Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

Konsep Dasar Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Dr. Afri Tantri S.PD M,PD


Mata Kuliah: Perkembangan dan pertumbuhan Belajar Gerak

D
I
S
U
S
U
N

NAMA : SURYA KRISNADI


NIM : 6222111004
KELAS : PJKR B II

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKEASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya
penyusun dapat menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini guna memenuhi
tugas perkuliahan dalam mata kuliah Perkembangan Belajar gerak. Dimana mata
kuliah Perkembangan belajar gerak adalah salah satu mata kuliah bagi mahasiswa
program studi PPG, terutama calon guru yang dimaksudkan untuk membina dan
mengembangkan kemampuan mengenali dan memahami peserta didik dan
mendukung pencapaian pengembangan kompetensi Pedagogik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan


Peserta Belajar Gerak. Dan penulis juga berharap untuk tercapainya kelengkapan
dan kesempurnaan CBR yang akan datang. Selain itu pembaca diharapkan dapat
mengapresiasi isi dari pada CBR ini mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
ada saran yang membangun. Kiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi semua orang yang membacanya.

Medan,10 November 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………..…….………………….2

DAFTAR ISI………………………………..………………….…...…………………….3

BAB 1 PENDAHULUAN…………………..…………………….……………..……….4

A. Latar Belakang………………………………….…………………………………...…4

B. Tujuan……………………………………….…….……………………………………4

C. Manfaat……………………………………….…….……………………………….….4

D. Identitas Buku………………………………….…….………………………………...4

BAB II ISI BUKU………………………………………………………….……….……6

A. Ringkasan Buku 1…...……………………….……….………………………...…….. 6

B. Ringkasan Buku 2……………………………….……..………………………...……14

BAB III PEMBAHASAN…………………………………….…………………...…....18

A. Pembahasan Buku 1……………………………………..……………………………18

B. Pembahasan Buku 2……………………………………….………….………………18

BAB IV PENUTUP……………………………………………..………………………19

A.Kesimpulan……………………………………………………….…………..……….19

B. Saran…………………………………………………………………..………..……..19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…….……20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan


dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.

Pada dasarnya critical book review merupakan kegiatan mengulas isi buku
dengan menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis)
mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut,
bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah
pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.

B. Tujuan Penelitian

 Untuk Memenuhi Tugas Makalah Book Review Perkembangan


Pertumbuhan belajar gerak
 Untuk menjelaskan kesimpulan Inti Sari Setiap Bab

C. Manfaat Penulisan

Menambah wawasan dan pengetahuan yang terdapat pada buku ini,dan


dapat menambah pengetahuan tentang cara mereview sebuah buku.
D. Identitas Buku Utama

Judul buku : Memahami Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah


Dasar

Pengarang : Drs. Nandang Budiman, M,Pd

Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan

Tahun terbit : 2006

ISBN :-

4
Halaman : 116 halaman

Buku Kedua

Judul Buku : Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Pengarang : Mesta Limbong

Penerbit : UKI Press

Tahun Terbit : 2020

Halaman : 100

ISBN : 978-623-7256-84-7

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Buku Utama

Bab I Psikologi Perkembangan Sebagai Dasar Untuk Memahami


Perkembangan Anak Usia SD

Sejak berabad-abad psikologi didefenisikan sebagai ilmu jiwa karena berasal


dari kata psyche yang berarti jiwa atau ruh dan logos yang berarti ilmu. Dalam
perkembangannya definisi ini dianggap lemah sebab jiwa atau ruh tidak bisa
diamati dan sulit untuk dibuktikan. Yang dapat diamati atau dibuktikan adalah
prilaku organisme sebagai wujud dari adanya jiwa atau ruh. Oleh sebab itu
psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan prilaku
organisme sepanjang hayat.

Sedikitnya ada tiga pandangan tentang faktor-faktor yang memepengaruhi


perkembangan, yaitu pandangan dari aliran nativisme, empirisme, dan
konvergensi. Aliran nativisme, yang oleh dipelopori oleh schoupenhower,
menganggap bahwa perkembangan organisme semata-mata ditentukan oleh faktor
nature, tetapi aliran empirisme, yang dipelopori john locke, meganggap bahwa
perkembangan organisme semata-mata ditentukan oleh faktor nurture. Sedangkan
aliran konvergensi, yang dipelopori william stern, meyakini bahwa baik faktor
nature maupun faktor nurture sama pentingnya bagi perkembangan organisme.
Meski sudah jelas bahwa kedua faktor tersebut sama penting bagi perkembangan
organisme, perlu dianalisis kembali faktor apa yang menjadi determinan utama
untuk aspek perkembangan tertentu.

Bagi pendidik, pemahaman terhadap psikogi perkembangan sangat penting


artinya terutam sebagai pijakan dasar dalam memfalisitasi perkembangan anak
secara tepat sehingga mereka berkembangan optimal, bahkan mungkin menjadi
peserta didik yang over achievement.

6
Bab II Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia SD

Perkembangan fisik terjadi secara bertahap. Artinya perkembangan terjadi


melalui sistem tertentu dan tidak loncat-loncat. Ada irama perkembangan yakni
cepat dan lambatnya perkembangan fisik. Irama perkembangan ini bagi setiap
individu mempunyai gambaran tersendiri walaupun secara keseluruhan tetap
memperlihatkan keteraturan tertentu. Ada beberapa prinsip yang berlaku umum
dalam perkembangan fisik anak,yang menyangkut tipe perubahan pola
perkembangan fisik dan karakteristiknya serta perbedaan individual. Perubahan
yang terjadi mencakup ukuran, proporsi, hilangnya ciri masa lalu, dan perolehan
ciri-ciri baru. Terutama pada anak SD, perubahan proporsi tubuh mengikuti
pertumbuhan tidak sinkron. Beberapa anggota tubuh tertentu mempunyai irama
pertumbuhan sendiri, ada yang cepat dan ada yang lambat, semuanya mencapai
taraf kematangan ukuran tepat pada saatnya. Perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan syaraf dan otot
yang terkoordiansi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleks dan
kegiatan umum yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut anak
akan tetap tidak berdaya. Kondisi ini berubah cepat selama 4 tahun sampai 5
tahun pertama, anak dapat mengendalikan gerakan yang melibatkan bagian badan
yang digunakan untuk berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Setelah
berumur 5 tahun, terjadi perkembangan pesat dalam pengendalian koordinasi yang
lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk
melempar dan menangkap bola. Sesuai dengan fungsi yang dilayaninya dalam
penyesuain sosial dan pribadi ketrampilan motorik dapat dibagi ke dalam 4
kategori yaitu ketrampilan menolong diri sendiri, ketrampilan sosial, ketrampilan
bermain, dan ktrampilan sekolah. Karena pengalaman belajar dan harapan orang
dewasa yang serupa, biasanya di antara semua anak dalam kebudayaan tertentu
ditemukan beberapa ketrampilan motorik yang sifatnya umum. Sebagai contoh,
dalam kebudayaan kita semua anak diharapkan mempelajari ketrampilan untuk
makan dan berpakaian sendiri menulis dan memainkan permainan yang disetujui
oleh kelompok sosial. Lebih jauh lagi, mereka diharapkan mempelajari.
Kterampilan tersebut merupakan tugas perkembangan masa kanak-kanak.
Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola

7
yang serupa untuk semua orang, namun dalam rincian pola tersebut terjadi
motorik,sedangkan sebagian lagi memperlambatnya.

Bab III Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia SD

Pada umumnya anak usia SD sudah memasuki periode praoperasioanl


operasional konkret, dan periode operasional formal. Prilaku kognitig anak yang
tampak pada periode pra operasioanal antara lain:

1. Self contered dalam memandang dunianya

2.Dapat mengklasifikasikan objek-objek atas dasar satu ciri yang sama, mungkin
pula memiliki perbedaan dalam hal yang lainnya.

3. Dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria


4. Dapat menyusun benda-benda, tapi belum dapat menarik inferensi dari dua
benda yang tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.

Prilaku kognitif yang tampak pada periode operasional konkret antara


lain:

1. Mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan


2. Mulai pula mengkonservasi pengetahuan tertentu; dan
3. Kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika
meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkret.

Perilaku Kognitif yang tampak pada periode operasional formal antara lain :

1. Mampu mengoperasikan kaidah logika matematika berupa tambah, kurang,


kali, bagi, serta kombinasi dari keempat logika matematika tersebut ;

2. Mampu mengkritisi sesuatu meskipun dalam bentuk sederhana;


3. Mampu memprediksi sesuatu berdasarkan fakta dan data yang ada ; serta
4. Mampu berpikir analitik dan sintetik.

8
Dalam kerangka memfasilitasi perkembangan kognitif anak, pembelajaran
hendaknya berorientasi pada model eksploratori, serta mencari dan menemukan
(insquiry-discovery).

Bab IV Karakteristik Persepsi Anak Usia SD

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke


dalam otak manusia. Melalui persepsi ini manusia mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Manusia mengenal dunia nyata. Baik dirinya sendiri maupun
dunia sekitarnya tempat ia berada, dengan melihatnya, mendengarnya,
membaunya, merabanya atau mengecapnya. Cara individu mengenal objek yang
demikian itu disebut persepsi. Sedangkat melihat, mendengar, meraba, membau
dan mengecap ini disebut modalitas persepsi. Oleh karena itu persepsi dibedakan
menurut panca indra yang digunakannya, yaitu penglihatan, pendengaran, rabaan,
pembauan atau penciuman dan pengecapan.

Berbagai gejala luar ditangkap melalui lima indera. Proses penerima


rangsang ini disebut pengindreaan (sensation).penginderaan inderawi (sensory
experience) tergantung dari sifat-sifat diterimanya rangsangan sehingga individu
mempunyai pengalaman indrewi yang dapat dipaparkan dalam suatu bentangan
kuat-lemah, lama-sebentar, kasar-halus, panas-dingin, dan sebagaianya.

Menurut ernest meuman perkembangan persepsi terdiri atas tiga fase yaitu
fase sintetis fantastis, fase analisis dan fase sintetis logis. William stern
mengemukakan perkembangan persepsi dengan istilah 4 kategori stadium yaitu
stadium substan, stadion action, stadium relation dan stadium kualitas. Oswalds
kroh mengemukakan 4 periode persepsi dengan istilah lain pula yaitu periode
sintetis fastatis, periode realisme naif, dan periode realisme kritis.

Sementara itu karena persepsi lebih brsifat psikologis daripada merupakan


proses penginderaan saja,maka ada bebrapa faktor yang mempengaruhi persepsi
yakni perhatian selektif, ciri-ciri rangsangan, nilai-nilai dan kebutuhan individu,
serta pengalaman terdahulu.

9
Untuk pembelajaran di SD proses persepsi ini amat penting dipahami sebab
akan memperkuat diterima tidaknya materi pembelajaran oleh siswa. Agar
persepsi pembelajaran terjadi secara akurat maka guru perlu mempertimbangkan
tingkat perkembangan persepsi siswa.

Bab V Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar

Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia baik secara lisan. Tulisan
maupun isyarat. Bagi anak SD, bahasa memiliki fungsi instrumental, fungsi
regulasi, fungsi representasioanal, fungsi interaksional, fungsi personal, dan
fungsi imajinatif.

Perkembangan bahasa banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan, karena


bahasa pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara individu dengan
lingkungan.pada umumnya perkembangan bahasa pada anak terjadi melalui
proses peniruan (imitasi) terhadap ekspresi lingkungan. Apa yang ditiru anak
dikuatkan melalui proses pengulangan baik secara alami maupun melalui rekayasa
tertentu. Proses pencapaian bahasa terjadi mulai dari belajar tentang ekspresi
lingkungan dan bunyi, belajar makna kata, makna kalimat, sampai pada
ungkuman yg lebih kompleks sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan
mereka hayati dalam hidupnya sehari-harinya. Perkembangan bahasa terkait
dengan perkembangan kognitif, artinya faktor kognisi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Semakin tinggi kemampuan
intelektual, individu cenderung lebih mampu berbahasa.misal bayi yang tingkat
intelektualnya blum berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan,
bahasanya mulai berkembang dari tingkat yg sederhana, kemudian sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitifnya berangsur-angsur mampu menguasai pola
bahasa yang lebih kompleks.

Sedikitnya ada tiga teori yang dapat dijadikan dasar dalam memahami
perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar yakni model behaviorist, model
lingustik, dan model kognitif, model behaviorist, yang sangat menyakini kekuatan
lingkungan sebagai determinan perkembangan bahasa, memandang bahwa pada

10
prinsipnya bahasa merupakan fungsi dari penguatan (reinforcement) artinya
lingkungnan terutama orang tua mengajar abnak berbicara dengan memberikan
penguatan terhadap tingkah laku verbal. Model lingustik yang sangat meyakini
keuatan pembawaan (hereditas) sebgai dterminan perkembangan bahasa,
mendang bahwa anak dilahirkan sudah lengkap dengan kemampuan untuk
berbahasa. Melalui kontak dengan lingkungan sosial kemampuan tersebut akan
tampak dalam prilaku berbahasa. Model kognitif memandang bahwa anak
memilki kapasitas kognitif untuk belajar bahasa artinya para kognitivist percaya
bahwa anak memiliki kemampuan untuk belajar bahasa.

Untuk menstimulasi perkembangan bahasa, kelas atau kelompok belajar


hendaknya terdiri atas siswa-siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuan
maupun polanya. Menghadapi hal-hal ini guru harus mengembangkan strategi
belajar mengajar dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Pertama anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan
dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Kedua,
berdasarkan hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid
dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih
secara tepat dan benar oleh guru.

Bab VI Karakteristik Perkembangan Kemandirian Anak Sekolah Dasar

Kemandirian ialah kemampuan untuk mengelola atau mengatur diri sendiri.


Ini berarti anak yang mandiri ialah anak yang mampu mengelola/mengatur dirinya
sendiri (self governing person). Kemampuan dalam mengelola diri sendiri ini
ditandai oleh kemampuan untuk tidak tergantung secara emosional terhadap orang
lain terutama orang tua, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan
konsekuen terhadap keputusan tersebut, serta kemampuan menggunakan
(memilki) seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak
penting.

Ada tiga kemandirian yakni kemandirian emosional, behavioral, dan niali


kemandirian emosional adalah kemampuan anak untuk : 1. Melakukan de-

11
idealized terhadap orang tua, 2. Memandang orang tua sebgai orang dewasa
umumnya (parents as people), 3. Tergantung kepada kemampuan sendiri tanpa
mengharapkan bantuan emosional orang lain (non dependency), dan 4. Melakukan
individualisasi didalam hubungannya dengan orang tua. Kemandirian prilaku
( behavioral autonomy) ialah kemampuan untuk 1. Mengambil keputusan, 2.
Memilki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain, 3. Memilki rasa percaya diri (self
reliance). Kemandirian nilai (values autonomy) ialah kemampuan untuk: 1.
Menimbang kemungkinan dalam bidang nilai ynag semakin abstrak (abstract
belief), 2. Memilki kayakinan akan nilai-nilai yang semakin mengarah kepada
yang bersifat prinsip (principle belief), 3. Memiliki keyakinan akan nilai-nilai
yang semakin terbentuk dalam diri sendiri dan bukan hanya dalam sistem nilai
yang diberikan oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya (independent belief).
Sembari mengembangkan kemandirian emosional secara lebih memadai anak usia
SD sudah mulai mengembangkan kemandirian behavioral dan nilainya meski
pada bentuk yang sederhana. Ini bisa dipahami sebab perkembangan kemandirian
behavioral dan nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, yakni jika
anak sudah masuk pada tingkat berpikir operasional. Oleh sebab itu pada
umumnya perkembangan behavioral dan nilai terjadi pada masa remaja dan
berkembang sempurna pada masa dewasa. Tetapi perlu dicermati bahwa
pencapaian kemandirian emosional pada anak akan mendasari perkembangan
kemandirian behavioral dan nilai.

Stimulasi pengembangan kemandirian pada anak usia SD hendaknya


didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :

1. Pahami kebutuhan anak dalam kaitannya dengan pembelajaran mereka


2. Fasilitasi anak untuk mampu merancang, melakukan dan menilai
pemebelajaran dirinya sendiri serta berikan penghargaan terhadap
rancangan, proses dan hasil penilaian atas pembelajaran itu.
3. Berikan kesempatan bekerja sama dalam merancang, melakukan, dan
menilai pemebelajarannya.
4. Beri anak kesempatan untuk megemukakan ide dan beri penghargaan atas
ide yang diusulkan

12
5. Tanamkan sikap dan kemampuan berpikir mandiri terutam dalam
mengambil keputusan
6. Beri anak kesempatan untuk belajar bertanggung jawab atas semua
perbuattanya
7. Libatkan ank dalam aktivitas-aktivitas pendidikan sesuai dengan minat,
bakt, dan kemampuannya.
8. Beri kesempatan pada anak untuk mengemabngkan diri sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuannya.

BAB VII. Karakteristik Perkembangan Karier Anak Usia SD

Sesuatu disebut karier jika mengimpikasikannya adanya. 1. Pendidikan yang


diwujudkan dengan keahlian tertentu, 2.keberhasilan, 3 dedikasi atau komitmen,
serta 4. Kebermaknaan personal dan finasial. Karier terentang sejak sebelum
bekerja, pada saat bekerja, dan masa-masa mengakhiri pekerjaan. Karier dapat
dipersiapkan sepanjang hayat individu.

Menurut gincberg perkembangan karier anak usia SD berada pada tahap


fantasi menuju tahap tentatif, yang ditandai oleh minat karier yang tidak realistis.
Pilihan karier mereka lebih didasarkan kepada kesan atau khayalan belaka. Anak
seolah percaya bahwa dia bisa jadi apa saja dan ini berdasrkan kesan yang
diperolehnya dari orang sekitarnya atau lingkungan kerja tertentu. Sedangkan
menurut super mereka masih berada pada tahap pertumbuhan (growth) menuju
tahap eksplorasi (eksploration), yang ditandai oleh berkembangnya keingintahuan
(curiosity), fantasi (fantasies), minat (interest) dan berekmabangnya kemampuan
(capacities) karier.

Model penyesuainan ciri dan faktor serta model orientasi karier merupakan
dua model stimulasi perkembangan karier anak yang diterapkan di SD. Model
penyesuaian ciri dan faktor percaya kecocokan antara ciri pribadi dan persyaratan
kerja merupakan kunci keberhasilan karier seorang. Artinya semakin cocok antara
ciri pribadi individu denagn persyaratan kerja maka semakin besar peluang
individu untuk produktif dan puas dalam kariernya. Memfasilitasi perkembangan
karier anak usia SD berarti memfasilitasi anak usia SD memahami ciri-ciri pribadi

13
dan persyaratan karier tertentu, selanjutnya anak didorong untuk menentukan
pilihan karier sesuai dengan ciri-ciri pribadinya. Model orientasi karier diarahkan
kepada peningkatan: 1. Sikap terhadap karier (career development attitudes), 2.
Ketrampilan pembuatan keputusan karier (skills of carrer development decision
karier didefinisikan sebagai kesiapan individu untuk membuat keputusan-
keputusan yang tepat tentang karier masa depan.

Ringkasan Buku Kedua

Bab I Pertumbuhan Pekembagan Manusia

Pertumbuhan penekannya kepada perubahan yang dapat diperhatikan dan


dilihat sebagian secara kasat mata dalam bentuk fisik dapat mengalami perubaha,
seperti: semakin bertambah tinggi, gerakan motoriknya mulai terkontrol
(bandingkan dengan gerakan motorik baru lahir sampai usia satu tahun),
pertumbuhan dan pertambahan jumlah sel semakin sempurna. Semakin sempurna
pertumbuhan fisik berarti akan ada pertambahan volume otak, cara kerja otak, dan
perubahan-perubahan yang terjadi secara kasat mata.

Santrok (2009) mengemukakan, bahwa perkembangan adalah pola gerakan


atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus
selama siklus kehidupan. Santrock (2009) berpendapat bahwa pada manusia ada
lima fase perkembangan, yaitu:

1. Fase prenatal, adalah masa pembuahan sampai masa kelahiran. Masa


prenatal antara 0 – 9 bulan dalam kandungan ibu.
2. Fase bayi, adalah perkembangan yang terjadi saat usia kelahiran sampai
dengan usia 2 tahun atau 24 bulan.
3. Fase kanak-kanak adalah masa usia 2 tahun sampai 6 tahun. Masa ini
adalah dimana anak sudah mulai memiliki keterampilan yang berhubungan
dengan kesiapan menuju sekolah.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir, adalah fase pada usia 6 sampai 11
tahun.
5. Fase remaja adalah kondisi dimana telah terjadi masa transisi dari fase
kanak-kanak ke masa remaja. Usia mereka antara 18 – 22 tahun.

14
BAB II Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Perkembangan
Peserta Didik

1. Faktor internal

- Kecerdasan
- Bakat khusus
- Kecerdasan bakat prestasi

2. Faktor eksternal

- Kesehatan dan nutrisi


- Peran keluarga
- Faktor lingkungan

Bab III Teori Perkembangan Kognitif

Setiap tahap perkembangan kognitif yang dimaksud ditandai dengan


munculnya intelektual baru, sehingga mengerti dunia luar yang semakin
kompleks. Setiap tahap perkembangan yang dimaksud mungkin saja mengalami
kendala/hambatan yang tidak diharapkan, namun pada waktunya seiring dengan
kematangan dan kesempatan akan semakin optimal kemampuan kognitif masing-
masing anak.

Untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang antara lain dapat


digunakan dengan melakukan test intelegensi. Seberapa besar kapasitas dari
individu untuk mampu menyelesaikan aspek-aspek yang berhubungan dengan;
kecerdasan umum, daya analisia, daya tangkap, penalaran verbal, bagaimana
aspek-aspek lainnya dalam diri individu yang nantinya tercermin dalam kehidupan
sehari-hari dalam menghadapi masalah.

Bab IV Perkembangan Sosial Peserta Didik

15
Kehidupan sosial mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Setiap fase yang diliwati dapat
dikatakan memiliki kesulitannya masing-masing. Misalnya,masa pra sekolah
adalah masa dimana anak memiliki rasa ingintahu dan cenderung tidak paham
bahaya yang dilami. Untuk itu, pendampingan dan latihan memahami adanya
perbedaan individu, kultur dan kondisi kehidupan keluarga ada baiknya
diperkenalkan sejak dini. Sehingga dalam proses sosial kehidupan, anak paham
artinya melakukan relasi dengan orang lain.

Bab V Perkembangan Karakter Moral

Moral setiap individu sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan


keluarga, lingkungan serta peluang belajar dari kehidupan bagaimana
mengembangkan nilai-nilai dan norma kehidupan. Penolakan dan perlakuan yang
tidak adil dialami anak, dapat menimbulkan pergeseran akan norma kehidupan.

Bab VI Permasalahan Pada Masa Perkembangan

Permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak sesederhana yang


diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi dengan situasi dan kondisi kehidupan di
lingkungan yang sangat beragam dan kompleks. Untuk permasalahan dalam
perkembangan anak di lingkungan sekolah masing-masing, penyelesaiannya tidak
bisa digeneralisasi tetapi harus diperhatikan kasus per kasus.

Permasalahan peserta didik berkaitan dengan: motivasi belajar yang


rendah, ada yang terganggu pada masa perkembangan tertentu, sehingga
berdampak bagi dirinya pribadi, tidak ada dukungan orangtua karena
ketidakpahaman orangtua mengenai pendidikan, ekonomi keluarga, tidak nyaman
mengikuti pendidikan di sekolah, tidak ada tempat bertanya jika ada kesulitan,
atau faktor-faktor lain dari luar yang berpengaruh terhadap siswa, misalnya
lemahnya metode mengajar guru, guru tidak menguasai materi, fasilitas yang
minimal pun tidak tersedia dan lainnya.

16
BAB III

PEMBAHASAN

17
A. Pembahasan Buku 1

Kelebihan Buku: Dari segi cover buku, sangat menarik karena desainnya
menggambarkan/berkesinambungan dengan isi buku. Informasi yang disampaikan
di dalam cover lengkap. Daftar isi ditulis sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Selain itu buku ini menggunakan daftar isi untuk tabel,sehingga lebih efektif
dalam mencari informasi yang berisi tabel.
Kekurangan Buku: Setiap bab memiliki bahasa dalam bahasa asing tetapi
penjelasan artinya tidak ditulis sehingga orang yang membaca tidak mengerti,pada
buku utama juga sampul buku mudah rusak,gambar yang ada didalam buku tidak
berwarna sehingga kesan orang yang membacanya tidak begitu menarik dan
identitas buku juga tidak lengkap seperti ukuran buku dan ISBN.

B. Pembahasan Buku 2

Kelebihan Buku: Buku pembanding ini juga sama seperti buku utama yaitu bisa
dijadikan refrensi oleh pembaca, kelebihan lainnya adalah buku ini menyediakan
rangkuman yang menjadi tinjauan akhir dari penulisan.

Kelemahan Buku: Kekurangan yang terdapat dalam buku pembanding adalah


kurang lengkapnya teori-teori perkembangan peserta didik oleh para ahli.
Kekurangan lainnya adalah tidak adanya uji kompetensi di setiap bab dimana
seharusnya lebih dilengkapi lagi karena sudah ada rangkuman karena biasanya
buku yang say abaca itu jika ada rangkuman maka ada uji kompetensinya.

BAB IV

PENUTUP

18
A. Kesimpulan

Pengetahuan maupun kemampuan pendidik mengenai perkembangan dan


pertumbuhan siswa dari hulu hingga hilir harus terus berkembang seiring dengan
perkembangan era siswa berada. Memahami dan mendekati mereka secara
sistematis akan menghadirkan serta menciptakan iklim belajar yang nyaman
walaupun di tengah keragaman perilaku yang dimiliki siswa. Selanjutnya berpikir
jernih merupakan sebuah fungsi jiwa yang mengandung definisi maksud dan
tujuan memecahkan masalah seputar pertumbuhan dan perkembangan siswa
khususnya selama proses belajar

B. Saran

Sebagai seorang konselor/pendidik kita perlu meningkatkan kualitas


seorang konselor/pendidik, dengan adanya peningkatan kualitas konselor/pendidik
maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia Pendidikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Nandang. 2006. Memahami Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah


Dasar. Medan: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat.
Limbong, mesta. 2020. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Jakarta:
UKI press.

20

Anda mungkin juga menyukai