1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikankemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada penulis.sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Filsafat Ilmu Sosial dan Humaniora
”
tepat pada waktunya.Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hamba tanakan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada
penulis dalam pengerjaan makalahini
.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Makadari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................6
1.4. Manfaat Penulisan................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
2.1 Pengertian Ilmu Sosial humaniora........................................................................7
2.1.1 Ciri Ciri Khas Ilmu Ilmu humaniora..................................................................9
KESIMPULAN...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial. Tentunya, sebagai mahluk sosial, manusia selalu
dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah
terwujud sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-
hubungannya dengan sesama manusia lainnya.
Problem sosial pada setiap masyarakat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut tergantung pada tingkat perkembangan kebudayaan dan kondisi
lingkungan alamnya. Masalah-masalah tersebut dapat terwujud dalam masalah moral,
masalah politik, masalah agama dan masalah lainnya.
4
1.2. Rumusan Masalah
5
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalaha.
A.Untuk mengetahui pengertian dan ciri khas dari ilmu sosial humaniora. b.
C.Untuk mengetahui perbedaan antara ilmu alam dengan ilmu sosial humaniora.d.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Obyek material dari studi ilmu-ilmu sosial adalah berupa tingkah laku dalam
tindakan yang khas manusia, ia bersifat bebas dan tidak bersifat deterministik, ia
mengandung: pilihan, tanggung jawab, makna, pernyataan privat dan internal, konvensi,
motif dan sebagainya (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007, hlm. 4), Aktivitas manusia
tersebut termasuk berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam menjalin hubungan sosial
diantara sesamanya dan bersifat kondisionalitas. Dengan kata lain obyek tersebut sebagai
gejala sosial. Gejala sosial memiliki karakteristik fisik namun diperlukan penjelasan yang
lebih dalam untuk mampu menerangkan gejala tersebut, sebab tidak hanya mencakup
fisik tetapi juga aspek sosiologis, psikologis, maupun kombinasi herbagai aspek.
7
Menurut Wallerstein (dalam Dadang Supardan, 2008, hlm. 34) yang termasuk
disiplin ilmu sosial adalah sosiologi, antropologi, ekonomi, sejarah, psikologi, ilmu
politik, dan hukum. Sedangkan menurut Robert Brown dalam karyanya Explanation in
Social, ilmu-ilmu sosial meliputi: sosiologi, ekonomi, sejarah, demografi, ilmu politik,
dan psikologi (Taufik Abdullah, 2006, hlm. 33). Meskipun terdapat perbedaan pendapat
tentang apa yang disebut ilmu sosial, namun semuanya mengarah kepada pemahaman
yang sama, bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas sosial
dalam kehidupan bersama. Ilmu sosial dalam perkembangannya kemudian lahir berbagai
spesialisasi disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti ilmu komunikasi, studi gender, dan lain-
lainnya.
Secara umum ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok disiplin ilmu-
ilmu sosial adalah
4. Ilmu Sejarah adalah ilmu yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang
segala sesuatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan
dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih dapat
ditelusuri/diketemukan masa sekarang. (Widja, 1988, hlm. 8)
5. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang diharapkan, dengan memilih.
penggunaan sumber daya produksi yang sifatnya terbatas (Samuelson dan Nordhaus,
1990,
hlm. 5). 6. Psikologi adalah ilmu mengenai proses perilaku dan proses mental
(Dadang Supardan, 2008, hlm. 425).
8
penentuan tujuan-tujuan dari sistem yang ada dan melaksanakan apa yang menjadi tujuan
(Miriam Budihardjom, 1986, hlm. 8).
9
Ilmu-ilmu sosial humaniora memang dimaksudkan sebagai ilmu-ilmu
empiris sehingga dalam hal ini dekat dengan ilmu-ilmu alam, namun karena
kekhasan objek penyelidikannya yang sekaligus menjadi subjek, ilmu-ilmu ini
juga berkedudukan agak dekat dengan filsafat. Maka, tidak mengherankan bahwa
cukup banyak ahli ilmu-ilmu sosial humaniora dewasa ini seringkali dibicarakan
dalam rangka filsafat, terutama kalau sampai pada tahap teori.
Kedua unsur ini pun tampak nyata dalam diri manusia. Namun, dalam
rangka hidup manusia, ruang dan waktu sebagai “ukuran” semata-mata tidaklah
memadai dan tidaklah sesuai dengan pengalaman manusia itu sendiri, oleh
manusia ruang dihayati secara nyata dalam lingkungan pergaulan atau masyarakat,
sedangkan waktu dialami dan dipandang sebagai sejarah yang jauh melampaui
rangkaian peristiwa semata-mata. Perbedaannya ialah bahwa dalam ruang yang
“mati” semua tempat seakan-akan sama saja kecuali dari segi ukuran ataupun
penomoran misalnya, sedangkan dalam lingkungan masyarakat yang sosial itu,
semua data justru hampir tak dapat dihitung atau diperangkakan. Yang satu
berbeda dengan yang lain. Demikian pula perbedaan dalam soal waktu. Dalam
waktu yang “mati” seakan-akan semua waktu sama saja, kecuali dari segi angka
atau penomoran misalnya. Sedangkan kita tahu dalam rangka sejarah setiap
peristiwa dan setiap saat mengandung keunikannya masing-masing. Pengetahuan
manusia pun ditandai oleh kedua unsur itu; segala pengamatan dan pengalaman
berlangsung di suatu tempat dan pada suatu saat. Ruang dan waktu pada dasarnya
bersifat univok, sedangkan sosialitas dan historitas bersifat analog sedalam hidup
manusia itu sendiri.
10
pendapat. ini pun dewasa ini sudah mulai diragukan). Kalau dalam ilmu-ilmu
lainnya mungkin masih dapat dicita-citakan suatu titik pangkal "pengamatan
murni" tanpa prasangka, hal ini dengan segera mustahil dalam ilmu-ilmu sosial
humaniora, karena manusia pengamat tidak meninggalkan dirinya. Kriterium
kebenarannya pun berbeda karena objek penyelidikan ilmu-ilmu ini ialah manusia,
yang mau tidak mau tidak boleh, bahkan tidak dapat diobjekkan begitu saja demi
hasrat untuk mendapatkan penjelasan tentang sebab-musabab tingkah lakunya
menurut ikhtisar hipotesa, hukum, dan teori. Subjek sendiri terlibat dalam
penyelidikan tentang sesamanya itu. Apalagi sesama itu ialah subjek seluruh
tingkah lakunya. sebagaimana subjek penyelidikan bersangkutan.
Pada saat salah satu hasil penyelidikan dalam bidang sosial atau kejiwaan
sudah diumumkan dan mulai diketahui, ketika itu juga hasil bersangkutan sudah tidak
berlaku lagi karena pemberitahuan atau pengumuman itu sendiri. Umpamanya
perkiraan tentang jumlah pendukung seorang calon presiden di Amerika Serikat.
Laporan tentang tingkah laku remaja, persentase penderita AIDS, mundurnya jumlah
orang Katolik di beberapa negara Eropa Barat, laporan tentang aksi protes melawan
apartheid di Afrika Selatan, laku tidaknya beberapa pusat pariwisata dan pertokoan,
takutnya penumpang pesawat terbang akan kemungkinan dibajak, dan lain
sebagainya. Maka dari itu, hasil (sementara) dari penyelidikan sosial-historis tidak
hanya perlu terus disempurnakan, melainkan tidak bisa ditentukan justru karena
ketika diumumkan sudah tidak berlaku lagi sebagai implikasi pemberitahuan itu.
11
Dengan demikian kiranya masuk akal bahwa objektivitas gaya ilmu-ilmu alam
sama sekali tidak berlaku dalam bidang ilmu-ilmu sosial humaniora. Auguste Comte
pernah mencita-citakan objektivitas itu dengan pendapatnya bahwa asal data-data
empiris dikumpulkan dengan tepat maka kebenaran mengenai objek yang ingin
diketahui dapat pendekatan ini mau bebas nilai (dalam istilah Jerman yang cukup
populer digunakan, wertfrei). Sementara dewasa ini makin banyak ahli ilmu sosial
humaniora yakin bahwa ilmu ini tidak dapat bebas nilai, bahkan justru harus bersikap
menilai.
Akhirnya perlu disadari bahwa ada macam-macam ilmu sosial humaniora, dan
ciri yang telah kita bahas di sini tidak terdapat dengan cara atau bentuk yang sama
dalam semua cabang ilmu-ilmu sosial humaniora.
KESMIPULAN
Ilmu-ilmu sosial (social sciences) adalah kelompok disiplin ilmu yang mempelajari
aktivitas manusia dalam hubungannya dengan sesamanya. Disiplin ilmu sosial adalah
sosiologi, antropologi, ekonomi, sejarah, psikologi, ilmu politik, ilmu hukum, dan demografi.
Sedangkan ilmu-ilmu kemanusiaan (human sciences) adalah ilmu-ilmu pengetahuan empiris
yang mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya: ciri-ciri khasnya, tingkah lakunya
baik perorangan maupun bersama, dalam lingkup kecil maupun besar, dan banyak aspek
lainnya. Contoh ilmu-ilmu kemanusiaan adalah sastra, seni, dan bahasa.
Ciri-ciri khas ilmu-ilmu sosial humaniora adalah manusia sebagai objek dan subjek
ilmu,Titik pangkal dan kriterium kebenaran, serta subjek dan objek saling mempengaruhi.
Selain memiliki ciri khas, cara kerja ilmu sosial humaniora pun berbeda dengan ilmu alam.
Cara kerja. Ilmu-ilmu sosial humaniora yaitu gejala sosial humaniora bersifat non-fisik, hidup
dan dinamis: obyek penelitian tak bisa diulang, pengamatan relatif lebih sulit dan kompleks;
subyek pengamat juga sebagai bagian integral dari obyek yang diamati, memiliki daya
prediktif yang relatif lebih sulit dan tak terkontrol.
Perbedaan ilmu sosial humaniora dengan ilmu alam, yaitu obyek penelaahan ilmu
sosial humaniora yang kompleks, ahli ilmu alam berhubungan dengan gejala fisik yang
bersifat umum, kesukaran dalam pengamatan ilmu sosial humaniora, gejala sosial lebih
bervariasi dibandingkan dengan gejala fisik, obyek penelaahan ilmu sosial humaniora yang
tidak terulang. Hubungan antara ahli dengan obyek penelaahan ilmu sosial humaniora.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. (1975). Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Pustaka Utama.
13
Sinar Harapan.
Verhaak. C dan R. Haryono Imam. (1989). Filsafat ilmu Pengetahuan Telaah Atas Cara Kerja
14