Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR ISLAM (ISBDI)

DOSEN PEMBIMBING
MIRNA, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
NURAZIZAH AMIR NIM : 180105023
NURMIANTI NIM : 190105023
MUSAYYADAH NIM : 190105018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa kita limpahkan kepada Rasulllah SAW yang telah membawa kita
dari zaman dzulumati Al-jahiliyyati ila zamani An-Nuril ilmi.
Makalah ini berjudul Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar Islam (ISBDI). Makalah ini merupakan tugas yang diamanahkan oleh dosen
mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini
bemanfaat untuk menambah wawasan ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Sinjai, 25 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBDI) .......................................4
B. Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBDI) ..........................9
BAB III PENUTUP................................................................................................13
A. Kesimpulan ........................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) identik dengan Basic Humanities.
Humanities berasal dari kata latin Human yang berarti manusiawi, yang
berbudaya dan berbudi halus (refined) diharap seseorang mempelajari Basic
Humanities tidaklah sama dengan the humanities (pengetahuan budaya) yang
menyangkut keahlian filsafat dan seni.1
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar akan memperluas pandangan
bahwa masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai
sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam
sifat pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup
mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. Dewasa ini perkembangan
sebuah masalah semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah membutuhkan
berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi
pemecahannya.2
Ilmu Sosial Budaya Dasar sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan
dan budaya, sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari
dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat
subject oriented di bebankan pada ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat
teoritis, baik yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematikanya.3
Paradigma keilmuan integratif-interkonegtif menyajikan kajian Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBD) dan agama islam sebagai hubungan
entitas yang saling terkait (interconnected entities). Konsep tersebut
memandang perlu menempatkan etika islam yang bersumber dari nilai-nilai Al-

1
Muh. Chairul Basrun Umanailo, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Namlea: Fam Publishing,
2016), Cet. 2, hlm. 1.
2
Ibid., hlm. 2.
3
Ibid., hlm. 3.

1
Qur’an dan Al-Hadits untuk menjiwai seluruh pembidangan ilmu sosial dan
humaniora.4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Islam dalam Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Umum ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar Islam dalam Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan
Umum.

4
Hardianto Rahman dan Ismail, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam, (Sinjai: CV.
Latinulu, 2017), Cet. 2, hlm. 5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBDI)
sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Umum
Secara umum, ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk
kelompok pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan
budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial,
dan budaya.
Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD
yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya
kepada mahasiswa sehinggan mampu mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan
budaya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang
merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan
sosiologi (sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu
cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi
masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah sosial manusia dan kebudayaan.5
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interkasi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu
tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dan yang bukan hak, antara

5
Muh. Chairul Basrun Umanailo, op. cit., hlm 5-6.

3
kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan
berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan
haruslah manusia di didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia
wafat”, agar hasil dari pendidikan “yakni kebudayaan” dapat diimplementasikan di
masyarakat.6

A. Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBDI)


Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.
Tujuan Pendidikan umum di perguruan tinggi ialah:
1. Sebagian usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar
mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama.
2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan
kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di dalam masyarakat.
3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir
secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka
berkomunikasi.
Jadi, pendidikan umum yang menitikberatkan pada usaha untuk
mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata
kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa
dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian
yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau
disiplin ilmunya.7
Program studi General Education di Amerika telah dikolaborasi para ahli
pendidikan di Indonesia menjadi sebuah studi atau mata kuliah MKDU (istilah
dulu).8 Mata Kuliah Dasar Umum pada dasarnya adalah untuk membantu

6
Hardianto Rahman dan Ismail, op. cit., hlm 7-8.
7
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial) (Bandung:
PT. Eresco, 1992), Cet. 6, hlm. 1.
8
Hardianto Rahman dan Ismail, op. cit., hlm 1.

4
perkembangan pendidikan bagi mahasiswa, agar memperoleh ciri-ciri
kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota terpelajar Indonesia, sehingga
tidak saja golongan terpelajar itu mendapat pengetahuan keterampilan, tetapi
juga memberikan kepribadian yang khas, sesuai dengan nilai-nilai hukum
bangsa sendiri. Pendidikan ini bersifat intelektual dan yang bersifat kejiwaan
guna mendidik kepribadian sebagai keseluruhan agar kaum terpelajar menjadi
ahli ilmu pengetahuan (ilmuwan) yang dapat mengembangkan nusa, bangsa,
negara dan pribadi sesuai dengan Pancasila (Raker Rektor se-Indonesia, 1980).
Mata Kuliah Dasar Umum pada Perguruan Tinggi dikelompokkan menjadi
2 bagian. Pada kelompok pertama, diharapkan dapat memberi dasa pedoman-
pedoman untuk bertindak warga negara yang terpelajar, yang meliputi mata
kuliah :
1. Agama
2. Pancasila
3. Kewiraan
Ketiga mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah
intra kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa yang dinilai dan ikut
menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Pada kelompok kedua, diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa
berkenaan dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial dan meliputi mata
kuliah :
1. Ilmu Sosial Dasar (ISD)
2. Ilmu Budaya Dasar (IBD)
3. Ilmu Alamiah Dasar (IAD).
Ketiga mata kuliah tersebut di atas diwujudkan bagi semua mahasiswa
dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian berada di
dalam ruang lingkup perhatian salah satu mata kuliah dasar tersebut tidak
diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.9

9
Djoko Widaghdo dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 1-2.

5
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu tersendiri, melainkan lebih merupakan
kajian yang interdisipliner. Mata kuliah ini merupakan sumber nilai dan
pedoman bagi penyelenggaran program studi guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat,
pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaat sumber daya alam dan lingkungan
hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni.
ISBD memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial budaya.
Standar kompetensi yang ingin dicapai adalah agar mahasiswa dapat menjadi
ilmuwan dan profesional yang berpikir kritis, kreatif, sistemik dan ilimiah,
berwawasan luas, etis, memiliki kepekaan dan empati sosial, bersikap
demokratis, berkeadaban serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan
masalah sosial dan budaya secara arif.
Secara garis besar ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam, yaitu :
a. Ilmu Alamiah (Natural Science) Natural : alamiah
Contoh : matematika, ilmu fisika, ilmu kimia, biologi, astronomi, dll.
b. Ilmu Sosial (Sosial Science)
Contoh : Ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu sosiologi, dll.
c. Humoniora
Contoh : ilmu agama, kesenian, bahasa, budaya, dll.
Adapun visi, misi, dan tujuan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat-
Ilmu Sosial Budaya Dasar (MBB-ISBD), antara lain:
a. Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis,
peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang
dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menimbulkan sikap
kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan

6
kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan
makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya
dan lingkungannya.
c. Tujuan ISBD
1) Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial dalam kehidupan masyarakat.
2) Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman
dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat.
3) Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta
keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyakat,
selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan
pegetahuan akademik dan keahliannya. 10
Salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang teramat penting adalah
keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama
ini bertujuan untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dan
untuk mencapai kedamaian ini harus diikuti dengan syarat yaitu percaya dengan
adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan dan memelihara semua yang
ada di dunia ini. Kepercayaan manusai kepada Yang Berkuasa itu berkembang
sesuai dengan perkembangan pikiran dan peradaban manusia itu sendiri, untuk
menampung dan memberikan jawaban atas kegelisahan dan keragu-raguan yang
mencemaskan dan menakutkan.11
Agama dalam kaitannya dengan masyarakat, mempunyai dampak positif
berupa daya penyatu (sentripetal), dan dampak negatif berupa daya pemecah
(sentrifugal). Agama yang mempunyai sistem kepercayaan dimulai dengan
penciptaan pandangan dunia baru yang didalamnya konsepsi lama dan
pelembagaannya bisa kehilangan dasar adanya. Meskipun ajaran pokok dalam

10
Hardianto Rahman dan Ismail, op. cit., hlm. 1-3.
11
M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar. Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1989), Cet. 6, hlm. 59.

7
suatu agama bisa bersifat universal, namun mula-mula ditujukan kepada
sekelompok orang yang sedikit-banyak homogen. Agama menjadi dasar
solidaritas kelompok baru yang tertentu.12
Agama dan integrasi sosial terwujud dalam ajaran tidak dibenarkan
memaksakan keyakinan dan kepercayaannya kepada orang lain yang berbeda
keyakinannya. Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam
membangun masyarakat, sebab agama dihadirkan kepada umat manusia sebagai
petunjuk.13
Kata peradaban seringkali dikaitkan dengan kebudayaan, bahkan banyak
penulis barat yang mengidentikan “kebudayaan” dan “peradaban” islam.
Seringkali peradaban islam dihubungkan dengan peradaban Arab, meskipun
sebenarnya antara Arab dan Islam tetap bisa dibedakan. Adapun yang
membedakan antara kebudayaan tersebut adalah dengan adanya peningkatan
peradaban pada masa jahiliyah yang berasal dari kebodohan. Hal ini pada
akhirnya berubah ketika islam datang yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
di Arab. Sehingga pada masanya kemudian islam berkembang menjadi suatu
peradaban yang menyatu dengan bangsa Arab, bahkan berkembang pesat ke
belahan bagian dunia lainnya. Islam tidak hanya sekedar agama yang sempurna
melainkan sumber peradaban islam. Peradaban merupakan kebudayaan yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana kebudayaan
tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya, tapi juga mempengaruhi
daerah-daerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang. 14
Paradigma keilmuan integratif-interkonegtif menyajikan kajian Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBD) dan agama islam sebagai hubungan
entitas yang saling terkait (interconnected entities). Konsep tersebut memandang
perlu menempatkan etika islam yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur’an dan
Al-Hadits untuk menjiwai seluruh pembidangan ilmu sosial dan humaniora.
Paradigma keilmuan integratif-interkonektif berkarakteristik universal dan tidak

12
M. Munandar Soelaeman, op. cit., hlm. 229.
13
Ibid., hlm. 231.
14
Hardianto Rahman dan Ismail, op. cit., hlm. 65.

8
dikotomis. Secara epistimologis, konsep tersebut berangkat atau sesuai dengan
nilai-nilai dan etika islam. Ilmu yang berangkat dari nilai-nilai dan etika islam
pada dasaranya bersifat objektif. Dengan kata lain, terjadi proses objektivikasi
dari etika islam menjadi ilmu ke-islaman yang dapat bermanfaat bagi seluruh
manusia (rahmatan lil alamin), tanpa membedakan golongan, ras, suku, bangsa
maupun agama.15
Jika ditelaah secara historis, bidang-bidang keilmuan sesungguhnya
pernah dikaji dan dikembangkan oleh para ilmuwan muslim pada era klasik dan
abad pertengahan, meskipun kemudian kurang memperoleh perhatian dari
generasi muslim berikutnya. Dengan demikian, seluruh bidang keilmuwan itu
dapat dikatakan ilmu-ilmu ke-islaman, selama secara ontologis, epistimologis,
dan aksiologi, berangkat dari atau sesuai dengan nilai-nilai dan etika meskipun
mengklaim dirinya sebagai value free, namun kenyataannya penuh dengan
muatan kepentingan. Realitas inilah yang menyebabkan munculnya kritik dari
berbagai pihak terhadap ilmu-ilmu sekuler yang dianggap ikut mendorong
proses dehumanisasi.16

B. Ruang Lingkup Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBDI)


Ilmu Sosial Dasar (ISD) memberikan dasar-dasar pengetahuan kepada
mahasiswa yang akan cepat tanggapan serta mampu menghadapi dan
menanggulangi masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat (masalah sosial).
Dengan mengetahui dan mengorientasikan diri didalamnya, paling tidak ia harus
mampu mengetahui ke arah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalahan
yang dihadapi.
Karena bagaimana pun juga pada saat ini masalah-masalah sosial telah
berkembang sedemikian kompleksnya. Mulai dari lingkup lokal, regional,
nasional, maupun internasional.
Ruang lingkup materi yang disajikan dalam ISD meliputi :
1. Individu, keluarga dan masyarakat

15
Ibid., hlm. 5.
16
Ibid., hlm. 6.

9
2. Masyarakat desa dan masyarakat kota
3. Masalah penduduk
4. Pelapisan sosial
5. Pemuda dan sosialisasi
6. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.
Sedangkan ruang lingkup ISD dapat dijelaskan dengan bertitik tolak dari
kerangka tujuan, ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD),
meliputi:
1. Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the
humanities), baik dari segi keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya,
maupun gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi beragam perwujudannya
dalam kebudayaan setiap zaman dan tempat. Dalam menghadapi lingkungan
alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-
kesamaannya, tetapi juga ketidak seragaman, sebagaimana ekspresinya dalam
berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
Ketika materi ISD dan IBD digabung menjadi ISBD maka sesuai dengan
konsep kurikulum berbasis kompetensi memuat sejumlah substansi kajian yang
mengarah pada tercapainya kompetensi dasar. Artinya, bahwa pemberian
substansi kajian atau ruang lingkup kajian ISBD yang ada kepada mahasiswa
diharapkan dapat mencapai kompetensi dasar mata kuliah yang dimaksud.
Adapun substansi kajian ISBD berdasarkan ketentuan dalam Surat
Keputusan Dirjen Dikti No. 30/Kep/2003 tentang rambu-rambu Pelakasanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi
Indonesia, mencakup pokok-pokok kajian sebagai berikut:
1. Pengantar ISBD
2. Manusia sebagai makhluk Budaya
3. Manusia dan Peradaban
4. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
5. Manusia, Keragaman dan Kesetaraan

10
6. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
7. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni
8. Manusia dan Lingkungan
Menyimak isi kajian di atas, maka kajian ISBD mencakup masalah sosial
dan masalah budaya serta keberadaan manusia sebagai subjek bagi masalah-
masalah tersebut. Baik dihadapkan pada masalah sosial maupun budaya,
diharapkan manusia dapat meningkatkan wawasannya, kepekaannya, serta
berempati terhadap masalah maupun pemecahannya.17
ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar
mahasiswa yamg memiliki kemampuan personal. Kemampuan personal
merupakan kaitan dengan kemampuan individu untuk menempatkan diri sebagai
anggota masuyarakat yang tidak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri.
Program pendidikan umum yaitu untuk memperluas cakrawala perhatian
dan pengetahuan para mahasiswa sehinggan tidak terbatas pada bidang
pengetahuan keahlian serta golongan asal masing-masing.18
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat kepas dari landasan budaya masyarakat yang
membentuk informasi tersebut. Karenanya, di tiap informasi IPTEK selalu
terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya
dikemukakan juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari
masyarakat pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut
dapat diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh
Allah SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat
membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun
perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia

17
Ibid., hlm. 3-5.
18
Mulyono, Buku Ajar Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Semarang: STIKES
Widya Husada, 2018), hlm. 3.

11
sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan
tata aturan agama.19
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dalam kehidupan sehari-hari:
1. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan diluar
lingkungannya.
2. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakan sudah
dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak
nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.20

19
Hardianto Rahman dan Ismail, op. cit., hlm. 19
20
Muh. Chairul Basrun Umanailo, op. cit., hlm 13-14.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk
kelompok pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan
budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan,
sosial, dan budaya. ISBD memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial
budaya.
Paradigma keilmuan integratif-interkonegtif menyajikan kajian Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar Islam (ISBD) dan agama islam sebagai hubungan
entitas yang saling terkait (interconnected entities). Konsep tersebut memandang
perlu menempatkan etika islam yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur’an dan
Al-Hadits untuk menjiwai seluruh pembidangan ilmu sosial dan humaniora.
Jika ditelaah secara historis, bidang-bidang keilmuan sesungguhnya
pernah dikaji dan dikembangkan oleh para ilmuwan muslim pada era klasik dan
abad pertengahan, meskipun kemudian kurang memperoleh perhatian dari
generasi muslim berikutnya.
Ruang lingkup materi yang disajikan dalam ISD meliputi :
1. Individu, keluarga dan masyarakat
2. Masyarakat desa dan masyarakat kota
3. Masalah penduduk
4. Pelapisan sosial
5. Pemuda dan sosialisasi
6. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.
Ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD), meliputi:
1. Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the

13
humanities), baik dari segi keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya,
maupun gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi beragam perwujudannya
dalam kebudayaan setiap zaman dan tempat. Dalam menghadapi lingkungan
alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-
kesamaannya, tetapi juga ketidak seragaman, sebagaimana ekspresinya dalam
berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
Ketika materi ISD dan IBD digabung menjadi ISBD maka sesuai dengan
konsep kurikulum berbasis kompetensi memuat sejumlah substansi kajian yang
mengarah pada tercapainya kompetensi dasar.
Adapun substansi kajian ISBD berdasarkan ketentuan dalam Surat
Keputusan Dirjen Dikti No. 30/Kep/2003 tentang rambu-rambu Pelakasanaan
Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi
Indonesia, mencakup pokok-pokok kajian sebagai berikut:
1. Pengantar ISBD
2. Manusia sebagai makhluk Budaya
3. Manusia dan Peradaban
4. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
5. Manusia, Keragaman dan Kesetaraan
6. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
7. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni
8. Manusia dan Lingkungan
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang
membentuk informasi tersebut. Karenanya, di tiap informasi IPTEK selalu
terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya
dikemukakan juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari
masyarakat pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut
dapat diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh

14
Allah SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat
membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun
perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia
sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan
tata aturan agama.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Penulis harap makalah ini dapat menjadi
penambah wawasan kita mengenai informasi tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar
terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai keislaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2018. Buku Ajar Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semarang: STIKES
Widya Husada.
Mustopo, M. Habib. 1989. Ilmu Budaya Dasar. Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya.
Surabaya: Usaha Nasional.
Rahman, Hardianto dan Ismail. 2017. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Islam. Sinjai: CV.
Latinulu.
Soelaeman, M. Munandar. 1992. Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial).
Bandung: PT. Eresco.
Umanailo, Muhammad Chairul Basrun. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Namlea: Fam
Publishing.
Widaghdo, Djoko, dkk. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai