MK.PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK PRODI
PGSD-FIP
Nilai:
NIM : 1233311010
MEDAN, 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya
sehingga Critical Book Report ini dapat terwujud. Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan belajar mahasiswa/i jurusan PGSD untuk memahami tentang Perkembangan Peserta Didik.
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Sujarwo M.Pd selaku dosen mata kuliah yang telah
mengajarkan dan membimbing mahasiswa/I agar dapat memahami materi yang ada didalam mata
Sebagai penyusun makalah Critical Book ini menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi tambahan dibidang
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya Cbr............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan.............................................................................................................1
D. Identitas Buku Yang Direview...........................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................2
A.Ringakasan Buku................................................................................................................2
B. Kelebihan dan Kelemahan Buku.....................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................18
A.Kesimpulan.......................................................................................................................18
B.Saran.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Critical Book Review ialah untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Penyelesaian tugas Critical Book Review
menambah pengetahuan kita untuk lebih mendalami bagaimana Perkembangan Peserta Didik, dan
meningkatkan pemahaman kita, juga untuk menguatkan kemampuan berpikir kritis kita.
C. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang Perkembangan Peserta Didik
2. Memenuhi salah satu tugas KKNI di Universitas Negeri Medan
1
BAB II
A.Ringakasan Buku
B.Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never Ending Process)
Perkembangan yang progesif dialamin individu dari sejak lahir sampai usia remaja sedangkan
usia dewasa perkembangan berjalan secara stabil dan mengalami penurunan (regresiff) pada
masa tua sampai akhir kehidupan.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu,baik fisik,emosi,intelegensi maupun sosial,satu sama
lainnya saling mempengaruhi.
3. Perkembangan mengikuti pola
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arahan tertentu.
Sementara itu,Yelon dab Weinsten 1977 (dalam Syamsu Yusuf 2011)mengemukakan tentang
arahan atau pola perkembangan itu sebagai berikut.
a. Cephalocaudal dan Proximal-distal
b. Struktur mendahului fungsi
2
c. Perkembangan itu berdifersiasi
d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak
e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme
f. Perkembangan itu berlangsung dan “outter control to inner control”
4. Perkembangan terjadi pada tempo berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan nya terjadi pada waktu dan tempo
yang berbeda
5. Tiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
a. Sampai usia 2 tahun
b. Pada usia 3-6 tahun
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahap atau fase perkembangan.
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalan hidupnya yang normal dan berusia panjang individu
akan mengalami fase perkembangan
7. Prinsip kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai
anak
C.Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan
Fase perkerkembanga dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkahlaku tertentu.Dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu:
a. Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis
b. Tahap perkembangan beradasarkan diktatis
c. Tahap perkembangan berdasarkan pisikologis
2.Kriteria pertahapan perkembangan
Dalam hubungan nya dengan proses belajar mengajar pentahapan perkembangan yang
dipergunakan sebaiknya bersifat efektif maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi
bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan erat.
A.Teori-teori Psikoanalisasi
Menurut teori psikoanalisasi,proses perkembangan terutama berlangsung secara tidak disadari
atau unconscious dan sangat diwarnai oleh emosi.Ahli teori psikoanalisisi juga menekankan bahwa
pengalaman di masa awal dengan orang tua memiliki pengaruh yang luas terhadap
perkembangan.Karakteristik ini disoroti dalam teori psikoanalisasi utama,yaitu oleh Sigmund Freud.
1. Teori Freud
Freud (1856-1939) mengembangkan teori psikoanalisasinya berdasarkan pengalamannya dalam
mengenai kehidupan mental pasien-pasiennya.Freud berpendapat bahwa kehidupan remaja dipenuhi
dengan ketegangan dan konflik.Menurut Freud,remaja berusaha meredakan ketegangan yang dialami
dengan cara memendam konflik tersebut ke dalam pikiran yang tidak sadar.
2. Teori Erikson
Erik Erikson (1902-1994) mengakui kontribusi Freud namun beliau berpendapat bahwa Freud
memiliki penilaian yang keliru mengenai sejumlah dimensi penting dan perkembangan
manusia.Menurut teori Erikson,kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan yang
berlangsung seumur hidup.Di dalam setiap tahap,individu ditahapkan pada sebuah krisis yang
merupakan suatu tugas perkembangan unik yang harus diselesaikan.Krisis ini bukanlah sebuah
bencana namun merupakan sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya kerentanan dan
potensi seseorang.
3
B.Teori-teori Kognitif
Tiga teori kognitif yang paling penting adalah teori perkembangan kognitif menurut
piaget,teori kognitif sosio-budaya menurut Vygotsky,serta teori pemprosesan-informasi.
1. Teori Perkembangan Kognitif Dari Piaget
Teori Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia
dan melalui empat tahap perkembangan kognitif yaitu:tahap sensorimotor,tahap praopesional,tahap
operasional konkret dan,tahap operasional formal.Setiap tahap yang terkait dengan usia ini
mengandung cara berpikir yang berbeda.Menurut teori Piage,cara memahami dunia secara berbeda
itulah yang membuat sebuah tahap lebih tinggi dibandingkan tahap lainnya.
2. Teori kognitif Sosio-Budaya dari Vygotsky
Teori Vygotsky adalah teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya dan
iteraksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Vygotsky melukiskan perkembangan sebagai
sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial dan budaya.Teori Vygotsky telah cukup banyak
merangsang minat terhadap pandangan yang menyatakan bahwa pengetahuan itu kolaboratif.
3. Teori Pemprosesan-Informasi
Dalam teori ini proses memori dari berpikir menjadi tema sentral.Menurut teori ini, secara bertahap
remaja mengenbangkan kapasitas yang lebih besar untuk memproses informasi,dimana hal ini
memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang komples.Meskipun
terdapat banyak faktor yang merangsang pertumbuhan teori pemprosesan informasi ini.
C.Teori-teori Perilaku dan Kognitif Sosial
Teori sosial kognitif akan mengobservasi tom dan ann serta menjumpai sesuatu yang sangat
berbeda di antara mereka.Mereka tidak menggunakan pikiran-pikiran yang tidak disadari Oedipus
kompleks,tahap-tahap perkembangan,ataupun mekanisme pertahanan,sebagai referensi.Para ahli teori
sosial kognitif juga menekankan faktor-faktor kognitif dalam perkembangan
1. Behaviorisme Skinner
Behaviorisme menekankan studi ilmiah mengenai respons perilaku yang teramati serta
determinan lingkungan.Bagi Skinner,perkembangan adalah perilaku.Karena para behavioris
berpendapat bahwa perkembangan merupakan basil belajar dan sering kali berubah sering dengan
pemerolehan pengalaman di lingkungan,mereka juga berpendapat bahwa modifikasi lingkungan dapat
mengubah perkembangan.
2. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial menyatakan bahawa perilaku,lingkungan,dan kognitif merupakan faktor
penting dalam perkembangan.Albert Bandura dan Walter Mischel adalah arsitek dan versi konteporer
teori kognitif sosial,yang awalnya oleh Mischael dinamai teori pembelajaran sosial kognitif.Banura
menyatakan bahwa faktor perilaku,lingkungan,dan kognitif seperti keyakinan,perencanaan dan
berpikir,dapat berinteraksi timbal-balik.Dengan demikian,dalam pandangan Bandura,lingkungan
dapat mempengaruhi perilaku seseorang,namun ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
D. Teori Kontekstual Ekologis
Pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
adalah teori kontekstual ekologis dari Brofenbrenner,yang kini semakin banyak diminati.Teori ini
mengidentifikasikan lima sistem lingkungan.yang berkisar dari interaksi langsung dengan agen-agen
sosial hingga input budaya yang luas.Kelima sistem dalam teori ekologis menurut Bronfenbrenner
adalah mikrosistem,mesosistem,ekosistem,rnakosistem.dan Kronosistem.
4
E.Orientasi Teoretis Eklektik
Orientasi ini tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun namun memiliki dan
menggunkan segi yang dianggap paling baik dari masing-masing teori.Melalui pandangan seperti
ini,tidak satupun teori yang yang dijelaskan di bab ini yang dapat sepenuhnya menjelaskan seluruh
kompleksitas perkembangan remaja.Masing-masing teori memberikan kontribusi yang berarti
terhadappemahaman kita mengenai
BAB III PERKEMBANGAN REMAJA
A. Perkembangan fisik
Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA, anak berada pada masa remaja atau
pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-
kanak dengan dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa -
masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setelah melewati
masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu
pribadi yang relative tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik
1. Faktor integral
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan oleh orang tuanya
b. Kematangan
2. Faktor eksternal
a. Kesehatan
b. Makanan
c. Stimulasi lingkungan
B. Perkembangan Intelektual
Menurut English English dalam bukunya A Comprehensive Dictionary of Psychoanalitical Terms
dalam Sunarto, 2002, istilah intelect berarti antara lain,1 kekuatan mental di man manusia dapat
berpikir, 2 suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan
berpikir, misalnya untuk menghubungkan, menimbang dan memahami, dan 3 kecakapan, terutama
kecakapan yang tinggi untuk berpikir. Sejalan dengan perkembangan fisik yang cepat, berkembang
pula kemampuan intelektual berfikirnya. Kalau pada usia sekolah dasar, kemampuan berfikir anak
masih berkenaan dengan hal-hal yang kongkrit atau berfikir kongkret, pada masa SLTP mulai
berkembang kemampuan berfikir abstrak, remaja mampu membayangkan apa yang akan dialami bila
terjadi suatu peristiwa umpamanya perang nukir, kiamat dan sebagainya.
Tahapan perkembangan intelek/kognitif
1. Tahap sensori-motoris
2. Tahap praoperasional
5
3. Tahap operasional konkret
4. Tahap operasional formal
Karakteristik perkembangan intelek/kognitif
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik tahap sensori-motoris
2. Karakteristik tahap praoperasional
3. Karakteristik tahap operasional konkret
4. Karakteristik tahap operasional formal
Skema (schema) sebuah konsep atau kerangka kerja mental yang diperlukan untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Asimilasi(assimilation) memasukkan informasi-informasi baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada.
Akomondasi menyesuaiakn sebuah skema yang sudah ada terhadap masuknya informasi
baru.
Ekuilibrium suatu proses yang mengidentifikasi oleh Piaget, adalah mengubah
pemikiran dari suatu kondisi ke kondisi lain.
a. Pemikiran operasi formal awal
Penemuan remaja mengenai kemampuannya untuk berpikir secara hipotesis
b. Pemikiran operasi formal akhir
Ketika remaja menguji penalarannya ke pengalaman, keseimbangan intelektual
mengalami perbaikan.
Perubahan kognitif di masa dewasa ,menurut Piaget orang dewasa dan remaja
menggunakan jenis penalaran yang sama.
Berfikir realistis dan pragmatis,beberapa ahli mengatakan bahwa seorang dewasa mulai
memasuki dunia kerja,cara berfikir mereka mengalami perubahan.
Berfikir reflektif dan relativistik,sebagai pemuda yang meranjak dewasa, secara bertahap
mereka meningglkan tipe pemikiran yang absolut ini mereka mulai menyadari berbagai
pendapat dan perspektif orang lain.
Pemikiran Pascaformal ( postformal thugh) ciri-ciri:
a. Reflektif
b. Sementara
c. Realistis
d. Terbuka
Teori vygoisky, teori ini telah merangsang sejumlah niat dalam suatu pandangan yang
menyatakan pengetahuan itu terkait dengan situasi dan bersifat kolaboratif.
6
Proximal development (ZPD),yang merujuk pada rentan tugas-tugas yang terlalu sulit bagi
individu untuk dikuasai sendiri namun dapat dipelajari melalui bimbingan dan bantuan orang
dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.
Pandangan pemprosesan informasi
Pemprosesan informasi merupakan sebuah kerangka kerja yang dipergunakan untuk
memikirkan mengenai perkembangan remaja dan merupakan suatu segi dari perkembangan.
Sumber daya kognitif perubahan perkembangan dalam pemrosesan informasi agaknya
dipengaruhi oleh meningakatnya kapasitas dan kecepatan pemrosesan.
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek konitif
1. Factor hereditas
Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan
berfikir setaraf normal, diatas normal,atau di bawah normal.namun potensi ini tidak akan
berkemban atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan
untuk berkembang.
2. Factor lingkungan
a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir.
Cara - cara yang digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk
merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan
keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat - alat
keterampilan, dan alat alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak.
b. Sekola
Sekolah adalah Lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir
anak.
C. Perkembangan emosi
1. Pengertian emosi
Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah emosi,
menurut Golleman 1995, seorang pakar kecerdasan emosional, makna tepatnya masih
sangat membingungkan, baik dikalangan para ahli psikologi maupun ahli filsafat dalam
waktu selama lebih dari satu abad. Karena sedemikian membingungkannya makna emosi
itu, maka Golleman 1995 dalam mendefinisakan emosi merujuk kepada makna yang
paling harafiah yang diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi
sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat yang meluap -luap.
2. Bentuk-bentuk emosi
Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya,golleman(1995) mengiden-tifikasi sejumlah
kelompok emosi,sebagai berikut:
a. Amarah
b. Kesedihan
c. Rasa takut yang meliputi cemas,takut ,gugup dll
d. Kenikmatan
e. Cinta
f. Terkejut
7
g. Jengkel
h. Malu
3. Hubungan antara emosi dan tingkah laku
Berdasarkan pendapat Golleman (1995) emosi memainkan peranan penting dalam pola
berpikir maupun tingkah laku individu. Yaitu:
1. Respon yang cepat tetapi ceroboh.
2. Mendahulukan perasaan kemudian pikiran.
3. Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik.
4. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang.
5. Realitas yang ditentukan oleh keadaan.
4. Ciri-ciri perkembangan emosi remaja Remaja
14 tahun sering kali marah-marah, mudah dirangsang dan emosinya cenderung meledak,
tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja 16 tahun mengatakan
bahwa merek tidak punya keprihatinan. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
emosi remaja adalah:
A. Perubahan jasmani, adanya perubahan yang sangat cepatr dari anggota tubuh. B
B. Perubahan pola interaksi dengan orang tua.
C. Perubahan onteraksi dengan teman sebaya.
D. Faktor pandangan luar.
E. Perubahan interaksi dengan sekolah.
F. Kematangan Emosi
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan meledak-ledal melainkan dengan
menggerutu, tidak mau bicara, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang dengan
penuh amarah. Remaja juga iri hati terhadap remaja lain yang memilki benda atau barang-
barang lebih banyak. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar
memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional.
D. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau
hubungannya dengan orang lain. Para ahli mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai
kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.
2. Tahapan perkembangan Bahasa
perkembangan ketrampilan berbahasa pada individu menurut Berk (1989) kedalam empat
komponen, yaitu:
a. Fonologi, berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan menghasilkan bunyi
Bahasa
b. Semantik, merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang
diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
c. Pragmatic, merujuk kepada sisi komunikatif dari bahsa. Berkaitan dengan bagaimana
menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan kedalam tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap Pralinguistik atau meraba (0,3-1,0 Tahun): tahap ini anak mengeluarkan bunyi
dalambentuk ocehan yang mempunyai fungsi kognitif.
b. Tahap Holofrasik atau Kalimat satu kata (1,0 – 1,8 tahun): mulai mengucapkan kata-kata.
Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai suatu kalimat penuh.
c. Tahap kalimat dua kata (1,6 – 2,0 tahun): anak mulai banyak kemungkinan untuk
menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana.
d. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun): tahap ini anak mulai
mengembangakan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah.
8
e. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun): anak semakin mampu
mengembangka struktur tata bahasa yang kompleks lagi serta mampu menggabungkan
kalimat-kalimat sederhana.
f. Tahap kompetensi lengkap (11,0-dewasa): perbendaharaan kata semakin meningkat, gaya
bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.
3. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir berpikir
pada dasarnya merupakan rangkaian kognisi yang bersifat pribadi atau pemprosesan informasi
yang berlangsung selama munculnya stimulus sampai dengan muncuknya respon (Morgon
1989) dalam proses berpikir digunakan simbol-simbol yang memiliki makna atau arti tertentu
bagi masing-masing individu. Aktivitas berpikiran individu sesungguhnya dibantu dengan
menggunakan simbol-simbol verbal dan hukum tata bahasa.
4. Karakteristik perkembangan bahasa remaja Perkembangannya sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap formal. Karaktersitik
psikologi khas remaja seringkali mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa yang
relative berada dan bahkan khas untuk kalangan remaja sendiri. Bahkan karena pesatnya
perkembangan bahasa gaul ini dan untuk membantu kalangan diluar remaja memahami
bahasa mereka. Perbedaan keluarga, masyarakat, dan sekolah akan menyebabkan perbedaan
antara remaja yang satu dengan remaja yang lain.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
1. kognisi.
2. pola komunikasi dalam keluarga.
3. jumlah anak atau anggota keluarga.
4. posisi urutan kelahiran.
5. bilingualism.
6. status social ekonomi keluarga.
7. kondisi lingkungan.
9
e. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang ambil.
Faktor Eksternal:
a. Kesempatan maksimal untuk mengembangakn diri
b. Sarana dan prasarana
c. Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
d. Lingkungan tempat tinggal
e. Pola asuh orang tua
4. Perbedaan individual dalam bakat khusus
Perbedaan dalam individu terletak pada jenis dan kualiatasnya. Perbedaan dalam jenisnya
terlihat dari kemampuan yang ditunjukkann. Sedangkan perbedaan dalam bidang kualitas
mengandung makna bahwa diantara individu satu sama lain memilki bakat khusus yang sama.
10
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan ingin rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
4. Kebutunan penghargaan
5. Kebutuhan ingin rasa tahu
6. Kebutuhan estetik
7. Kebutuhan pertumbuhan dan
8. Kebutuhan aktualisasi diri
11
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri didefenisikan secara berbeda oleh para ahli. Santrock 1996 menggunakan istilah
konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari diri sendiri. Atwater 1987 menyebutkan
bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri,
perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya, ia juga
rnengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk. Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya,
yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan
harapan-harapan seseorangmengenai dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat
dirinya. Menurut Burns 1982. Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri
kita sendiri.
12
j) Self integration
F. Konsep diri dan prilaku
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang. Bagaimana
seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya. Artinya, perilaku
individu akan selaras dengan cara individu memandang dirinya sendiri. Apabila individu memandang
dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk melakukan suatu tugas, maka
seluruh perilakunya akan menunjukkan ketidakrnampuannya tersebut. Menurut Felker (1974),
terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang, yaitu:
a) Self concept
b) Self concept as set of expectations
13
Seringkali kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri remaja. Aspek-aspek
berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah :
a. Hereditas dan konflik fisik
b. System utama tubuh
c. Kesehatan fisik
2. Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah:
a. Kamauana dan kemampuan untuk berubah(modifiability)
b. Pengaturan diri (self regulation)
c. Realisasi diri ( self realization)
d. Intelegensi
3. Edukasi atau pendidikan
Adapun unsur-unsur penting dalam edukasi/Pendidikan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
individu adalah sebagai berikut:
a. Belajar
b. Pengalaman
c. Latihan
d. Determinasi diri
4. Lingkungan
Adapun yang dimaksusd dengan lingkungan yang berpengaruh penyesuaian diri yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Merupakan linkungan utama yang sangat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting
dalam kaitannya.kekohesifan keluarga atau gangguan keluarga juga dapat mempengaruhi penyesuaian
diri individu karena kekohesifan maupun ganguan keluarga akan menciptakan iklim psikologis dalam
kehidupan keluarga.ada sejumlah karakteristik meninjol dalam interaksi orang tua dengan anak yang
memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri,yaitu sebagai berikut:
1. Penerimaan
2. Identifikasi
3. Idealisasi
4. Identifikasi negative
5. Identifikasi menyilang
6. Tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras
7. Kecemburuan dan kebencian
8. Pemanjaan dan perlindungan yang berlebih
9. Penolakan
10. Lingkungan sekolah
11. Lingkungan Masyarakat
5. Agama dan budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-nilai
keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan serta kestabilan dan
keseimbangan hidup individu. Agama secara konsisten dan terus menerus kontinyu mengingatkan
manusia tentang nilai-nilai intrinsik dan kemuliaan manusia yang diciptakan oleh Tuhan, bukan
sekedar nilai-nilai instrumental sebagaimana yang dihasilkan oelh manusia. Dengan demikian faktor
agama melebihi sumbangan yang berarti terhadapperkembangan penyesuaian diri individu.
BAB VIII (PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA SEKOLAH
MENENGAH).
A. Masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan
psikomotorik
1. adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju perkembangan fisik
anta individual atau kelompok
2. Perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional juga dapat
membawa akses psikologis tertentu,umpammanya munculnya nama-namu "cemoohan"
(nickname).
14
3. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala emosional
tertentu seperti perasaan malu.
4. Matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh
norma-norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan masturbasi, home seksual atau
mencoba heteroseksual yang mungkin berakibat lebih jauh lagi sepertinya berkembangnya
penyakit kelamin, disamping pelanggaraaan atas norma Susila.
B. Masalah-masalah yang mungkin timbul berkenaan dengan perkembangan Bahasa dan prilaku
kognitif.
1. Bagi individu tertentu memepelajari bahasa Asing bukanlah merupakan hal yang
menyenangkan.
2. Inteligensi juga merupakan kapasitas dasar belajar bagi yang dianugrahi IQ yang tinggi
(superior) atau di bawah rata-rata (slow learner), kalau kurang bimbingan yang memadai akan
membawa akses psikologis.
3. Kadang-kadang terjadi ketidak selarasan antara keinginan atau minat seseorang denga bakat
khusus (aptitudes) .
C. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku sosial,moralitas dan keagamaan:
1. Keterikatan hidup dalam "gang" (peer group) yang tidak terbimbimudah menimbulkan
junevinile delinquency (kenakalan remaja) yang berbentuk perkelahian antar kelompok,
pencurian, perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk anti social lainnya.
2. Konflik dengan orangtua yang mungkin berakibat tidak senang di rumah bahkan ada yang lari
meninggalkan rumah.
3. Melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan norma masyarakat atau
agamanya, seperti penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya.
D. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku afektif konatif dan kepribadian.
1. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan destruktif yang spontan
untuk melampiskan ketengangan emosionalnya meskipun ia tidak mengetahui maksud yang
sebenarnya dari tindakan- tindakannya itu. Mudah terlibat kegiatan-kegiatan masa yang
melibatkan remaja dan bercirikan remaja.
2. Ketidak mampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintegrasikan dan
sistesis fungsi-fungsi psiko-fisisnya yang berlanjut akan sukar pula menemukan identitas
pribadinya. Ia akan hidup dalam suasasana adolesentisme remaja yang berkepanjangan
meskipun usianya sudah menanjak dewasa Menurut Hurlock masalah remaja banyak
disebabkan oleh ketidak mampuan remaja dalam melakukan penyesuaian diri.
E. Masalah tawuran remaja
Pengertian dan berbagai kasus tawuran
Adalah istilah yang sering digunakan Masyarakat Indonesia,khususnya di kota-kota besar sebagai
perkelahian atau atau tindak kekerasan.
15
terkadang tidak diimbangi oleh usaha yang sungguh-sungguh. Kelemahan dalam fonetik umpamanya
dapat menjadi bumerang menjadi cemohan teman lainnya.
C. Implikasi prilaku sosial,moralitas dan keagamaan
Karakteristik perilaku sosial siswa sekolah menengan adalah adanya kecenderungan
ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk bergaul dengan banyak teman, dan
ambivalensi antara keinginan untuk bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orang tuanya. Siswa sekolah menengah memiliki ketergantungan yang
kuat pada kelompok sebaya disertai dengan konformitas yang tinggi. Apabila kecenderungan
ketergantungan kepada kelompok sebaya ini tidak diarahkan secara positif, hal ini dapat menimbulkan
kenakalan remaja bersama gang kelompoknya. Dalam asdpek pemahaman moral, usia remaja adalah
usia yang kritis untuk menguji kaidah - kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa. Anak usia sekolah menengah berupaya
mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh idola.
D. Implikasi perilaku apektif,konatif dan kepribadian
Memasuki usia sekolah menengah, lima kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan rasa aman, afiliasi social, penghargaan dan perwujudan diri, mulai menunjukan
kecenderungan kecenderungannya. Reaksi dan ekspresi emosinya masih labil dan belum terkendali,
dan seiring berubah dengan cepat. Kecenderungan tipe kepribadian sudah menunjukan pola, meskipun
belum begitu terpadu. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relative lebih jelas. Masa usia
sekolah menengah ini merupakan masa krisis identitas. Sekiranya kondisi psiko sosialnya menunjang
maka akantampak identitas yang positif, sebaliknya jika tidak menunjang akan tampak identitas yang
negatif.
E. Implikasi perkembangan emosi remaja terhadap penyelenggaraan Pendidikan
Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat mengembangkan
kecerdasan emosional, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan intervensi yang
dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium tentang "Unsur-unsur Aktif Program Pencegahan", yaitu
sebagai berikut.
a. Pengembangan keterampilan emosional
b. Pengembangan keterampilan kognitif
c. Pengembangan keterampilan perilaku
F. Impilikasi perkembangan konsep diri
Konsep diri sangat menentukan dalam proses pendidikan dan prestasi belajar peserta didik, .anak yang
megalami masalah di sekolah banyak yang berhubungan dengan konsep diri; dan pada umumnya
mereka mempunyai konsep diri yang rendah.
1. Membuat siswa anmendapat dukungan dari guru
2. Membuat siswa merasa bertanggung.
3. Membuat siswa merasa mampu
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis
5. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis
6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis
G. implikasi tugas-tugas perkembangan remaja bagi Pendidikan
Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa
implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu remaja tersebut, yaitu
sebagai berikut:
1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan
non akademik melalui berbagai perkumpulan, misalnya perkumpulan penggemar olahraga
sejenis, kesenian, dan lain-lain.
2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya,
mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling.
3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan
kelompoknya sendiri.
4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat
dan keinginannnya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa
mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.
Havighurst mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
16
sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
fase bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanalan tugas-tugas berikutnya.
Akan tetapi, kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas beikutnya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan perkembangan peserta didik adalah suatu rangkuman tentang aspek-aspek yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu yang sedang mengikuti proses
pendidikan. Perkembangan peserta didik mencakup berbagai dimensi, seperti perkembangan
psikologis, kognitif, bahasa, matematika, sosial, emosional, dan fisik. Perkembangan peserta didik
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal, seperti genetik, lingkungan, budaya, keluarga,
sekolah, teman sebaya, dan lain-lain. Perkembangan peserta didik juga berbeda-beda sesuai dengan
tahap usia, jenis kelamin, bakat, minat, dan kebutuhan. Perkembangan peserta didik sangat penting
untuk dipahami oleh para pendidik, orang tua, dan masyarakat, agar dapat memberikan bimbingan,
arahan, dan dukungan yang sesuai dengan karakteristik dan potensi peserta didik. Perkembangan
peserta didik juga menjadi dasar bagi penyusunan kurikulum, metode pembelajaran, evaluasi, dan
pengembangan diri peserta didik.
B. Saran
Berikan pujian dan apresiasi atas prestasi dan kemajuan yang dicapai oleh peserta didik, baik
secara akademik maupun non-akademik. Hal ini dapat meningkatkan motivasi, kepercayaan diri, dan
rasa bangga peserta didik terhadap dirinya sendiri.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21