Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR SOSIOLOGI
“PENGERTIAN
SOSIOLOGI,MEMBEDAKAN ILMU
SOSIAL DAN AKAL SEHAT”
DOSEN PEMBIMBING : Drs.SUARDI JASMA,M.Pd

DISUSUN OLEH :

1.DINDA SAPUTRI : A1J017042

2.ELJU VIERA : A1J017056

3.PUTRI DARMALENA : A1J017058

4.DEKA OKTO ANGGARA : A1J017048

5.AMELIA : A1J017006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN NON FORMAL TAHUN AJARAN 2017/2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SOSIOLOGI

 Mengkaji dan makna Sosiologi

2.2 PENGERTIAN ILMU SOSIAL

 Mengkaji konsep dan makna Ilmu Sosial

2.3 PENGERTIAN AKAL SEHAT

 Mengkaji konsep dan makna Akal Sehat

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Segala piji kita panjatkan kepada ALLAH SWT Serta salam tak lupa pula kita sampaikan
kepada Nabi besar Nabi MUHAMMAD SAW,Yang telah membawa kita semua dari zaman
jailiyah kepada zaman penuh ilmu pengtahuaan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang
ini.Sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat waktu dan dibuat dengan sebaik baiknya
oleh kelompok II

Adapun makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing salah satu mata kuliah.adapun pada saat pembuatan makalah ini
dijumpai beberapa hambatantetapi semua itu dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan
dan dorongan dari berbagai kalangan dan semangat dari semua anggota kelompok.Oleh
karena itu pada saat ini kami selaku kelompok II memberikan apresiasi dan mengutarakan
rasa terima kasih sebesar besarnnya kepada semua kalangan yang membantu
keterwujudtannya makalah ini dengan baik.

Jika ditemukan kesalahan baik yang disengaja oleh kelompok kami maupun yang tidak
disengaja sudilah kiranya para pembaca makalah ini memakluminya karena kesempurnaan
hanyalah milik ALLAH SWT.Harapan kami semoga makalah ini bisa mernjadi referensi bagi
pembaga dan membawa pengaruh yang baik pada pembaca pada umumnya.

BENGKULU 28 AGUSTUS 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan sehari hari manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri
atau bukan makhluk induvidual dalam hal ini manusia adalah makhluk yang berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya atau makhluk sosial.pada kesempatan kali ini kami selaku
kelompok II akan menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial berintegrasi dengan
lingkungan dan juga manusia sebagai makhluk yang memiliki akal sehat dan fikiran.sesuai
dengan perkembangan zaman yang semakin pesat kpola interaksi sosial manusia pun juga
ikut berubah mengikuti perkembangan zaman.

Memperhatikan perubahan tersebut kelompok kami menemukan bahwa manusia


sebagai makhluk sesial adalah makhluk yang salaing bergantung dengan sesama mereka dan
juga makhluk yang saling berinteraksi antara satu dan yang lainnya baik secara kelompok
maupun individunya.dalam hal ini berkaitan dengan sosiologi sebagai pokok pembelajaran
kita pada mata kuliah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Setelah mengetahui indikasi sosial diatas maka kelompok kami menyimpulkan adanya
beberapa pertanyaan terkait bahan dari sajian makalah kali ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Sosiologi,Ilmu Sosial dan Akal Sehat


2. Apa konsep dan makna Sosiologi,Ilmu Sosial dan Akal Sehat
3. Apa perbedaan dari Sosiologi,Ilmu Sosial dan Akal Sehat

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai referensi dari kelompok
kami untuk bahan pertimbangan dalam pokok pembahasan kita pada kesempatan ini,selain itu
tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:

 Para peserta diskusi mampu mendiskripsikan makna sosiologi dan mampu


membedakan antara Sosiologi,Ilmu Sosial dan Akal Sehat segara garis besar.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SOSILOGI

A.     Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis, dan
sekaligus sosiolog  berkebangsaan  Prancis, Auguste Comte (1798-1857),
melalui  Cours  de Philosophie  Positive.   Auguste   Comte  disebut  sebagai  Bapak  Sosiologi
di  dunia  internasional.  Menurut  Comte,  Sosiologi  berasal   dari  bahasa Yunani  yaitu   kata  socius  da
n   logos,   di mana  socius  memiliki  arti  kawan ( teman /
sesama)  dan  logos  berarti   kata  atau   berbicara.   Jadi  pada dasarnya, sosiologi berarti “
Berbicara  tentang  teman  atau sesama  (masyarakat)”.  Di Indonesia juga
memiliki  tokoh  utama  dalam  ilmu  sosiologi  yang disebut  sebagai  Bapak Sosiologi
Indonesia  yaitu  Selo  Soemardjan
Sebagai  sebuah  ilmu,  sosiologi  merupakan  pengetahuan  kemasyarakatan  yang tersusun dari
hasil-hasil  pemikiran  ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang  lain  atau umum.Berikut ini
defenisi-defenisi sosiologi yang dikemukakan berbagai  ahli,  diantaranya adalah:

1.      Emile Durkheim
  Sosiologi  adalah  suatu  ilmu  yang  mempelajari  fakta  sosial,  yakni   fakta yang  mengandung  cara
bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu, dan  fakta  tersebut memiliki kekuatan untuk
mengendalikan individu.

2.      Pitirim Sorakin
  Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
  Hubungan dan penagruh timbal balik antara aneka macam gejala social (misalnya gejala ekonomi, agama,
keluarga dan moral)
  Hubungan timbal balik antara gejala social dengan gejala nonsosial (gejala geografis & Biologis)
  Cirri-ciri umum semua jenis gejala social lainnya.

3.      Selo  Soemardjan  dan  Soelaiman  Soemardi
  Sosiologi  adalah  ilmu  masyarakat  yang  mempelajari tentang  struktur sosial dan proses-
proses  sosial,  termasuk  perubahan-perubahan  sosial.

4.      William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf


  Sosiologi  adalah  penelitian  secara  ilmiah  terhadap  interaksi  sosial  dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
5.      J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
  Sosiologi  adalah  ilmu  pengetahuan  tentang  struktur-struktur  dan proses-proses kemasyarakatan  yang
bersifat  stabil

6.      Roucek dan warren


  Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
7.      Allan Johnson
  Sosiologi  adalah  ilmu  yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam  kaitannya dengan  suatu
system social dan bagaimana system tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat
di dalamnya memengaruhi system itu.

8.      Soerjono Soekanto
  Sosiologi  adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan  yang  bersifat  umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola  umum  kehidupan  masyarakat

Dari   beberapa   defenisi  di  atas  dapat disimpulkan  bahwa  sosiologi adalah


ilmu yang  membicarakan  apa  yang  terjadi  saat   ini,   khususnya   pola-pola  hubungan   dalam   masyar
akat   (hubungan   antara   individu   dengan individu,
individu  dengan   masyarakat, dan  masyarakat   dengan    masyarakat),   serta   berusaha   mencari   penge
rtian-pengertian umum,   rasional,
dan  empiris   tentang  masyarakat.  Rasional  berarti  apa  yang  dipelajari  sosiologi  selalu  berdasarkan  
penalaran  dan  empiris.

B.    Karakteristik  dan  Hakikat  Sosiologi
Sosiologi  merupakan  salah  satu   ilmu social  yang  mempelajarai
masyarakat. Sebagai   ilmu  pengetahuan,  sosiologi  memiliki  karakteristik  sebagai berikut:
  Empiris,   artinya   ilmu   pengetahuan  tersebut   didasarkan  pada  observasi terhadap
kenyataan  dan  akal   sehat   serta   hasilnya   tidak  bersifat  spekulatif (menduga-duga).
  Teoritis,  artinya  suatu  ilmu  pengetahuan  yang   selalu  berusaha  untuk   menyusun  abstraksi  dari  hasil-
hasil  pengamatan.  Abstraksi  tersebut  merupakan
kesimpulan  logis  yang  bertujuan    menjelaskan   hubungan   sebab   akibat sehingga  menjadi  teori.
  Kumulatif,  artinya  disusun  atas  dasar  teori-teori yang sudah ada, atau
memperbaiki,  memperluas,  serta  memperkuat  teori-teori  yang  lama.
  Nonetis,  artinya  pembahasan  suatu  masalah   tidak  mempersoalkan baik atau buruk  masalah  tersebut,
tetapi  lebih  bertujuan  untuk  menjelaskan  masalah tersebut  secara  mendalam.

Hakikat  sosiologi  sebagai  ilmu  pengetahuan  antara  lain  sebagai  berikut:
  Sosiologi   adalah   ilmu  social,  hal  ini  sesuai   dengan   kenyataan  bahwa sosiologi  mempelajari   atau   
berhubungan   dengan  gejala-gejala     kemasyarakatan
  Dilihat  dari  segi  penerapannya,  sosiologi  dapat  digolongkan  ke dalam ilmu pengetahuan  murni  (pure
science)  dan  dapat  pula menjadi terapan (applied science)
  Sosiologi   adalah    ilmu   pengetahuan   yang  abstrak   dan  bukan  pengetahuan
yang   konkret.   Artinya,   yang   menjadi   perhatian   adalah   bentuk   dan   pola-pola  peristiwa  dalam   
masyarakat   secara   menyeluruh,  bukan  hanya  peristiwa itu  sendiri.
  Sosiologi   bertujuan   untuk   menghasilkan   pengertian-pengertian  dan   pola-pola umum  manusia dan
masyarakatnya. Sosiologi  meneliti dan mencari apa yang menjadi  prinsip  dan  hukum-hukum  umum
dari interaksi manusia serta sifat, bentuk,  isi  dan  struktur  masyarakat.
  Sosiologi  merupakan  ilmu pengetahuan  yang  umum,  bukan  khusus,  artinya mempelajari   gejala-
gejala   umum  yang  ada  pada interaksi  antar  manusia.

C.    Objek  Kajian Sosiologi
Obyek    studi   atau    kajian    sosiologi    dapat    dipahami   dengan  segi
material maupun   segi  formalnya.
Secara  material,  objek    studi   sosiologi   adalah   manusia,   namun    sosiologi    mempelajari  manusia  
dari  aspek sosial  yang  kita  sebut   masyarakat,  yakni   hubungan   antara   manusia  dan  proses
sebab   akibat   yang    timbul   dari  hubungan   sosial  dalam  masyarakat    sehingga  membentuk  struktu
r  sosial.

Masyarakat   itu   sendiri  adalah  kesatuan  hidup  anusia  yang  berinteraksi  menurut sistem  adat
-istiadat   tertentu   yang  bersifat  kontinu  dan  terikat
oleh  rasa  identitas  bersama.   Adat   istiadat :  tata   kelakuan  yang  kekal  dan turun-
temurun  dari  generasi  ke generasi lain  sebagai  warisan sehingga  kuat  integrasinya dengan  pola-
pola   perilaku  masyarakat
Adapun  Ciri-ciri  dari  masyarakat itu  sendiri adalah :
  Adanya  manusia  yang  hidup  bersama  yang  dalam  ukuran  minimalnya  berjumlah dua orang atau lebih
  Adanya   pergaulan  (hubungan) dan  kehidupan bersama antara manusia  dalam waktu yang cukup lama.
  Adanya kesadaran  bahwa  mereka  merupakan  suatu  kesatuan
  Adanya  sistem  hidup  bersama  yang  menghasilkan  kebudayaan

Sedangkan    untuk  objek   formalnya,   Emile
Durkheim  menyatakan  bahwa  di  balik manusia  sebagai  individu dan
kelompok,  ada  fakta  social  berupa cara bertindak,  berfikir,  dan  berperasaan yang
berada  di  luar  individu tersebut.  Sedangkan   menurut  Weber,  di balik   individu   dan  kelompok
terdapat tindakan social,   yaitu  suatu  tindakan yang  dilakukan dengan
mempertimbangkan  perilaku  orang  lain.  Jadi,  menurut  dua  tokoh   ini,  objek  formal sosiologi   adalah 
  fakta  social   atau   tindakan   social.   Namun,  menurut  Alex
Inkeles(1965),  perhatian  utama   sosiologi   adalah   hubungan  social,   institusi/lembaga,   dan  masyara
kat,   yang   menjadi   unit  analisis  tersendiri  dalam ilmu  sosiologi.

Selain  itu Astrid S. Susanto  membedakan Obyek Sosiologi menjada dua macam, yaitu:


  Obyek   materi   dari   sosiologi   adalah   kehidupan  sosial manusia,
dan  gejala  serta  proses  hubungan  antar  manusia  yang  mempengaruhi  kesatuan hidup bersama.
  Obyek  Formal  dari  sosiologi  adalah  pengertian terhadap lingkungan hidup manusia  dalam  kehidupan
sosial, meningkatkan kehidupan harmonis masyarakatnya,  meningkatkan  kerja  sama  antar  manusia.
           
D.     Sosiologi  di  Antara  Ilmu  Lain

Sosiologi  termasuk  ke dalam salah satu ilmu social. yang obyeknya adalah


masyarakat.  Secara  umum  dapat  dikatakan  bahwa  ilmu  sosiologi  adalah  mempelajari masyarakat  sec
ara keseluruhan beserta hubungan-hubungannya yang
terjadi  didalamnya. Untuk  jelasnya  perlu  diadakan  perbandingan  dengan ilmu sosial lainnya.
  Segi Ekonomi :  yang  menjadi  perhatiannya  adalah  bagaimana  memproduksi,
mendistribusi  dan  memasarkan  barang dan jasa ( hanya segi ekonomi yang dipelajari ), akan
tetapi   tetapi sosiologi mempelajari  unsur-unsur  kemasyarakatan secara  umum,   terutama   pola-
pola   hubungan,   misalkan   adanya   stratifikasi  dari  segi   ekonomi   contoh  golongan   ekonomi  atas,  
menengah  dan rendah.
  Segi Politik : yang  dibahas  adalah   hal-
hal  yang   menyangkut   kekuasaan,  negara,  kebijaksanaan,  pengambilan  keputusan, pembagian.
Sedangkan yang dibahas  sosiologi  adalah  mengenai bentuk-bentuk kerjasamanya, persaingan
ataupun  mengenai  conflict  yang  terjadi.  Dan demikian pula dengan ilmu sosial yang lain.

Sosiologi  merupakan  ilmu murni  sekaligus terapan. Dilihat dari objeknya,


sosiologi termasuk  pada  kelompok  ilmu-ilmu  social  yang  mempelajari  manusia, khususnya yang
menyangkut perilaku manusia. Sedangkan jika dilihat dari segi penerapannya,  ilmu  tersebut  di
golongkan  ke  dalam:
  Ilmu  pengetahuan  murni,  yaitu  ilmu  yang  bertujuan  untuk  membentuk  dan
mengembangkan  pengetahuan  secara  abstrak  guna mempertinggi mutu
pengetahuan  tersebut,  namun  segi  penerapannya  bukan  perhatian  utama.
  Ilmu pengetahuan terapan, yaitu ilmu yang bertujuan untuk mencari cara-cara
mempergunakan  pengetahuan  ilmiah  guna  memecahkan  masalah  praktis.

Sebagai ilmu murni sekaligus terapan, tujuan sosiologi adalah melakukan pencarian tentang
masyarakat dan mencari cara-cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat.
2.2 PENGERTIAN ILMU SOSIAL
diartikan sebagai suatu ilmu yang berisi mengenai interaksi antara manusia dengan manusia
secara individu, manusia dengan manusia secara individu dan kelompok, manusia dengan
manusia secara sama sama berkelompok. Dengan adanya interaksi semacam ini manusia satu
dengan manusia lainnya pastilah akan saling berkomunikasi, saling mengenal satu dengan
lainnya, bisa jadi saling bergotong royong bahu membahu saling tolong menolong satu
dengan lainnya namun bisa jadi pula justru dengan adanya interaksi tersebut terjadilah
konflik karena adanya ketidakcocokan antara manusia satu dengan lainnya tersebut. Akan
tetapi pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat benar benar hidup
seorang diri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup saling beriringan
bersama sama.
Pengertian Ilmu Sosial Menurut Beberapa Ahli
Pengertian atau definisi dari ilmu sosial tidaklah hanya satu saja, ada beberapa versi lainnya
menurut beberapa ahli sosial yang datang dari berbagai penjuru dunia. Yang pertama adalah
seorang ahli sosial dari negeri seberang yang bernama Peter Herman, ia mengatakan bahwa
ilmu sosial merupakan pelajaran berharga mengenai perbedaan namun tetap menjadi
kesatuan. Yang berarti adalah manusia hidup di muka bumi ini dikaruniai akal pikiran yang
tentu berbeda beda dengan manusia satu dan lainnya lagi. Akan tetapi pada prinsipnya adalah
sama, semua manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk saling
berinteraksi satu denga lainnya. Setiap manusia tidak ada yang bisa benar benar hidup
seorang diri, tanpa bantuan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya setiap hari.
Pengertian ilmu sosial juga diberikan oleh ahli yang bernama Gross, menurut Gross ilmu sosial
merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia yang merupakan bagian dari suatu anggota
masyarakat, atau pada kelompok tertentu atau bahkan suatu kelompok masyarakat yang ia bentuk
sendiri. Dalam hal ini manusia tidak hanya berinteraksi saja namun manusia juga akan mendapatkan
pelajaran hidup seperti konflik yang kecil hingga peperangan antar kelompok manusia. Hal ini sangat
lumrah terjadi mengingat setiap manusia tidak dikaruniai isi akal pikiran yang sama satu dengan
lainnya, pasti akan ada saja perbedaan yang terjadi.

Dari kedua pengertian ilmu sosial menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu sosial
memang merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, baik kehidupan berinteraksi satu
dengan lainnya, kehidupan saling menguntungkan atau mutualisme, karena manusia tidak dapat hidup
sendiri. Akan tetapi dalam interaksi tersebut pastilah akan ada konflik konflik yang terjadi baik antar
manusia secara individu, manusia individu dengan kelompok, ataupun antar manusia secara
berkelompok. Meski begitu pasti akan ada penyelesaian yang didapatkan dari hasil interaksi lagi
nantinya. Demikianlah yang dapat dibahas mengenai pengertian ilmu sosial secara umum, dan dari
beberapa ahli yang dapat anda pelajari.
2.3 PENGERTIAN AKAL SEHAT

AKAL sehat adalah terjemahan kontekstual dari common sense. Harfiahnya menunjuk pada


arti pemahaman biasa yang dibuat oleh akal sehat orang kebanyakan tanpa banyak-banyak
berpikir rumit-rumit atau berenung-renung sulit.

Semisal tanda alam langit berawan, akal sehat biasa ”menyimpulkan” akan hujan sebentar
lagi. Apalagi bila angin dingin berair sudah bertiup dan kencang angin mulai
memberat, common sense orang akan mengatakan sebentar lagi hujan. Geertz menaruh akal
sehat ini sebagai tingkatan pemahaman sederhana sebelum diangkat ke refleksi logis
sistematis terukur dan terverifikasi dalam ilmu pengetahuan. Tulisan ini cukup mengartikan
akal sehat sebagai pemahaman biasa sederhana budi.

Akal sehat mulai diusik manakala pemahaman biasa akal budi diganggu oleh ketidaksesuaian
antara logika (jalan pikiran) maknanya dan konsensus bersama proses memahami sebagai
”benar” logis yang ada. Akal sehat akan diganggu tatkala hukum logis nalar sebab-akibat
dicederai lantaran keduanya tidak sekuensial atau tak bersambung. Lebih diusik lagi akal
sehat biasa apabila proses diskursus (baca: berwacana) tiba-tiba disalahkaprahkan karena
proses itu seharusnya dibuat sebelumnya (prafakta/praperistiwa), tetapi dilakukan post
factum(sesudah peristiwa atau fakta).

Contoh fenomena salah kaprah yang mengusik akal sehat saat ini adalah wacana makna atau
proses ”koalisi". Koalisi seharusnya dalam bingkai diskursus demokratis dibuat oleh partai-
partai politik sebelum pemilu untuk tujuan berdialog mendapatkan kesamaan visi dan tujuan
yang diemban demi kesejahteraan rakyat dari partai-partai lalu dirundingkan demi efektifnya
pemerintahan untuk multipartai dalam parlemen agar pemerintah yang terbentuk bisa kuat
dan efektif demi mencapai tujuan bernegara yaitu suara rakyat yang ingin keadilan,
kesejahteraan, kedamaian, dan bisa cari nafkah yang cukup.

Jadi tidak untuk kuat pemerintahan demi dirinya sendiri atau demi kuasa dan pencapaian
ambisi politik partainya apalagi demi bagi-bagi lahan kursi untuk berkuasanya partai yang
tidak menaruh suara rakyat yang memilihnya untuk diwujudkan dalam tata masyarakat adil
sejahtera. Salah kaprah wacana dan tindakan berkoalisi pasca-pemilu legislatif itulah yang
dipersepsi dalam pemahaman salah sebagai bagi-bagi kuasa dan terus digulirkan tanpa
menoleh sedikit pun dan sebentar pun pada pertanyaan mendasar tujuan pemilu oleh rakyat
yang memilih.

Karena salah kaprah ”palsu” dan tidak otentiklah arti koalisi yang sebenar-benarnya hanya
berupa runding-runding cari kepentingan dan keuntungan politis demi keuntungannya partai
politik. Karena itu, yang benar saat ini adalah temu untuk kerja sama! Karena salah
kaprahnya makna koalisi, lihatlah, muncul dualisme wacana antara yang terbuka disantunkan
sebagai pendekatan silaturahmi dan ”yang tertutup” berisi perundingan siapa calon wapres
dan capres nanti.
Lihatlah pula struktur pertemuan yang muncul keluar penandapenanda dualisme ambiguitas
ini: pertemuan tertutup lalu disusul konferensi pers terbuka yang untuk akal sehat biasa tetap
misterius terselubung isi sebenarnya. Sedang untuk akal budi yang kritis akan menggugat
tanya: apa beda upacara temu kangen biasa dan silaturahmi tutup terselubung ”koalisi”?

Akal sehat kita kembali diusik oleh fenomena tidak logis dalam penentuan kebijakan
penghematan BBM, namun diizinkan terus diproduksinya mobil murah. Ketika devisa hemat
BBM jebol, lalu debat tidak setujunya mereka yang tahu ada keanehan logika mengatasi
macet lalu lintas, namun mobil ditambahi terus tetap tidak ”berani diangkat”. Yang diambil
solusinya lebih mengusik akal sehat lagi karena yang akan diganti adalah ukuran corong pipa
bahan minyak dipompa-pompa bensin antara yang BBM subsidi dan yang tidak.

Akal sehat teraniaya lalu bertanya kritis tajam: bukankah manusianya yang menentukan
kebijakan dan bukan ”saluran pipa bensin”. Tidakkah bila orangnya tidak mengelupas
budinya yang salah kaprah antara mana sarana dan mana tujuan; mana esensi dan mana yang
substansial, di sini terjadi pelecehan akal sehat kita semua.

Mengapa? Karena kita dianggap tidak bisa berpikir sehat dengan common sense sehat bahwa
kebijakan yang sudah diikat kepentingan kalkulasi untung rugi uang dan kepentingan bukan
sejahteranya orang banyak, di sanalah logika uang dan hasrat cari untung dan memenangkan
bisnis modal besar akan ”membuat rabun” akal sehat manusia.

Jalan pikiran akal sehat berdasar pada logika sebabakibat. Ada asap pasti ada api. Ada buah
baik tentu dari pohon yang baik. Ada akibat pecah belah kerukunan atau saling memaki halus
atau melalui selubung santun puitis pastilah berasal dari sebab yang antisaling hormat dan
antisaling menghargai. Inilah fenomena berikutnya yang mengusik akal sehat karena merasa
baik, benar, dan berjuang untuk bangsa, namun hasil ucapan, laku tindakannya ”memecah
belah” entah dengan memecah organisasinya atau menerjang anggaran dasar aturan
kesepakatan.

Akal sehat akan melanjutkan renung prediktif ke depan: belum menjadi pemimpin besar
bangsa majemuk kok sudah main otoritas alias otoriter. Mestinya akan jadi pemimpin
pemersatu keragaman kok laku tindakannya membuat resah dan pecah. Logika akal sehat
akan menggugat: bisakah buah yang buruk berasal dari pohon baik?

Dalam pokok ini akal sehat biasa akan dilukai dan dicederai manakala politik yang mestinya
usaha perjuangan untuk Indonesia lebih baik, lebih sejahtera, lebih adil dan hormati
kemajemukan suku, religi penyusun satunya Indonesia akan ”merintih luka” bila soal agama,
beda ras, dan suku mulai dipakai untuk pemilu calon presiden. Jadi bisa ditarik garis
kesimpulan untuk mengukur kerja-kerja akal sehat kita yaitu lihatlah buah-buah ucapan
”serang politik pada lawan!”.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sosiologi  adalah  ilmu  yang  membicarakan   apa   yang   terjadi   saat    ini,  khususnya    pola-
pola   hubungan    dalam    masyarakat    (hubungan   antara   individu  dengan individu,
individu  dengan   masyarakat,  dan  masyarakat   dengan    masyarakat),   serta   berusaha   mencari   peng
ertian-pengertian  umum,   rasional,
dan  empiris    tentang  masyarakat.   Rasional   berarti   apa  yang  dipelajari   sosiologi  selalu  berdasarka
n penalaran  dan  empiris. Selain itu
sosiologi  merupakan  pengetahuan   kemasyarakatan   yang    tersusun   dari  hasil-hasil   pemikiran   ilmia
h dan  dapat  dikontrol   secara   kritis  oleh orang   lain  atau
umum.  Sebagai  ilmu    murni  sekaligus  terapan,   tujuan   sosiologi   adalah melakukan  pencarian  tenta
ng masyarakat  dan  mencari   cara-cara  untuk   menyelesaikan berbagai  masalah  yang  ada  di
masyarakat
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Idianto  Muin,  2006,  “Sosiologi”,  Erlangga,  Jakarta

Godam64, 2008,
“Definisi/Pengertian  Sosiologi,  Objek,  Tujuan,  Pokok  Bahasan  Dan  Bapak  Ilmu S
osiologi”,  http://organisasi.org.com

Dept.comp.soc. BFI, “Sosiologi sebagai ilmu”,  http://compsoc.bandungfe.net/index

“Defenisi  sosiologi  menurut  para  ahli”,  2009,   http://www.anakkendari.co.cc

Anda mungkin juga menyukai