DISUSUN OLEH:
MEI 2021
1
KATA PENGATAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan Rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Critical Book
Report pada mata kuliah ” Pengembangan Nilai Agama dan Moral“. Dengan
waktu yang telah disediakan dan dengan hasil yang semaksimal mungkin telah
Penulis tuangkan dalam menyusun Critical Book Report ini.
Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada Ibu dosen yang senantiasa
mengajari, membimbing penulis dan memberikan waktu buat penulis dalam
menyelesaikan Critical Book Report ini.
Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih dan apa yang Penulis kerjakan ini
semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi Pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................... 3
IDENTITAS BUKU......................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 5
3.1 Keunggulan........................................................................... 16
3.2 Kelemahan............................................................................ 16
BAB IV PENUTUP.......................................................................... 17
4.1 Kesimpulan........................................................................... 17
4.2 Saran...................................................................................... 17
3
IDENTITAS BUKU
4
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang tua mengharapkan agar anaknya menjadi seorang anak yang
benar-benar berarti dimasa yang akan datang, dan dalam membantu
perkembangan anak orang tua lebih sering salah dalam melakukan pendekatan
ataupun cara mendidik anak. Dimana orang tua lebih sering memilih cara untuk
melakukan kekerasan ataupun hukuman, membatasi anak dalam melakukan
sesuatu, membedakan anak yang satu dengan anak yang satunya lagi,
menggunakan labeling.
Begitu juga dengan pihak sekolah, terkadang yang kita temui banyak sekolah
terkhusus pada PAUD lebih mengutamakan yang namanya belajar, padahal yang
seharus nya PAUD adalah dunia bermain anak. Untuk itu bagaimana kah yang
sebenarnya cara membantu perkembangan karakter anak usia dini? Dalam
ringkasan buku ini ataupun dalam critical book report akan membantu kita
bagaimana seharusnya kita dalam membantu perkembangana anak usia dini
tersebut.
5
1.2 tujuan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat Citical Book Report ini untuk membantu kita mewujudkan
tujuan yang ada di atas. Setelah membaca buku yang di kritik, saya selaku
pengkritik mulai dapat memahami apa nantinya yang harus saya lakukan ketika
saya jadi seorang guru. Karena pada buku yang saya kritik terdapat jelas
bagaimana seharusnya seorang guru dapat memahami cara belajar anak, dan
bagaimana perkembangan anak didik kita tersebut.
6
BAB II
RINGKASAN BUKU
1. anak didik belajar bergaul sesama anak didik,antar guru dengan anak didik
dan anak didikdengan orang-orang yang bukan guru.
2. anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
3. mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna bagi agama, bangsa dan negara.
7
4. Memiliki peran yang penting dalam proses sosialisasi
5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat.
8
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang dan kejasama
6. Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah
7. Keadilan dan kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi dan cinta damai
Menurut Brian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang juga dapat membantu
para murid untuk mencari kebenaran, bukan hanya megajarkan sesuatu yang
merekai sukai. Oleh karena itu, sudah saatnya kini lembaga pendidikan harus
lebih meningkatkan kesadaran anak didik terhadap pengenalan budaya-budaya
ketimuran yang sudah sejak lama dijunjung tinggi oleh nenek moyang dan
founding fathers kita. Di samping itu seorang pendidik hemdaknya mampu
memberikan keteladanan yang baik kepada anak didiknya. Pendidikan profesional
seyogyanya bisa menjadi panutan bagi anak didiknya.
9
Untuk bisa menjadi tenga pendidik yang profesioanl, terdapat empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik yaitu, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi
sosial. Jika keempat kompetensi ini dimiliki oleh tenaga pendidik terutama
kompetensi kepribadian dan sosial, maka peserta didik secara tidak langsung
sudah memperoleh pendidikan karakter.
1. Paradigma Pembelajaran
10
2. Good judgement: pertimbangan yang baik: memilih tujuan hidup baik
prioritas yang sesuai.
3. Integrity: integritas: memiliki kekuatan dalam untuk jujur, dapat
dipercaya, dan berkata benar dalam segala hal. Bersikap adil dan
terhormat.
4. Kindness: kebaikan hati: perhatian, sopan, membantu, memahami orang
lain dan lain-lain.
5. Preserverance: ketekunan: tekun mengejar tujuan hidup meskipun
dihalangi kesulitan, perlawanan, atau keputusasaan.
6. Respect: penghargaan: memperlihatkan penghargaan pada wewenang,
pada orang lain, pada diri sendiri, untuk barang hak milik, dan untuk
negara.
7. Responsibility: tanggung jawab: bebas dalam menjalankan kewajiban dan
tuga, menunjukkan dapat diandalkan dan konsiste daam perkataan dan
perbuatan, dapat dipercaya dalam setiap kegiatan, dan komitmen untuk
aktif terlibat lingkungan.
8. Self-discipline: disiplin diri: memperlihatkan kerja keras dan komitmen
dan tujuan, mengatur diri untuk perbaikan diri dan juga menghindari
perilaku tidak baik.
Menurut William Bennett (1991) sekolah mempunyai peran yang amat penting
dalam pendidikan karakter anak, terutama jika anak-anak tidak mendapatkan
pendidikan karakter di rumah.
Salah satu keunikan dan keunggulan sebuah sekolah adalah memiliki budaya
sekolah yang kokoh, dan tetap eksis. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan
sekolah yang unggul dan terpercaya oleh masyarakat salah satunya adalah dengan
membangun dan mengkukuhkan kultur sekolah yang sehat baik secara fisik/
sarana-prasarana maupun psikis.
11
Dan dianatara nilai-nilai budaya dan sosial yang perlu dibangun di lingkungan
sekolah sebagai berikut:
1. Etika ata akhlak karimah, dalam hal ini menyangkut tata atauran untuk
bisa hidup bersama dengan orang lain.
2. Kejujuran. Kejujuran itu harus dibangun dalam keseharian anak didik di
sekolah.
3. Kasih sayang. Ada tiga landasan yang harus dibangun, yaitu: kasih sayang,
kepercayaan, dan kewibawaan.
4. Mencintai belajar.
5. Bertanggung jawab. Mahatma Gandhi mengingatkan bahwa semua hak itu
berasal dari kewajiban yang telah dilaksankan dengan baik.
6. Menghormati hak orang lain. Penghargaan terhadao orang lain tidak boleh
melihat perbedaan status seosial, ekonomi, agama, dan budaya.
7. Tepat waktu atau disiplin. Tanamlah benih-benih menghargai waktu di
lingkungan sekolah kita.
Secara spesifik Ratna menyebut tiga unsur yang harus dilakukan dalam model
pendidikan karakter:
12
Knowing the good, untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu
mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa
perlu melakukan hal itu.
Feeling the good, konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk
melakukann perbuatan baik.
Acting the good, pada tahap ini anak dilatih untuk berbuat baik.
13
8. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.
10. Memanfaatka lingkungan secara bertanggung jawab
11. Menererapkan nilai-nilai kerbersamaan dalam kehidupan bermasayarakat,
berbangsa dan bernegara.
12. Menghargai karya seni dan budaya nasional, dan lain-lain.
Pendidikan karakter dalam konteks mikro berpusat pada satuan pendidikan secara
holistik. Satuan pendidikan merupakan sektor utama yang secara optimal
memanfaatkan dan memperdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk
menginisialisasi, memperbaiki, menguatkan dan meyempurnakan secara terus
menerus proses pendidikan karakter si satuan pendidikan.
14
E. Tugas Dan Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter
Guru tidak bisa mendurhakai jiwanya sendiri. guru hanya bisa mengajarkan
apa dia itu sebenarnya.untuk menjadikan teladan tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan. Namun ada bebrapa hal yang sebaiknya diperhatikan guru untuk
mengembangkan nilai-nilai keteladanan itu yaitu pertama, konsekuensi dengan
apa yang diajarkan. Kedua, tidak main topeng dan ketiga belajar tanpa henti.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di
dalam menjalani masa-masa belajarnya. Hal ini senada dengan pendapat Moh.
Surya (1997) tentang peranan guru di sekolah, keluarga, dan masyarakat
dipandang dari segi diri pribadinya (self oriented), seorang guru harus berperan
sebagai:
Oleh karena itu, tumpuan pendidikan seorang murid ada di pundak para guru.
konsisten dalam pembelajaran, tidak sekedar melalui apa yang dikatakan melalui
pembelajaran di kelas melainkan nilai itu juga tampil dalam pribadi sang guru,
dalam kehidupan yang nyata di luar kelas.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan
Adapun keunggulan dari buku ini ataupun dari satu bab buku yang penulis
critik ialah sebagai berikut:
Di dalam buku terdapat dua bahasa yaitu bahasa inggris dan juga bahasa
Indonesia, sehingga selain daripada buku ini memberikan pemahaman dari
pendidikan karakter di sekolah, buku ini juga membantu di dalam
penambahaan kosa kata yang lebih banyak.
Pada setiap penjelasan dari buku, di dukung oleh para pendapat ahli dan juga
adanya UU yang semakin memperkuat dari setiap pernyataan dari buku ini.
Di dalam buku yang saya baca ini, penulis buku ini mengharapkan baik dari
orang tua, guru dan bahkan pihak yang berwenang, di dalam membantu
mengembangkan karakter anak ke arah yang lebih baik.
Di dalam bab yang penulis baca, terdapat berkesinambungan di dalam
penjelasan yang sudah ada.
Melibat semua orang, baik orang tua, masyarakat, dan pihak yang berwajib, di
dalam membantu mengembangkan perkembangan anak.
Mengingatkan apa yang menjadi tugas dan peran guru di dalam
mengembangkan karakter anak itu.
3.2 Kelemahan
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang sebelum pendidikan dasar.
Pada tahap ini PAUD merupakan pondasi ataupun awal yang benar-benar
membentuk karakter anak nantinya. Guru PAUD memiliki peran penting serta
sangat menentukan berhasil-tidaknya pendidikan karakter pada anak. Untuk itu
guru PAUD harus mampu melakukan perannya baik sebagai figur teladan, teman
bermain, dan sebagai pengasuh yang baik. Dalam membantu perkembangan anak,
guru PAUD juga diharapkan lebih mengenal anak itu sendiri. Karena dalam
proses berpikir anak, anak memiliki cara berpikir ataupun cara belajar yang
berbeda-beda.
Oleh karena itu, tumpuan pendidikan seorang murid ada di pudak para guru.
konsisten dalam pembelajaran, tidak sekedar melalui apa yang di katakan melalui
pembelajaran di kelas, melainkan nilai itu juga tampil dalam diri pribadi sang
guru, dalam kehidupan yang nyata di luar kelas.
4.2 Saran
17