Anda di halaman 1dari 30

MODUL 1

SISTEM BILANGAN, PERTAKSAMAAN, DAN KOORDINAT


REKTANGULAR DAN GRAFIK PERSAMAAN

PENDAHULUAN

Rasional dan Deskripsi Singkat


Dalam Modul 1 ini, Anda kami ajak untuk mempelajari pengantar menuju konsep kalkulus
yaitu Sistem Bilangan Real, Ketaksamaan, Nilai Mutlak, Garis lurus, Grafik Persamaan, dan
Fungsi. Sesudah memmpelajari materi dalam modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan mengenai sistem bilangan real
2. Menyelesaikan masalah pertidaksamaan bilangan real
3. Menggunakan sifat-sifat dan teorema-teorema tentang pertidaksamaan dan
pertidaksamaan bilangan real dengan tanda mutlak
4. Mencari himpunan penyelesaikan suatu pertidaksamaan
5. Menjelaskan koodinat rektangular dan menggambar grafik persamaan.

Relevansi

Pembahasan mengenai sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, garis lurus,
grafik persamaan, dan fungsi bukan merupakan bahan baru, namun merupakan perluasan dan
pendalaman materi dalam pelajaran matematika yang pernah Anda terima semasa di Sekolah
Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan
Anda dapat lebih memahami tentang sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, garis
lurus, grafik persamaan, dan fungsi. Materi yang dipelajari dalam modul ini merupakan dasar
dan landasan konsep-konsep untuk bidang keilmuan lainnya, khususnya materi matematika
selanjutnya.

Pentunjuk Belajar

Agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan capaian pembelajaran
yang diharapkan, Anda diharapkan mengikuti petunjuk berikut:
1. Bacalah dengan cermat capaian pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Pelajarilah dan telaah contoh yang tersedia.
3. Cermatilah materi Sistem Bilangan Real, Ketaksamaan, Nilai Mutlak, Garis lurus,
Grafik Persamaan.
4. Kerjakan latihan dengan rajin dan baik agar menambah dan memperlancar pemahaman
Anda
5. Mulailah membaca modul ini secara teliti dan berurutan.

KEGIATAN BELAJAR 1.
SISTEM BILANGAN REAL DAN PERTAKSAMAAN
A. Bilangan real dan estimasi

Himpunan dalam Al-Qur’an


Himpunan ialah kumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas. Ide himpunan
terkandung dalam Al-quran. Salah satu diantaranya terkandung di dalam al-Quran surat AL-
Nur ayat 45. Allah SWT berfirman dalam surat AL-Nur ayat 45,
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang
lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Dalam ayat tersebut disebutkan beberapa kelompok hewan. Kelompok hewan tidak
berkaki, hewan berkaki dua, dan hewan berkaki empat. Himpunan hewan terdefinisi dengan
jelas. Ketika kita diminta memberi contoh kelompok hewan tanpa kaki dengan mudah bisa
menyebutkannya yaitu cacing, belut, ular, ikan, dan lain sebagainya. Kelompok hewan berkaki
dua yaitu ayam, burung, angsa, dan lain sebagainya. Kelompok hewan berkaki empat yaitu
kambing, sapi, dan lain sebagainya.

Himpunan
Himpunan atau set ialah kumpulan/kelompok obyek / unsur / elemen yang memenuhi
syarat / kriteria keanggotaan, elemen-elemen tersebut dinamakan anggota dari himpunan.
Himpunan disajikan dengan notasi atau simbol { }. Keanggotaan disajikan dengan simbol ∈.
Jika himpunan tidak memiliki anggota maka disebut himpunan kosong yang disimbolkan
dengan ∅ atau { }. Jika b merupakan anggota himpunan S, maka dibaca “b elemen S” ditulis
dalam bentuk symbol 𝑏 ∈ 𝑆. Apabila c bukan anggota S di tulis 𝑐 ∉ 𝑆.
Ada 2 cara untuk menyatakan sebarang himpunan. Pertama, mendaftar seluruh
anggota-anggotanya. Misalkan himpunan S terdiri atas elemen-elemen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dapat
di tulis sebagai 𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} . Kedua, menuliskan syarat keanggotaan yang dimiliki
oleh seluruh anggota himpunan yang tidak dimiliki oleh elemen-elemen yang bukan anggota
himpunan tersebut. Himpunan S dapat ditulis 𝑆 = {𝑥|𝑥 bilangan positif kurang dari 8}.
Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B apabila setiap anggota A
merupakan anggota B, ditulis 𝐴 ⊂ 𝐵. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari
sebarang himpunan A ditulis ∅ ⊂ 𝐴.

Bilangan bulat dan rasional.

Bilangan yang paling sederhana diantara semua bilangan adalah bilangan asli (natural
number),
1,2,3,4,5,6, ⋯

Himpunan semua bilangan asli ditulis 𝑁 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, ⋯ }. Bilangan asli dapat digunakan
untuk menghitung: buku, manusia, uang. Jika disertakan negatif dari bilangan asli dan nol,
maka diperoleh bilangan bulat (integer)
⋯ , −3, −2, −1,0,1,2,3,4,5,6, ⋯

Himpunan semua bilangan bulat ditulis 𝑍 = {⋯ , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ⋯ }


Bilangan bulat saja tidak cukup untuk mengukur panjang, berat, atau voltase. Jarak antar
bilangan bulat terlampau renggang sehingga ketelitian (precision) kurang. Himpunan bilangan
bulat masih merupakan himpunan bagian dari himpunan yang lebih besar yang disebut
bilangan rasional. Bilangan rasional dibentuk oleh pembagian bilangan bulat.
𝑚
Bilangan rasional merupakan bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk 𝑛 dengan
𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat serta 𝑛 ≠ 0. Himpunan semua bilangan rasional ditulis dengan notasi
𝑚
Q. Himpunan bilangan rasional ditulis 𝑄 = { 𝑛 . 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚 dan 𝑛 ∈ 𝑍 dan 𝑏 ≠ 0}
Selain bilangan rasional, dikehidupan nyata juga dijumpai bilangan tak rasional
Bilangan rasional tidak bisa mengukur semua jenis Panjang. Misalkan terdapat segitiga siku-
siku sama kaki dengan panjang sisi siku-siku 1, sisi miring segitiga tersebut √2. √2 tidak dapat
ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat oleh karena itu disebut bukan bilangan rasional
(irasional) (Gambar 1).

Gambar 1. Segitiga siku-siku sama kaki

Contoh lain bilangan irasional satu diantaranya . Bilangan  merupakan hasil bagi
keliling sebarang lingkaran terhadap diameternya.

𝑙1 𝑙2
= =𝜋
𝑑1 𝑑2

Gambar 2. Perbandingan keliling dengan diameter

Contoh bilangan irasional 3, √5, 1 + √2, 3√7, π , cos 19°.


Bilangan rasional dan irasional bersama-sama membangun suatu bilangan yang lebih
besar yang disebut bilangan real. Himpunan bilangan real disimbolkan ℝ. Bilangan real dapat
dipandang sebagai label (penanda) untuk titik – titik di sepanjang sebuah garis mendatar
(Gambar 3).
Gambar 3. Garis Bilangan
Bilangan – bilangan ini mengukur jarak kekanan atau kekiri (jarak berarah) dari sebuah
titik tetap disebut titik asal (origin), diberi label 0. Bilangan disebut koordinat dari titik, dan
garis koordinat disebut garis real. Keterkaitan bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional,
dan bilangan real dapat dilihat dalam Gambar 4.

Bilangan
Asli
Bilangan bulat
Bilangan Rasional
Bilangan Real

Gambar 4. Posisi Bilangan Real

Desimal Berulang dan Tak Berulang.


Bilangan rasional dapat ditulis dalam bentuk desimal, sesuai dengan definisi bilangan
rasional dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat. Bilangan rasional dapat
dituliskan sebagai desimal berulang.
1 3 3
Contoh: 2 = 0,5; = 0,375; = 0,428571428571428571 ⋯
8 7

Bilangan irrasional dapat dinyatakan dalam bentuk desimal

Contoh: √2 = 1,4142135623 ⋯ ; 𝜋 = 3,1415926535 ⋯

Ciri bilangan irasional dalam bentuk decimal yaitu decimal tak berulang.

Kepadatan (Dense)
Diantara dua bilangan real sebarang 𝑎 dan 𝑏, betapapun dekat jarak antara keduanya,
(𝑎+𝑏)
terdapat suatu bilangan real lain. Secara khusus, bilangan 𝑥1 = 2 adalah bilangan real di
tengah – tengah 𝑎 dan 𝑏. Ada sebuah bilangan real lain, 𝑥2 , diantara 𝑎 dan 𝑥1 , dan ada sebuah
bilangan real lain, 𝑥3 , diantara𝑥1 dan 𝑥2 , dan karena argument ini dapat diulang terus ad
infinitum (tidak ada habisnya). Diantara 𝑎 dan 𝑏, terdapat tak-terhingga banyaknya b bilangan
real. (Gambar 5).

Gambar 5. Kepadatan (Dense)


Diantara dua bilangan real sebarang yang berlainan, ada sebuah bilangan rasional sekaligus
juga bilangan irasional. Bilangan rasional dan irasional keduanya padat (dense) disepanjang
garis real (Gambar 6).

Gambar 6. Bilangan rasional dan irasional

Estimasi (perkiraan)
Dalam penggunaan kalkulator, mahasiswa yang teliti dan memiliki rasa bilangan yang
tinggi akan menyadari jawaban yang diberikan salah jika hasilnya terlalu besar atau kecil, dan
menghitung ulang dengan benar.
Contoh:
(√430+72+ 3√7,5)
Dihitung 2,75

Penyelesaian:
(20+72+2)
Mahasiswa yang bijak akan mengaproksimasikan hal ini sebagai dan mengatakan
3
bahwa jawaban seharusnya berada di sekitar 30. Jadi ketika kalkulator memberikan jawaban
3
93,448 perlu dicurigai. Ternyata yang dihitung/ditekan (√430+72+ √7,5⁄3, tidak diberikan
tanda kurung ketika menghitung.
Setelah dihitung ulang, jawaban yang benar: 34,343.

Sifat-Sifat Sistem Bilangan Real


Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 elemen bilangan Real. Untuk sebarang bilangan real 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑
berlaku sifat-sifat:
1) Sifat Komutatif
(i) 𝑎+𝑏 =𝑏+𝑎 (ii) 𝑎⋅𝑏 =𝑏⋅𝑎

2) Sifat Asosiatif
(i) 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
(ii) 𝑎 ⋅ (𝑏 ⋅ 𝑐) = (𝑎 ⋅ 𝑏) ⋅ 𝑐 = 𝑎 ⋅ 𝑏 ⋅ 𝑐

3) Sifat Distributif
𝑎 ⋅ (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 ⋅ 𝑏) + (𝑎 ⋅ 𝑐)
Sifat Urutan:
1) Trikotomi. Jika 𝑥 dan 𝑦 adalah bilang-bilangan, maka tepat satu diantar yang berikut
berlaku: 𝑥 < 𝑦 atau 𝑥 = 𝑦 atau 𝑥 > 𝑦
2) Ketransitifan. 𝑥 < 𝑦 dan 𝑦 < 𝑧 ⟹ 𝑥 < 𝑧
3) Penambahan. 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥 + 𝑧 < 𝑦 + 𝑧
4)
Perkalian Ketika 𝑧 positif, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 < 𝑦z
Ketika 𝑧 negative, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 > 𝑦z

B. Pertidaksamaan dan nilai mutlak

Pertidaksamaan
Sebelum membahan mengenai pertidaksamaan, kita bahas sedikit mengenai perbedaan
1 1
ketaksamaan dan pertidaksamaan. Kalimat 4 < 2 merupakan suatu ketaksamaan yang benar.
1 1
Kalimat 𝑥 < 2 merupakan pertidaksamaan atau ketaksamaan Type equation here.yang
kebenarannya masih “terbuka”, bisa bernilai benar, bias juga salah tergantung dari nilai 𝑥 yang
dipilih. Jadi ketaksamaan tidak mengandung variabel 𝑥 sehingga dapat segera diketahui nilai
kebenarannya. Sedangkan pertidaksamaan, suatu kalimat yang mengandung variabel 𝑥 yang
nilai keberannya masih terbuka. Pertidaksamaan merupakan suatu pernyatan matematika yang
memuat satu peubah atau lebih dan salah satu tanda ketaksamaan (<, >, ≤, ≥). Variabel
(peubah) adalah lambang (symbol) yang digunakan untuk menyatakan sebarang anggota suatu
himpunan. Menyelesaikan suatu pertidaksamaan dalam 𝑥 berarti menentukan himpunan
semua nilai 𝑥 yang “memenuhi” pertidaksamaan tersebut.

Interval

Pertidaksamaan 𝑎 < 𝑥 < 𝑏, yang sebenarnya adalah dua pertidaksamaan, 𝑎 < 𝑥 dan
𝑥 < 𝑏, menunjukkan interval terbuka yang terdiri dari semua bilangan antara 𝑎 dan 𝑏, tidak
termasuk titik-titik ujung 𝑎 dan 𝑏. Dinyatakan dengan lambang (𝑎, 𝑏).

-4 -3
(-2 -1 0
(
5
1 2 3 4
(−2, 4) = {𝑥: −2 < 𝑥 < 4}

Gambar 7. Interval terbuka

Pertidaksamaan 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 berarti interval tertutup yang berkorespondensi, yang mencakup


titik-titik ujung 𝑎 dan 𝑏. Dinyatakan oleh [𝑎, 𝑏].

-4 -3
[-2 -1 0
]4 5
1 2 3
[−2, 4] = {𝑥: −2 ≤ 𝑥 ≤ 4}
Gambar 8. Interval tertutup

Tabel 1. Menunjukkan beragam kemungkinan yang digunakan.


NOTASI NOTASI GRAFIK
HIMPUNAN INTERVAL
{𝑥 ∶ 𝑎 < 𝑥 < 𝑏} (𝑎, 𝑏)
{𝑥 ∶ 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏} [𝑎, 𝑏]

{𝑥 ∶ 𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏} [𝑎, 𝑏)

{𝑥 ∶ 𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏} (𝑎, 𝑏]

{𝑥 ∶ 𝑥 ≤ 𝑏} (−∞, 𝑏]

{𝑥 ∶ 𝑥 < 𝑏} (−∞, 𝑏)

{𝑥 ∶ 𝑥 ≥ 𝑎} [𝑎, ∞)

{𝑥 ∶ 𝑥 > 𝑎} (𝑎, 𝑏)

ℝ (−∞, ∞)

Menyelesaikan Pertidaksamaan
Prosedur untuk menyelesaikan pertidaksamaan yaitu mengubah pertidaksamaan satu
langkah tiap kali sampai himpunan pemecahannya jelas. Operasi -operasi yang dapat dilakukan
yaitu:
1. Ditambahkan/dikurangkan bilangan yang sama pada kedua ruas suatu pertidaksamaan
2. Dikalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Dikalian kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi dibalik tanda
pertidaksamaannya

Contoh:

Selesaikan pertidaksamaan 2𝑥 − 6 < 4𝑥 − 2 dan perlihatkan grafik himpunan selesaiannya.


Penyelesaian:
2𝑥 − 6 < 4𝑥 − 2
2𝑥 < 4𝑥 + 4 (ditambahkan 6)
−2𝑥 < 4 (ditambahkan − 4𝑥)
4 1
𝑥 > − (dikalikan − )
2 2
𝑥 > −2

-4 -3
(-2 -1 0 5
1 2 3 4
(−2, ∞) = {𝑥: 𝑥 > −2}
Gambar 9. Grafik himpunan selesaian 2𝑥 − 6 < 4𝑥 − 2
Contoh:

Diberikan pertidaksamaan 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 > 0, tentukan himpunan selesaian dan gambarkan


dalam bentuk grafik.
Penyelesaian:

𝑥 2 − 5𝑥 + 6 > 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 3) > 0 ruas kiri difaktorkan

Ruas kiri bernilai nol pada saat 𝑥 = 2 atau 𝑥 = 3. Kedua bilangan ini membagi garis bilangan
menjadi 3 bagian yaitu 𝑥 < 2, 2 < 𝑥 < 3, dan 𝑥 > 3. Selanjutnya pada ketiga bagian tersebut
diperiksa apakah bernilai lebih dari atau kurang dari 0. Pada bagian 𝑥 < 2, nilai
(𝑥 − 2) dan (𝑥 − 3) keduanya negatif sehingga hasil keduanya bernilai positip. Pada bagian
2 < 𝑥 < 3, (𝑥 − 2) bernilai positip sedangkan (𝑥 − 3) bernilai negatif, sehingga hasil kali
keduanya bernilai negatif. Selanjutnya pada bagian 𝑥 > 3, (𝑥 − 2) dan (𝑥 − 3) keduanya
bernilai positip, sehingga hasil kalinya juga positip.

𝑥 = 2. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan

+++ --- +++

-4 -3 -2 -1 0 1
(
2
(3 4 5

(−∞, 2) ∪ (3, ∞) = {𝑥: 𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3}

Gambar 10. Grafik himpunan selesaian 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 > 0,


Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan dan perlihatkan grafik himpunan selesaian dari
2𝑥 − 5
≤1
𝑥−2
Penyelesaian:
2𝑥 − 5
≤1
𝑥−2
2𝑥 − 5
−1 ≤0 Kedua ruas di tambah − 1
𝑥−2
2𝑥 − 5 𝑥 − 2
− ≤0 Disamakan penyebut
𝑥−2 𝑥−2
𝑥−3
≤0
𝑥−2

Pembuat nol di 𝑥 = 3 dan 𝑥 = 2. Peridaksamaan berbentuk rasional maka penyebut tidak boleh
0 sehingga 𝑥 ≠ 2.

-4 -3 -2 -1 0
] 5
1 2 3 4
2𝑥−5
Gambar 10. Grafik himpunan selesaian ≤1
𝑥−2

Himpunan selesaian = (2, 3] = {𝑥: 2 < 𝑥 ≤ 3}

Nilai Mutlak
Nilai mutlak 𝑥 ditulis |𝑥| didefinisikan sebagai jarak x dari titik pusat pada garis bilangan,
sehingga jarak selalu bernilai positif.
Definisi nilai mutlak :
 x ,x  0
x =
− x , x  0
Misalkan |2| = 2, |0| = 0, dan |−2| = −(−2) = 2
|−2| = 2 |2| = 2
{
{
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Sifat – sifat Nilai Mutlak
1. |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
𝑎 𝑎
2. | 𝑏 | = | 𝑏 |
3. |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| (Pertidaksamaan segitiga)
4. |𝑎 − 𝑏| ≥ ||𝑎| − |𝑏||

Pertidaksamaan yang melibatkan nilai mutlak


Ketika 𝑎 > 0 berlaku:
- |𝑥| < 𝑎 ⟺ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎
- |𝑥| > 𝑎 ⟺ 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎
Kuadrat:
4. |𝑥| ≤ |𝑦| ⟺ 𝑥 2 ≤ 𝑦 2

Contoh:

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
|𝑥| > 2
Contoh:

Selesaikan pertidaksamaan |𝑥 − 4| < 2 dan perlihatkan himpunan selesaian pada garis real.
Tafsirkan nilai mutlak sebagai suatu jarak.
Penyelesaian
|𝑥 − 4| < 2 ⟺ −2 < 𝑥 − 4 < 2

Jika 4 ditambahkan pada ketiga anggota dari pertidaksamaan diperoleh 2 < 𝑥 < 6.

0 1 2 3 4 5 6 7
|𝑥 − 4| < 2
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan dan perlihatkan himpunan selesaian pada garis real. Tafsir nilai
mutlak tersebut sebagai suatu jarak. |2𝑥 − 5| < 3.
Penyelesaian:
Cara 1: Digunakan sifat ke-2.
|2𝑥 − 5| < 3
⟺ −3 < 2𝑥 − 5 < 3
⟺ 5 − 3 < 2𝑥 < 3 + 5
⟺ 2 < 2𝑥 < 8
⟺ 1<𝑥<4
Himpunan Selesaian = (1, 4)

0 1 2 3 4

Cara 2: Digunakan sifat ke-3. Karena ruas kiri dan ruas kanan keduanya positip
|2𝑥 − 5| < 3
⟺ (2𝑥 − 5)2 < 9
⟺ 4𝑥 2 − 20𝑥 + 25 < 9
⟺ 2𝑥 2 − 10𝑥 + 8 < 0
(2𝑥 − 2)(𝑥 − 4) < 0

Himpunan Selesaian = (1, 4)

++ -- ++
0 1 2 3 4

Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan |3𝑥 − 5| ≥ 1.

Penyelesaian:
Pertidaksamaan yang diberikan bisa ditulis sebagai
3𝑥 − 5 ≤ −1 atau 3𝑥 − 5 ≥ 1
3𝑥 ≤ 4 atau 3𝑥 ≥ 6
4
𝑥≤ atau 𝑥≥2
3
Himpunan selesaian adalah gabungan dua interval, yaitu
4
(−∞, ] ∪ [2, ∞)
3

Latihan Soal
Untuk memperdalam pemahaman Anda dalam materi ini kerjakan latihan berikut!
1. Sederhanakan:
12 4 2
(a) 2 + + (b) (√5 + √3)(√5 − √3)
𝑥 +2𝑥 𝑥 𝑋+2
2. Ubah masing-masing decimal berulang menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat
(a) 0,123123123 ⋯ (b) 2, 565656 ⋯

3. Nyatakan himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan dalam notasi interval
dan sketsa grafiknya
(a) −4 < 3𝑥 + 2 < 5 (b) 𝑥 2 − 5𝑥 − 6 > 0

4. Carilah himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan


(a) |4𝑥 + 5 ≤ 10| (b) |2𝑥 − 1| ≥ |𝑥 + 1|

Petunjuk Jawaban Latihan


1. Bentuk sederhana

12 4 2 12 4(𝑥+2) 2𝑥
(a) + 𝑥 + 𝑋+2 = 𝑥(𝑥+2) + 𝑥(𝑥+2) + 𝑥(𝑥+2)
𝑥 2 +2𝑥

12+4𝑥+8+2𝑥 6𝑥+20 2(3𝑥+10)


= = 𝑥(𝑥+2) =
𝑥(𝑥+2) 𝑥(𝑥+2)

2 2
(b)(√5 + √3)(√5 − √3) = (√5) − (√3) = 5 − 3 = 2

2. Bilangan rasioanal
𝑥 = 0,123123123⋯
1000𝑥 = 123,123123⋯
(a) 𝑥 999𝑥= = 0,123123⋯
123
123 41
𝑥 = 999=333

𝑥 = 2,56565656⋯
100𝑥 − 256,565656⋯
𝑥 = 2,565656⋯
(b) 99𝑥 = 254
254
𝑥 = 99 =

3.
−4 < 3𝑥 + 2 < 5
(a) −6 < 3𝑥 < 3
−2 < 𝑥 < 1
Himpunan Selesaian = (−2, 1)

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
𝑥 2 − 5𝑥 − 6 > 0
(b) (𝑥 + 1)(𝑥 − 6) > 0
(−∞, −1) ∪ (6, ∞)
(
-2 -1 0 1 2 3 4 5
(
6 7
4. Himpunan selesaian pertidaksamaan
(a)
|4𝑥 + 5| ≤ 10
−10 ≤ 4𝑥 + 5 ≤ 10
−15 ≤ 4𝑥 ≤ 5
−15 5
≤𝑥≤4
4
−15 5
[ ,4 ]
4
(b)
|2𝑥 − 1| ≥ |𝑥 + 1|
(2𝑥 − 1)2 ≥ (𝑥 + 1)2
𝑥 2 − 4𝑥 + 1 ≥ 𝑥 2 + 2𝑥 + 1
3𝑥 2 − 6𝑥 ≥ 0
3𝑥(𝑥 − 2) ≥ 0
(−∞, 0] ∪ [2, ∞)
Rangkuman
1. Himpunan atau set ialah kumpulan/kelompok obyek / unsur / elemen yang memenuhi
syarat / kriteria keanggotaan, elemen-elemen tersebut dinamakan anggota dari
himpunan.
2. Bilangan rasional dan irasional bersama-sama membangun suatu bilangan yang lebih
besar yang disebut bilangan real. Himpunan bilangan real disimbolkan ℝ.
3. Pertidaksamaan merupakan suatu pernyatan matematika yang memuat satu peubah atau
lebih dan salah satu tanda ketaksamaan (<, >, ≤, ≥).
4. Menyelesaikan suatu pertidaksamaan dalam 𝑥 berarti menentukan himpunan semua
nilai 𝑥 yang “memenuhi” pertidaksamaan.
5. Nilai mutlak 𝑥 ditulis |𝑥|d idefinisikan sebagai jarak x dari titik pusat pada garis
bilangan, sehingga jarak selalu bernilai positif.

Tes Formatif
Selesaikan Soal-Soal Berikut!
2 𝑦
1. Sederhanakan: + 9𝑦 2−1
6𝑦−2
2. Ubah masing-masing decimal berulang menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat:
0,399999 ⋯
3. Apakah 0,1234567891011121314 ⋯ rasioanl atau irasional?
4. Nyatakan himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan dalam notasi interval
dan sketsa grafiknya
(2𝑥 − 3)(𝑥 − 1)2 (𝑥 − 3) > 0
5. Carilah himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan

2|2𝑥 − 3| < |𝑥 + 10|


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 1.
Jumlah jawaban yang benar
Tingakat penguasaan materi = × 100%
jumlah saol
Arti tingkat penguasaan 90%-100% = Baik Sekali
80%-89% = Baik
70%-79% = Cukup
< 70% = Kurang
Jika telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih. Anda dapat meneruskan dengan model
selanjutnya. Namun jika masih kurang dari 80% Anda dipersilahkan mempelajari Kembali
kegiatan belajar 1, terutama pada bagian yang kurang anda kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif
4𝑦+1
1. (3𝑦+1)(3𝑦−1)
2
2. 5
3. Irrasional
3
4. (2𝑥 − 3)(𝑥 − 1)2 (𝑥 − 3) > 0; (−∞, 2] ∪ [3, ∞)

-4 -3 -2 -1 0 1
] 2 3[ 4 5

4 16
5. (− 5 , 3 )
KEGIATAN BELAJAR 2
KOORDINAT REKTANGULAR DAN GRAFIK PERSAMAAN

A. Sistem Koordinat Rektangular (Koordinat Kartesius)


Koordinat Rektangular dalam Al-Quran
Tawaf merupakan salah satu rukun ibadah haji atau umroh. Tawaf merupakan kegiatan
mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalam Surat Al-Hajj Ayat 29 Allah berfirman, “
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan
hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan
melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)”.
Ketika melakukan tawaf, posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jamaah. Tawaf diawali
dan diakhiri sejajar dengan arah Hajar Aswad. Karena posisi Ka’bah berada di sebelah kiri
jamaah, maka gerangan mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam. Jika
dianalogikan dengan koordinat kartesius, ada kesamaan gerakan putaran yaitu berlawanan
dengan arah jarum jam. Ka’bah bisa dianalogikan sebagai titik asal nol.
Koordinat Rektangular (Koordinat Kartesius)
Digambarkan dua garis real pada sebuah bidang, satu mendatar dan satu tegak
sedemikian rupa sehingga keduanya berpotongan di titik-titik nol dari kedua garis tersebut.
Kedua garis dinamakan sumbu-sumbu koordinat, perpotongan kedua garis disebut titik asal
diberi tanda O. Garis mendatar dinamakan sumbu 𝑥. Garis tegak dinamakan sumbu 𝑦. Bagian
sebelah kanan sumbu x bernilai positip. Bagian di atas sumbu y bernilai positip. Sumbu
koordinat membagi bidang menjadi 4 bagian yang disebut kuadran diberi label I, II, III, dan
IV.

Gambar 1. Koordinat Kartesius

Titik 𝑃 pada bidang dapat ditulis sebagai pasangan terurut (𝑎, 𝑏). Titik ini disebut
koordinat-koordinat cartesius. Bilangan pertama yaitu 𝑎 disebut absis titik 𝑃 sedangkan 𝑏
disebut ordinat titik 𝑃. Titik 𝑃(𝑎, 𝑏) menunjukkan jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y
masing-masing |𝑏|dan |𝑎|.

Gambar 2. Koordinat titik

Rumus Jarak
Teorema Phytagoras berbunyi jika a dan b merupakan panjang dari kedua kaki sebuah
segitiga siku-siku dan c adalah sisi miringnya maka
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
Amatilah Gambar 3.

Gambar 3. Segitiga siku-siku

Dua titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 )dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ), bersama dengan 𝑅(𝑥2 , 𝑦1 ). 𝑃, 𝑄, dan 𝑅 merupakan titik
sudut sebuah segitiga. Panjang PR dan RQ masing-masing |𝑥2 − 𝑥1 | dan |𝑦2 − 𝑦1 |. Dengan
menerapkan teorema phythagoras diperoleh rumus jarak.
𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
Contoh:
Carilah jarak antara
a. 𝑃(−2, 3) dan (4, −1) b. 𝑃(√2, √3) dan 𝑄(𝜋, 𝜋)

Penyelesaian
2
a. 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(4 − (−2)) + (−1 − 3)2 = √36 + 16 = √52
2 2
b. 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝜋 − √2) + (𝜋 − √3) ≈ √4.971 ≈ 2,23

Persamaan Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari) dari
suatu titik tetap (titik pusat). Persamaan lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan pusat (ℎ, 𝑘) dan (𝑥, 𝑦)
sebarang titik pada lingkaran. Berdasarkan rumus jarak:
√(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟
Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh persamaan baku lingkaran:
(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2
Atau
𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑦 2 + 𝑏𝑦 = 𝑐
Contoh:
Cari persamaan baku lingkaran dengan jari-jari 5 berpusat di (−2, 4).
Penyelesaian:
2
(𝑥 − (−2)) + (𝑦 − 4)2 = 52
(𝑥 + 2)2 + (𝑦 − 4)2 = 25

Contoh:
Carilah persamaan baku lingkaran berjadi-jari 6 dengan pusat (1, −5). Cari juga koordinat-
koordinat dari 𝑦 dari dua titik pada lingkaran ini dengan koordinat-𝑥 adalah 2.

Penyelesaian:
Persamaan baku lingkaran adalah
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 − (−5))2 = 36
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 + 5)2 = 36
Koordinat-koordinat dari 𝑦 dengan 𝑥 = 2,
(2 − 1)2 + (𝑦 + 5)2 = 36
(𝑦 + 5)2 = 35
𝑦 + 5 = ±√35
𝑦 = −5 ± √35

Contoh:
Perlihatkan bahwa persamaan 𝑥 2 − 2𝑥 + 𝑦 2 + 6𝑦 = −8, merupakan sebuah lingkaran

Penyelesaian:
Melengkapkan kuadrat sempurnya pada persamaan
𝑥 2 − 2𝑥 + 𝑦 2 + 6𝑦 = −8
𝑏 2
Untuk melengkapkan kuadrat dari 𝑥 2 ± 𝑏𝑥, ditambahkan (2) .
−2 2 6 2
Pada 𝑥 2 − 2𝑥 ditambahkan ( 2 ) = 1. Pada 𝑦 2 + 6𝑦 ditambahkan (2) = 9.
Dengan menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruang diperoleh:
𝑥 2 − 2𝑥 + 1 + 𝑦 2 + 6𝑦 + 9 = −8 + 1 + 9
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 + 3)2 = 2
Diperoleh persamaan lingkaran dengan pusat(1, −3) dan jari-jari 𝑟 = √2.

Rumus titik tengah


Pandang dua titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan 𝑥1 ≤ 𝑥2 dan 𝑦1 ≤ 𝑦.

Gambar 4. Titik Tengah


1
Jarak antara 𝑥1 dan 𝑥2 adalah 𝑥2 − 𝑥1 , sehingga setengah jarak ini adalah 2 (𝑥2 − 𝑥1 ).
1
Jika setengah jarak 2 (𝑥2 − 𝑥1 ) ditambahkan ke 𝑥1 maka diperoleh
1 1 1 1 1 1
𝑥1 + (𝑥2 − 𝑥1 ) = 𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥1 + 𝑥2 = (𝑥1 + 𝑥2 )
2 2 2 2 2 2
1
(𝑥1 + 𝑥2 ) berada ditengah-tengah antara 𝑥1 dan 𝑥2 pada sumbu-x. Dengan cara yyang sama
2
1
(𝑦1 + 𝑦2 ) ditengah-tengah antara 𝑦1 dan 𝑦2 pada sumbu-𝑦. 𝑀 berada ditengah – tengah 𝑃𝑄.
2

Titik tengah ruas garis yang menghubungkan 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 )


1 1
Contoh: ( (𝑥1 + 𝑥2 ), (𝑦1 + 𝑦2 ) )
2
Tentukan persamaan lingkaran yang mempunyai 2ruas garis (2, 4) ke (8, 12) sebagai
diameternya.

Penyelesaian:
1
Pusat lingkaran berada di tengah-tengah diameter, sehingga koordinat titik pusat 2 (2 + 8) =
1
5 dan 2 (4 + 12) = 8. Panjang diameter diperoleh dari rumus jarak
√(8 − 2)2 + (12 − 4)2 = √36 + 64 = 10
panjang diameter
Sehingga jari – jari lingkaran = = 5. Persamaan lingkaran adalah
2
(𝑥 − 5) + (𝑦 − 8)2 = 5
2

Garis Lurus
Gambar 5. Garis Lurus

Pandang garis dalam Gambar 4. Dari titik P ke titik Q terdapat suatu kenaikan
(perubahan vertikal) sebesar 5 satuan dan suatu kemajuan (perubahan horizontal) sebesar 7.
5
Dikatakan kemiringan garis itu 7.

Kemiringan (slope) 𝑚 garis adalah ukuran kecuraman suatu garis.

Gambar 6. Kemiringan garis


Kemiringan (slope) m garis yang melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2
didefisikan sebagai
𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦2 − 𝑦1
𝑚= =
𝑘𝑒𝑚𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑥2 − 𝑥1

Bentuk Kemiringan titik

Garis yang melalui titik (tetap) (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan kemiringan 𝑚 mempunyai persamaan:

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui (−4, 2) dan (5, −1).
Penyelesaian:
𝑦 −𝑦 −1−2 −3 1
Kemiringan garis = 𝑚 = 𝑥2−𝑥1 = 5−(−4) = 9 = − 3
2 1
(−4, 2) digunakan sebagai titik tetap diperoleh

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
Persamaan:
1
𝑦 − 2 = − (𝑥 ∓ 4)
3
Bentuk 𝑨𝒙 + 𝑩𝒚 + 𝑪 = 𝟎
Bentuk 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, dengan 𝐴 dan 𝐵 tidak keduanya 0 disebut persamaan
linier umum

Contoh:
1
𝑦 − 2 = − 3 (𝑥 ∓ 4)

Dapat ditulis
3𝑦 − 6 = −𝑥 − 4 ⟺ 3𝑦 − 6 + 𝑥 + 4 = 0
⟺ 𝑥 + 3𝑦 − 2 = 0

Garis – Garis Sejajar

Dua garis dikatakan sejajar jika mempunyai kemiringan yang sama. 𝑦 = 2𝑥 + 3


dan 𝑦 = 2𝑥 + 6 merupakan garis-garis sejajar sebab keduanya mempunyai kemiringan yang
sama yaitu 2. Garis yang kedua terletak 3 satuan di atas yang pertama untuk setiap nilai 𝑥
seperti tampak dalam Gambar 6.

Gambar 7. Garis Sejajar

Kemiringan garis sejajar 𝑚 1 = 𝑚 2


Contoh:

Carilah persamaan garis yang melalui (4, 6) yang sejajar dengan garis yang mempunyai
persamaan 3𝑥 − 6𝑦 = 11.
Penyelesaian:

Persamaan 3𝑥 − 6𝑦 = 11 diubah bentuk menjadi:


−6𝑦 = −3𝑥 + 11
−3𝑥 11 1 11
𝑦= 𝑥+ ↔𝑦= 𝑥−
−6 −6 2 6
1
Kemiringan garis = 𝑚 = 2

Persamaan garis yang diinginkan yaitu:


𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1
𝑦 − 6 = (𝑥 − 4)
2
2𝑦 − 12 = 𝑥 − 4 ↔ 2𝑦 − 𝑥 − 8 = 0

Garis-Garis Tegak Lurus

Gambar 8. Garis tegak lurus


Misalkan 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) titik di 𝑙1 dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 ) titik di 𝑙2 seperti tampak dalam Gambar.
Menurut teorema phythagoras, 𝑃1 𝑂𝑃2 merupakan sudut siku-siku jika dan hanya jika:
2 2 2
(𝑑(𝑃1 , 𝑂)) + (𝑑(𝑃2 , 𝑂)) = (𝑑(𝑃1 , 𝑃2 ))
(𝑥1 + 𝑦12 ) + (𝑥22 + 𝑦22 ) = (𝑥1 − 𝑥2 )2 + (𝑦1 − 𝑦2 )2
2

Setelah dilakukan penguraian dan penyederhanaan, persamaan menjadi


𝑦 𝑥 𝑦 1
2𝑥1 𝑥2 + 2𝑦1 𝑦2 = 0 atau 𝑥1 = − 𝑦2 maka 𝑥1 = − 𝑦2
1 2 1 𝑥1
𝑦1 𝑦
Kemiringan garis 𝑙1 = = 𝑚1. Kemiringan garis 𝑙2 = 𝑥2 = 𝑚2 .
𝑥1 1

𝑦1 1 1
Dapat ditulis kemiringan garis = − 𝑦2 maka 𝑚1 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1. 𝑃1 𝑂𝑃2
𝑥1 2
𝑥1
merupakan sudut siku-siku jika dan hanya jika kemiringan-kemiringan dua garus tersebut
berbanding terbaik satu sama lain.
Jadi dua garis dikatakan tegak lurus jika dan hanya jika kemiringan keduanya saling
1
berkebalikan negatif: 𝑚2 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 .
1

Contoh:

Cari persamaan garis yang melalui titik potong garis-garis dengan persamaan 3𝑥 + 4𝑦 =
8 dan 6𝑥 − 10𝑦 = 7 yang tegak lurus dengan garis pertama dari kedua garis ini.

Penyelesaian:

Untuk mencari titik potong kedua garis bisa digunakan metode eliminasi atau subtitusi atau
campuran metode eliminasi dan subtitusi. Disini akan digunakan metode campuran eliminasi
dan subtitusi.
3𝑥 + 4𝑦 = 8 |× −2| ⟺ −16𝑥 − 8𝑦 = −16
16𝑥 − 10𝑦 = 7
6𝑥 − 10𝑦 = 7 |× 1| +
−18𝑦 = −9
1
𝑦=
2
1
𝑦 = 2 disubtitusikan ke salah satu persamaan:
3𝑥 + 4𝑦 = 8
1
3𝑥 + 4 ( ) = 8
2
𝑥=2
1
Titik potong garis di (2, 2 )
3
3𝑥 + 4𝑦 = 8 diselesaikan untuk 𝑦 diperoleh 𝑦 = − 4 𝑥 + 2, mempunyai kemiringan 𝑚1 =
3
− 4.

Kemiringan garis yang tegak lurus garis pertama adalah:


3 4
𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 ⟺ − ∙ 𝑚2 = −1 ⟺ 𝑚2 =
4 3
Persamaan garis yang diinginkan:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1 4
𝑦− = (𝑥 − 2)
2 3

6𝑦 − 3 = 8𝑥 − 16 ⟺ 8𝑥 − 6𝑦 = 13

Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2, 5) dan tegak lurus garis 2𝑥 − 3𝑦 = −5.

Penyelesaian:
Menentukan kemiringan garis (𝑚1 ):
2𝑥 − 3𝑦 = −5
3𝑦 = 2𝑥 + 5
2 5
𝑦= 𝑥+
3 3
2
Diperoleh 𝑚1 = 3.

Suatu garis saling tegak lurus apabila 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 sehingga:


2
∙ 𝑚2 = −1
3
3
𝑚2 = −
2
3
Persamaan garis yang melalui titik (2, 5) dan mempunyai kemiringan 𝑚2 = − 2:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
3
𝑦 − 5 = − (𝑥 − 2)
2
2𝑦 − 10 = −3𝑥 + 6
3𝑥 + 2𝑦 = 16

B. Grafik Persamaan
Grafik suatu persamaan dalam 𝑥 dan 𝑦 terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-
koordinat (𝑥, 𝑦) memenuhi persamaan, yakni membuat suatu identitas yang benar.

Prosedur Penggambaran grafik mengikuti tiga langkah sederhana:


Langkah 1: Dapatkan koordinat-koordinat beberapa titik yang memenuhi
persamaan
Langkah 2: Plotlah titik-titik tersebut pada bidang
Langkah 3: Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus

Contoh:
Gambarkan grafik persamaan 𝑦 = 𝑥 2 − 2

Penyelesaian:

Langkah1: memilih koordinat titik-titik yang memenuhi persamaan

𝑥 𝑦 (𝑥, 𝑦)
-3 7 (-3, 7)
-2 2 (-2, 2)
-1 -1 (-1, -1)
0 -2 (0, -2)
1 -1 (1, -1)
2 2 (2, 2)
3 7 (3, 7)

Langkah 2: Plot titik-titik pada bidang

Gambar 9. Plot titik-titik


Langkah 3: Hubungkan titik-titik dengan sebuat kurva mulus
Gambar 10. Kurva mulus
Kesimetrian Grafik
Menggambar grafik bisa lebih cepat dengan menggunakan kesimetrian dari grafik
tersebut. Grafik simetri terhadap sumbu-y jika, setiap kali (𝑥, 𝑦) terletak pada grafik maka
(−𝑥, 𝑦) juga terletak pada grafik. Grafik simetri terhadap sumbu-x jika, setiap kali (𝑥, 𝑦) maka
(𝑥, − 𝑦) juga terletak pada grafik. Suatu grafik dikatakan simetri terhadap titik asal jika, setiap
kali (𝑥, 𝑦) maka (−𝑥, −𝑦) juga terletak pada grafik. Tiga pengujian sederhana untuk
memeriksa kesimetrian grafik:
1. Simetri terhadap sumbu-y jika penggantikan 𝑥 oleh −𝑥 menghasilkan persamaan yang
setara. Contoh 𝑦 = 𝑥 2 .
2. Simetri terhadap sumbu-x jika penggantian 𝑦 oleh −𝑦 menghasilkan persamaan yang
setara. Contoh 𝑥 = 𝑦 2 + 1.
3. Simetri terhadap titik asal jika penggantian 𝑥 oleh −𝑥 dan 𝑦 oleh −𝑦 menghasilkan
persamaan yang setara. Contoh 𝑦 = 𝑥 3

Contoh:

Gambarkan grafik fungsi dengan memanfaatkan kesimetrian 𝑦 = 𝑥 2 − 2.

Penyelesaian:

Pengujian kesimetrian, ganti 𝑥 dengan −𝑥, diperoleh 𝑦 = 𝑥 2 − 2 sehingga grafik simetri


terhadap sumbu-y.

Ketika memilih titik-titik yang memenuhi persamaan bisa dipilih untuk 𝑥 yang tidak negatif,
kemudian mencari titik yang sebanding melalui simetri. Misalkan (3, 7) akan berimpit dengan
(−3, 7), (2, 2) akan berimpit dengan (−2, 2).
Gambar 11. Grafik simetri terhadap sumbu-x

Gambar 12. Grafik simetri terhadap sumbu x

Contoh grafik simetri terhadap titik asal: 𝑦 = 𝑥 3

𝑥 𝑦 (𝑥, 𝑦)
0 0 (0, 0)
1 1 (1, 1)
2 8 (2, 8)
3 27 (3, 27)
Gambar 13. Grafik simetri terhadap titik asal

Perpotongan grafik
Titik potong antara dua grafik. Titik ini diperoleh dengan memecahkan kedua persamaan
secara simultan.
Contoh:

Carilah titik-titik perpotongan antar garis 𝑦 = −2𝑥 + 2 dan parabola 𝑦 = 2𝑥 2 − 4𝑥 − 2 dan


sketsakan kedua grafik tersebut pada bidang koordinat yang sama.
Penyelesaian:
Subtitusikan y persamaan pertama ke y persamaan kedua.
𝑦 = 𝑦
2
−2𝑥 + 2 = 2𝑥 − 4𝑥 − 2
0 = 2𝑥 2 − 2𝑥 − 4
0 = 2(𝑥 − 2)(𝑥 + 1)
𝑥 = −1 , 𝑥=2
𝑥 = −1 dan 𝑥 = 2 disubtitusikan ke persamaan pertama atau persamaan kedua.
Untuk 𝑥 = −1 diperoleh 𝑦 = 4. Untuk 𝑥 = 2 diperoleh𝑦 = −2 titik potong kedua kurva di
(−1, 4) dan (2, −2).
Gambar 14. Grafik 𝑦 = 2𝑥 2 − 4𝑥 − 2

Latihan Soal

Untuk memperdalam pemahaman Anda dalam materi ini kerjakan Latihan berikut!
1. Buktikan bahwa segitiga yang titik-titik sudutnya (5, 3). (−2, 4), dan (10, 8)adalah
sama kaki
2. Carilah persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang diberikan: Pusat
(2, −1), melalui (5, 3).
3. Cari pusat dan jari-jari lingkaran dengan persamaan yang diberikan:
𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 10𝑦 = 0
4. Tuliskan persamaan garis yang melaui (3, −3) yang:
(a) Sejajar garis 𝑦 = 2𝑥 + 5
(b) Tegak lurus garis 𝑦 = 2𝑥 + 5
(c) Sejajar garis yang melalui (−1. 2) dan (3, −1)
5. Buatlah grafik dari persamaan. Mulailah dari memeriksa kesimetrian dan pastika untuk
mencari perpotongan x dan perpotongan y.
𝑦 = −𝑥 2 − 2𝑥 + 2
6. Buatlah grafik dari dua persamaan pada bidang koordinat yang sama. Carilah dan beri
label titik potong dua grafik tersebut. (diperlukan rumus kuadrat/rumus abc.
𝑦 =𝑥−1
2𝑥 2 + 3𝑦 2 = 12
Petunjuk Jawaban Latihan
1. 𝑑1 = √(5 + 2)2 + (3 − 4)2 = √49 + 1 = √50
𝑑2 = √(5 − 10)2 + (3 − 8)2 = √25 + 25 = √50
𝑑3 = √(−2 − 10)2 + (4 − 8)2 = √144 + 16 = √160
𝑑1 = 𝑑2 Jadi segitiga sama kaki

2. (𝑥 − 2)2 + (𝑦 + 1)2 = 𝑟 2
(5 − 2)2 + (3 + 1)2 = 𝑟 2
𝑟 2 = 9 + 16 = 25
(𝑥 − 2)2 + (𝑦 + 1)2 = 25

3. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 10𝑦 = 0
(𝑥 2 − 10𝑥 + 25) + (𝑦 2 + 10𝑦 + 25) = 25 + 25
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 5) = 50
Pusat lingkaran (𝑥 − 5), jari-jari=√50 = 5√2

4. (a). 𝑚 = 2
𝑦 + 3 = 2(𝑥 − 3)
𝑦 = 2𝑥 − 9
1
(b). 𝑚 = − 2
1
𝑦 + 3 = − 2 (𝑥 − 3)
1 3
𝑦 = −2𝑥 − 2

−1−2 3
(c). 𝑚 = = −4
3+1
3
𝑦 + 3 = − (𝑥 − 3)
4
3 3
𝑦 = −4𝑥 − 4

5. 𝑦 = −𝑥 2 − 2𝑥 + 2
Titik potong sumbu 𝑦 = 2
2±√4+8
Titik potong sumbu 𝑥 = − 1 ± √3
−2
6. 2𝑥 2 + 3(𝑥 − 1)2 = 12
2𝑥 2 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 3 = 12
5𝑥 2 − 6𝑥 − 9 = 0

6±√36+180 6±6√6 3±3√6


𝑥= = =
10 10 5

3−3√6 −2−3√6 3+3√6 −2+3√6


Titik Potong ( , ),( , )
5 5 5 5

Rangkuman
1. Koordinat kartesius digambarkan sebagai dua garis real pada sebuah bidang, satu
mendatar dan satu tegak sedemikian rupa sehingga keduanya berpotongan di titik-titik
nol dari kedua garis tersebut. Kedua garis dinamakan sumbu-sumbu koordinat,
perpotongan kedua garis disebut titik asal diberi tanda O. Garis mendatar dinamakan
sumbu 𝑥. Garis tegak dinamakan sumbu 𝑦.
2. Rumus jarak.: 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
3. Persamaan baku lingkaran: (𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2 atau 𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑦 2 + 𝑏𝑦 = 𝑐
4. Rumus titik tengah ruas garis yang menghubungkan 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) yaitu
1 1
(2 (𝑥1 + 𝑥2 ), 2 (𝑦1 + 𝑦2 ) )
5. Garis yang melalui titik (tetap) (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan kemiringan 𝑚 mempunyai
persamaan: 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
6. Kemiringan garis sejajar 𝑚 1 = 𝑚 2
7. Dua garis dikatakan tegak lurus jika dan hanya jika kemiringan keduanya saling
1
berkebalikan negatif. 𝑚2 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 .
1
8. Grafik suatu persamaan dalam 𝑥 dan 𝑦 terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-
koordinat (𝑥, 𝑦) memenuhi persamaan
9. Grafik simetri terhadap sumbu-y jika, setiap kali (𝑥, 𝑦) terletak pada grafik maka
(−𝑥, 𝑦) juga terletak pada grafik. Grafik simetri terhadap sumbu-x jika, setiap kali
(𝑥, 𝑦) maka (𝑥, − 𝑦) juga terletak pada grafik.
10. Titik potong antara dua grafik. Titik ini diperoleh dengan memecahkan kedua
persamaan secara simultan.

Anda mungkin juga menyukai