Anda di halaman 1dari 14

URGENSI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU

DAN SOSIAL SEORANG MUKMIN


Makalah ini di buat untuk tugas Mata Kualiah:

Kemanusiaan Dan Keimanan

Di susun oleh:
Kelompok 5
1. MOHAMMAD KURNIA ARIS SANDI (211020100044)
2. RAIHAN FAJAR MUZAKKIY (211020100041)
3. RIZKY HABIBUR ROHMAN (211020100058)
4. MOCHAMAD NUR CHOLIS (211020100030)

Dosen Pengampu:
Dr. Taufik Churrahman, M.Ag

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Urgensi Keimanan
Dalam Kehidupan Individu Dan Sosial Seorang Mukmin. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaat-Nya di
hari kiamat nanti.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dosen Dr. Taufik Churrahman, M.Ag selaku
dosen mata kuliah Kemanusiaan Dan Keimanan dan seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan agar para pembaca
maupun penyusun dapat memahami dan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
seputar Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Individu Dan Sosial.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun memerlukan saran dan kritik yang mendukung demi kesempurnaan makalah yang
akan datang. Sekian dan Terima Kasih.

Sidoarjo, 25 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. URGENSI KEIMANAN SEORANG MUKMIN...............................................3


B. URGENSI KEIMANAN SEORANG MUKMIN DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL DAN INDIVIDU....................................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................................9

A. KESIMPULAN.....................................................................................................9
B. SARAN..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuatu hal yang sangat penting dan membutuhkan perhatian segera dapat diartikan
sebagai Urgensi. Karena dalam kehidupan pasti semua manusia mempunyai suatu tujuan
yang dimana untuk membuat dirinya sendiri atau orang lain mendapatkan suatu manfaat dari
tujuan tersebut. Dalam tujuan tersebut maka di butuhkan tindakan segera agar tercapainya
suatu tujuan itu. Maka dari itu sesutu hal yang dilakukan tersebut untuk memenuhi tujuan
disebut Urgensi. Semua manusia yang menganut suatu kepercayaan seperti Agama pasti
mempunyai sesuatu aturan yang dimana untuk mewujudkan ketertiban dan kebaikan. Dalam
agama islam Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas dengan hati, lisan, dan
perbuatan. Keimanan Artinya kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Swt yang harus
dibarengi dengan perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di
manapun berada.

Jika dalam diri umat muslim tidak ada kepercayaan kepada Allah dengan di barenginya
suatu perbuatan yang baik maka banyak nanti permasalahan akan muncul. Dapat dikatakan
bahwa iman meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia. Akan tetapi walaupun segi-segi
sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan iman cukup luas jangkauan dan ruang
lingkupnya. Manusia merupakan makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, tapi sangat
membutuhkan peran orang lain seperti halnya manusia membentuk pengelompokan sosial di
antara sesama dalam upaya mempertakan hidup dan mengembangkan kehidupan. Di dalam
kehidupan sosial, manusia memerlukan pula adanya organisasi, seperti halnya berupa
interaksi sosial antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial. Kehidupan sosial berarti
dimana interaksi sesama manusia yang di mana minimal antara 1 orang dengan 1 orang atau
bisa saja lebih dari 2 orang.

Namun manusia tidak hanya hidup berkelompok secara terus menerus. Karena setiap
manusia juga punya tujuan hidup yang tidak mau ada campur tangan oleh orang lain.
Individu adalah organisme tunggal yang hidupnya berdiri sendiri dan bersifat bebas. Dalam
sosiologi individu merupakan unit terkecil untuk membentuk suatu masyrakat yang tidak bisa
lagi untuk di bagi lagi. Ciri ciri dari Individu yaitu memiliki pikiran, kehendak, hasrat dan
perasaan, yang bisa menetapkan kenyataan aksi dari luar dan di dalam dirinya. Seperti contoh
mengerjakan sesuatu itu tanpa bantuan orang lain. Mukmin adalah seorang yang beriman

iii
( percaya ) kepada Allah. Dalam surat (al-Anfal:2-4) yang artinya Orang beriman adalah
merekan yang (mendengar) nama Allah di sebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka
bertawakal. (Yaitu) orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” (Al-Anfal:2-4).1

Untuk itu, apa saja urgensi yang dilakukan suatu umat muslim yang beriman? Setiap
orang perlu berfikir setiap keharusan yang perlu dilakakukan tindakan segera agar menjadi
muslim yang beriman di butuhkan penyeselaian agar bisa tercapai. Dengan adanya solusi ini
maka di harapkan agar umat muslim itu menjadi orang yang beriman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah mengemukakan beberapa


permasalahan sebagai berikut :

1. Pengertian Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Sosial Seorang Mukmin


2. Pengertian Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Individu Seorang Mukmin

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mendeskripsikan Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Sosial Seorang
Mukmin
2. Untuk Mendeskripsikan Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Individu Seorang
Mukmin

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Urgensi Keimanan Dalam Kedidupan Sosial Seorang Mukmin

Urgensi adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing kamu dengar setiap harinya.
Istilah ini berasal dari bahasa Inggris “urgent” yang berarti kepentingan yang mendesak atau
sesuatu yang bersifat mendesak dan harus segera ditunaikan. Urgensi adalah istilah yang
memiliki makna sama dengan istilah dalam bahasa Inggris tersebut. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), urgensi adalah keharusan yang mendesak. Urgensi adalah hal
sangat penting. Sementara itu, urgensi adalah istilah yang berasal dari kata urgen, yang
memiliki arti mendesak sekali pelaksanaannya atau sangat penting (gawat, mendesak,
memerlukan tindakan segera). Urgensi adalah sesuatu hal yang sangay penting dan
membutuhkan perhatian segera.

Penjelasan tentang karakter-karakter orang beriman dapat kita temukan baik dalam al-
Qur’an maupun Hadits. Di dalam al-Qur’an misalnya dijelaskan secara rinci dalam surat al-
Mu’minun: 1-11, surat al-Hujurat : 15, dan surat al-Baqarah : 177. Berikut ini terjemahan dari
ayat-ayat tersebut:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang


khusyu’ dalam sembahyangnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Dan orang-orang
yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari
yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang
yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang
memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orangorang yang akan mewarisi, (yakni) yang
akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Mu’minun: 1-11)”

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-
orang yang benar. (QS. al-Hujurat : 15)”.

v
Berdasarkan penjelasan di dalam surat al-Hujurat : 15 dapat kita pahami bahwa karakter
orang beriman adalah bahwa iman tidak hanya berhenti pada pembenaran di hati (tas}diq bi
al-qalb) semata, tetapi harus diikuti dengan keterlibatan lisan (iqrar bi al-lisan) dan aktualisasi
perbuatan (amal bi al-arkan), sehingga secara lebih jauh makna iman adalah keterlibatan
dimensi teologis dan fisis, seperti aktivitas pelayanan sosial humanist.

Iman dalam konteks kehidupan sosial memberi pengertian bahwa iman tidak hanya
mencakup aspek keyakinan beragama, yang meliputi keimanan kepada Allah,
MalaikatmalaikatNya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulNya, Hari Kiamat, dan Qadha’ dan Qadar.
Iman juga memberi petunjuk dan tuntunan serta menaruh perhatian besar terhadap realitas
kehidupan manusia. Dengan kata lain, iman yang benar-benar sebagai aspek keyakinan
berkorelasi positif dan memberi pengaruh kuat dan signifikan terhadap kualitas kehidupan
sosial dan kemanusiaan.

Zainuddin bin Ali bin Ahmad asy-Syafi’i al-Kusyni al-Malibari pengarang Qâmi’
atThugyân ‘alâ mandzûmâti syu’ab al îmân yang diberi syarah oleh Muhammad Nawawi Ibn
Umar mengatakan bahwa cabang iman ada 77 cabang. Sedangkan menurut Ibn Hajar dalam
kitab Fath al-Bârî mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari Ibn Hibban Ia mengatakan
bahwa cabang keimanan dibagi beberapa cabang berdasarkan pengelompokan: perilaku hati,
perbuatan lisan, dan perbuatan badan. Perilaku hati yang berkaitan dengan keyakinan dan niat
terbagi menjadi 23 cabang keimanan, cabang keimanan yang berkaitan dengan amal lisan ada
9 cabang dan perbuatan badan ada 38 cabang keimanan. Berikut uraian tentang cabang-
cabang keimanan:

 Amalan-amalan yang berhubungan dengan Hati mencakup 23 macam

1. Beriman kepada Allah

2. Beriman kepada Malaikat Allah

3. Beriman kepada kitab-kitab Allah

4. Beriman kepada Rasul-Rasul Allah

5. Beriman terhadap taqdir Allah

6. Beriman terhadap hari kiamat

vi
7. Cinta kepada Allah

8. Cinta dan benci karena Allah

9. Cinta kepada Rasulullah

10. Ikhlas

11. Taubat

12. Takut akan adzab Allah

13. Mengharap ridha dan pahala dari Allah

14. Syukur kepada Allah

15. Memenuhi janji untuk taat kepada Allah

16. Sabar

17. Ridha terhadap ketentuan/takdir Allah

18. Tawakkal kepada Allah

19. Kasih sayang

20. Tawadhu’ hormat kepada yang lebih tua dan saying kepada yang lebih muda

21. Meninggalkan perangai sombong

22. Meninggalkan dengki

23. Meninggalkan perangai marah

 Amalan Lisan mencakup 7 macam

1. Melafalkan kalimat tauhid “la ilaha illallah

2. Membaca (mengagungkan dan memulyakan) al-Qur’an

3. Menuntut ilmu

4. Mengajarkan ilmu

5. Berdo’a

6. Berdzikir termasuk istighfar

vii
7. Menjauhi perkara-perkara yang tidak bermanfaat/senda gurau

Namun kita dapat mengambil pengertian lain dari jumlah cabang iman yang banyak itu.
Jumlah itu merupakan tanda dari keluasan jangkauan atau ruang lingkup iman. Bisa
dikatakan bahwa iman meliputi seluruh dimensi lini dan nafas kehidupan manusia, baik
ketika melakukan relasi dengan Tuhannya maupun relasi sesama hamba dan lingkungannya,
secara individual maupun kolektif. Iman akan bertambah ketika orang tersebut menjalan
perintah Allah dalam agama islam seperti melakukan salat dan menafkahkan sebagian rezeki
yang Allah berikan kepada mereka ciri-ciri sebagai orang beriman yang sebenarnya.

B. Pengertian Urgensi Keimanan Dalam Kehidupan Individu Seorang Mukmin

Kata individu berasal dari bahasa latin, Individium yang berarti sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi atau satu kesatuan kecil yang terbatas. Hal ini menggambarkan manusia sebagai
makhluk individu karena secara fisiologis manusia memiliki sifat bebas yang tidak memiliki
ketergantugan organic dengan sesamannya. Dalam memenuhi hakikat individualitasnya,
manusia akan selalu berusaha mengembangkan kemampuan – kemampuan pribadinya,
seperti kemampuan bertahan hidup, berkomunikasi, dan lain sebagainya. Manusia sebagai
makhluk individu dibekali dengan akal, pikiran, dan emosi. Kemampuan tersebutlah yang
membuat manusia menjadi makhluk monodualis, makhluk yang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri. Sebagai mahluk individu, manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan
yang memiliki unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Unsur – unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan dan menjadi pembentuk indvidu. Apabila unsur – unsur tersebut tidak menyatu
lagi, maka seseorang tidak lagi dikatakan sebagai makhluk individu. Setiap manusia memiliki
keunikan dan ciri khas tertentu, tidak ada manusia yang sama persis di dunia ini bahan orang
– orang yang kembar identik pun memliki sifat yang berbeda-beda.

Dalam menjalankan peran sebagai seorang yang mukmin yaitu orang yang taat akan
perintah Allah salah satunya ibadah. Seperti sedekah yang termasuk juga ibadah kepada
Allah merupakan interaksi sosial yang di mana kita memberikan sesuatu kepada orang yang
membutuhkan sesuai dengan perintah yang Allah berikan kepada seorang hamba. Namun
berbeda dengan kehidupan individu yang dimana dalam menjalankan sesuatu itu di kerjakan
tanpa ada bantuan oleh orang lain. Jika seorang mukmin agar beriman kepada Allah maka
harus melakukan Amalan seperti berikut ini:

 Amalan Badan/anggota tubuh, mencakup 38 macam Amalan badan yang


berkaitandengan individu/pribadi

viii
1. Mensucikan diri secara lahir maupun hokum, termasuk menjauhi perkara-perkara najis

2. Menutup aurat

3. Shalat wajib dan sunnah

4. Zakat

5. Berbuat baik terhadap karib/keluarga dekat

6. Derma termasuk memberi makan orang lain atau memuliakan tamu

7. Puasa wajib dan sunnah

8. Haji dan umrah

9. Thawaf

10. I’tikaf

11. Berusaha / mencari mendapatkan malam lailatul qadar

12. Hijrah karena ajaran agama, termasuk hijrah dari kampong kesyirikan menuju

kampong yang muslim

13. Memenuhi nadzar

14. Berupaya untuk meraih tingkatan-tingkatan iman

15. Membayar kaffarat/denda

 Amalan badan yang berhubungan dengan ittiba’ Rasulullah, ada 7 macam :

1. Berupaya untuk menikah

2. Melaksanakan hak-hak keluarga (istri, anak dan lainnya).

3. Berbakti kepada orang tua, termasuk tidak boleh durhaka kepada orang tua

4. Mendidik anak

5. Menyambung tali kekerabatansilaturrahmi

6. Taat kepada pemimpin

7. Berlemah lembut kepada orang lain

ix
 Amalan badan yang berhubungan dengan kemasyarakatan, ada 17 macam :

1. Menegakkan kepemimpinan yang adil

2. Mengikuti al-jama’ah/kebenaran

3. Taat kepada pemerintah muslim

4. Mendamaikan antara pihak yang bertikai atau sebagai mediator untuk perdamaian

5. Tolong menolong dalam kebaikan termasuk amar ma’ruf nahi munkar

6. Menegakkan hudud atau hokum-hukum Allah

7. Jihad termasuk berjaga-jaga di perbatasan musuh

8. Menyampaikan amanat yang dibebankan kepadanya

9. Pinjam meminjam dengan orang lain

10. Membantu memuliakan tetangga

11. Berbuat baik dalam bermu’amalah, termasuk mengumpulkan harta yang halal

12. Menginfakkan harta kepada yang berhak menerima

13. Menjawab salam

14. Mendoakan orang bersin

15. Menolak gangguan dari orang lain

16. Menjauhi hal-hal yang tidak ada manfaatnya

17. Menyingkirkan duri dari jalan.

Karena seperti menutup aurat salah satu amalan Urgensi keimanan bagi setiap muslim
yang dimana bermanfaat dan di lakukan oleh kita sendiri. Oleh karena itu ibadah ini termasuk
salah satu amalan individu.

x
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, pemakalah memberikan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Urgensi Iman dalam konteks kehidupan sosial memberi pengertian bahwa
iman tidak hanya mencakup aspek keyakinan beragama. Dengan kata lain,
iman yang benar-benar sebagai aspek keyakinan berkorelasi positif dan
memberi pengaruh kuat dan signifikan terhadap kualitas kehidupan sosial dan
kemanusiaan.
b. Urgensi keimanan di kehidupan Individu dapat di artikan suatu keharusan
yang harus di jalankan bagi individu itu sendiri seperti bagi seorang mukmin
yaitu menjalankan perintah Allah yang bermanfaat, dengan cara di lakukan
oleh kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu ibadah ini termasuk
salah satu amalan individu.

B. SARAN
Alhamdulillah, Puji Syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Kami kesempatan untuk meyelesaikan makalah ini sehingga dapat
mengaplikasikan kemampuan materi mata kuliah ini, tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing dan mengawasi proses
pembuatan makalah ini, serta teman teman yang telah mendukung dalam penyelesaian
tugas makalah ini.
Kami mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat beberapa kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan senang hati menerima saran dan
kritikan yang mendukung untuk lebih baik lagi. Sekian dan Terima Kasih.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Husnul Abdi. 2021. “ Urgensi adalah Kepentingan Yang Mendesak, Ketauhi Artinya dalam
Pendidikan, di akses pada 23 November 2021 pukul 13.00.”

Shafira Amalia. 2018. “Realisasi Iman Dalam Kehidupan Sosial”, di akses pada 23
November 2021 pukul 13.45.

Kumparan . 2021. “Penjelasan Ciri-ciri Mukmin dalam Al qur an Surat Al Anfal”, di akses
pada 24 November 2021 pukul 05.30.

Mohammad Afif Sholeh. 2018.” Ini Cara Menjadi Mukmin Sejati”, di akses pada 24
november 2021 pukul 06.00.

Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. 2017. “Manusia Sebagai Makhluk Individu” , di akses pada
tanggal 25 November 2021 pukul 06.17

Shofaussamawati. 2016. Riwayah: Jurnal Studi Hadis “Iman Dan Kehidupan Sosial”, di akses
pada tanggal 25 November 2021 pukul 06.23.

xii

Anda mungkin juga menyukai