Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Dian Susilawati
NIM : C1G00066
Prodi/Kelas : Agribisnis
1
KATA PENGANTAR
SAW atas bimbingannya yang telah mengajarkan ilmu kepadakita semua.Terima kasih
saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos. sebagai
dosen pengampuh mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya dasar yang telah dengan ikhlas
dan sabar membimbing dan menyampaikan ilmu yang sangat bermanfaat.Besar harapan
saya tugas ini akan memberi manfaat baik kepada diri saya sendiri ataupunkepada orang
lain.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER…………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...……………..2
DAFTAR ISI………...……………………………………………………………………...…..3
BAB I PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
A. Pengertian dan konsep ilmu sosial budaya dasar…………………………………....4
B. Menurut pandangan para ahli ………………………….………………………….....7
C. Tujuan ilmu sosial dan budaya dasar ……………………………………………..…9
D. Fungsi ilmu sosial …………………………………………………………………...9
E. Ruang lingkup ilmu sosial………………………………………………………....…9
BAB II PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
A. Pengertan perubahan sosial …………………………………………………………13
B. Contoh dan penyebab perubahan sosoal ………………..
…………………………..13
BAB III TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOCIAL
A. Pengertian teori kebudayaan ……………………………………………….……19
B. Teori interaksi social ……………………………………………………...………21
C. Pengertian interaksi sosia menurut para ahli……………………………………...21
D. Syarat-syarat terjadinya interaksi social ……………………………………...…..22
E. Ciri-Ciri interaksi social…………………………………………………………..23
F. Faktor-faktor yang memengaruhi interaksi social ………………………………...23
BAB VI HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA……………………………………………………….25
BAB V SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
A. Mekanis dan organis………………………………………………………………27
B. Penguyuban dan petembayan ( Gemenschaft, gissellshaft ………………….…28
3
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR
Ilmu sosial budaya dasar Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan
mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai
mahluk berbudaya. Dan masalah-masalah yang menyertainya, sering disebut
sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharpkan dapat
memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat di gunakan untuk
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Pengertian ilmu sosial budaya dasar Sebagai integrasi ISBD dan IBD
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
manusia sehinnga mampu mengkaji masalah sosial dan budaya secara arif. ISBD
sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi
dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintregasi. ISBD
buknlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai mahluk sosialyang berbudaya, dan masalah masalah
yang terwujud dari padanya.
Pengertian ISBD dari segala ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia).
Dari filsafat tersebut lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan, diantaranya yaitu :
Natural science (ilmu ilmu alam meliputi fisika, kimia, biologi dll)
Social sciences (ilmu ilmu social meliputi: sejarah, politik, ekonomi dll.)
Humanities (ilmu ilmu budaya meliputi: bahasa, agama, kesenian dll)
4
social science adalah manusia, sedangkan untuk membedakan antara ilmu
ilmu social adalah focus of interest (pusat perhatian)
Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). ilmu-
ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya
mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia
initidak dapat berubah dari saat ke saat. Pengetahuan budaya (humanities) bertujuan
untuk memahami dan mencari arti kenyataankenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwaperistiwa dan kenyataan-
kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan budaya (the
5
humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan
filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain,
seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah manusia dan kebudayaan.
6
Kita tidak dapat membayangkan jika kehidupan manusia tidak berada dalam
masyarakat (sosial). Karena manusia adalah makhluk sosial, mereka tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk bisa bertahan
hidup (survive). Kesalingketergantungan itu akan menjadikan suatu kerja sama yang
bersifat tetap dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu.
Istilah sosial (social dalam bahasa Inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang
berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah Departemen
Sosial, jelas keduanya mailiki arti yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto (1993:
464) istilah sosial pun berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan
dengan proses-proses sosial.
7
Secara keilmuan, masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial, dapat
dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Dilihat dari segi ekonomi, akan
membahas tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya dari
bahan-bahan yang terbatas ketersediaannya. Sedangkan dari segi politik, berhubungan
dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat. Berbeda dengan psikologi sosial,
yang pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia sebagai individu secara sosial.
Selain itu terdapat antropologi budaya yang lebih menekankan pada masyarakat dan
kebudayaannya, dan begitu seterusnya untuk ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti geografi
sosial, sejarah, maupun sosiologi.
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiolog Jerman dan
penulis buku Class and Class Conflict in Industrial Society yang dikenal sebagai
pencetus Teori Konflik Non-Marxis, merupakan suatu konsep yang ambisius untuk
mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-
aspek kemasyarakatan manusia. Ilmu-ilmu sosial, mungkin istilah tersebut merupakan
bentuk yang lebih tepat. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, geografi sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia termasuk ilmu
humaniora (Dahrendorf, 2000: 999).
Istilah ilmu sosial tidak begitu saja dapat diterima di tengah-tengah kalangan
akademisi. Sciences Sociale dan Sizialwissenschaften adalah istilah-istilah yang lebih
mengena, meski keduanya juga membuat “menderita” karena diinterpretasikan terlalu
luas maupun terlalu sempit (Dahrendorf, 2000: 1000). Ironisnya, ilmu sosial yang
dimaksud sering hanya untuk mendefinisikan sosiologi, atau hanya teori sosial sintetis.
Ternyata penggunaan metode ilmu sosial yang digagas oleh Comte tersebut
cukup mengaburkan gambaran metodologis tentang ilmu-ilmu sosial. Sistem sosial
8
memiliki empat subsistem, yakni ekonomi, politik, budaya, dan system integratif.
Dengan demikian, ekonomi, ilmu politik, kajian budaya, dan integrasi sosial (sosiologi)
merupakan disiplin yang berhubungan dan interdependen. Turunan dari sistem sosial,
yakni semua subsistem tersebut memerlukan analisis yang serupa.
Fungsi ilmu sosial budaya dasar Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial
kebudayaan agar dya tanggap,persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi
lingkungan sosial
9
E. Ruang lingkup ilmu sosial
Meskipun beda, tetapi semuanya mengarah kepada pemahaman yang sama bahwa ilmu
sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas sosial dalam kehidupan
bersama. Dalam perkembangannya, berbagai spesialisasi disiplin ilmu-ilmu sosial
tumbuh meningkat, seperti ilmu komunikasi, studi gender, ilmu perbandingan agama,
dan sebagainya (Sairin, 2006: 33). Adapun nama-nama itu sebagaimana akan
didiskusikan, terutama mulanyaada beberapa disiplin ilmu sosial, yaitu ilmu sejarah,
ilmu ekonomi, sosiologi dan ilmu politik (Wallerstein, 1997: 22).
a. Sosiologi
b. Antropologi
c. Psikologi
10
Psikologi sering disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang diri manusia, meliputi
proses mental, kemauan, mental, kecerdasan, dan emosional. Semuanya bukan hanya
dipengaruhi oleh proses kejiwaan, namun juga oleh warisan biologi dan lingkungan
(Spencer, 1982).
d. Ilmu Politik
Sekitar 30 atau 40 tahun yang lalu, ilmu politik selalu menekankan pada upaya
bagaimana menjadikan pemerintahan itu stabil dan lebih efisien, tetapi saat ini telah
berubah kea rah menuju politik social, artinya saat ini lebih menekankan kepada tingkah
laku politik suatu golongan masyarakat, latar belakang sosial politik, dan bagaimana
kesadaran politik timbul dari suatu kelompok masyarakat (Spencer, 1982).
e. Ilmu Sejarah
Setiap orang tentu memahami tentang sejarah merupakan kajian masa lampau.
Dengan ilmu sejarah diharapkan dapat menghadirkan kembali peristiwa masa lampau
secara hidup dan benar. Ilmu sejarah berbeda dengan ilmu sosial lain, karena dalam
sejarah bukan mencari generalisasi suatu peristiwa melainkan hendak mencatat secara
detail, menggambarkan seolah-olah cerita itu terulang lagi untuk kita hayati.
f. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi lebih menekankan kepada faktor produksi dan distribusi barang serta
jasa. Sajian yang lain dari ilmu ekonomi adalah untuk menganalisis arah pertumbuhan
keuangan dan kaitannya dengan harga. Banyak pula ahli ekonomi yang memusatkan
perhatiannyakepada ketenagakerjaan serta kesejahteraan yang dapat dicapai oleh setiap
individu.
g. Geografi
11
besar geografi merupakan ilmu yang unik, sebagian berupa kajian sosial, dan sebagian
lagi merupakan kajian natural (Spencer, 1982).
Maka dari itu Ilmu sosial lahir karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan
mereka membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan hidup sebagai manusia.
Oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia
sangat dipengaruhi oleh ilmu sosial, tentang bagaimana proses kehidupan manusia
berlangsung. Manusia membutuhkan kontak sosial dalam bentuk interaksi sosial yang
terdiri dari imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Ilmu sosial juga memiliki ruang
lingkup dalam ilmu-ilmu lain, di antaranya sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu
politik, ilmu sejarah, ilmu ekonomi, dan geografi.
12
BAB II
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA
FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA
13
akibat dari rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu hal. Namun, perubahan juga bisa
terjadi karena adanya anggapan dari masyarakat jika faktor-faktor baru yang muncul bisa
memberikan manfaat yang lebih besar.
Namun, adanya perubahan dalam masyarakat tidak terjadi secara instan. Dalam masyarakat,
penyebab perubahan sosial ini seringkali mengubah lingkungan sosial dalam jangka waktu yang
cukup lama.
Penyebab perubahan sosial sendiri dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam
masyarakat dan dari luar masyarakat. Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah faktor penyebab
perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
1. Penyebab Perubahan Sosial Intern
Penyebab perubahan sosial intern adalah perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat
itu sendiri.
Ada beberapa faktor penyebab perubahan sosial secara internal dalam masyarakat, antara lain:
a) Perubahan Penduduk
Dalam kehidupan masyarakat, pasti akan mengalami proses interaksi sosial dan
sosialisasi. Dua kondisi inilah yang berpotensi untuk mengubah pola pikir dan tingkat
pengetahuan masyarakat yang akan berujung pada proses perubahan sosial.
Perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk
pada suatu daerah akan mengakibatkan keramahtamahan semakin menurun, kelompok
sekunder akan bertambah banyak, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan
bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
b) Penemuan Baru
Adanya penemuan baru juga dapat memengaruhi terjadinya perubahan sosial.
Penemuan baru ini bisa berupa alat, gagasan, atau rangkaian ciptaan. Penemuan yang
benar-benar baru disebut discovery. Sedangkan penemuan baru apabila telah diterima
dan diakui masyarakat disebut invention.
Namun, proses yang terjadi dalam discovery menjadi invention, membutuhkan waktu yang
lama. Munculnya penemuan baru ini juga didorong oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Kesadaran individu atau masyarakat berkaitan dengan keterbatasan fungsi nilai
kebudayaan.
2) Kualitas sumber daya manusia atau ahli untuk mengolah sumber daya alam dan
teknologi.
3) Muncul rangsangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dalam
masyarakat.
4) Konflik dalam Masyarakat
14
Adanya perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan
pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain, seringkali dapat
memicu munculnya konflik.
Konflik yang terjadi di dalam masyarakat dapat terjadi antarindividu, antarkelompok, antar
individu dengan kelompok, dan antargenerasi. Sebagai proses sosial, konflik memang
merupakan proses disosiatif, namun munculnya konflik ini tidak selalu berakibat negatif. Suatu
konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan
proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan
terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik
b. Peperangan
Adanya peperangan di suatu wilayah juga menjadi penyebab perubahan sosial.
Sudah banyak contoh dari kasus ini dari berbagai belahan dunia. Peperangan yang
terjadi akan mengakibatkan perubahan pada kepribadian individu sebagai anggota
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Perubahan sosial karena peperangan ini
bisa terjadi karena melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa
perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil.
Selain itu, perang juga akan membawa dampak bagi masyarakat setempat,
khususnya pada masyarakat yang kalah perang. Ini karena adanya pemaksaan masuknya
budaya dari negara yang menang perang.
c. Pengaruh Kebudayaan
15
Adanya hubungan sosial selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat membuat
kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya bertemu dalam proses sosial baik
bertemunya, tersebut secara asosiatif ataupun disosiatif.
Pertemuan dari dua kebudayaan atau lebih yang memiliki latar belakang berbeda pada
dasarnya menjadi faktor penyebab sosial budaya. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk
akulturasi ataupun dalam bentuk asimilasi.
d. Bencana Alam
Adanya bencana alam juga bisa menjadi penyebab perubahan sosial. Ini bisa terjadi
karena bencana dalam suatu masyarakat akan mengubah segala bentuk struktur dan juga
sistem hidup yang direncanakan.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya
difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
16
Perubahan yang cepat dan lambat.
- Demonstrasi
Pandemi membuat siswa dan mahasiswa belajar dari rumah menggunakan jaringan
internet. Kondisi ini tidak mungkin terjadi 25 tahun lalu dimana teknologi informasi
belum secanggih sekarang ini.
- Mobilitas Sosial
Sedangkan secara etimologis mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu ‘mobilis’
yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang
17
lain; terdapatnya kata sosial pada istilah mobilitas sosial adalah untuk menekankan
bahwa istilah tersebut mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial.
Modernisasi merujuk pada sebuah transformasi dari keadaan yang kurang maju
atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai
kehidupan yang lebih berkembang, maju, dan makmur.modernisasi tidak sekedar
menyangkut aspek material saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir,
tingkah laku, dan lain sebagainya.
18
BAB III
TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI
TENTANG INTERAKSI SOSIAL
Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai,
19
1) Sistem adaptasi terhadap lingkungan.
2) Sistem tanda.
3) Teks, baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana
tekstual, maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk
kebudayaan.
4) Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi.
5) Dipandang dari sudut filsafat.
Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat
dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu,
(a) artifak yang digarap dan diolah dari bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati,
(c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu
(d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita suara dan otot-otot
dalam rongga mulut dan
(e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual sebagai representasi bunyi bahasa atau
perilaku pada umumnya.
Baik artifak, teks, maupun periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola
keteraturan tertentu yang dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data
yang bermakna, karena merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat
pada kelompok atau kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan kebermaknaan
itu.
20
Gagasan kebudayaan, baik sebagai sistem kognitif maupun sebagai sistem struktural,
bertolak dari anggapan bahwa kebudayaan adalah sistem mental yang mengandung
semua hal yang harus diketahui individu agar dapat berperilaku dan bertindak
sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan dianggap wajar oleh sesama warga
masyarakatnya.
Ketika manusia sendirian, manusia berperilaku berbeda dari pada saat berada di sekitar
orang lain. Pada kelompok sosial, memiliki serangkaian perilaku dan sikap unik
tersendiri.
Menurut teori interaksi sosial, perilaku sosial masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial
yang dihadapi. Artinya, perilaku diciptakan salah satunya sebagai respon terhadap
lingkungan sekitar, khususnya kelompok sosial.
21
Sosiasi berasal dari bahasa Jerman Vergesellschaftung. Secara harafiah berarti proses di
mana masyarakat itu terjadi. Menurut Simmel, masyarakat dapat terbentuk karena
adanya interaksi, bukan adanya kelompok orang yang hanya diam. melalui interaksi
timbal balik, individu saling berhubungan dan saling memengaruhi dan masyarakat
muncul. Jika individu-individu saling berhubungan dan saling memengaruhi, maka
terbentuklah suatu masyarakat.
Max Weber dalam Basic Sociological Terms (1968) menyatakan fokus kajian
sosiologi adalah tindakan social, menurutnya setiap tindakan individu yang ditujukan
kepada individu atau kelompok lain memiliki makna yang bersifat subjektif.
Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin dalam Cultural Sociology, a
Revision of An Introduction to Sociology (1954), interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Sedangkan Kimball Young dan Raymond, W. Mack dalam Sociology and Social
Life (1954) menerangkan interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial,
tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
22
Soerjono Soekanto mengemukakan syarat terjadinya interaksi sosial ada dua
yaitu kontak sosial dan komunikasi. Berikut ini penjelasannya:
1) Kontak sosial
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar orang perorangan,
antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia dan sebaliknya, antara suatu
kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak sosial bisa bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif adalah kontak
sosial yang mengarah pada kerjasama. Kontak sosial negatif mengarah pada
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak sosial. Kontak sosial
juga dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi bila yang mengadakan
hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Sedangkan kontak sekunder
memerlukan perantara.
2) komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain untuk saling memengaruhi satu sama lain. proses komunikasi
dapat terjadi dengan dua cara, yaitu komunikasi verbal (bentuk komunikasi secara lisan
dan tulisan) dan komunikasi nonverbal (bentuk komunikasi memakai simbol-simbol).
Gillin dan Gillin menjelaskan ada tiga jenis interaksi sosial, yaitu:
23
a. Interaksi antara individu dengan individu. Interaksi ini terjadi saat dua individu
bertemu, baik ada tindakan maupun tidak. Individu sadar ada pihak lain yang
menimbulkan perubahan pada diri individu tersebut akibat faktor-faktor tertentu.
b. Interaksi antara individu dengan kelompok. Interaksi ini berbeda-beda sesuai
keadaan. Interaksi ini terlihat mencolok saat terjadi benturan antara kepentingan
perorangan dengan kepentingan kelompok.
c. Interaksi antara kelompok dan kelompok. Kelompok merupakan satu-kesatuan,
bukan pribadi.
24
BAB IV
HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA
DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA
Dilansir dari buku Perilaku Organisasi (2008) karya Stephen P. Robbins dan Timothy
A. Judge, dijelaskan lima hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis
25
sebelum ia beranjak ke kebutuhan berikutnya. Sebab, kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak pemenuhannya.
Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang menempati posisi kedua dari
hierarki Maslow. Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan keamanan dan
perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.kebutuhan ini didapatkan setelah kebutuhan
fisiologis terpenuhi. Kebutuhan rasa aman dipenuhi untuk mendukung pemenuhan
kebutuhan lain agar bisa terus berjalan dengan baik.
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang menempati posisi ketiga dari hierarki
Maslow. Kebutuhan sosial ini meliputi kebutuhan kasih sayang, rasa memiliki,
bersosialisasi, penerimaan, dan persahabatan. manusia sejatinya adalah makhluk sosial,
tidak mengherankan jika manusia membutuhkan sosialisasi dalam menjalani hidupnya.
Sebab dalam menjalani hidupnya, manusia senantiasa membutuhkan bantuan dari orang
lain.
4. Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan penghargaan atau disebut juga kebutuhan harga diri merupakan hak
untuk memperoleh dan kewajiban untuk meraih atau mempertahankan pengakuan dari
orang lain.
Pengakuan akan diperoleh seseorang apabila telah sukses dalam memenuhi kebutuhan
sosialnya. Kebutuhan ini bisa menjadi sangat ambisius apabila yang memenuhi
kebutuhan ini adalah seseorang yang sering mencari status.
26
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang menempati posisi tertinggi dari
hierarki Maslow. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk mengembangkan potensi
yang ada pada diri sendiri, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan diri, serta
kebutuhan untuk menjadi orang yang lebih baik.
Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslow, dan telah menjadi referensi yang sangat
populer baik di ranah psikologis maupun manajemen. Dunia manajemen memiliki
banyak irisan dengan dunia psikologi dalam konteks HR.
BAB V
Warga desa memiliki kesadaran kolektif yang juta sehingga tingkat individual
masyarakat rendah.contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada warga yang tertimpa
masalah atau musibah, maka seluruh warga atau kelompok sosial tersebut akan
bersama-sama memberikan pertolongan. Pada solidaritas mekanik, pembagian kerja
masih belum jelas. Terkadang ada satu orang yang harus mengerjakan beberapa
tugas.Pada dasarnya suatu masyarakat yang ditandai memiliki solidaritas mekanik akan
bersatu karena memiliki rasa yang sama dengan semua orang.
1. Solidaritas mekanis
27
Merupakan rasa solidaritas yang berdasarkan suatu kesadaran kolektif. Bentuk
solidaritasnya tergantung pada individu masing-masing yang memiliki sifat yang sama
dan menganut kepercayaan serta pola normatif yang sama pula. solidaritas mekanik
biasanya muncul dari pedesaan. Hal ini dikarenakan solidaritas tersebut akan terbangun
pada kelompok masyarakat yang masih sederhana.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada warga yang tertimpa masalah atau
musibah, maka seluruh warga atau kelompok sosial tersebut akan bersama-sama
memberikan pertolongan.Pada solidaritas mekanik, pembagian kerja masih belum jelas.
Terkadang ada satu orang yang harus mengerjakan beberapa tugas.Pada dasarnya suatu
masyarakat yang ditandai memiliki solidaritas mekanik akan bersatu karena memiliki
rasa yang sama dengan semua orang.Pengikat di antara orang-orang dengan solidaritas
mekanik adalah karena mereka semua terlibat dalam kiegiatan yang hampir sama antara
satu dengan lainnya
2. Solidaritas organis
Warga desa memiliki kesadaran kolektif yang juta sehingga tingkat individual
masyarakat rendah.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada warga yang tertimpa masalah atau
musibah, maka seluruh warga atau kelompok sosial tersebut akan bersama-sama
memberikan pertolongan.pada solidaritas mekanik, pembagian kerja masih belum jelas.
Terkadang ada satu orang yang harus mengerjakan beberapa tugas, pada dasarnya suatu
masyarakat yang ditandai memiliki solidaritas mekanik akan bersatu karena memiliki
rasa yang sama dengan semua orang.Ppengikat di antara orang-orang dengan solidaritas
mekanik adalah karena mereka semua terlibat dalam kiegiatan yang hampir sama antara
satu dengan lainnya.
28
B. Penguyuban dan petembayan ( Gemenschaft, gissellshaft)
1. Gemeinschaft
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa
persatuan yang telah dikodratkan.Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu
ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan
didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.
29
1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.
2. Gesellschaft
30
kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi.nilai-nilai
bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder.
31
Tipikal masyarakat urban.
Tipikal masyarakat modern.
Tipikal msayarakat industri.
Tradisi lemah.
Hubungan sosial bersifat kontraktual.
Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
Tindakan sosial berdasarkan komando.
Mengedepankan prinsip efisiensi.
Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.
Interaksi sosial bersifat rasional.
Pembagian kerja bersifat kompleks.
Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn social
32
DAFTAR PUSTAKA
Luthfia, Agusniar Rizka. 2013. “Menilik Urgensi Desa Di Era Otonomi Daerah”.
Journal of Rural and Development. Vol. IV, No 2.
Saidang dan Suparman. 2019. “Pola Pembentukan Solidaritas Sosial dalam Kelompok
Sosial Antara Pelajar”. Edumaspul. Vol.3, No 2.
Mulyono Sri Hutomo. 2020. "Perubahan Sosial Budaya, Pengertian Menurut Ahli dan
Contohnya". https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian
menurut-ahli-dan-contohnya/ (diakses pada 30 mei 2021)
33
bentuk-bentuk-perubahan-sosial-budaya 3581/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3 %3D# (diakses pada
30 mei 2021)
Yoga Saputra. Oktober 20220. "Perubahan Sosial Budaya – Pengertian dan Contoh
Lengkap". https://saintif-com.cdn.ampproject.org/v/s/saintif.com/perubahan
sosial-budaya adalah/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA% D
%3D#aoh=16224409837417&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
amp_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fsaintif.com%2Fpe
ubahan-sosial-budaya-adalah%2F (diakses pada 30 mei 2021)
34
kompas. Com. 2019. "Teori Solidaritas, dari Mekanik hingga Organik".
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-solidaritas
dari-mekanik-hingga-organik (diakses pada 30 mei 2021)
35