Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

KOGNITIF & SPIRITUAL

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

Nama : Siti Tridia Utamy

NIM : 0301183220

Prodi : PAI-5/Semester II

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Asnil Aida Ritonga, MA.

PRODI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TA. 2018-2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah ‫ﷻ‬, Tuhan seru sekalian alam yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam hendaknya senantisa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad rasulullah ‫ﷺ‬.
Nabi terakhir yang diutus membawa agama Islam yang penuh rahmat, dan membawa keselamatan
di kehidupan dunia dan akhirat.

Tugas CBR (Critical Book Report) ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian tugas ini, khususnya ibu Dr. Hj. Asnil Aida Ritonga, MA. selaku dosen
pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Saya menyadari bahwa CBR ini masih jauh dari sempurna. Saya mengharapkan kritik dan
saran guna menambah pembelanjaran dan perbaikan pada tugas saya kedepannya. Mudah-
mudahan CBR ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan semoga amal ibadah serta kerja
keras, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-Nya. Aamiin

Medan, 11 Juli 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim dikarenakan rendahnya minat baca masyarakat
pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat
baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book report) ini adalah
suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun
nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi
sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang
akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-
buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam
mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang
bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara
pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan,
serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk
mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang
telah dibaca. Untuk itu, saya harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami
mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik dan
bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada
dalam buku tersebut secara mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dan bagaimana isi di setiap struktur?
2. Bagaimana intisari atau ringkasan dari setiap bab buku?\
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan buku?
1.3 Tujuan Penulisan
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan
suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas saya pada mata
kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau
penulis lainnya.
BAB II

ANALISIS BUKU

2.1 Identitas Buku

Buku Utama

 Judul Buku : Membentuk Kecerdasan Spiritual Pada Anak


 Penulis : Wahyudi Siswanto
 Penerbit : AMZAH
 Tebal Buku : 106 hal
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit : 2010
 Cetakan : Cet. 2
 ISBN : 978-602-8689-21-2
Buku Pembanding

 Judul Buku : Memupuk Dan Mengembangkan Nilai-Nilai Spiritual Pada Anak


 Penulis : Peggy Joy Jenkins, Ph.D.
 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
 Tebal Buku : 200 hal
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit : 2010
 Cetakan : Cet. 1
 ISBN : 978-979-22-6441-8

2.2 Ringkasan Buku Utama

BAB I (PEMBUKA WAWASAN)

Barangkali bersekolah yang “paling menggembirakan” bagi anak hanyalah di PAUD dan TK.
Saat disanalah anak-anak benar-benar merasa senang dan nyaman di sekolah. Sebab sebagian besar
umur anak dihabiskan untuk memenuhi keinginan orang tuanya, kasihan mereka!

Daniel Goleman memperkenalkan kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Intelligence)


dengan menunjukkan bukti bahwa orang-orang yang IQ-nya tinggi tidak menjamin untuk sukses.
Sebaliknya, orang yang memiliki EQ yang tinggi banyak yang menempati posisi kunci di dunia.
Oleh karena itu, saat ditanya, anak yang bagaimanakah yang kita inginkan? Anak yang
bagaimanakah yang berhasil? Jawaban yang bijak adalah anak yang cerdas spiritualnya! Anak
yang tidak hanya cerdas dalam hal prestasi, berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam
sekitar, tetapi juga anak yang menyandarkan segala usahanya kepada Allah.

BAB II (KECERDASAN SPIRITUAL)

Dalam buku ini, kecerdasan spiritual seseorang diartikan sebagai kemampuan seseorang yang
memiliki kecakapan transenden, kesadaran yang tinggi untuk menjalani kehidupan, menggunakan
sumber-sumber spiritual untuk memecahkan permasalahan hidup, dan berbudi luhur. Ia mampu
berhubungan dengan baik dengan Tuhan, manusia, alam dan dirinya sendiri.

Orang yang cerdas spiritualnya akan menjalani hidupnya sesuai dengan yang diajarkan
agamanya. Sebagai orang Islam, kita menjalankan hidup sesuai yang dikehendaki oleh sang
pencipta kita: Allah. Mereka tidak bekerja demi apapun selain Allah. Sebab jika berkerja untuk
manusia, berapapun besar gajinya, masih bisa dihitung dan sangat terbatas. Berbeda jika bekerja
untuk Allah yang memiliki kekayaan yang amat tidak terbatas.

BAB III (PENTINGNYA PENDIDIKAN KERCERDASAN SPIRITUAL BAGI


BALITA)
Dengan mengembangkan kecerdasan spiritual balita, kita bisa berharap anak kita akna
berkembang seutuhnya. Mereka tidak hanya cerdas intelektual dan emosional, tetapi juga cerdas
rohani. Dengan begitu kita bisa berharap anak kita akan menjadi jujur, adil, memiliki kasih sayang,
cinta damai, sederhana, berwawasan jauh, mandiri, atau sifat-sifat baik lainnya seperti yang ada
dalm sifat-sifat Tuhan.
BAB IV (MODEL PENDIDIKAN SPIRITUAL BAGI BALITA)
Pendidikan spiritual yang bisa dikembangkan pada diri anak balita dalah pendidikan
pengembangan kecerdasan spiritual dalam berbagai hubungan. Pendidikan ini mendidik anak
dalam berhubungan dengan Tuhan, pengembangan diri, berhubungan dengan orang lain, dan
berhubungan dengan alam. Berikut pendidikan yang bisa dikembangkan pada anak:
1. Pendidikan cinta dan kasih sayang.
2. Pendidikan percaya diri.
3. Pendidikan cerdas.
4. Pendidikan adil.
5. Pendidikan mandiri.
6. Pendidikan perhatian.
7. Pendidikan jujur.
8. Pendidikan dermawan.
9. Pendidikan sabar.
10. Pendidikan kebersihan.
Pendidikan ini bisa dilakukan dengan (a) contoh perbuatan, (b) nasehat, (c) permainan, (d)
teka-teki, (e) cerita, (f) lagu, (g) pembiasaan tingkah laku, dan (h) pembiasaan perkataan.

2.3 Ringkasan buku Pembanding


Dalam buku ini pemupukan dan pengembangan sikap spiritual dilakukan dengan 3 tahapan
pada 3 bab yang ada di dalamnya, yaitu penyemaian (untuk pemula), kecambah (untuk
pembelajaran tingkat sedang), dan mekar (untuk pembelajaran tingkat lanjut). Sehingga, dengan
tahapan-tahapan tersebut dengan mudah kita dapat mempelajari dan mengaplikasikannya kepada
anak didik kita, karena berawal dari yang dasar terlebih dahulu hingga pada tahap lanjutan.
Di setiap babnya memiliki berbagai macam metode atau cara yang dibalut dengan kegiatan
sederhana yang secara tidak langsung memiliki analogi pembelajaran yang sangat baik untuk
diterapkan pada anak. Melalui buku ini cara memupuk dan menanamkan sikap spiritual kepada
anak bisa dilakukan dengan hal-hal yang konkrit, melalui aktivitas sederhana dan menarik
sehingga dapat mengembangkan sikap spirual anak.
Sebagai contoh untuk memupuk dan mengembangkan sikap bahwa “yang ada dalam diri
manusia lebih penting dari pada yang terlihat dari luar”. Dalam buku ini, untuk mengembangkan
sikap tersebut hanya menggunakan balon, yaitu 2 balon yang sudah ditup dan 2 balon belum ditiup.
Dalam aktivitas tersebut, dimulai dengan menjelaskan bahwa masing-masing balon mewakili
masing seseorang dan setiap orang diisi dengan napas kehidupan, seperti juga balon-balon yang
ditiup itu. Orang hanya akan melihat bagian luar balon atau bagian luar manusia, dan mereka
cenderung berpikir bahwa itu adalah bagian yang terpenting. Padahal yang sesungguhnya penting
adalah apa yang ada di dalam membentuk bagian luar. Bagian dalamlah yang memberi bentuk
pada balon. Tanpa bagian dalam itu balon akan lemas dan tak berguna, sebagaimana balon yang
kempes.
Kita perlu tahu bahwa yang ada dalam diri orang lain itu penting dari pada bentuk luar mereka.
Udara dalam diri itu penting karena memberi kita kehidupan. Pikiran dan perasaan kita juga
merupakan hal penting dalam diri kita. Hal-hal tersebut membantu membentuk kita dan
pengalaman kita melalui berbagai cara. Yang terpenting adalah jiwa yang ada di dalam.
Lanjut dengan analogi balon: “Bisakah kalian lihat bahwa kehidupan atau udara yang ada di
dalam balon adalah hal yang penting? Apa yang terjadi dengan udara ketika kalian
mengeluarkannya dari balon?” anak-anak akan melihat bahwa udara di dalam balon menyatu
dengan udara di luar balon.
Mungkin Anda bisa membandingkan udara atau kehidupan yang dilepas itu dengan kematian
raga, bantu anak-anak melihat bahwa sesungguhnya tidak ada kematian karena kehidupan menyatu
kembali dengan sumbernya, seperti yang terjadi pada udara itu, dan berlanjut dengan bentuk yang
berbeda.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan buku utama


a) Kelebihan
 Bab pertama dibuka dengan argumentasi yang menarik, bahwa orang yang yang
berhasil justru ditunjukan oleh orang-orang yang mempunyai kecerdasan spiritual
 Kata-kata dan alur ceritanya mudah dipahami, meski alur maju mundur.
 Mengajarkan orang tua agar mengerti, memahami, memilih, memilah, menyimpulkan,
menilai dalam membentuk kecerdasan anak. Sebuah bacaan menarik yang sangat
inspiratif.
 Dilengkapi dengan contoh/analogi serta beberapa ilustrasi di setiap pembahasan.
 Cocok untuk dibaca pendidik/orang tua muslim karena langsung mengarah kepada
penanaman karakter seorang anak muslim.
b) Kekurangan
 Untuk sebuah buku parenthing jumlah halamannya masih terbilang tipis.
 Pembahasannya sedikit membosankan karena terus mengulang materi yang intinya
sama saja.
 Covernya kurang menarik
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
 Desain covernya menarik dan unik dengan judul yang sengaja dibuat eyecathing
sehingga orang langsung tertarik untuk membacanya.
 Buku ini menggunakan jenis kertas book paper yang warnanya cenderung kekuningan
yang diciptakan khusus agar membuat mata selalu nyaman berlama-lama membaca
buku.
 Penulis membagi buku ini menjadi 3 tahap; pemula, tingkat sedang, dan tingkat lanjut
yang disesuaikan dengan usia anak. Sehingga kita bisa memilih mana metode yang
cocok dan belum cocok diterapkan untuk anak kita.
 Di setiap babnya disuguhkan dengan banyak kegiatan seperti permainan sederhana
yang mengedukasi dan bermakna. Secara tidak langsung anak dilatih untuk menyelami
pikiran/pengalaman spiritualnya dengan alami.
 Ilustrasi di setiap materinya menambah kesan manis di buku ini
 Buku ini sangat direkomendasikan untuk siapapun yang sedang dan akan menjadi
orang tua, pendidik, atau siapapun yang membutuhkan bacaan segar dan berkualitas
seputar penyelaman pikiran dengan praktik-praktik sederhana.
b) Kekurangan
 Disebabkan buku ini ditulis oleh seorang non muslim, ada beberapa penjelasan yang
tidak sesuai digunakan untuk muslim seperti meyakinkan kepada anak bahwa mereka
adalah anak Tuhan. Namun kita dapat menyiasatinya dengan cara menggantinya
menggunakan kata-kata/kalimat yang sesuai dengan akidah seorang muslim.
 Bahasanya sedikit kaku karena buku ini adalah terjermahan.

2.5 Perbandingan Buku Utama Dengan Buku Pembanding


Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku pembanding jauh lebih tebal daripada buku
utama, pada buku utama tebal buku 106 halaman, sedangkan pada buku pembanding yaitu 200
halaman. Namun, dari segi bentuk dan lebarnya, buku utama lebih lebar daripada buku
pembanding. Keduanya sama-sama memiliki bobot yang ringan sehingga mudah dibawa kemana
saja.
Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama menjelaskan
materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding memberikan contoh dari kegiatan apa
saja yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kecerdasan spiritual seseorang diartikan sebagai kemampuan seseorang yang memiliki
kecakapan transenden, kesadaran yang tinggi untuk menjalani kehidupan, menggunakan sumber-
sumber spiritual untuk memecahkan permasalahan hidup, dan berbudi luhur. Ia mampu
berhubungan dengan baik dengan Tuhan, manusia, alam dan dirinya sendiri. Kecerdasan spiritual
tersebut dapat dikembangkan menggunakan metode maupun aktivitas yang mampu melatih anak
untuk berpikir dan menyadari betapa pentingnya mengetahui suatu hakikat dalam hidup.

3.2 Saran
Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku
utama maupun buku pembanding hendaknya bisa diperluas.
Dan sebagai pendidik atau calon orang tua sudah sepatutnya kita mempelajari ilmu parenthing
lebih mendalam, terutama tentang mengembangkan kecerdasan spiritual anak disamping
memperkaya kecerdasan IQ dan EQ-nya. Penanaman karakter seorang muslim sesuai yang
dicontohkan Rasulullah juga penting diajarkan sejak dini, agar kita dapat membentuk generasi
cerdas berakhlakul karimah yang sholeh dan sholehah yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
As-sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Wahyudi. 2010. Membentuk Kecerdasan Spiritual Pada Anak. Jakarta: AMZAH
Jenkins, Peggy Joy. 2010. Memupuk Dan Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Pada Anak.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai