu menggambarkan inilah anak sekolah yang baik
Bagajmana itu semua dapat tteadi, seorang pengajar biasanya hanya memberikan
rangsangan rangsangan sehingga anak mau belajar, tetapi seorang pendidik yang benar
maka ia akan mendalami bagaimana dunia anak, dan menjadikan anak belajar tanpa
Kedudukan motivasi dalam belajar tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar
secara benar, lebih dari itu dengan motivasi seseorang akan mendapat pertimbangan
E. Pengendalian Motivasi
Bila kita memiliki pengetahuan yang cukup, keterampilan yang memadai, serta
kemampuan mengenal diri secara baik, maka kita dapat menentukan sendjri apa yang
harus dilakukan. Motivasi pada diri kita akan menjadi bagian dari kehidupan kita untuk
Belajar dilakukan dengan niat yang benar, dilaksanakan dengan baik, dan
mencapai hasil atau prestasi yang gemilang, adalah sebuah harapan yang diinginkan oleh
Bila anak belajar dengan semangat yang tinggi, tanpa diperintah ia telah
melakukan belajar sendiri, baik di rumah, disekolah, pada waktu belajar, pada waktu
istirahat, maka pendidik atau guru selalu menggambarkan inilah anak sekolah yang baik
Bagajmana itu semua dapat tteadi, seorang pengajar biasanya hanya memberikan
rangsangan rangsangan sehingga anak mau belajar, tetapi seorang pendidik yang benar
maka ia akan mendalami bagaimana dunia anak, dan menjadikan anak belajar tanpa
Belajar adalah proses dimana seorang peserta didik mengalami perubahan dari
satu kondisi kepada kondisi lain, kondisi yang lain tersebut tentu direncanakan, dikontrol
dan dikendalikan. Usaha pencapaian agar peserta didik sampai pada kondisi yang
diinginkan tentu menempuh berbagai cara, melewati berbagai kondisi dan mengikuti
beberapa prinsip yang menjadi atauran dalam belajar. Namun hams disadari bahwa
ditengah tengah antara kondisi awal sampai kondisi tujuan terdapat beberapa hal yang
menjadi rintangan baik datang dari siswa maupun dari luar diri siswa.
Satu fenomena yang selalu menjadi masalah dalam pembelajaran adalah ketika
peserta didik tidak dapat mencetitakan kembali apa yang telah dipelajari. Hal tidak dapat
menceritakan kembali secara sederhana disebut dengan “lupa”. Dalam tujuan psikologi
integral dari proses itu sendiri artinya terjadinya lupa sangat tergantung dengan
3. Proses terjadinya Lupa. Saat saat terjadinya lupa merupakan gejala yang
peserta didik sangat panting untuk mengulang apa yang telah dipelajari, namun
usaha untuk mengingat sulit dilakukan dan lupapun terjadi pada saat itu.
Dalam agama Islam referensi tentang “lupa” banyak dijumpai, apakah dalam
kisah, maupun dalam berbagai perintah dan ajaran. Lupa mengandung makna lalai.
Misalnya seseorang yang lupa akan apa yang akan dikerjakannya atau yang akan
dibicarakanya kepada orang lain. Kejadian ini pernah dicontohkan dalam Al-Quran, ketika
murid Musa lupa menceritakan bahwa ikan bekal mereka telah btealan menuju laut.
Firman Allah; Muridnya menjawab: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung
di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak
adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan, dan ikan itu
D. Bimbingan Belaiar
di lembaga pendidikan. Untuk itu masalah yang menyangkut dengan persoalan belajar
sejak perencanaan, kegiatan atau proses, evaluasi sejak pada tindak lanjut kegiatan
pembelajaran merupakan hal panting yang harus selalu diperhatikan biak oleh peserta
nilai kebaikan, dengan belajar pula anak memperoleh keterampilan. Pengetahuan, nilai
kebaikan dan keterampilan diharapkan mampu menjadi bekal anak dalam mengarungi
kehidupan yang penuh dengan tamangan baik itu tantangan dalam dirinya untuk
mengendalikan hawa nafsu, maupun tantangan dad luar dirinya untuk mengikuti
kebudayaan.
A. Pengertian Kepribadian
Dalam kehidupan sehari hari sering dijumpai satu orang individu berinteraksi
dengan individu lainnya kadang menghadapi masalah, kadang akur dan kadang pula
konflik. Hal ini mempakan fenomena wajar yang harus diterima sebagai kenyataan hidup
sebagai satu gejala yang ada dalam diri manusia. Karena merupakan kenyataan, maka
penelitian tentang interaksi individu tersebut dapat dilakukan secara ilmiah, kemudian hal
Memandang manusia sebagai satu keutuhan kepribadian tentu harus didasari oleh
adanya pengetahuan bahwa manusia sebagai individu terdiri dari komponen komponen
fisik, mental dan eksistensi. Artinya komponen fisik yang tampak memberi konstribusi
terhadap terhadap perkembangan psikis dan pada ghirahnya akan menciptakan satu
kondisi pada individu di tengah-tengah makhluk lainnya. Jelasnya banyak komponen yang
harus diperhatikan dalam membangun satu kepribadian yang utuh dan padu.
Keluarga adalah persekutuan atau organisasi terkecil yang ada dimuka bumi ini
anggotanya. Setiap individu kita adalah anggota dari satu keluarga dari kelaurga keluarga
masyarakat yang lebih luas yakni negara, bahkan ummat di muka bumi ini.
Sebuah lingkungan yang baik akan menjadi kondisi yang mendukung kegiatan
pembelajajaran anak, seperti halnya keluarga didalamnya bukan hanya kondisi fisik
adanya anggota keluarga yang lengkap akan tetapi suasana baik itu komunikasi maupun
situasi yang mampu memberikan kenyamanan bagi anak sehingga ia dapat belajar
dengan baik pula. Tentu keluarga tidak lahir begitu saja, keluarga harus diawali dari
adanya satu persepsi yang sama antara orang tua, anggota keluarga lain, pihak sekolah
terhadap fungsi dan peran semuanya dalam kegiatan pendidikan. Dari sinilah lahir apa