Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

Dosen pengampu: Drs. Daitin Tarigan, M.Pd


Mata Kuliah: Perkembangan Peserta Didik

Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik


Nama pengarang : Dra. Rahmulyani, M.Pd,., Kons
Penerbit/Thn terbit/jlh halaman: UNIMED Press/2013/191 halaman
Nama mahasiswa: APRIANI HUTABARAT
NIM/prodi: 7233141015 / Pendidikan Ekonomi (B)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Saya tidak lupa juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang mendukung saya lewat materi dan moril.

Saya menyadari bahwa penyusunan Critical Book Review ini dapat terselesaikan
karena berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Daitin
Tarigan, M.Pd selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing saya dan teman-teman.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesmpurnaan, untuk itu saya
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan senlajutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan, 25 September 2023

Apriani Hutabarat

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................iii

BAB I.....................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................4

A. LATAR BELAKANG............................................................4
B. TUJUAN PENULISAN CBR................................................4
C. MANFAAT CBR....................................................................4

BAB II ISI BUKU...............................................................................5

BAB III PEMBAHASAN..................................................................15

A. KELEBIHAN BUKU.........................................................15
B. KEKURANGAN BUKU.....................................................15
C. PERBANDINGAN BUKU..................................................15

BAB IV PENUTUP.............................................................................16

A. KESIMPULAN.....................................................................16
B. SARAN.................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Peserta Didik memiliki arti suatu tahapan perubahan seorang
peserta didik baik fungsi-fungsi,pola pikir,moral, fisik, maupun psikisnya menuju
tahapan selanjutnya yang saling berkesinambungan. Mempelajari perkembangan
peserta didik merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik.
Keterampilan membuat CBR pada mahasiswa dapat menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku. Seringkali mahasiswa bingung
memilih buku referensi untuk dibaca dan dipahami, oleh karena itu dengan adanya
CBR Perkembangan Peserta Didik dapat mempermudah mahasiswa dalam memilih
buku referensi dan memperdalam materi perkembangan peserta didik.

B. TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REVIEW


1) Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2) Menambah pengetahuan tentang kegunaan dalam mempelajaru Perkembangan
Peserta Didik.
3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
memberi kritik pada buku
4) Menguatkan pengetahuan tentang bagaimana bertindak, menilai, mempelajari,
berpendapat terhadap perkembangan peserta didik.
5) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab pada buku.

C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW


1)Menambah wawasan akan pengertian dan materi Perkembangan Peserta Didik

iv
2) Membantu pembaca dalam mencari informasi inti dari sebuah buku, mulai dari
kelebihan maupun kekurangan isi buku
3) Melatih diri untuk mampu menilai atau mengambil kesimpulan dari sebuah
buku.

BAB II
ISI BUKU

BAB 1 : HAKEKAT PERKEMBANGAN

Perkembangan merupakan perubahan progressif dan berkesinambungan yang


dialami individu dari lahir sanpai akhir hayatnya. Dalam menjalani
perkembangannya setiap individu dibatasi oleh prinsip-prinsip perkembangan
yaitu (1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (2)
semua aspek salaing mempengaruhi (3) mengikuti pola tertentu (4) terjadi pda
tempo yang berlainan (5) setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas (6)
setiap individu normal akan mengalami fase perkembangan (7) perkembangan
ditentukan oleh kematangan.

Setiap individu akan mengikuti fase perkembangan sesuai dengan tahap


perkembangan yang dijalaninya. Pembagian fase perkembangan dapat
ditiunjau dari Analisis Biologis yaitu menentukan fase perkembangan
berdasarkan keadan atau proses pertumbuhan tertentu. Analisis Didaktis
didasarkan pada apa yang dapat diberikan pada anak pada masa tertentu dan
bagaimana mengajar anak pada usia tertentu. Pembagian fase perkembangan
berdasarkan tinjauan Psikhologis membagi fase perkembangan berdasarkan
kegoncangan yang dialami individu pada masa peralihan dari satu fase
perkembembangan ke fase perkembangan berikutnya. Kriteria dalam
menentukan fase-fase perkembangan individu dapa didasarkan pada (1)Fase

v
Usia pra sekolah, (2) Fase Usia sekolah dasar (3) Fase Usia sekolah
menengah (4) Fase Usia Mahasiswa. Individu adalah suatu kesatuan totalitan
yang artinya antara fisik dan psikhis tidak dapat dipisahkan.

BAB 2: TEORI PERKEMBANGAN

Teori perkembangan yang diuraikan alam bab ini adalah sebagai berikut:
1.Teori-teori Psikoanalisis

2.Teori-teori Perilaku dan Kognisi Sosial

3.Suatu Orientasi Teoreti Eklektik,

4.Teori-teori Kognitif

5.Teori Kontekstual Ekologis

Menurut teori Psikoanalisa strutur kepribadian manusia terdiri dari tiga


struktur yaitu ide, ego dan super ego.

Kehidupan remaja dipenuhi dengan ketengan dan konflik. Remaj berusaha


menekan ketegangan yang dialami dengan cara meredam konflik tersebut
kedalam pikiran yang tidak sadar. Prilaku-prilaku yang tampaknya sepele
sekalipun, sebenarnya merupakan segi yang penting apabila kekuata tidak
sadar yang melatar belakangi prilaku yang diungkapkan.

Mekanisme pertahanan merupakan metode yang tidak disadari untuk


mendistorsikan realitas, yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya
dari kecemasan yang disebabkan oleh adanya konflik antara ketiga struktu
kepribadian. Masalah-masalah yang dialami individu bersumber dari
pengalaman-pengalaman awal masa kecil. Menurut Freud setiap manusia
akan mengalami 5 tahap perkembangan psikoseksual dalam hidupnya yaitu
Tahap Oral, Tahap Anal, Tahap Falik, Tahap Laten dan Tahap Genital.

vi
Menurut Erikson motivasi utama manusia bersifat social berbeda dengan
Freud yang menyatakan motivasi utama manusia bersifat seksual. Manusia
berkembang sepanjang hiupnya melalui delapan tahap perkembangan
Kedelapan tahap pekembangan menurut Erikson tersebut adalah Intiegritas
versus kekecewaan, Bangkit versus Stagnasi, Keintiman versus Keterkucilan,
Identitas versus Kebingungan identitas, Tekun versus Rasa Rendah diri,
Prakarsa Versus Rsa Bersalah, Otonomi versus Malu dan Ragu-ragu dan
Kepercayaan versus ketidak percayaan.

Teori Kognitif menekankan pikiran-pikiran yang disadari; tiga teori kognitif


yang paling penting adalah teori yang dikemukaan oleh Piaget, teori kognitif
social budaya yang dikemukakan oleh Vygotsky dan teori Pemrosesan
informasi.

BAB 3: PERKEMBANGAN REMAJA

Perkembangan fisik remaja menunjukkan perkembangannya cepat baik dari


segi tinggi dan berat badan maupun perkembangan seksual. Perkembangan
intelektual / kognitif remaja berada pada tahap operasional formal artinya
mereka telah dapat berpikir abstrak dan berpikir dengan melihat kemasa
depan.

Perkembangan emosi pada remaja awal terjadi gejolak emosi yang kadang-
kadang cukup kuat sehingga remaja bisa meledak-ledak. Namun pada remaja
akhir mereka telah mencapai kematangan emosinya. Perkembangan bahasa
remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Remaja sering
menggunakan bahasa sandi untuk kelompok mereka yang disebut dengan
bahasa prokem dan juga sering dikenal dengan bahasa gaul.

Perkembangan bakat khusus menunjukkan kemampuan yang masih laten


sehingga memerlukan bantuan lingkungan untuk mewujudkannya. Bakat

vii
khusus mencakup kemampuan khusus berupa potensi yang bersifat khusus
misalnya bakat akademik, bakat musik, dan sebagainya.

BAB 4: TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Dalam perkembangannya setiap individu mengikuti tahapan perkembangan


dimana setiap fase memiliki serangkaian tugas perkembangan yang harus
diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Kegagalan menyelesaikan
tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat tidak baik pada kehidupan
berikutnya demikian sebaliknya. J. Havinghust membagi tugas perkembangan
remaja menjadi 10 bagian: yaitu (1) mencapai hubungan baru yang lebih
matang dengan teman sebaya (2) mencapai peran sosial pria dan wanita (3)
menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif (4) mencari
kemandirian emosioal dari orangtua dan orang dewasa lainnya (5) Mencapai
jaminan kebebasan ekonomis (6) memilih dan menyiapkan lapangan kerja (7)
Persiapoan memasuki kehidupan berkeluarga (8)mengembangkan
keterampilan intelektual (9) mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial
yang bertanggung jawab (10) memperoleh dan syistem etika sebagai pedoman
hidup. Jelas terlihat tugas perkembangan remaja mengantarkan mereka pada
kehidupan dewasa pada fase perkembangan berikutnya. Mereka disamping
telah mempersiapkan dan mempertimbangkan pekerjaan, mereka juga telah
mempersiapkan kehidupan berkeluarga.

BAB 5: KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA

Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah


laku manusia. Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya satu
kebutuhan, dan semua tingkah laku manusia diarahkan untuk memenuhi atau
memuaskan kebutuhannya. Begitulah seterusnya setelah terpenuhinya satu
kebutuhan maka muncul lagi kebutuhan berikutnya dan individu berusaha
untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan tersebut. Maslow

viii
mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang dasar sampai yang paling tiggi
yaitu (1) kebutuhan fisiologis (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan rasa
memiliki dan kasih sayang, (4) kebutuhan penghargaan, (5) kebutuhan rasa
ingin tahu, (6) kebutuhanestetik (7) kebutuhan pertumbuhan dan (8)
kebutuhan aktualisasi diri.

Murray membagi kebutuhan manusia atas 2 kebutuhan yaitu kebutuhan


Viscerogenic yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan,minum, bernafas dan
lainnya dan Psychogenik adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial
merupakan sumbangan yang sangat berpengaruh hingga sat ini yang
berjumlah 20 kebutuhan. Namun kemungkinan besar dari 20 kebutuhan
tersebut ada 7 kebutuhan yang dominan pada usa remaja yaitu (1) Need for
affiliation kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain (2) Need for
aggresion (3) Autonomy Needs yaitu kebutuhan untuk bebas dan mandiri (4)
Counteraction yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk, (5) Needs for
Dominance (6) Exhibition yaitu kebutuhan untuk pamer dan (7) Sex yaitu
kebutuhan yang bersifat erotis. Dari segi pemenuhan kebutuhan bagi remaja
Indonesia dapat pula dikelompokkan menjadi 2 yaitu kebutuhan yang
menuntut kebutuhannya dari teman sebaya dan kebutuhan yang menuntut
kebutuhannya dari teman remaja itu sendiri.

BAB 6: PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang mencakup


keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri seseorang dibentuk oleh lingkungan terutama lingkungan
keluarga dimana seorang anak dibesarkan. Bagaimana pola asuh orang tua
terhadap anak sangat menentukan pembentukan konsep diri negatif.
Lingkungan berikutnya yang sangat menentukan konsep diri anak adalah
lingkungan sekolah. Guru sangat berperan dalam membentuk konsep diri

ix
anda. Terdapat 3 dimensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri (self
image),

Dimensi penilaian diri (self evaluation) dan dimensi cita-cita diti (self ideal).
Perkembangan konsep diri anak sekolah dasar mengalami perubahan ketika
mereka pertama masuk sekolah. Namun pada perkembangan berikutnya
mereka menjadi lebih stabil. Setelah mereka memahami bagaimana kelebihan
dan keistimewaan yang mereka punyai dalam lingkup pergaulan sosialnya di
sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu adalah usia
kematangan, penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-
teman sebaya dan kreatifitas.

Konsep diri remaja mengalami perkembangan yang sangat kompleks Yang


melibatkan berbagai aspek oleh diri mereka. Karakteristik penting dari
Perkembangan diri remaja adalah (a) abstract and idealistik (b) differentiated
(c) Contradiction within the self (d) the fluctiating self (e) real and ideal, true
and False selves (f) self- concius (g) self protective (h) in concious (i) selp
Integration. Konsep diri memegang peranan penting dalam menentukan
perilaku seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin
dalam keseluruhan perilakunya. Konsep diri juga mempunyai hubungan yang
erat dengan prestasi belajar. Di sekolah anak yang mempunyai konsep diri
yang baik biasanya akan memperoleh prestasi belajar yang baik dan
sebaliknya.

BAB 7: PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk


Konformitas, dan sebagai usaha penguasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian
diri Berarti kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Termasuk penyesuaian secara fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri

x
Dalam arti komformitas artinya penyesuaian terhadap norma. Sebagai usaha
Konformitas, individu mendapat tekanan dari kelompok untuk selalu
mengikuti Norma kelompok, ia akan ditolak kalau berprilaku tidak sesuai
dengan norma Kelompoknya. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
diartikan sebagai Kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisir
respons dengan cara Tertentu sehingga tidak terjadi konflik dan frustasi.
Proses penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi.

BAB 8: PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENENGAH

Hampir semua remaja dalam perkembangannya mengalami masalah, hanya


saja masalah itu ada yang wajar, ada yang sedang dan ada yang berat. Remaja
yang bermasalah wajar adalah tingkahlaku yang secara psikhologis masih
dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangannya Masalah. Bertaraf
menengah adalah remaja yang mengalami masalah yang juga masih
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Masalah taraf
menengah ini timbul karena ketidakmampuan remaja menyesuaikan diri
dengan prerubahan yang terjadi pada perkembangannya dan adanya tekanan
dari lingkungan. Biasanya ditandai dengan tingkah laku agressif atau
witdrowal; mereka merasa tidak aman, melamun, adakalanya kekanak-
kanakkan.

Remaja yang mngalami masalah berat/kuat disebabkan oleh dorongan yang


saling bertentangan dalam diri mereka. Mereka menjadi anak yang
mengundurkan diri atau agressif bahkan dapat memunculkan tingkah laku
yang yng menyimpang secara sosial, seperti mencuri, merusak ada juga yang
mengalami kelainan seks. Tingkah laku mengundurkan diri dapat berujud
kecenderungan putus asa, mersa tidak aman, sangat peka, mudah terluka,
cepat tersinggung dan membesarkan kekurangannya sendiri.

xi
Tawuran atau tubir adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan
oleh sekelompok pelajar terhadap sekelompok pelajar lainnya, yang secara
psikologis dapat digolongkan kedalam kenakalan remaja. Faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya tawuran terdiri dari faktor internal yaitu lemahnya
pertahanan diri, kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri, kurangnya
dasar-dasar keimanan did lama diri pelajar; factor eksternal yaitu lingkungan
yang tidak kondusif, lingkungan sekolah seperti factor guru, fasilitas
pendidikan, dan juga factor geng dan factor ekonomi.

Upaya mencegah dan mengatasi tawuran, yaitu menjadikan keluarga sebagai


teladan, aturan yang tegas di sekolah, memberikan pendidikan anti tawuran,
mendeteksi dan menangani pelajar yang berotak criminal, menjalin
komunikasi dan kerjasama pelajar antar sekolah, membuat program
ekstrakurikuler tawuran, dan adanya program pemerintah untuk mencegah
dan menanganu masalah tawuran secara serius.

BAB 9: IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

A. Implikasi perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik

Prilaku psikomotorik pada usia remaja menunjukkan gerakan-gerakan


menstruasi. Yang canggung dan kurang terkoordinasikan. Pada masa ini
terjadi perbedaan perkembangan psikomotor antara perkembangan remaja
puteri dengan remaja Pria Remaja putri biasanya lebih cepat berkembang
sekitar satu sampai dua

Tahun dibandingkan dengan remaja pria. Hal ini menyebabkan


terjadinya kecanggungan-kecanggunangan bergaul diantara mereka Di
samping itu, perbedaan proporsi laju pertumbuhan antara berat badan dengan
tinggi badan sering menimbulkan ekses psikologis dengan munculnya nama-
nama panggilan (nick name) seperti si congcorang atau si tiang listrik bagi
xii
yang terlalu tinggi, atau sebutan si gendut bagi yang terlalu gemuk. Akibat
yang lebih jauh dari keadaan tersebut, dapat menimbulkan penolakan diri.
Karena body imagenya tidak sesuai dengan self picture yang diharapkan.
Perubahan suara pada laki-laki dan menstruasi pada wanita, dapat
menimbulkan gejala-gejala emosional tertentu seperti rasa malu. Matangnya
organ reproduktif membutuhkan pemuasan biologis. Apabila hal ini tidak
dibarengi dengan bimbingan norma-norma agama seringkali menyebabkan
remaja melakukan masturbasi, melakukan homo seksual, bahkan mencoba –
coba melakukan hubungan suami istri. Rangsangan media masa yang telah
merasuk kerumah-rumah seperti majalah porno, TV, bahkan internet, sering
memberikan pengaruh buruk pada remaja untuk melakukan seks bebas
sebelum menikah. Akibat lebih jauh adalah terjangkitnya penyakit kelamin,
Aids, HIV dan sebagainya.

B. Implikasi perkembangan bahasa dan perilaku kognitif

Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari dan menggunakan


bahasa asing pada kelompoknya. Remaja menggunakan bahasa yang hanya
dipahami oleh anggota kelompok mereka yaitu bahasa sandi ataupun bahasa
prokem. Keinginan remaja untuk menguasai bahasa asing terkadang tidak
diimbangi oleh usaha yang sungguh sungguh. Kelemahan dalam fonetik
umpamanya dapat menjadi bumerang menjadi cemohan teman lainnya.
Akibatnya sering menjadi fatal. Remaja jadi membenci pelajaran bahasa asing
bahkan bisa membenci gurunya.

Dalam hal perkembangan kognitif, siswa sekolah menengah telah mampu


mengoperasikan kaidah – kaidah logika formal, seperti asosiasi, diferensiasi.
Komparasi dan hubungan sebab – akibat (causalitas) meskipun masih bersifat
abstrak dan relative terbatas. Kecakapan intelektual umum (general
intelligence) menjalani laju perkembangan yang terpesat. Kecakapan

xiii
kecakapan khusus (bakat) menunjukkan kecenderungan arah perkembangan
yang lebih jelas.

C.Implikasi perilaku sosial, moralitas dan keagamaan

Karakteristik perilaku sosial siswa sekolah menengan adalah adanya


kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk
bergaul dengan banyak teman, dan ambivalensi antara keinginan untuk bebas
dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orang tuanya. Siswa sekolah menengah memiliki ketergantungan yang
kuat pada kelompok sebaya disertai dengan konformitas yang tinggi. Apabila
kecenderungan ketergantungan kepada kelompok sebaya ini tidak diarahkan
secara positif, hal ini dapat menimbulkan kenakalan remaja bersama gang
kelompoknya.

Dalam asdpek pemahaman moral, usia remaja adalah usia yang kritis
untuk menguji kaidah – kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa. Anak usia sekolah
menengah berupaya mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh idola.
Perkembangan ini seiringan dengan perkembangan cara berpikir dan sikap
usia sekolah menengah yang memasuki masa kritis.

Sedangkan perkembangan aspek keagamaan.anak usia sekolah


menengah memasuki masa kritis dan skeptis>Anak usia sekolah menengah
mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan
sifat kemurahan dan keadilan Tuhan. Penghayatan kehidupan keagamaan
sehari-hari dilakukan mungkin atas pertimbangan adanya semacam tuntutan
yang memaksa dari luar dirinya. Usia sekolah menengah berupaya mencari
dan mencoba menemukan pegangan hidupnya (Abin Syamsudin Makmun,
1999.93).

xiv
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU

• buku dilengkapi daftar pustaka dari setiap bab

• istilah-istilah atau kata yang mengandung arti dibuat cetak miring

• tata bahasanya mudah dipahami

B. KEKURANGAN BUKU

• gambar tidak berwarna atau hitam putih

• tidak dicantumkan biografi penulis

C. PERBANDINGAN BUKU

Buku yang penulis gunakan sebagai buku pembanding yaitu “Perkembangan Peserta
Didik” yang disusun oleh Vevy Liansari terbitan UMSIDA Press. Isi dari buku pembanding

xv
ini mengatakan bahwa Perkembangan merupakan proses perubuhan kuatitatif dan
Kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari Masa konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja Sampai masa dewasa. Sedangkan dalam buku utama ini
dikatakan bahwa Perkembangan dapat Diartikan sebagai “Perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari nulai lahir sampai mati” dan
berlangsung secara sistematis, progresif, dan Berkesinambungan. Isi dari buku
Pembanding tidak jauh berbeda dengan isi buku utama dimana pembahasan yang Terdapat
pada buku pembanding dijelaskan atau terdapat pada buku pembanding Tetapi ada
beberapa isi pembahasan pada buku utama yang tidak dijelaskan pada Buku pembanding.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Perkembangan peserta
didik sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai
periode adolesense menjelang seorang anak dewasa.

B. SARAN

Saya selaku penyusun CBR ini, berharap kedepannya buku ini bisa direvisi lebih baik lagi
dan dapat dijadikan sebagai acuan ataupun referensi yang lebih baik dalam proses
pembelajaran dan memudahkan para pembaca Dalam menguasai materi mengenai
Perkembangan Peserta Didik.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Ali. M. Ansori. M. 2005. Psikologi Remaja, Jakarta: Buni Aksara

Deswita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Rosda


Karya

Sumantri. M. Nana Sayodih. 2004. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:


Universitas Terbuka.

Bawani, Imam. Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya: PT Bina


Ilmu., 1957

xvii
xviii

Anda mungkin juga menyukai