Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT SEJARAH DAN OLAHRAGA

Dosen Pengampu:

Drs. Nono Hardinoto, M. Pd

Di susun oleh

Willy Owen Nicholas Sihombing (6211121001)

Yuni Yovanka Situmorang (6211121031)

Ricky Hutasoit (6213121058)

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karna berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report materi ajar “Filsafat
Sejarah dan Olahraga” Saya sangat berharap semoga tugas ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Filsafat Sejarah dan
Olahraga, dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan yang jauh dari kata sempurna baik itu dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki tugas kami ini dan sekaligus kami meminta maaf. Semoga tugas yang
sederhana ini dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya dan sekiranya tugas ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun pembacanya.

Medan, 18 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................
B. TUJUAN..................................................................................................................
C. MANFAAT..............................................................................................................
BAB II : RINGKASAN ISI BUKU............................................................................................
BAB III : PEMBAHASAN......................................................................................................
A. KEUNGGULAN........................................................................................................
B. KELEMAHAN..........................................................................................................
BAB IV : PENUTUP.............................................................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penulisan Critical Book Report yang baik didasarkan pada hasil mengkritisi sebuah buku.
Syarat utama penulisan CBR yang baik adalah penyediaan buku yang akan dikritik dan buku
pembanding. Mengkritisi buku yang dimaksud adalah membaca dan menelaah semua isi
buku secara mendetail di setiap sub-bab isi buku. Setelah menelaah keseluruhan isi buku,
seorang kritikan membandingkan isi buku yang dikritisi dengan beberapa buku pembanding
lainnya. Perbandingan buku yang dimaksudkan dapat berupa kelemahan dan kelebihan dari
keduan jenis buku.

2. Tujuan
Tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah:
a. Untuk melatih mahasiswa berpikir dalam mencari informasi yang di sajikan oleh
buku.
b. Untuk mengajarkan mahasiswa mengulas dan menelaah isi buku.
c. Untuk mengetahui tugas perkembangan manusia yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang telah di sajikan dan
untuk memberikan penjelasan informasi dan pemahaman yang mendalam
tentang apa yang terlihat dan terungkap dalam sebuah buku, tepatnya pada
tema perkembangan serta hal-hal yang mempengaruhinya yang di ambil dari
sumber buku :
e. Buku Utama :
 Judul : Filsafat Olahraga
 Penulis : Prof. Dr. Agung Sunarnono, M.Pd
 Penerbit : Larispa Indonesia
 ISBN : 978-602-71584-8-1
 Bahasa : Indonesia
3. Manfaat
Manfaat Penulisan Critical Book Report ini Adalah:
a. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.
b. Agar mahasiswa secara tidak langsung menguasai materi yang di bahas di dalam
buku.
c. Agar mahasiswa mampu memiliki kekreatifan dalam mengembangan ide dari setiap
pembahasan buku.
d. Kita bisa lebih memahami proses perkembangan dan pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Kita bisa mengetahui keunggulan dan kelemahan buku tersebut.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Bermain merupakan suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan dalam batas-
batas ruang dan waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang telah diterima
secara sukarela, tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya, disertai oleh
perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran “lain daripada kehidupan sehari-hari”. (Johan
Huizinga)

Permainan adalah Kebebasan lebih sedikit lengkap dari bermain dengan Keterbatasan
permainan cenderung menetap pada batas khusus dari ruang dan waktu, yang
menghasilkan Hasil menang dan kalah, Investasi tingkat emosi atau Investasi Ego,
Perubahan dan strategi.

Sport adalah Suatu bentuk yang khusus dari perilaku gerak insani (human movement).
Tujuan & capaiannya, waktu, lokasinya dicirikan oleh perbedaan yang luas. hal ini
membuktikan relevansi sosial dari fenomena yang disebut olahraga. Dilaksanakan bersama
kecenderungan yang membawanya ke dalam hubungan yang dekat dengan ideologi,
profesi, organisasi, pendidikan, dan Ilmu.

Orang awam sering kali menyamakan artikan istilah-istilah bermain (play), permainan
(game) dan sport, tetapi mahasiswa harus dapat membedakan ketiga istilah itu satu dengan
lain karna memang artinya tidak persis sama sehingga pemakaian tidak dapat dipertukarkan.
Titik singgung antara ketiganya terletak pada kenyataan bahwa ketiganya sama-sama masuk
dalam kategori olahraga dalam arti yang luas.

Dalam bab ini akan diungkapkan perbedaan istilah bermain, permainan, dan sport
bagaimana bubungannya satu sama lain dan bagaimana peran masing-masing dalam pola
menyeluruh dari budaya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. BERMAIN (PLAY)
Johan Huizinga adalah seorang sejarawan budaya berbangsawan Belanda yang
mengarang sebuah buku yang sangat legendaris berjudul Homo Ludens. Bagi
Huizinga bermain adalah bagian yang tak terpisahkan dari semua kegiatan manusia.
Huizinga (1964) selanjutnya menyatakan. Bermain adalah suatu kegiatan atau
okupasi yang dilakukan dalam peraturan yang dibuat menurut waktu dan tempat
sesuai dengan aturan yang diterima secara bebas tapi mengikat, mempunyai tujuan
pada dirinya sendiri dan diiringi dengan perasaan ketegangan, gembira, dan
kesadaran bahwa ia (bermain itu) berbeda dengan kehidupan biasa.
1. Kategori Bermain
Caillois (1962) membagi bermain dalam empat kategori yaitu agon, alea,
mimicry, dan ilink.
Agon adalah semua bentuk bermain yang berisi kontes (perjuangan, kompotisi).
Unsur agon dalam Bahasa latin juga termasuk dalam kompetisi ekonomi,
persaingan iklan, dan ujian bersaing (misalnya SPMB).
Kategori kedua adalah alea yang dalam Bahasa latin berarti “dadu” kedalam jenis
ini termasuk semua bentuk bermain yang pemenangnya bergantung kepada
unsur kebetulan (chance) atau untung-untungan (lucky).
Jenis yang ketiga adalah mimicry. Kata mimicry berasal dari kemampuan hewan
sejenis kadal untul mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat ia
berada untuk penyamaran.
Jenis permainan yang keempat dinamakan oleh Cailois sebagai ilink. Dalam
basaha ilink berarti arus putar (whirpool) dan kata synonym dengan vertigo. Jadi
ilink adalah bermain yang menimbulkankan perasaan gamang tetapi menggelitik
perasaan senang.
2. Bentuk-bentuk Bermain
Dalam garis besarnya, ada dua bentuk bermain Paidia dan Ludus (Caillois, 1962).
Pembagian ini didasarakan atau suatu rentangan antara dorongan hati (impulse)
dan pengendalian (control) atas perbedaan antara spontanitas ekspresi diri yang
tidak mencerminkan kerusuhan yang terdapat pada bermain anak-anak (paidid)
dan kecendrungan untuk memformalkan dan mengkonvensionalkan bermain
(ludus)
Padia merupakan menifestasi yang spontan dari instink bermain. Ia dipenuhi oleh
suasana gembira yang diekpresikan oleh dorongan (agitasi) yang muncul
mendadak dan tidak diatur-atur oleh penggunaan waktu secara impulsive, santai,
dan tidak berlebihan.
Ludus adalah bermain yang mempunyai ciri formal dan konvensional. Artinya
dilaksanakan secara resmi dan ada aturan yang disepakati bersama. Dalam Ludus
masih terdapat unsur gembira tetapi relative kecil. Contoh ludus pada anak
adalah main congkak, galasin, petak umpet, dan main gasing. Memancing
bersifat paidia, tetapi kalau diperlombakan maka ia adalah ludus.

3. Kajian Konseptual Tentang Bermain


Dalam Filsafat kajian konseptual itu penting demi menentukan jati diri (identitas)
yang murni dari suatu hal atau benda. Sebagai analog, manga hamper sama
dengan kuini tetapi dengan melakukan kajian konseptual kita dapat memastikan
bahwa manga tidak sama dengan kuini.
Untuk mencari hakekat bermain kita dapat memberlakukan motode
mempertentangkan (contrasting). Menurut Guttman (1978) ada tiga versi dalam
hal ini.
- Versi 1 adalah bahwa bermain merupakan antonim (lawan kata) dari bekerja.
- Versi 2 bermain adalah kosokbali dari realitas Bennain adalah non-realitas
bukan dunia nyata.
- Versi 3 adalah mempertentangkan pengutamaan dalam bermain dan bekerja.
B. PERMAINAN (GAME)
Bermain atau bermain-main diwarnai oleh suasana paidia tetapi dalam permainan
(game) unsur haruslah yang menonjol. Permainan yang formal merupakan interaksi
yang kompetitif dan bertujuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Permainan adalah suatu kegiatan bermaian yang mempunyai peraturan yang jelas,
tujuan yang khusus, unsur kompetisi atau kontes, batas waktu atau kadang-kadang
ruang, serta urutan tindak yang pada hakekatnya terulang setiap kali permainan itu
dinamakan.
1. Bentuk-bentuk Permainan
Permainan dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
- Permainan Keterampilan Fisik
Hasilnya bergantung kepada terutama kemampuan fisik pemain, seperti
kontes angkat berat.
- Permainan Strategi
Yaitu permainan yang melibatkan langkah-langkah penyerangan yang
masing-masing langkag merupakan satu pilihan antara beberapa alternative.
Contoh: catur, sepakbola.
- Permainan Keberuntungan
Dalam permaianan irrasional maupun perilaku suatu mesin. Misalnya main
dadu, roulade, tebak angka (toto), jacpot.

C. SPORT
DiIndonesia orang awam sering kali menganggap kata “olahraga” sebagai padanan
kata untuk “sport”. Namun apabila sesorang melaukan senam kesegaran jasmani
atau senam jantung sehat, ia juga disebut berolahraga padahal kegiatan-kegiatan
tersebut bukanlah sport dalam arti yang sesungguhnya. Bermain dan permainan juga
sering dikacaukan orang dengan istilah sport.
1. Pengertian Sport
Pada tahun 1962 Departemen Olahraga RI mengeluarkan definisi olahraga
sebagai berikut.
Olahraga dalah segala kegiatan/usaha untuk mengembangkan, membina, dan
meningkatkan kekuatan-kekuatan jasmaniah dan rohaniah pada setiap manusia.
Dalam literature terdapat banyak fakta yang mencoba merumuskan defisini sport
tetapi demi menghemat ruangan dan atas pertimbangan bahwa banyak definisi
tersebut yang hanya boleh berbeda dalan redaksi kalimat tetapi isinya sama,
maka berikut ini hanya cukup dikutip tigas definisi sport:
- SINGER (1976)
Sport adalah suatu kegiatan manusia yang melibatkan organisasi administrasi
dan peraturan-peraturan berlatar belakang sejarah yang menetapkan
tujuannya dan membatasi pola perilaku manusia ditentukan terutama oleh
keterampilan fisik (physical skill)
- GUTTMANN (1978)
Sport adalah kontes yang bersifat bermain yang mementingkan keterampilan
fisik.
- UNESCO
Sport adalah setiap aktifitas fisik yang berupa permainan yang berisikan
perjungan melawan unsur-unsur alam, orang lain, maupun diri sendiri.

2. Aspek-aspek Sport
Sport dapat dipandang dari tiga segi aspek yaitu:
Sport Sebagai Suatu Peristiwa Permainan
Permainan adalah bentuk bermain yang berisi kompetisi yang hasilnya
ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, atau untung-untungan maupun
kombinasi.
a. Sifat Bermain
Menurut Loy (1969) dalam sport bahkan yang berbentuk sangat terorganisasi
sekalipun masih terdapat unsur bermain.
b. Kompetisi
Kompetisi adalah perjuangan untuk memperoleh supremasi antara dia pihak
yang saling berhadapan.
c. Keterampilan Fisik, Strategi, Dan Untung-untungan
Dalam sport mungkin factor untung-untunganlah yang paling kurang relavan.
Dalam usaha untuk membuat keadaan seimbang (equality) sebelum
pertandingan dimulai.
d. Keunggulan fisik
Jika dalam permainan orang tidak dengan sungguh-sungguh perlu
mempersiapkan kondisi puncak fisiknya, sport sangat menekannya.

3. Sport Sebagai Institusi Sosial


Merebaknya kegiatan sport ke semua lapisan masyarakat dan keseluruh
daerah dari mota sampai pedesaan menyebabkan sport telah tumbuh
menjadi suatu institusi social.

4. Sport Sebagai Institusi Sosial


Sistem social secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang
dengan ciri-ciri yang dapat didentifikasi sebagai adanya hubungan yang
interaksi diantara orang-orang tersebut berangkat dari definisi tersebut,
maka dua tim yang sedang bertanding dilapangan sepakbola, misalnya dapat
dianggap sebagai suatu system social.

D. HUBUNGAN BERMAIN-PERMAINAN-SPORT
Permainan ini dibagi lagi menjadi permainan yang non kompetitif dan yang
kompetitif, Permainan yang kompetitif disebut kontes. Hubungan antara bermain-
permainan dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Semua sport adalah permainan tidak semua permainan adalah sport
- Sport dan permainan mungkin bermain mungkin tidak.
- Sport dan permainan adalah bermain kalau dilakukan secara sukarela untuk
imbasan intrinsik.
- Sport dan permainan bukan bermain kalau dilakukan bukan dengan sukarela
atau ditujukan untuk memperoleh imbalan ekstrinsik.
- Bermain dapat berupa kegiatan yang bukan permainan atau bukan sport.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
A. KEUNGGULAN
1. Identitas buku ini lengkap
2. Bahasa dalam buku ini mudah dipahami
3. Terdapat evaluasi di setiap bab sehingga bisa melatih pembaca untuk mengulas
kembali pemahaman mengenai materi yang telah di paparkan.
B. KELEMAHAN
1. Materi tidak tersusun secara sistematis
2. Pemahaman buku ini terlalu panjang sehingga menyulitkan pembacanya untuk
sedikit memahaminya
3. Buku ini tidak memiliki warna pada tulisan sehingga dapat membuat pembaca
merasa bosan dan malas membacanya
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Orang awam seringkali menyama-artikan istilah – istilah bermain (play),
permainan (game), dan sport, tetapi mahasiswa harus dapat membedakan
ketiga istilah itu satu dengan lain karena memang artinya tidak persis sama
sehingga pemakainannya tidad dapat dipertukarkan. Titik singgung anrata
ketiga nya terletak pada kenyataan bahwa ketiga nya sama – sama masuk
dalam kategori olahraga dalam arti luas.

B. SARAN
Sebaiknya materi buku ini tersusun secara sistematis. Agar pembaca
mengetahui tahapan atau aturan yang di jelaskan di dalam. Pembahasan nya
juga terlalu panjang, seharus nya lebih baik penjelasan nya lebih ringkas dan
lebih terperinci agar pembaca mudah mengerti apa yang di jelas kan oleh
penulis.
DAFTAR PUSAKA

Sunarno, Agung. (2015). Filsafat Olahraga. Medan: Larispa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai