NIM : 1183311042
Kelas : Ekstensi H
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar
mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar untuk memahami tentang
Perkembangan Peserta Didik.
Buku yang berjudul “Perkembangan Anak Usia Dini” merupakan
pengkajian dari semua isi buku.
Saya ucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Sani Susanti, S. Pd, M.
Pd selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i agar dapat memahami dalam
pembelajaran Perkembangan Peserta Didik.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan
demi kesempurnaan tugas ini.
Yayuk Aprianti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
IDENTITAS BUKU
BAB I : PENDAHULUAN 1
BAB IV
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
IDENTITAS BUKU
PENDAHULUAN
Critical book report adalah kegiatan yang mengkritisi buku dengan dasar
sebuah bahasan dari sebuah buku bagaimana isi, sistematika penulisan, penulisan
EYD, dan keunggulan serta kelemahan dari sebuah buku. Dalam membuat critical
book report, ada baiknya kita bisa memilih buku yang layak untuk dikritik,
membaca dan harus terbiasa berfikir secara kritis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya
masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu penulis membuat CBR Perkembangan Peserta Didik ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasa tentang Perkembangan Peserta Didik.
1. Dapat memahami bagaimana cara mengkritik buku dengan baik dan benar
2. Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam buku.
3. Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
BAB II
BAB 1
HAKIKAT PERKEMBANGAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
D. PENDEKATAN PERKEMBANGAN
1. Pendekatan Perkembangan Kognitif
Teori belajar atau lingkungan berakar dari asumsi bahwa tingkah laku anak
diperoleh melalui pengkodisian dan prinsip-prinsip belajar.
3. Pendekatan Etimologi
Pendekatan ini merupakan studi perkembangan melalui perspektif
evolusioner, yang didasarkan kepada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan
pertama kalinya oleh Charles Darwin.
E. TAHAPAN-TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menrut Charlot Buhler, yang dikutip oleh Mudzakir dan Sutrisno (1997: 85),
menyatakan bahwa pertumbuhan bukanlah suatu perkembangan yang terjadi
secara berangsur-angsur yang lepas satu sama lain, tetapi suatu rentetan yang
tidak ada putus-putusnya daripada struktur yang semakin lama semakin
sempurna.
F. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
1. Perkembangan dimulai dari kepala ke kaki, dan dari tengah seperti paru-
paru, jantung, dan sebagainya sampai ke inggir seperti tangan.
2. Struktur mendahului fungsi.
3. Perkembangan berdiferensiasi.
4. Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak.
5. Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme.
6. Perkembangan berlangsung dari outer control ke inner control.
7. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
8. Setiap perkembangan mempunyai ciri yang khas
9. Setiap individu mempunyai fase perkembangan.
G. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
1. Belajar berjalan, hal ini terjadi ketika anak berada pada usia antara 9-15
bulan.
2. Belajar makan-makanan padat, hal ini terjadi pada tahun ke dua.
3. Belajar berbicara
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Pembentukan konsep sederhana tentang realitas fisik dan sosial.
8. Belajar menciptakan hubungan dirinya secara emosional dengan orang tua,
saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk.
H. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Intelgensi
Pada umumnya, setiap anak memiliki dua tipe perkembangan bahasa pada
anak, yaitu egocentric speech dan socialized speech. Egocentric speech, yaitu
anak berbicara pada dirinya sendiri (monolog). Adapun socialized speech, yaitu
bahasa yang berlangsung ketika terjadi kontak antara anak dan temannya atau
dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk yaitu :
4. Perkembangan Sosial
a. Pembangkangan (negativisme)
b. Berselisih atau bertengkar (querreling)
c. Persaingan (rivaly)
d. Kerja sama (cooperation)
e. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
f. Mementingkan diri sendiri (selfishness)
g. Simpati (sympathy)
5. Perkembangan Moral
Moral berasal dari kata Latin mos (moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai, atau tata cara kehidupan. Adapun moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip
moral. Seseorang dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang ini sesuai
dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
BAB 2
1. Faktor hederitas/keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Faktor kematangan
4. Faktor pembentukan
5. Faktor minat dan bakat
6. Faktor kebebasan
PERKEMBANGAN MORAL
A. PENGERTIAN MORAL
Moral berasal dari kata Latin mos, yaitu berarti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan/nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Istilah moral dalam tulisan ini
diartikan sebagai peraturan, nilai-nilai dan prinsip moral, kesadaran orang untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip yang telah baku dan
dianggap benar.
Bayi berada dalam tahap perkembangan moral yang oleh Piaget dalam
Hurlock (1980: 80) disebut moralitas dengan paksaan preconvetional level) yang
merupakan tahap pertama dari tiga tahapan perkembangan moral. Tahap ini
berakhir sampai usia 7-8 tahun dan ditandai oleh kepatuhan otomatis kepada
aturan-aturan tanpa penalaran atau penilaian.
A. PENGERTIAN BAHASA
Menurut Suyanto (2005), melatih anak belajar bahasa dapat dilakukan dengan
cara berkomunikasi melalui berbagai setting berikut ini, antara lain :
1. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari :
a. Tahap meraban-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari
bulan pertama hingga bulan keenam dimana anak akan mulai
menangis, tertawa, dan menjerit.
b. Tahap meraban-2 (pralinguistik kedua). Tahap ini pada dasarnya
merupakan tahap kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga
satu tahun.
2. Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu :
a. Tahap-1 : holafrastik (1 tahun), ketika anak-anak mulai
menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam suatu
kata.
b. Tahap-2 : pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua
kata.
4. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap ini
ditandai dengan kemampuan yang mampu mengubah kaliamat sederhana
menjadi kalimat kompleks.
1. Kosakata
2. Sintaksis
3. Semantik
E. KARAKTERISTIK KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI
Tujuan membaca pada anak usia taman kanak-kanak menurut Brewer (1995),
adalah sebagai berikut :
The third goal can be divided further into several secondary purpose : to
develop phonemic awareness, to learn about story sructure, and to learn
about the readers do.
Salah satu prinsip yang dikemukakan oleh Torrey (1979) ialah bagaimana
agar anak tertarik dalam kegiatan membaca,sehingga kegiatan ini menjadi
kegiatan yang menyenangkan. Jika anak sudah memiliki rasa senang membaca,
akan lebih mudah untuk dibimbing dalam kegiatan belajar membaca yang lebih
kompleks.
Dengan demikian, kegiatan menulis untuk anak usia dini lebih menekankan
pada kegiatan mencurahkan perasaan, gagasan atau ide-ide melalui simbol-
simbol tertulis dengan cara bebas atau tidak terikat pada kaidah-kaidah penulisan
formal.
1. Tahap mencoret.
2. Tahap pengulangan secara linier.
3. Tahap menulis secara acak.
4. Tahap menulis tulisan nama.
5. Tahap menulis kalimat pendek.
Hohmann (1995), menyatakan bahwa menulis untuk anak usia dini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, writing in varies ways; drawing, scribbling,
letter like form, invented spelling, and conventional. Jadi menurut Hohmann,
belajar menulis untuk anak-anak dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti
menggambar, mencoret-coret, menulis berbagai bentuk, mengeja, dan dengan
cara yang natural atau menulis secara alami tanpa ada bimbingan dan arahan dari
orang lain.
BAB 6
A. PENGERTIAN KREATIVITAS
B. CIRI-CIRI KREATIVITAS
Guliford mengemukakan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan
berpikir kreatif, yatu :
a. Kelancaran (fluency)
b. Keluwesan (flexibility)
c. Keaslian (originality)
d. Penguraian (elaboration)
e. Perumusan kembali (redefinition)
1. Waktu
2. Kesempatan menyendiri
3. Dorongan seberapa jauh prstasi anak memenuhi standar orang dewasa.
4. Sarana
5. Lingkungan yang merangsang
6. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif
7. Cara mendidik anak
8. Kesempatan memperoleh pengetahuan
D. FAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS
Salah satu upaya dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini adalah
dengan memberikan stimulus yang baik dan tepat, yaitu pembelajaran dengan
bermain atau belajar sambil bermain.
BAB 8
a. Meniru
b. Persaingan
c. Kerja sama
d. Simpati
e. Empati
f. Dukungan sosial
g. Membagi
h. Perilaku akrab
2. Perilaku Emosional
Perkembangan emosi pada anak usia dini mengikuti pola tertentu sesuai pola
yang berkembang dalam kelompok sosial dan kehidupan-kehidupannya. Pola
perilaku emosional anak usia dini meliputi marah, takut, gembira, sedih,
cemburu, dan kasih sayang.
1. Empati
2. Kemurahan hati
3. Kerja sama
4. Kepedulian
D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
ANAK USIA DINI
Ciri-ciri perkembangan sosial dan emosional anak usia 4-6 tahun menurut
Steinberg dkk. (1995: 48) sebagai berikut :
1. Lebih menyukai bekerja dengan dua atau tiga teman yang dipilih sendiri,
bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasang-pasangan.
2. Mulai mengikuti dan mematuhi aturan serta berada pada tahap
heteronomous morality.
3. Dapat membereskan analt mainan.
4. Rasa ingin tahu besar, mampu bicara dan bertanya apabila diberi
kesempatan, dapat diajak diskusi.
5. Mulai dapat mengendalikan emosi diri.
6. Mempunyai kemampuan untuk berdiri sendiri-sendiri.
PEMBAHASAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran