Anda di halaman 1dari 19

IPS SEBAGAI ILMU SOSIAL

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi


Dosen pembimbin: Eka Yusnaldi ,M.pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2:

Novia Rahmadani (0306211013)


Falih Dafa (0306212166)
Khoiriah Marta parapat (0306212099)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADHRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TP.2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
sudah memberikan hidayah, taufik dan rahmat-Nya kepada kami sehingga
mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat dan
salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Nabi yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang ini
dengan penuh ilmu pengetahun. Semoga kita termasuk golongan umatnya yang
kelak akan mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Aamiin.
Tugas makalah ini kami buat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pancasila
yang diampu oleh bapak Eka yusnaldi,M.pd Makalah ini berisi materi tentang
ips sebagai ilmu social. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua, khususnya bagi kami selaku penyusun. kami sangat
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
meminta kritik serta sarannya dari semua pihak yang bersifat membangun
senantiasa kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu yang sudah berperan serta
dalam penyusunan tugas makalah kami ini. Jika terdapat kekeliruan kata
ataupun kalimat, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Medan, 15 Maret
2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………….…………………...…...i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG
.............................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH
..............................................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN
..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
...........................................................................................................................................2
A. IPS SEBAGAI ILMU SOSIAL
...............................................................................................................................2
B. IPS SEBAGAI KAJIAN SOSIAL
................................................................................................................................7
C. PERSAAMAN DAN PERBEDAAN IPS SEBAGAI ILMU SOSIAL
……………………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
...........................................................................................................................................14
KESIMPULAN
……………………………………....................................................................................14
SARAN
………..……………………...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………….............................................................................15
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan objek kajian yang selalu menarik dan berkembang.Interaksi antar manusia
kadang menimbulkan permasalahan yang harusdiselesaikan. Pada tataran yang lebih luas, masyarakat
beranggotakan manusiadari berbagai suku, agama, warna kulit, ras dan sebagainya. Semua ini
dipelajaridalam IPS . Namun demikian apa ciri interaksi manusia dalam masyarakat yangdikategorikan
dalam IPS sebagai ilmu sosial dan sebagai kajian sosial perludipahami.
Terkadang pengertian dari IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) disamakan dengan Ilmu- Ilmu sosial,
padahal pada dasarnya kedua pengertian itu sangatlah berbeda. Ruang lingkup yang dibahas pada
ilmu-ilmu sosial dan ilmupengetahuan sosial juga jelas berbeda. Cakupan ilmu pengetahuan sosial.
Berikut ini kami akan memaparkan IPS sebagai ilmu sosial dan kajiansosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari IPS sebagai IlmuSosial?
2. Apa pengertian dari IPS sebagai KajianSosial?
3. Apa persamaaan dan perbedaanIPS sebagai Ilmu Sosial dan KajianSosial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian IPS sebagai IlmuSosial.
2. Untuk mengetahui pengertian IPS sebagai KajianSosial.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaanIPS sebagai Ilmu Sosial dan KajianSosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. IPS Sebagai IlmuSosial

Sebelum kita membahas tentang IPS sebagai ilmu sosial ada baiknya kita membahas terlebih
dahulu yang dimaksud dengan ilmu dan sosial. Adapun pengertian ilmu adalah secara terminologi ilmu
merupakan terjemahan daridalam bahasa Inggrisscience. Katasciencejika dari bahasa latin
Scientiayang berarti pengetahuan. Sedangkan secara istilah seperti yang diungkapkan olehThe Liang
Gie bahwa ilmu dipandang sebagai kumpulan pengetahuansistematis, metode penelitian dan aktivitas
penelitian. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pendapat The Liang Gie :

1. Ilmu Pengetahuan Sebagai Kumpulan yang Sistematis


Soekanto secara singkat menyatakan bahwa “Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu
dapat diperiksa dan di telaah atau dikontroldengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin
mengetahuinya”
Dapat disimpulkan bahwa, ilmu pengetahuan yang dikatakan sebagaikumpulan yang
sistematis adalah apabila suatu bentuk usaha untuk meguraikan serta merumuskan
sesuatu hal dalam konteks hubungan yanglogis serta teratur sehingga membentuk sistem
yang secara menyeluruh, utuh dan terpadu yang mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat yang terkait suatu objek tertentu. Suatu ilmu pengetahuan itu dapat
dibuktikankebenarannya, dengan cara berpikir logis serta kritis maka ilmu itu akan rasional
dan konkret serta dapat dirasakan manfaatnya dengan mengetahui ilmutersebut.
2. Ilmu Sebagai MetodePenelitian

Pada hakikatnya ilmu sebagai metode penelitian seperti dikemukakan oleh William J.
Goode dan Paul K. Hatt (1952:7) dalam bukunyamethods
insocialresearchmengemukakansciense is a method of apptoarch to the entireempirical
world to the word which is susceptible of experiencebyman.Ilmu adalah suatu metode
pendekatan terhadap seluruh dunia pengalaman,yakni dunia yang dapat terkena
pengalaman oleh manusia. Hal itu sejalan dengan pendekatan seorang filsuf sejarah
carraghan dan delanglez (1957:39)dalam bukunyaa guide to historical method,
mengemukakansciense is fundamentala method of dealing with problems.
Ilmu pada dasarnya adalah suatu metode untuk menangani masalah-masalah. Ilmu
sebagai metode penelitian disini dimaksudkan agar ilmu pengetahuan yang diperoleh
bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenarannya pada sisi ini dapat kita pahami bahwa
dalam pengertian ilmu sebagai metode penyelidikan, khususnya terhadap dunia
empirik.Duniaempirik ini berdasarkan pada pengalaman manusia di seluruhdunia. Ilmu
membutuhkan metode pendekatan supaya mempermudah dalam pengajarannya. Metode
pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui cara belajarmengajar.

3. Ilmu Sebagai AktivitasPenelitian


Ilmu sebagai proses aktivitas penelitian. Proses aktivitas penelitian tersebut bertitik
tolak dari fakta-fakta keseharian dan berakhir pada suatu teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah hal itu merupakan ciri yang terkandung dalam penelitian
ilmu pengetahuan sebagai suatu bentukaktivitas.Ilmu merupakan suatu jenis aktivitas tertentu
maupun hasil-hasil dari aktivitas itu. Adapun menurut Johnstone tidak semua pengetahuan itu
adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada pengetahuan yang diperoleh secara sistematis.
Jika ditelan lebih jauh, pendapat tersebut memang benar karena untuk menjadi ilmu dari suatu
pengetahuan itu tidaklah mudah, harus melalui penataan pengetahuan yang disusun secara
sistematis.

Adapun pengertian sosial secara bahasa kata sosial(Socialdalam bahasa Inggris)


dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme
dengan istilah sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda.
Menurut Soekanto. Apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu pada
masyarakat, sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum
atas alatalat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi. Sedangkan istilah sosial pada
departemen sosial menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di sosial. Artinya,kegiatan-kegiatan
untuk menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang
kesejahteraaan, seperti Tuna karya, Tuna wisma,Tuna susila, orang jompo, anak yatim piatu
dan lain-lain. Selain itu, Soekanto mengemukakan dalam istilah sosial berkenaan dengan
perilaku interpersonal

atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial. Secara keilmuan, masyarakat yang
menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri atas beberapa
segi. Dilihat dari segi ekonomi, akan bersangkut paut dengan faktor produksi, distribusi,
penggunaan barang-barang, serta jasa-jasa. Disinilah ilmu ekonomi yang akan membahas
tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya dari bahan –bahan
yang terbatas ketersediaannya. Sedangkan dari segi politik, antara lain berhubungan dengan
penggunaaan kekuasaan dalam masyarakat. Berbeda dengan psikologi sosial,yang pada
hakikatnya mempelajari prilaku manusia sebagai individu secara sosial. Selain itu, terdapat
antropologi budaya yang lebih menekankan pada masyarakat dan kebudayaannya, dan begitu
seterusnya dan ilmu sosial, seperti geografi, sosial, sejarah maupunsosiologi.
Meskipun pengertian sosial memiliki pengertian yang berbeda-beda
namunmaknanyadanjugaobjeknyaadalahbersumberdarimanusiaitu sendiri dan untuk
kesejahteraannya. Hanya sudut pandangnya saja yang berbeda yang pada hakikatnya IPS sebagai
ilmu sosial mempelajari perilaku atau tingkah laku manusia yang berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman (dinamis).Dari dua pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa IPS sebagai
ilmu sosial adalah adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat, problem-
problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.
Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

 Mukmina mendefinisikan ilmu sosial sebagai ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah laku
manusia dalam konteks sosialnya.Termasuk dalam ilmu sosial adalah geografi, ekonomi,
sejarah,sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik, yang pada umumnya merupakan hasil
kebudayaanmanusia.
 Supardan mendefinisikan bahwa ilmu sosial ialah suatu konsep yang ambisius untuk
mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek
kemasyarakatanmanusia.
 Astawa mendefinisikan ilmu sosial ialah bidang-bidang keilmuanyangm e m p e l a j a r i m a n
u s i a d i m a s y a r a k a td a n m e m p e l a j a r i m a n u s i a s e b a g a ia n g g o t a
masyarakat.3

Hingga saat ini sebenarnya definisi dari ilmu sosial belum terdapat kesatuan pendapat dan rumusan
yang jelas diantara para ahli berkenaan denganpengertiansocial science(ilmu-ilmu sosial). Dapat
disimpulkan bahwa, ketidak adanya kesatuan pendapat danbrumusan yang jelas diantara para ahli
berkenaan dengan pengertian ilmu sosial dikarenakan ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya.Lingkungan
membentuk adat istiadat, budaya, norma dan nilai serta peraturan-peraturan yang ada di masyarakat.
Yang demikian disebutkan diatas dapat berubah sewaktu-waktu seiring dengan
perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi. Dulu kita berkomunikasi dengan menggunakan
surat dan membalasnya dengan surat yang kita kirimkan ke kantor pos ini adalah suatu budaya dimana
kita masih menggunakan perantara orang lain dan menggunakan jasa pengiriman sekarang tidak
demikian saat ini kita sudah dipermudah dengan adanya handphone dan aplikasi-aplikasi semacam
whatsapp, instagram, facebook, dll. Ini membuktikan bahwa tidak selamanya budaya itu akan tetap
hidup, maka dari itu IPS sebagai ilmu sosial tidak memiliki batasan. Karena sifat dari perkembangan ini
adalah dinamis.
Sebagai ilmu sosial bertujuan menciptakan warga negara yang sempurna yang telah
menguasai cara berpikir para ahli ilmu sosial. Cara berpikir tersebut berhasil melahirkan ahli-ahli riset
yang mengetahui bagaimana menginterpretasikan dan menggunakan pengetahuan sosial yang dapat
melihat dan membedakan masalah.
Siswa didorong untuk mendapatkan pola pikir seperti ahli-ahli ilmu sosial. Kemudian, dalam
kehidupannya kelak menghadapi problem yang tak terelakkan dalam alam politik demokrasi, mereka
akan memakai pola berpikir tersebut.
1. Latar belakang perubahan dari kebiasaan lama ( transmisi kewarganegaraan) Adanya
asumsi para ahli bahwa:
a. Kurikulum studi studi sosial yang diajarkan merupakan hal yang pandir, terpecah-pecah dan
kosong.
b. Materi seperti sejarah dan pemerintahan seperti kesibukan yang tidak bertujuan.
c. Hanya sedikit membahas mengenai dinamika masyarakat.
Pada tahun 1929 komisi AS mulai memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah untuk
memusatkan pelajaran-pelajaran studi sosial pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pelajaran yang memusatkan perhatian pada minat murid dan masalah di masyarakat.
b. Murid-murid didorong untuk melakukan penyelidikan seperti yang dilakukan oleh ilmuwan
sosial seperti meneliti sumber-sumber primer, analisis interpretasi interpretasi historis,
pembentukan konsep-konsep dasar.
c. Mengarang sejarah mereka sendiri.
d. Peserta didik diharuskan mempelajari metode penyelidikan, ketekunan, mengeluarkan kritik,
mencari sumber-sumber yang autentik, dan mempelajari penjelasan atau verifikasi.
Awal tahun 1960-an disiplin ilmu sosial telah matang dan mulai menentang pengaruh tradisi para
sejarawan pada kurikulum kurikulum sekolah. Studi-studi sosial ini mulai baru setelah anggaran
Federal dan bantuan- bantuan dana mulai mengalir

B.Pengertian ips diajarkan sebagai ilmu sosial


Hakikat IPS diajarkan sebagai ilmu sosial merupakan kelanjutan dari tradisi pembelajaran IPS.
Perkembangan zaman semakin kompleks sehingga masalah yang terjadi di masyarakat semakin
kompleks. Oleh karna itu IPS diajarkan sebagai ilmu sosial dengan harapan siswa tidak hanya mampu
menjadi warga Negara yang baik,tetapi lebih dari itu.yaitu peka terhadap masalah yang ada di
masyarakat serta belajar untuk memecahkan masalah tersebut

3. Tujuan

a. Siswa mampu melihat dunia seperti halnya ahli ilmu sosial. Mulai dari prtanyaan
yang di ajukan,alat alat dan konsep analitis
b. Siswa memiliki pola piker dan kebiasaan berpikir yang berkaitan dengan disiplin
ilmu sosial tertentu
c. Mampu memahami dinamika masyarakat
d. Peka terhadap masalah sosial di masyarakat
e. Mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab terkait penyelesain
masalah sosial
f. Mampu melakukan penyelidikan terhadap berbagai hal terkait demgan displin ilmu
sosial tertentu

4. Karakteristik Kurikulum

a. Bahan-bahan actual merupakan sumber primer. Misalnya tentang petani. Maka


siswa harus mengumpulkan secara langsung data-data yang berkaitan dengan
petani
b. Guru meminta murid-murid bekerja seperti halnya ahli sosial dalam contoh petani
di atas: murid harus sanggup mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan kebudayaan
yang merupakan ciri khas kehidupan petani

5. Isi/Materi

Ahli sosial menginginkan siswa dalam melihat persoalan sebagaimana


seorang ahli ilmu sosial yaitu dengan berpikir rasional dan objektif melalui
penelitian. Dan penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa ilmu sosial
telah terbagi dalam beberapa bidang seperti antropologi geografi ekonomi politik
dan lainlain . maka kurikulum pembelajaran sosial menyangkut spesifikasi bidang
bidang yang disebutkan di atas misalnya antropologi kurikulum berisiikan
modernasasi dan masyarakat tradisional.isi materi terdiri dari buku teks dan
catatan catatan perkuliahan guru mengenai ilmu sosial .

Dalam memberikan materi, guru-guru banyak memberikan pelajaran kepada


siswa dengab apa yang mereka dapatkan sewaktu di kampus. Disebabkan studi-
studi sosial mulai terbagi menjadi beberapa disiplin ilmu (sejarah, ekonomi,
antropologi,geografi,sosiologi) maka kurikulum pembelajaran juga dispesifikasikan
sesuai masing-masing disiplin ilmu materi yang diajarkan seperti :

a. Memanfaatkan materi ilmu sosial yang telah di peroleh guru sewaktu


kuliah atau mengikuti kursus kursus ilmu sosial . ( sebelum tahun 1960)
b. Mengambil masalah yang membingungkan dalam gejala sosial.
c. Materi sosial dikembangkan oleh ahli sosial professional
d. Terdiri dari bermacam macam studi kasus yang menarik gambar-gambar
data-data mentah
e. Isinya mencerminkan problem dan kepentingan pratiksi ahli-ahli sosial
dengan sangat cermat
f. Tidak bersifat deskriptif
g. Memasukkan sejumlah besar sumber utama materi dari sosial sceintists.
h. Guru meminta murid-murid untuk memecahkan persoalan yang
disuguhkan ahli-ahli islm sosial dengan memakai kategori dan proses
yang dilakukan oleh sarjana-sarjana sosial.

- Kompetensi
Kompetensi yang ingin dicapai dengan tradisi ini ialah:
a.Memiliki kemampuan berfikir perspektif/ multi disiplin.
b. Memiliki kemampuan berfikir seperti ahli-ahli secara multi ilmu sosial.
c.Mampu memecahkan persoalan dengan memakai kategori dan proses ahii-ahli
sosial.
- Metode
Pendekatan ekspositori yaitu catatan sekolahnya dibaurkan dengan silabus sekolah
(sebelum tahun 1960-an).

Metode yang digunakan ialah penyelidikan. Adapun peran guru dan siswa ialah:
a. Peran guru: sebagai fasilitator yang menydiakan a. materi yang menarik
untuk dibahas, materi tersebut masih memerlukan data, fakta, dan lain- lain,
untuk menyempurnakan informasi yang ada.
b. Peran murid: sebagai ahli ilmuan sosial kecil yane melakukan penyelidikan
terhadap materi yans diberikan guru jawaban sesuai fakta dan data yang ada.

Dengan demikian, hal-hal yang dilakukan siswa dalam metode ini ialah:
a.Mempelajari memformulasikan hipotesis.
b. Mempelajari pengumpulan data.
c.Mempelajari prosedur testing dan mengajukan aneka ragam pertanyaan tentang data.
d. Menarik kesimpulan dan bukti-bukti dengan meneliti proses-proses logis⁶²

C. IPS sebagai Reflektif Inquiry


Ada 3 fenomena yang melatar belakangi reflektif inquiry diperlukan yaitu "perubahan sosial yang cepat,
kelompok yang bertentangan, dan ledakan ilmu pengetahuan". Ketiga hal tersebut menyebabkan krisis
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum terutama kurikulum sosial studis karena pengajaran
dibatasi pada citizenship transmission dan social studies.

Selama 15 tahun terakhir saat tradisi ini tumbuh hanya beberapa disertasi dan buku
mengemhangkan konsep tersebut berdasarkan filsafat dan psikologis ide. Tradisi ini berharap mampu
mengembangkan program studi sosial yang responsif terhadap problem dan isu dalam zaman modern.
John Dewey diberi tugas mengembangkan aspek kunci dari reflektif inquiry. Ia mengemukakan bahwa
kurikulum sekolah harus berpegang kepada kebutuhan dan minat siswa, tidak perlu berusaha untuk
memindahkan segudang pengetahuan yang tidak perlu dan tidak relevan. Oleh karena itu, la
mengambangkan cara berfikir yang lebih efektif dan kecakapan mengambil keputusan.

Pada tahun 1916 para dewan mengembangkan konsep yang revulusioner tentang studi-studi sosial,
seperti:
1. Studi-studi sosial harus didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa.
2. Interpretasi sejarah sekolah-sekolah umum tidak
terhambat batasan kronologis dan geografis.
3. Guru tidak hanya memindahkan isi, tetapi harus membantu siswa mengidentifikasi dan menyelidiki
problem.
4. Problem tersebut harus merupakan kebutuhan mendesak murid atau hal yang vital bagi masyarakat.

Pada tahun 1920 sekolah-sekolah telah mengadopsi pola kurikuler tahun 1916 yang diusulkan
Manfaat Ilmu sosial

1. Critical Discourse(wacana kritis), artinya pada kajian ini membahas tentang apa adanya yang
keabsahannya tergantung pada kesetian pada prasyarat sistem rasionalitas yang kritis dan pada
konvensi akademis yangberlaku.

2. Academic Enterprise, memiliki pengertian bagaimana semestinya. Dalam bahasa Taufik Abdullah
ilmu sosial tampil sebagai tetangga dekat ideologi,sebagai sistematisasi strategis dari sistem nilai dan
filsafat sebagai pandanganhidup.

3. Aplied Science, artinya bahwa dalam ilmu sosial itu diperlukan untuk mendapatkan atau mencapai
hal-hal yang praktis dan berguna untuk mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan contohnya
kemakmuran, maupun mengurangi atau meniadakan sesuatu yang tidak diinginkan contohnya
kemiskinan.
Dapat disimpulkan bahwa semua materi IPS berasal dari fusi dan integrasi ilmu-ilmu sosial
yang disesuaikan, disederhanakan, dan dipilih sesuai tujuan intruksional disekolah. Somantri
mengindentifikasikan sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut :

1. Berbagai batang butuh disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sistematis danilmiah.
2.Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat
diuji tingkatkebenarannya.

3. Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga struktur disiplin ilmu, atau ada juga yang
menyebutnya dengan fundamentalide.

4. Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah uang dicapai lewat
pendekatan konseptual dansyntacticyaitu lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data
(observasi dan eksperimen).

5. Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan
menerangkan masa lalu, masa kini dan masa depan serta membantu memecahkan masalah-masalah
sosial melalui pikiran,sikap, dan tindakan terbaik.

Adapun tujuan daripada karakteristik ilmu sosial diatas adalah untuk membentuk dan membina
anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memilki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
sosial yang tinggi, menjadi manusia yang bermartabat. Baik itu kecakapan sikap, tingkah laku,skill dan
sebagainya.

D. IPS Sebagai KajianSosial

IPS sebagai kajian sosial lebih dikenalsocial studieshal ini dikarenakansocial studiesberasal dari
Amerika, yang berpenduduk multikultural, memiliki banyak ras, suku, budaya, adat istiadat dan lainnya
begitu juga diIndonesia.
Definisi literatur studi sosial adalah ilmu yang mengangkat konsep-konsep, teori teori ilmu sosial
secara terintegrasi guna memahami, mempelajari, memikirkan pemecahan masalah-masalah di
masyarakat, sehingga memberi kepuasan bagi personal dan bagi masyarakat secara keseluruhan,
dengan tujuan mendidik anak menjadi warga negara yang baik.
Kajian sosial yang meliputi gejala-gejala sosial yang hidup dan bergerak secara dinamis. Objek
kajian sosial adalah manusia. Perkembangan kajian social lebih lambat dibandingkan dengan kajian
ilmu alam dikarenakan kajian sosial ini tidak sekedar sebatas fisik dan material, tetapi lebih dibalik fisik
dan material dan bersifat abstrak dan psikologis.7
Dapat disimpulkan bahwa kajian sosial adalah masyarakat yang memiliki permasalah-permasalahan
dan membutuhkan pemecahan masalah. Pemecahan masalah inilah yang menjadikan kajian sosial.
Adanya kajian sosial ini diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang baik. Berikut ini penjelasan
mengenai masyarakat :

 Kehidupan Masyarakat sebagai sistem sosial dan sistem budaya

A. Menelaah kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial dan sistem budaya,maka terlebih
dahulu perlu mengkaji pengertian masyarakat agar dapat memperoleh suatu gambaran awal.
Pertanyaan yang tepat untuk itu adalah apakah masyarakat itu. Masyarakat merupakan suatu
pergaulan hidup,oleh karena itu manusia perlu hidup bersama. Maka masyarakat
membutuhkan sosialisasi terhadap sesamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Mac Iver
dan Page mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan
tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita
katakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat
selaluberubah.

B. Ralp Linton mengemukakan masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan
denganjelas.

C. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yanghidup bersama,


yang menghasilkankebudayaan.

Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena
dianggap sebagai mengganggu kesejahteraab hidup mereka.Sehingga merangsang para warga
masyarakat untuk mengidentifikasikan,menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk
mengatasinya.Dimasa lampau pada waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial para wargamasyarakat yang
biasanya peka terhadap adanya masalah-masalah sosialadalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli
politik dan kenegaraan.

Menurut Zuraik dalam Djahiri ( 1984 ), hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu
masyarakat yang baik dimana para anggotanya benar –benar berkembang sebagai insan sosial yang
rasional dan penuh tanggung jawab sehingga oleh karenanya diciptakan nilai – nilai. Hakikat IPS di
sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa
sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap,
dan kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari –
hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosialsiswa dimasyarakat.

Jadi hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita
kondisi soisal yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan
dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas
sumber daya manusia sehingga eksistensi pendidikan IPS benar – benar dapat mengembangkan
pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Sayangnya, kenyataan di lapangan bahwa masih
banyak yang beranggapan bahwa pendidikan IPS kurang memiliki kegunaan yang besar bagi siswa
dibandingkan dengan pendidikan IPA dan matematika yang mengkaji bidang pengembangan dalam
sains dan teknologi.

Tentu, anggapan tersebut kurang tepat, karena disadari bahwa pendidikan IPS dikembangkan
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang nilai dan sikap, pengetahuan,
serta kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial
masyarakat padaumumnya.

Pembelajaran IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan
datang, mampu bertindak secara efektif. Jadi, hakikat pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan
berdasarkan realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan ini akan
dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan menelaah secara kritis
kehidupan sosial di sekitarnya serta mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan,
baik di masyarakatnya, negara, maupundunia.

Dalam kurikulum pendidikan dasar tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada kajian geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, sosiologi, dan tata negara.Khusus di sekolah lanjutan tingkat pertama program pengajaran
IPS hanya mencakup bahan kajian geografi, ekonomi, dan sejarah. Dari pengertian di
atas,menunjukkan bahwa IPS merupakan perpaduan antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang
di dalamnya mencakup antropologi, ekonomi,geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi,
agama, dan psikologi.Dimana tujuan utamanya adalah membantu mengembangkan kemampuan
danwawasan siswa yang menyeluruh tentang berbagai aspek ilmu – ilmu sosial dan kemanusiaan.
Begitu luas cakupan dan kajian IPS ini, banyak ahli yang

memberikan batasan dari pendidikan IPS tersebut. Misalnya, Maryani memberikan batasan dari
pendidikan IPS adalah bahan kajian yang terpaduyang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,
dan modifikasi darikonsep– konsep dan keterampilan disiplin sejarah , geografi, sosiologi,
antropolgi,politik, dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan
pembelajaran. Sedangkan menurut Banks, pendidikan IPS atau yang disebut social studies merupakan
bagian dari kurikulum di sekolah yang bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai – nilai dalam rangka berpartisipasi di
dalam masyarakat. Banks menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di sekolah –
sekolah mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi terutama di sekolah dasar danmenengah.

Sistem sosial itu bersifat terbuka dapat dilihat dari proses-proses sosial.Jalinan sistem dan
perubahan sosial menunjukkan kebenaran hal itu namun,Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa proses-
proses dalam sistem sosial mencakup komunikasi, memelihara tapal batas, penjalinan sistem,
sosialisasi,pengawasan sosial, kelembagaan, dan perubahan sosial sebagai berikut :

-Komunikasi
Tidak ada suatu proses pun yang melebihi pentingnya komunikasi didalam satu sistem sosial.
Tanpa komunikasi para pelaku tidak akandapat menyampaikan informasi, mengutarakan sikap,
perasaan atau kebutuhan mereka. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan pula bahwa tanpa
komunikasi, organisasi sosial tidak akanmuncul.

- Memelihara Tanpa Batas


Semua sistem sosial mempunyai cara-cara tertentu untuk melindungi atau
mempertahankan identitas. Dengan kata lain, untuk melindungi tapal batas dirinya
dengan pihak luar. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mendirikan tembok,
membatasi penggunaan sarana hanya untuk warganya sendiri.

- PenjalinanSistem
Suatu proses menjalin ikatan antara suatu sistem dengan sistem lainnya dinamakan
penjalinan sosial. Cara terbaik untuk melihat jalinan tersebut adalah dengan melihat
keeratan antara mereka, baik individu maupun didalam usaha untuk mencapai tujuan

E. Persamaan dan Perbedaan IPS Sebagai Ilmu Sosial dan Kajian Sosial

A. . Persamaan
Persamaan antara social studies dengan social sciences terletak pada sasaran yang diselidiki
yaitu manusia dan kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalah yang timbul akibat
hubungan (interrelationship) manusia. Dengan kata lain, keduanya mempelajari masyarakat
manusia, segala aspek kehidupan masyarakat dan problem-problem masyarakat.

B. Perbedaan
Perbedaan ilmu social dengan kajian social. Perbedaan penting antara ilmu-ilmu social dengan
pengetahuan social terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu social bertujuan memajukan dan
megembangkan konsep dan generalisasi melalui penelitian ilmiah, dengan melakukan hipotesis
untuk menghasilkan teori atau teknologi baru. Sementara itu, tujuan ilmu pengetahuan social
bersifat pendidikan, bukan penemuan teori ilmu social. Orientasi utama study ini adalah
keberhasilannya mendidik dsn membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan social,
berupa terciptanya tujuan instruksional. Dari uraian tersebut ilmu pengetahuan social
menggunakan bagian-bagian ilmu-ilmu social guna kepentingan pengajaran. Untuk itu, berbagi
konsep dan generalisasi ilmu social harus disederhanakan agar lebih mudah dipahami murid-
murid yang umumnya belum matang untuk membelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal ini menempatkan
keberadaan IPS secara metedologis dan keilmuan dapat dikatakan belum setara dengan ilmu
social\
BAB III

PENUTUP

D. KESIMPULAN

IPS sebagai ilmu sosial artinya ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah laku
manusia dalam konteks sosialnya. Termasuk dalam ilmu sosial adalahgeografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik,yang pada umumnya merupakan
hasil kebudayaan manusia.
IPS sebagai kajian sosial lebih dikenalsocial studieshal ini dikarenakansocial
studiesberasal dari Amerika, yang berpenduduk multikultural,memiliki banyak ras, suku,
budaya, adat istiadat dan lainnya begitu juga diIndonesia. Definisi literatur studi sosial adalah
ilmu yang mengangkat konsepkonsep, teori teori ilmu sosial secara terintegrasi guna
memahami, mempelajari,memikirkan pemecahan masalah-masalah di masyarakat, sehingga
memberi kepuasan bagi personal dan bagi masyarakat secara keseluruhan, dengan tujuan
mendidik anak menjadi warga negara yang baik.Kajian sosial yang meliputi gejala-gejala sosial
yang hidup dan bergerak secara dinamis.
Objek kajian sosial adalah manusia. Perkembangan kajian sosial lebih lambat
dibandingkan dengan kajian ilmu alam dikarenakan kajian sosial ini tidak sekedar sebatas fisik
dan material, tetapi lebih dibalik fisik dan material dan bersifat abstrak dan psikologis. Dilihat
dari segi persamaannya IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial sama-sama memiliki
sasaran yang sama yaitumanusia(masyarakat).

Persamaan antara ilmu sosial dan kajian sosial terletak pada sasaran yang diselidiki
yaitu manusia dan kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalahvyang timbul
akibat hubungan (interelationship) manusia. Dan perbedaan antara ilmu soian dan kajian
sosial terlerak pada tujuan masing-masing. Ilmu soial bertujuan memajukan dan
mengembangkan konseo dan generalisasimelalui penelitian ilmiah, dengan melakukan
hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru. Sedangkan tujuan kajian sosial
bersifat pendidikan, bukan penemuan teori ilmu sosial.

E. SARAN

IPS sebagai ilmu sosial adalah bidang studi yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah ilmu-ilmu sosial. IPS sebagai kajian sosial adalah kajian masalahmasalah sosial
yang dekat dengan masyarakat. Jadi, belajar IPS itu sangat penting dalam kehidupan kita,
agar kita dengan mudah dapat memecahkan masalah yang terjadi dalam masyarak
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991.Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta


Karima, Muhammad Kaulan, dkk,. 2009.Ilmu Pengetahuan Sosial Pengantar
danKonsep Dasar.Medan : Perdana Publishing
Mahmud, dkk. 2015.Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung : PT
"Ahmad nursobah at saturday ,April 28,2012 perbedaan dan persamaan ips sebagai ilmu sosial dan
kajian sosial"
Remaja Rosdakarya
Mulyati, Hanny, dkk. 2010.Pembelajaran Studi Sosial. Bandung : CV. Alfabeta
Nasution, Toni dan Maulana Arafat Lubis. 2018. Konsep Dasar
IlmuPengetahuan Sosial. Yogyakarta : SamudraBiru.
Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati. 2015.SosiologiSuatuPengantar.
Depok
: PT Raja Rafindo Persada
Supardan dan Dadang. 2009.Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian
PendekatanStruktural. Jakarta : Bumi Aksara
Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Prenada Media Grup
Astawa,idabagusmade.2017.pengantarilmu sosal. Depok:Rajawalli Pers.

Anda mungkin juga menyukai