PENDAHULUAN
Relevansi
Pembahasan mengenai sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, garis lurus,
grafik persamaan, dan fungsi bukan merupakan bahan baru, namun merupakan perluasan dan
pendalaman materi dalam pelajaran matematika yang pernah Anda terima semasa di Sekolah
Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan
Anda dapat lebih memahami tentang sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, garis
lurus, grafik persamaan, dan fungsi. Materi yang dipelajari dalam modul ini merupakan dasar
dan landasan konsep-konsep untuk bidang keilmuan lainnya, khususnya materi matematika
selanjutnya.
Pentunjuk Belajar
Agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan capaian pembelajaran
yang diharapkan, Anda diharapkan mengikuti petunjuk berikut:
1. Bacalah dengan cermat capaian pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Pelajarilah dan telaah contoh yang tersedia.
3. Cermatilah materi Sistem Bilangan Real, Ketaksamaan, Nilai Mutlak, Garis lurus,
Grafik Persamaan.
4. Kerjakan latihan dengan rajin dan baik agar menambah dan memperlancar pemahaman
Anda
5. Mulailah membaca modul ini secara teliti dan berurutan.
KEGIATAN BELAJAR 1.
SISTEM BILANGAN REAL DAN PERTAKSAMAAN
A. Bilangan real dan estimasi
Himpunan
Himpunan atau set ialah kumpulan/kelompok obyek / unsur / elemen yang memenuhi
syarat / kriteria keanggotaan, elemen-elemen tersebut dinamakan anggota dari himpunan.
Himpunan disajikan dengan notasi atau simbol { }. Keanggotaan disajikan dengan simbol ∈.
Jika himpunan tidak memiliki anggota maka disebut himpunan kosong yang disimbolkan
dengan ∅ atau { }. Jika b merupakan anggota himpunan S, maka dibaca “b elemen S” ditulis
dalam bentuk symbol 𝑏 ∈ 𝑆. Apabila c bukan anggota S di tulis 𝑐 ∉ 𝑆.
Ada 2 cara untuk menyatakan sebarang himpunan. Pertama, mendaftar seluruh
anggota-anggotanya. Misalkan himpunan S terdiri atas elemen-elemen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dapat
di tulis sebagai 𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} . Kedua, menuliskan syarat keanggotaan yang dimiliki
oleh seluruh anggota himpunan yang tidak dimiliki oleh elemen-elemen yang bukan anggota
himpunan tersebut. Himpunan S dapat ditulis 𝑆 = {𝑥|𝑥 bilangan positif kurang dari 8}.
Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B apabila setiap anggota A
merupakan anggota B, ditulis 𝐴 ⊂ 𝐵. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari
sebarang himpunan A ditulis ∅ ⊂ 𝐴.
Bilangan yang paling sederhana diantara semua bilangan adalah bilangan asli (natural
number),
1,2,3,4,5,6, ⋯
Himpunan semua bilangan asli ditulis 𝑁 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, ⋯ }. Bilangan asli dapat digunakan
untuk menghitung: buku, manusia, uang. Jika disertakan negatif dari bilangan asli dan nol,
maka diperoleh bilangan bulat (integer)
⋯ , −3, −2, −1,0,1,2,3,4,5,6, ⋯
Contoh lain bilangan irasional satu diantaranya . Bilangan merupakan hasil bagi
keliling sebarang lingkaran terhadap diameternya.
𝑙1 𝑙2
= =𝜋
𝑑1 𝑑2
Bilangan
Asli
Bilangan bulat
Bilangan Rasional
Bilangan Real
Ciri bilangan irasional dalam bentuk decimal yaitu decimal tak berulang.
Kepadatan (Dense)
Diantara dua bilangan real sebarang 𝑎 dan 𝑏, betapapun dekat jarak antara keduanya,
(𝑎+𝑏)
terdapat suatu bilangan real lain. Secara khusus, bilangan 𝑥1 = 2 adalah bilangan real di
tengah – tengah 𝑎 dan 𝑏. Ada sebuah bilangan real lain, 𝑥2 , diantara 𝑎 dan 𝑥1 , dan ada sebuah
bilangan real lain, 𝑥3 , diantara𝑥1 dan 𝑥2 , dan karena argument ini dapat diulang terus ad
infinitum (tidak ada habisnya). Diantara 𝑎 dan 𝑏, terdapat tak-terhingga banyaknya b bilangan
real. (Gambar 5).
Estimasi (perkiraan)
Dalam penggunaan kalkulator, mahasiswa yang teliti dan memiliki rasa bilangan yang
tinggi akan menyadari jawaban yang diberikan salah jika hasilnya terlalu besar atau kecil, dan
menghitung ulang dengan benar.
Contoh:
(√430+72+ 3√7,5)
Dihitung 2,75
Penyelesaian:
(20+72+2)
Mahasiswa yang bijak akan mengaproksimasikan hal ini sebagai dan mengatakan
3
bahwa jawaban seharusnya berada di sekitar 30. Jadi ketika kalkulator memberikan jawaban
3
93,448 perlu dicurigai. Ternyata yang dihitung/ditekan (√430+72+ √7,5⁄3, tidak diberikan
tanda kurung ketika menghitung.
Setelah dihitung ulang, jawaban yang benar: 34,343.
2) Sifat Asosiatif
(i) 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
(ii) 𝑎 ⋅ (𝑏 ⋅ 𝑐) = (𝑎 ⋅ 𝑏) ⋅ 𝑐 = 𝑎 ⋅ 𝑏 ⋅ 𝑐
3) Sifat Distributif
𝑎 ⋅ (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 ⋅ 𝑏) + (𝑎 ⋅ 𝑐)
Sifat Urutan:
1) Trikotomi. Jika 𝑥 dan 𝑦 adalah bilang-bilangan, maka tepat satu diantar yang berikut
berlaku: 𝑥 < 𝑦 atau 𝑥 = 𝑦 atau 𝑥 > 𝑦
2) Ketransitifan. 𝑥 < 𝑦 dan 𝑦 < 𝑧 ⟹ 𝑥 < 𝑧
3) Penambahan. 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥 + 𝑧 < 𝑦 + 𝑧
4)
Perkalian Ketika 𝑧 positif, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 < 𝑦z
Ketika 𝑧 negative, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 > 𝑦z
Pertidaksamaan
Sebelum membahan mengenai pertidaksamaan, kita bahas sedikit mengenai perbedaan
1 1
ketaksamaan dan pertidaksamaan. Kalimat 4 < 2 merupakan suatu ketaksamaan yang benar.
1 1
Kalimat 𝑥 < 2 merupakan pertidaksamaan atau ketaksamaan Type equation here.yang
kebenarannya masih “terbuka”, bisa bernilai benar, bias juga salah tergantung dari nilai 𝑥 yang
dipilih. Jadi ketaksamaan tidak mengandung variabel 𝑥 sehingga dapat segera diketahui nilai
kebenarannya. Sedangkan pertidaksamaan, suatu kalimat yang mengandung variabel 𝑥 yang
nilai keberannya masih terbuka. Pertidaksamaan merupakan suatu pernyatan matematika yang
memuat satu peubah atau lebih dan salah satu tanda ketaksamaan (<, >, ≤, ≥). Variabel
(peubah) adalah lambang (symbol) yang digunakan untuk menyatakan sebarang anggota suatu
himpunan. Menyelesaikan suatu pertidaksamaan dalam 𝑥 berarti menentukan himpunan
semua nilai 𝑥 yang “memenuhi” pertidaksamaan tersebut.
Interval
Pertidaksamaan 𝑎 < 𝑥 < 𝑏, yang sebenarnya adalah dua pertidaksamaan, 𝑎 < 𝑥 dan
𝑥 < 𝑏, menunjukkan interval terbuka yang terdiri dari semua bilangan antara 𝑎 dan 𝑏, tidak
termasuk titik-titik ujung 𝑎 dan 𝑏. Dinyatakan dengan lambang (𝑎, 𝑏).
-4 -3
(-2 -1 0
(
5
1 2 3 4
(−2, 4) = {𝑥: −2 < 𝑥 < 4}
-4 -3
[-2 -1 0
]4 5
1 2 3
[−2, 4] = {𝑥: −2 ≤ 𝑥 ≤ 4}
Gambar 8. Interval tertutup
{𝑥 ∶ 𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏} [𝑎, 𝑏)
{𝑥 ∶ 𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏} (𝑎, 𝑏]
{𝑥 ∶ 𝑥 ≤ 𝑏} (−∞, 𝑏]
{𝑥 ∶ 𝑥 < 𝑏} (−∞, 𝑏)
{𝑥 ∶ 𝑥 ≥ 𝑎} [𝑎, ∞)
{𝑥 ∶ 𝑥 > 𝑎} (𝑎, 𝑏)
ℝ (−∞, ∞)
Menyelesaikan Pertidaksamaan
Prosedur untuk menyelesaikan pertidaksamaan yaitu mengubah pertidaksamaan satu
langkah tiap kali sampai himpunan pemecahannya jelas. Operasi -operasi yang dapat dilakukan
yaitu:
1. Ditambahkan/dikurangkan bilangan yang sama pada kedua ruas suatu pertidaksamaan
2. Dikalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Dikalian kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi dibalik tanda
pertidaksamaannya
Contoh:
-4 -3
(-2 -1 0 5
1 2 3 4
(−2, ∞) = {𝑥: 𝑥 > −2}
Gambar 9. Grafik himpunan selesaian 2𝑥 − 6 < 4𝑥 − 2
Contoh:
𝑥 2 − 5𝑥 + 6 > 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 3) > 0 ruas kiri difaktorkan
Ruas kiri bernilai nol pada saat 𝑥 = 2 atau 𝑥 = 3. Kedua bilangan ini membagi garis bilangan
menjadi 3 bagian yaitu 𝑥 < 2, 2 < 𝑥 < 3, dan 𝑥 > 3. Selanjutnya pada ketiga bagian tersebut
diperiksa apakah bernilai lebih dari atau kurang dari 0. Pada bagian 𝑥 < 2, nilai
(𝑥 − 2) dan (𝑥 − 3) keduanya negatif sehingga hasil keduanya bernilai positip. Pada bagian
2 < 𝑥 < 3, (𝑥 − 2) bernilai positip sedangkan (𝑥 − 3) bernilai negatif, sehingga hasil kali
keduanya bernilai negatif. Selanjutnya pada bagian 𝑥 > 3, (𝑥 − 2) dan (𝑥 − 3) keduanya
bernilai positip, sehingga hasil kalinya juga positip.
-4 -3 -2 -1 0 1
(
2
(3 4 5
Pembuat nol di 𝑥 = 3 dan 𝑥 = 2. Peridaksamaan berbentuk rasional maka penyebut tidak boleh
0 sehingga 𝑥 ≠ 2.
-4 -3 -2 -1 0
] 5
1 2 3 4
2𝑥−5
Gambar 10. Grafik himpunan selesaian ≤1
𝑥−2
Nilai Mutlak
Nilai mutlak 𝑥 ditulis |𝑥| didefinisikan sebagai jarak x dari titik pusat pada garis bilangan,
sehingga jarak selalu bernilai positif.
Definisi nilai mutlak :
x ,x 0
x =
− x , x 0
Misalkan |2| = 2, |0| = 0, dan |−2| = −(−2) = 2
|−2| = 2 |2| = 2
{
{
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Sifat – sifat Nilai Mutlak
1. |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
𝑎 𝑎
2. | 𝑏 | = | 𝑏 |
3. |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| (Pertidaksamaan segitiga)
4. |𝑎 − 𝑏| ≥ ||𝑎| − |𝑏||
Contoh:
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
|𝑥| > 2
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan |𝑥 − 4| < 2 dan perlihatkan himpunan selesaian pada garis real.
Tafsirkan nilai mutlak sebagai suatu jarak.
Penyelesaian
|𝑥 − 4| < 2 ⟺ −2 < 𝑥 − 4 < 2
Jika 4 ditambahkan pada ketiga anggota dari pertidaksamaan diperoleh 2 < 𝑥 < 6.
0 1 2 3 4 5 6 7
|𝑥 − 4| < 2
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan dan perlihatkan himpunan selesaian pada garis real. Tafsir nilai
mutlak tersebut sebagai suatu jarak. |2𝑥 − 5| < 3.
Penyelesaian:
Cara 1: Digunakan sifat ke-2.
|2𝑥 − 5| < 3
⟺ −3 < 2𝑥 − 5 < 3
⟺ 5 − 3 < 2𝑥 < 3 + 5
⟺ 2 < 2𝑥 < 8
⟺ 1<𝑥<4
Himpunan Selesaian = (1, 4)
0 1 2 3 4
Cara 2: Digunakan sifat ke-3. Karena ruas kiri dan ruas kanan keduanya positip
|2𝑥 − 5| < 3
⟺ (2𝑥 − 5)2 < 9
⟺ 4𝑥 2 − 20𝑥 + 25 < 9
⟺ 2𝑥 2 − 10𝑥 + 8 < 0
(2𝑥 − 2)(𝑥 − 4) < 0
⟺
++ -- ++
0 1 2 3 4
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan |3𝑥 − 5| ≥ 1.
Penyelesaian:
Pertidaksamaan yang diberikan bisa ditulis sebagai
3𝑥 − 5 ≤ −1 atau 3𝑥 − 5 ≥ 1
3𝑥 ≤ 4 atau 3𝑥 ≥ 6
4
𝑥≤ atau 𝑥≥2
3
Himpunan selesaian adalah gabungan dua interval, yaitu
4
(−∞, ] ∪ [2, ∞)
3
Latihan Soal
Untuk memperdalam pemahaman Anda dalam materi ini kerjakan latihan berikut!
1. Sederhanakan:
12 4 2
(a) 2 + + (b) (√5 + √3)(√5 − √3)
𝑥 +2𝑥 𝑥 𝑋+2
2. Ubah masing-masing decimal berulang menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat
(a) 0,123123123 ⋯ (b) 2, 565656 ⋯
3. Nyatakan himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan dalam notasi interval
dan sketsa grafiknya
(a) −4 < 3𝑥 + 2 < 5 (b) 𝑥 2 − 5𝑥 − 6 > 0
12 4 2 12 4(𝑥+2) 2𝑥
(a) + 𝑥 + 𝑋+2 = 𝑥(𝑥+2) + 𝑥(𝑥+2) + 𝑥(𝑥+2)
𝑥 2 +2𝑥
2 2
(b)(√5 + √3)(√5 − √3) = (√5) − (√3) = 5 − 3 = 2
2. Bilangan rasioanal
𝑥 = 0,123123123⋯
1000𝑥 = 123,123123⋯
(a) 𝑥 999𝑥= = 0,123123⋯
123
123 41
𝑥 = 999=333
𝑥 = 2,56565656⋯
100𝑥 − 256,565656⋯
𝑥 = 2,565656⋯
(b) 99𝑥 = 254
254
𝑥 = 99 =
3.
−4 < 3𝑥 + 2 < 5
(a) −6 < 3𝑥 < 3
−2 < 𝑥 < 1
Himpunan Selesaian = (−2, 1)
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
𝑥 2 − 5𝑥 − 6 > 0
(b) (𝑥 + 1)(𝑥 − 6) > 0
(−∞, −1) ∪ (6, ∞)
(
-2 -1 0 1 2 3 4 5
(
6 7
4. Himpunan selesaian pertidaksamaan
(a)
|4𝑥 + 5| ≤ 10
−10 ≤ 4𝑥 + 5 ≤ 10
−15 ≤ 4𝑥 ≤ 5
−15 5
≤𝑥≤4
4
−15 5
[ ,4 ]
4
(b)
|2𝑥 − 1| ≥ |𝑥 + 1|
(2𝑥 − 1)2 ≥ (𝑥 + 1)2
𝑥 2 − 4𝑥 + 1 ≥ 𝑥 2 + 2𝑥 + 1
3𝑥 2 − 6𝑥 ≥ 0
3𝑥(𝑥 − 2) ≥ 0
(−∞, 0] ∪ [2, ∞)
Rangkuman
1. Himpunan atau set ialah kumpulan/kelompok obyek / unsur / elemen yang memenuhi
syarat / kriteria keanggotaan, elemen-elemen tersebut dinamakan anggota dari
himpunan.
2. Bilangan rasional dan irasional bersama-sama membangun suatu bilangan yang lebih
besar yang disebut bilangan real. Himpunan bilangan real disimbolkan ℝ.
3. Pertidaksamaan merupakan suatu pernyatan matematika yang memuat satu peubah atau
lebih dan salah satu tanda ketaksamaan (<, >, ≤, ≥).
4. Menyelesaikan suatu pertidaksamaan dalam 𝑥 berarti menentukan himpunan semua
nilai 𝑥 yang “memenuhi” pertidaksamaan.
5. Nilai mutlak 𝑥 ditulis |𝑥|d idefinisikan sebagai jarak x dari titik pusat pada garis
bilangan, sehingga jarak selalu bernilai positif.
Tes Formatif
Selesaikan Soal-Soal Berikut!
2 𝑦
1. Sederhanakan: + 9𝑦 2−1
6𝑦−2
2. Ubah masing-masing decimal berulang menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat:
0,399999 ⋯
3. Apakah 0,1234567891011121314 ⋯ rasioanl atau irasional?
4. Nyatakan himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan dalam notasi interval
dan sketsa grafiknya
(2𝑥 − 3)(𝑥 − 1)2 (𝑥 − 3) > 0
5. Carilah himpunan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan
-4 -3 -2 -1 0 1
] 2 3[ 4 5
4 16
5. (− 5 , 3 )
KEGIATAN BELAJAR 2
KOORDINAT REKTANGULAR DAN GRAFIK PERSAMAAN
Titik 𝑃 pada bidang dapat ditulis sebagai pasangan terurut (𝑎, 𝑏). Titik ini disebut
koordinat-koordinat cartesius. Bilangan pertama yaitu 𝑎 disebut absis titik 𝑃 sedangkan 𝑏
disebut ordinat titik 𝑃. Titik 𝑃(𝑎, 𝑏) menunjukkan jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y
masing-masing |𝑏|dan |𝑎|.
Rumus Jarak
Teorema Phytagoras berbunyi jika a dan b merupakan panjang dari kedua kaki sebuah
segitiga siku-siku dan c adalah sisi miringnya maka
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
Amatilah Gambar 3.
Dua titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 )dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ), bersama dengan 𝑅(𝑥2 , 𝑦1 ). 𝑃, 𝑄, dan 𝑅 merupakan titik
sudut sebuah segitiga. Panjang PR dan RQ masing-masing |𝑥2 − 𝑥1 | dan |𝑦2 − 𝑦1 |. Dengan
menerapkan teorema phythagoras diperoleh rumus jarak.
𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
Contoh:
Carilah jarak antara
a. 𝑃(−2, 3) dan (4, −1) b. 𝑃(√2, √3) dan 𝑄(𝜋, 𝜋)
Penyelesaian
2
a. 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(4 − (−2)) + (−1 − 3)2 = √36 + 16 = √52
2 2
b. 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝜋 − √2) + (𝜋 − √3) ≈ √4.971 ≈ 2,23
Persamaan Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari) dari
suatu titik tetap (titik pusat). Persamaan lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan pusat (ℎ, 𝑘) dan (𝑥, 𝑦)
sebarang titik pada lingkaran. Berdasarkan rumus jarak:
√(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟
Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh persamaan baku lingkaran:
(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2
Atau
𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑦 2 + 𝑏𝑦 = 𝑐
Contoh:
Cari persamaan baku lingkaran dengan jari-jari 5 berpusat di (−2, 4).
Penyelesaian:
2
(𝑥 − (−2)) + (𝑦 − 4)2 = 52
(𝑥 + 2)2 + (𝑦 − 4)2 = 25
Contoh:
Carilah persamaan baku lingkaran berjadi-jari 6 dengan pusat (1, −5). Cari juga koordinat-
koordinat dari 𝑦 dari dua titik pada lingkaran ini dengan koordinat-𝑥 adalah 2.
Penyelesaian:
Persamaan baku lingkaran adalah
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 − (−5))2 = 36
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 + 5)2 = 36
Koordinat-koordinat dari 𝑦 dengan 𝑥 = 2,
(2 − 1)2 + (𝑦 + 5)2 = 36
(𝑦 + 5)2 = 35
𝑦 + 5 = ±√35
𝑦 = −5 ± √35
Contoh:
Perlihatkan bahwa persamaan 𝑥 2 − 2𝑥 + 𝑦 2 + 6𝑦 = −8, merupakan sebuah lingkaran
Penyelesaian:
Melengkapkan kuadrat sempurnya pada persamaan
𝑥 2 − 2𝑥 + 𝑦 2 + 6𝑦 = −8
𝑏 2
Untuk melengkapkan kuadrat dari 𝑥 2 ± 𝑏𝑥, ditambahkan (2) .
−2 2 6 2
Pada 𝑥 2 − 2𝑥 ditambahkan ( 2 ) = 1. Pada 𝑦 2 + 6𝑦 ditambahkan (2) = 9.
Dengan menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruang diperoleh:
𝑥 2 − 2𝑥 + 1 + 𝑦 2 + 6𝑦 + 9 = −8 + 1 + 9
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 + 3)2 = 2
Diperoleh persamaan lingkaran dengan pusat(1, −3) dan jari-jari 𝑟 = √2.
Penyelesaian:
1
Pusat lingkaran berada di tengah-tengah diameter, sehingga koordinat titik pusat 2 (2 + 8) =
1
5 dan 2 (4 + 12) = 8. Panjang diameter diperoleh dari rumus jarak
√(8 − 2)2 + (12 − 4)2 = √36 + 64 = 10
panjang diameter
Sehingga jari – jari lingkaran = = 5. Persamaan lingkaran adalah
2
(𝑥 − 5) + (𝑦 − 8)2 = 5
2
Garis Lurus
Gambar 5. Garis Lurus
Pandang garis dalam Gambar 4. Dari titik P ke titik Q terdapat suatu kenaikan
(perubahan vertikal) sebesar 5 satuan dan suatu kemajuan (perubahan horizontal) sebesar 7.
5
Dikatakan kemiringan garis itu 7.
Garis yang melalui titik (tetap) (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan kemiringan 𝑚 mempunyai persamaan:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui (−4, 2) dan (5, −1).
Penyelesaian:
𝑦 −𝑦 −1−2 −3 1
Kemiringan garis = 𝑚 = 𝑥2−𝑥1 = 5−(−4) = 9 = − 3
2 1
(−4, 2) digunakan sebagai titik tetap diperoleh
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
Persamaan:
1
𝑦 − 2 = − (𝑥 ∓ 4)
3
Bentuk 𝑨𝒙 + 𝑩𝒚 + 𝑪 = 𝟎
Bentuk 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, dengan 𝐴 dan 𝐵 tidak keduanya 0 disebut persamaan
linier umum
Contoh:
1
𝑦 − 2 = − 3 (𝑥 ∓ 4)
Dapat ditulis
3𝑦 − 6 = −𝑥 − 4 ⟺ 3𝑦 − 6 + 𝑥 + 4 = 0
⟺ 𝑥 + 3𝑦 − 2 = 0
Carilah persamaan garis yang melalui (4, 6) yang sejajar dengan garis yang mempunyai
persamaan 3𝑥 − 6𝑦 = 11.
Penyelesaian:
𝑦1 1 1
Dapat ditulis kemiringan garis = − 𝑦2 maka 𝑚1 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1. 𝑃1 𝑂𝑃2
𝑥1 2
𝑥1
merupakan sudut siku-siku jika dan hanya jika kemiringan-kemiringan dua garus tersebut
berbanding terbaik satu sama lain.
Jadi dua garis dikatakan tegak lurus jika dan hanya jika kemiringan keduanya saling
1
berkebalikan negatif: 𝑚2 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 .
1
Contoh:
Cari persamaan garis yang melalui titik potong garis-garis dengan persamaan 3𝑥 + 4𝑦 =
8 dan 6𝑥 − 10𝑦 = 7 yang tegak lurus dengan garis pertama dari kedua garis ini.
Penyelesaian:
Untuk mencari titik potong kedua garis bisa digunakan metode eliminasi atau subtitusi atau
campuran metode eliminasi dan subtitusi. Disini akan digunakan metode campuran eliminasi
dan subtitusi.
3𝑥 + 4𝑦 = 8 |× −2| ⟺ −16𝑥 − 8𝑦 = −16
16𝑥 − 10𝑦 = 7
6𝑥 − 10𝑦 = 7 |× 1| +
−18𝑦 = −9
1
𝑦=
2
1
𝑦 = 2 disubtitusikan ke salah satu persamaan:
3𝑥 + 4𝑦 = 8
1
3𝑥 + 4 ( ) = 8
2
𝑥=2
1
Titik potong garis di (2, 2 )
3
3𝑥 + 4𝑦 = 8 diselesaikan untuk 𝑦 diperoleh 𝑦 = − 4 𝑥 + 2, mempunyai kemiringan 𝑚1 =
3
− 4.
6𝑦 − 3 = 8𝑥 − 16 ⟺ 8𝑥 − 6𝑦 = 13
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2, 5) dan tegak lurus garis 2𝑥 − 3𝑦 = −5.
Penyelesaian:
Menentukan kemiringan garis (𝑚1 ):
2𝑥 − 3𝑦 = −5
3𝑦 = 2𝑥 + 5
2 5
𝑦= 𝑥+
3 3
2
Diperoleh 𝑚1 = 3.
B. Grafik Persamaan
Grafik suatu persamaan dalam 𝑥 dan 𝑦 terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-
koordinat (𝑥, 𝑦) memenuhi persamaan, yakni membuat suatu identitas yang benar.
Contoh:
Gambarkan grafik persamaan 𝑦 = 𝑥 2 − 2
Penyelesaian:
𝑥 𝑦 (𝑥, 𝑦)
-3 7 (-3, 7)
-2 2 (-2, 2)
-1 -1 (-1, -1)
0 -2 (0, -2)
1 -1 (1, -1)
2 2 (2, 2)
3 7 (3, 7)
Contoh:
Penyelesaian:
Ketika memilih titik-titik yang memenuhi persamaan bisa dipilih untuk 𝑥 yang tidak negatif,
kemudian mencari titik yang sebanding melalui simetri. Misalkan (3, 7) akan berimpit dengan
(−3, 7), (2, 2) akan berimpit dengan (−2, 2).
Gambar 11. Grafik simetri terhadap sumbu-x
𝑥 𝑦 (𝑥, 𝑦)
0 0 (0, 0)
1 1 (1, 1)
2 8 (2, 8)
3 27 (3, 27)
Gambar 13. Grafik simetri terhadap titik asal
Perpotongan grafik
Titik potong antara dua grafik. Titik ini diperoleh dengan memecahkan kedua persamaan
secara simultan.
Contoh:
Latihan Soal
Untuk memperdalam pemahaman Anda dalam materi ini kerjakan Latihan berikut!
1. Buktikan bahwa segitiga yang titik-titik sudutnya (5, 3). (−2, 4), dan (10, 8)adalah
sama kaki
2. Carilah persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang diberikan: Pusat
(2, −1), melalui (5, 3).
3. Cari pusat dan jari-jari lingkaran dengan persamaan yang diberikan:
𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 10𝑦 = 0
4. Tuliskan persamaan garis yang melaui (3, −3) yang:
(a) Sejajar garis 𝑦 = 2𝑥 + 5
(b) Tegak lurus garis 𝑦 = 2𝑥 + 5
(c) Sejajar garis yang melalui (−1. 2) dan (3, −1)
5. Buatlah grafik dari persamaan. Mulailah dari memeriksa kesimetrian dan pastika untuk
mencari perpotongan x dan perpotongan y.
𝑦 = −𝑥 2 − 2𝑥 + 2
6. Buatlah grafik dari dua persamaan pada bidang koordinat yang sama. Carilah dan beri
label titik potong dua grafik tersebut. (diperlukan rumus kuadrat/rumus abc.
𝑦 =𝑥−1
2𝑥 2 + 3𝑦 2 = 12
Petunjuk Jawaban Latihan
1. 𝑑1 = √(5 + 2)2 + (3 − 4)2 = √49 + 1 = √50
𝑑2 = √(5 − 10)2 + (3 − 8)2 = √25 + 25 = √50
𝑑3 = √(−2 − 10)2 + (4 − 8)2 = √144 + 16 = √160
𝑑1 = 𝑑2 Jadi segitiga sama kaki
2. (𝑥 − 2)2 + (𝑦 + 1)2 = 𝑟 2
(5 − 2)2 + (3 + 1)2 = 𝑟 2
𝑟 2 = 9 + 16 = 25
(𝑥 − 2)2 + (𝑦 + 1)2 = 25
3. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 10𝑦 = 0
(𝑥 2 − 10𝑥 + 25) + (𝑦 2 + 10𝑦 + 25) = 25 + 25
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 5) = 50
Pusat lingkaran (𝑥 − 5), jari-jari=√50 = 5√2
4. (a). 𝑚 = 2
𝑦 + 3 = 2(𝑥 − 3)
𝑦 = 2𝑥 − 9
1
(b). 𝑚 = − 2
1
𝑦 + 3 = − 2 (𝑥 − 3)
1 3
𝑦 = −2𝑥 − 2
−1−2 3
(c). 𝑚 = = −4
3+1
3
𝑦 + 3 = − (𝑥 − 3)
4
3 3
𝑦 = −4𝑥 − 4
5. 𝑦 = −𝑥 2 − 2𝑥 + 2
Titik potong sumbu 𝑦 = 2
2±√4+8
Titik potong sumbu 𝑥 = − 1 ± √3
−2
6. 2𝑥 2 + 3(𝑥 − 1)2 = 12
2𝑥 2 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 3 = 12
5𝑥 2 − 6𝑥 − 9 = 0
Rangkuman
1. Koordinat kartesius digambarkan sebagai dua garis real pada sebuah bidang, satu
mendatar dan satu tegak sedemikian rupa sehingga keduanya berpotongan di titik-titik
nol dari kedua garis tersebut. Kedua garis dinamakan sumbu-sumbu koordinat,
perpotongan kedua garis disebut titik asal diberi tanda O. Garis mendatar dinamakan
sumbu 𝑥. Garis tegak dinamakan sumbu 𝑦.
2. Rumus jarak.: 𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
3. Persamaan baku lingkaran: (𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2 atau 𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑦 2 + 𝑏𝑦 = 𝑐
4. Rumus titik tengah ruas garis yang menghubungkan 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) yaitu
1 1
(2 (𝑥1 + 𝑥2 ), 2 (𝑦1 + 𝑦2 ) )
5. Garis yang melalui titik (tetap) (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan kemiringan 𝑚 mempunyai
persamaan: 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
6. Kemiringan garis sejajar 𝑚 1 = 𝑚 2
7. Dua garis dikatakan tegak lurus jika dan hanya jika kemiringan keduanya saling
1
berkebalikan negatif. 𝑚2 = − 𝑚 ⟺ 𝑚1 ∙ 𝑚2 = −1 .
1
8. Grafik suatu persamaan dalam 𝑥 dan 𝑦 terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-
koordinat (𝑥, 𝑦) memenuhi persamaan
9. Grafik simetri terhadap sumbu-y jika, setiap kali (𝑥, 𝑦) terletak pada grafik maka
(−𝑥, 𝑦) juga terletak pada grafik. Grafik simetri terhadap sumbu-x jika, setiap kali
(𝑥, 𝑦) maka (𝑥, − 𝑦) juga terletak pada grafik.
10. Titik potong antara dua grafik. Titik ini diperoleh dengan memecahkan kedua
persamaan secara simultan.