TUGAS INDIVIDU
CRITICAL BOOK REVIEW
DISUSUN OLEH :
(6211121001)
2021
KATA PENGHANTAR
Puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karna berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report materi ajar “Perkembangan Peserta
Didik” Saya sangat berharap semoga tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Perkembangan Peserta Didik dan kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan yang jauh dari
kata sempurna baik itu dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas
kami ini dan sekaligus kami meminta maaf. Semoga tugas yang sederhana ini dapat di
pahami oleh siapapun yang membacanya dan sekiranya tugas ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun pembacanya.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. MANFAAT..............................................................................................................
B. TUJUAN..................................................................................................................
C. IDENTITAS BUKU....................................................................................................
BAB II : RINGKASAN ISI BUKU............................................................................................
BAB III : PEMBAHASAN......................................................................................................
A. KEUNGGULAN........................................................................................................
B. KELEMAHAN..........................................................................................................
BAB IV : PENUTUP.............................................................................................................
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………....
B. PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun manfaat yang diharapakan tercapai setelah mengkritik buku ini adalah :
1. Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam buku ini
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang
lebih baik dan bermutu
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan
Di dunia pendidikan proses sosialisasi terdiri terdiri dari beberapa tahap, salah
satunya adalah tahap tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam suatu rentang kehidupan individu, yang apabila
tugas itu dapat berhasil dituuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas berikutnya. Apabila gagal hal tersebut gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas – tugas berikutnya. Oleh
karena itu kemampuan untuk menilai dan memahami lebih jauh tentang perkembangan
peserta didik menjadi syarat penting dalam suatu proses pengajaran.
PEMBAHASAN
Hakikat Perkembangan
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.”
b. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baaik
secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
c. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi secara
berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara
progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi
sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.
Faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan.
Faktor genetika yang merupakan totalitas karakteristik yang diwariskan orang tua kepada
anak, atau segala potensi yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari
orang tua melalui gen-gen. Sedangkan faktor lingkungan, lingkungan menjadi keseluruhan
dari fenomena alam/sosial yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.
Faktor lingkungan meliputi keluarga, sekolah, teman sebaya.
1. Faktor Genetika (HEREDITAS)
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), seluruh bawaaan hereditas
individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy)
dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-
sifat fisik dan psikis individu atau yang memnentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam perkembangan
kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian,
tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampun-kemampuan yang menentukan jenis
penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
2. Lingkungan sosial
Dengan memberikan karakteristik umum anak usia dini, perkembangan kognitif anak usia
dini, serta upaya untuk memfasilitasi perkembangan tersebut. Usia dini merupakan masa
perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan pada tahap
selanjutnya. Sehingga diperlukan adanya pendidikan anak sejak usia dini agar kita dapat
memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja di masa dewasa. Dengan
demikian sudah seharusnya guru ataupun pendidik memfasilitasi perkembangan potensi
anak secara optimal.
Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang mengalami pertumbuhan
secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa kanak-kanak pertambahan tinggi dan
pertambahan berat badan relatif seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari dua,
ada yang kasar dan ada yang halus (John W. Santrock, Life Span Development.
Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan
sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari ke sana ke mari dan ini menunjukkan
kebanggaan dan prestasi. Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang
sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan
satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama dan memperhatikan waktupada setiap
langkah.
Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba untuk berlomba dengan
teman sebayanya atau orang tuanya.
1. Perkembangan fisik-motorik :
a. Fase/usia sekolah dasar (7-12 th) ditandai gerak/aktivitas motorik yg lincah.
b. Usia yg ideal untuk belajar keterampilan.
c. Motorik halus: menulis, menggambar, mengetik, kerajinan, menjahit, origami,
dll.
2. Perkembanagan intelektual/kognitif :
a. Anak SD sudah mereaksi rangsangan intelektual/ melaksanakan tugas belajar yg
menuntut kemampuan kognitif (CALISTUNG).
b. Anak SD sudah mulai berpikir konkret dan rasional (AUD: berpikirnya masih
imajinatif/angan-angan saja/khayal)
c. Tanda-tanda anak SD berpikir konkret: mengelompokkan benda berdasar ciri yg
sama, menyusun/mengasosiasikan angka-angka bilangan, dan memecahkan
masalah sederhana.
3. Pengembangan intelektual siswa
a. Mengasah ketajaman pancaindra untuk menerima masukan dari luar
(information gathering).
b. Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi.
c. Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang kehidupan
individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama terjadi pada
fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan
kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya
menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mencapai kematangan dari pada bagian-
bagian yang lain. Hal yang paling jelas terlihat pada hidung, kaki dan tangan. Pada masa
remaja akhir proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam
semua bagiannya.
Dalam perkembangan seksualitas remaja ,ditandai dengan dua ciri yaitu sebagai berikut:
Pria :Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi
perubahan suara, tumbuh kumis , tumbuh jakun.
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Pada
usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada masa remaja terjadi
reorganisasi lingkaran syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau mengambil
keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai usia 20 tahun lebih dan sangat
berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja,seperti halnya anak usia 12 tahun
walaupun secara intelektual remaja tersebut berbakat namun belum bijaksana.
3. menyangkut interes, sikap, nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja
Perkembangan Sosial
Secara umum, masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan
individu setelah masa remaja. Masa dewasa dibagi kedalam tiga periode yaitu masa dewasa
awal, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut. Setiap periode perkembangan tersebut
mempunyai tugas-tugas dalam perkembangan yang dipengaruhi oleh banyak aspek seperti
perkembangan fisik, seksualitas, kognitif, karier, dan sosial emosional.
Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia
tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena
didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat).
Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat
banyaknya masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah
menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak,
keharmonisan keluarga, dll.
Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra, dan
mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat,
dll).
Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan
kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai
peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi,
peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia
mencari, mendapatkan informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran
seorang guru. Ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, yang dimaksud dengan peran guru sebagai
demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang
dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
Ada dua konteks guru sebagai demonstrator, yaitu :
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil belajar yang
baik. Sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik
guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang sudah diajarkan sudah
cukup tepat. Dengan melakukan penilaian guru akan dapat mengetahui keberhasilan
pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode
mengajar. Dalam peran ini, guru menyimpulkan data atau informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya
sebagai evaluator, yaitu :
Dalam proses pembelajaran. motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang
sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan
kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar.
Dengan demikian, siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh
kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan tidak ada dorongan
motivasi dalam dirinya. Oleh sebab itu, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi
belajar siswa, karena pada hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan
dengan keadaan mental seseorang. Dengan demikian apabila peserta didik belum siap
(secara mental) menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa
makna.
A. Keunggulan
1. Kelebihan buku ini terdapat dalam susunan atau skema penulisan yang
teratur dan saling berhubungan, bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit.
2. Dengan menggunakan bahasa resmi yang mudah dipahami oleh pembaca.
3. Buku ini cukup lengkap dalam membahas masalah perkembangan peserta
didik.
4. Sampul depan atau cover buku ini juga terlihat menarik dengan gambar
pensil warna yang tertata indah.
5. Cukup memenuhi kebutuhan pembaca untuk mengetahui perihal psikologi
perkembangan peserta didik.
6. Buku ini mengandung sebuah pembelajaran yang berguna bagi para pendidik
(guru), calon guru, mahasiswa, orang tua, atau semua pihak yang terkait
dengan pendidikan dalam memahami peserta didik.
B. Kelemahan
Pada dasarnya, buku ini hampir tidak ada kekurangan. Hal ini disebabkan karena
penulis dengan cerdas dan teliti memaparkan deskripsi mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan perkembangan peserta didik. Buku ini dinilai cukup untuk
mengetahui perihal perkembangan peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang
disebabkan oleh pengalaman.
B. Penutup
Terima kasih yang sudah membaca dan memahami CBR ini. Mohon maaf atas segala
kekurangan. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun Semoga
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan.
DAFTAR PUSAKA
Syamsu Yusuf L.N Nani M. Sugandhi. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Depok: Raja
Grafindo Persada.