Anda di halaman 1dari 5

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
PENGARUH PENGUASAAN PENGUKURAN TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN
Oleh:
Sari Wahyuni Rozi Nasution
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Email: sariwahyunirozinasution@gmail.com

Abstract
The aims of the research is to know general description about measurement mastery and magnitude
and units, then to know whether there is a significant effect between measurement mastery toward physics
learning outcomes on magnitude and units material at the tenth grade students of SMA Negeri 2
Padangsidimpuan. The research method used is descriptive method. The population is all of the tenth grade
students are 232 students. The sample is 38 students which are taken by random sampling technique. The data is
collected by using test as an instrument. The writer uses statistic processes in analyzing data. They are
descriptive analysis and inferential analysis by using the formula of “r” Product Moment and the formula of t
test. After collecting the data, it is found the average of measurement mastery can be categorized “good” .
Meanwhile the average of students’ learning outcomes of magnitude and units can be categorized “good”. The
result of the analyzed data shows the score of ttest > ttable (2,17 > 1,70) . in other words, the score of ttest is bigger
than ttable. So, the hypothesis is accepted. It means there is significant effect of measurement mastery toward
students’ learning outcomes of magnitude and units at the tenth grade students of SMA Negeri 2
Padangsidimpuan.

Keywords: Measurement mastery, Physics Learning Outcomes of magnitude and units.

1. PENDAHULUAN menerangkan gejala–gejala alam, dengan


Mata pelajaran fisika merupakan salah melakukan penelitian, percobaan, pengukuran,
satu komponen pendidikan, sebab fisika adalah penyajian secara sistematis dan berdasarkan
salah satu ilmu dasar yang memegang peranan peraturan–peraturan umum. Fisika merupakan ilmu
penting dalam berbagai disiplin ilmu. Besaran dan pasti yang bersifat logis dan dapat dibuktikan
Satuan merupakan salah satu materi fisika yang kebenarannya. Kemampuan untuk mendefinisikan
memiliki peranan penting dalam penguasaan Ilmu dan menyatakan hubungan besaran tersebut secara
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin tepat dan mengukurnya secara akurat merupakan
canggih dan modern. Banyak orang beranggapan suatu syarat dalam fisika.
bahwa fisika adalah mata pelajaran yang paling Penguasaan pengukuran merupakan
sulit, tidak menyenangkan, dan membosankan. kemampuan dalam membandingkan nilai besaran
Rendahnya nilai hasil belajar siswa pada materi yang sedang kita ukur dengan besaran lain yang
pokok besaran dan satuan dikarenakan rendahnya sejenis yang dipakai sebagai acuan. Dalam proses
kemampuan siswa memahami materi penguasaan pengukuran, ada beberapa hal yang termasuk dalam
pengukuran sehingga siswa sulit untuk memahami proses pengukuran, misalnya ketidakpastian
materi selanjutnya yaitu pada materi besaran dan pengukuran, hasil pengukuran, angka penting,
satuan. Hal ini didukung dari hasil belajar yang aturan angka penting dalam pengukuran.
diperoleh siswa pada pelajaran fisika di SMA Sedangkan besaran dan satuan adalah segala
Negeri 2 Padangsidimpuan masih berada dibawah sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat
rata–rata yaitu 65, sedangkan kriteria ketuntasan dinyatakan dengan angka, dan pembanding dalam
minimal (KKM) adalah 75. pengukuran suatu besaran.
Keberhasilan prestasi belajar mengajar Kenyataannya siswa sangat sulit dalam
fisika tidak hanya ditentukan oleh faktor intelektual menerima pelajaran fisika. Kesulitan yang dihadapi
melainkan faktor-faktor yang mengiringinya, siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor, faktor
seperti dukung sarana prasarana dalam menunjang pertama yaitu dari faktor eksternal yang berasal
kegiatan belajar mengajar. Sekalipun upaya dari luar siswa dan faktor kedua yaitu faktor
pendidikan telah dijalankan secara maksimal, internal yang berasal dari dalam diri siswa. Apabila
namun kenyataannya beberapa siswa masih saja hal tersebut dibiarkan terus menerus, maka kwalitas
menunjukkan nilai rendah. pendidikan akan semakin merosot.
Pembentukkan utama fisika adalah Sehubungan dengan masalah tersebut,
besaran–besaran fisis yang dipakai untuk penulis merasa tertarik untuk mengadakan kajian
menyatakan hukum–hukum fisika, misalnya: lewat penelitian yang berjudul “Pengaruh
panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, rapat Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil Belajar
(density), resistivitas, temperatur, intensitas cahaya. Fisika Siswa Pada Materi Besaran Dan Satuan,”.
Fisika adalah suatu kajian ilmu eksak yang

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 175
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
Hasil Belajar Fisika pada Materi Besaran dan kemampuan siswa dari pengalaman belajarnya
Satuan tentang pengukuran suatu besaran, setelah
hasil belajar adalah kemampuan yang mempelajari besaran dan satuan siswa diharapkan
dimiliki seseorang setelah ia mengikuti kegiatan mampu menggunakan alat ukur yang tepat sesuai
belajar. Kemampuan tersebut adalah perubahan dengan benda yang diukur.
seseorang yang meliputi perubahan pengetahuan, Penguasaan Pengukuran
keterampilan dan sikap. Besaran dan Satuan adalah Pengukuran pada dasarnya merupakan
segala sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara
dinyatakan dengan angka, dan pembanding dalam sistematik. Pengukuran memegang peranan
pengukuran suatu besaran. Besaran dan satuan penting, baik untuk pengembangan ilmu
terdiri atas: a) besaran pokok, b) besaran turunan, c) pengetahuan dan teknologi maupun untuk
pengukuran panjang. penyajian informasi. Senada dengan pendapat di
Pada dasarnya, satuan untuk suatu besaran atas, maka Harun Rasyid (2008:9) mengatakan
dapat ditentukan sembarang. Pada zaman dahulu, bahwa “pengukuran adalah suatu proses pemberian
orang mengukur besaran panjang dengan angka kepada suatu atribut atau karakteristik
menggunakan bagian tubuhnya yang digunakan tertentu yang dimiliki oleh orang,hal atau objek
sebagai acuan, misalnya hasta, jari, dan kaki, atau tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
menggunakan alat yang sering digunakan seperti Sedangkan menurut Arkundato (2008:1.3)
tombak. Menurut Mujadi bahwa (2010:1.3) besaran pengukuran merupakan proses mengukur suatu
pokok adalah besaran yang satuannya telah besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang
ditetapkan terlebih dahulu untuk menetapkan sedang kita ukur dengan besaran lain sejenis yang
satuan besaran-besaran yang lain. Besaran turunan dipakai sebagai acuan.
yang dijabarkan dari besaran pokok kadang-kadang Pengamatan di lapangan menunjukkan
tidak hanya dijabarkan dari satu macam besaran bahwa hasil dari setiap pengukuran dapat
pokok. Mujadi (2010:1.5) mengatakan bahwa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Hasil
besaran Turunan adalah suatu besaran fisis yang pengukuran tidak sama seperti pada literatur.
diturunkan dari besaran pokok. Untuk mengukur Pengukuran dapat menjadi gangguan baik kepada
panjang suatu benda, dapat digunakan berbagai objek ukur maupun kepada alat ukur maka hampir
jenis alat, antara lain: 1) mistar, dan 2) jangka dapat dipastikan tidak ada hasil ukur yang nilainya
sorong. tepat sama dengan nilai sebenarnya dari besaran
Dengan menggunakan mistar, pengukuran yang diukur. Sebuah hasil ukur selalu mengandung
panjang dapat dilakukan dengan ketelitian sampai ketidakpastian.
dengan setengah skala terkecil yang terdapat pada Sutrisno (2007:1.5) mengatakan penting
mistar. Menurut Tri Kuntoro Priyambodo untuk mengetahui apa penyebab dan seberapa besar
(2009:11) bahwa mistar adalah alat untuk ketidakpastian yang terdapat dalam suatu hasil ukur
mengukur panjang yang digunakan untuk nilai orde agar dapat menghindari sebanyak mungkin
10 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1mm, penyebab ketidakpastian dan menekannya sekecil
dengan ketelitian setengah dari skala terkecilnya, mungkin, sesuai dengan yang dibenarkan. Pendidik
yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. yang cenderung membuat soal tes yang terlalu
Senada dengan pendapat di atas Mujadi mudah atau sulit, sehingga hsail pengukuran bisa
menyatakan bahwa (2010:1.21) mistar selain dapat under atau over estimate dari kemampuan yang
digunakan untuk mengukur panjang/lebar suatu sebenarnya. Setiap peserta didik yang dites, tentu
benda juga dapat digunakan untuk menggambar memiliki rasa kecemasan walau besarnya
suatu garis. Untuk mengukur panjang dengan bervariasi. Apabila ada peserta didik yang selalu
ketelitian sampai dengan 0,1 mm atau 0,01 cm, memiliki tingkat kecemasan yang tinggi ketika
digunakan jangka sorong. Jangka sorong bisa dites, hasil pengukurannya cenderung under
mengukur garis tengah bagian luar suatu pipa, garis estimate dari kemampuan yang sebenarnya.
tengah bagian dalam, dan dalamnya suatu lubang. Harun Rasyid (2008:10) mengatakan hasil
Tri Kuntoro Priyambodo (2009:11) mengatakan pengukuran harus memiliki kesalahan sekecil
bahwa jangka sorong digunakan untuk mengukur mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan dengan
pada kawasan nilai ukur 1 cm. kehandalan alat ukur. Alat ukur yang baik memberi
Jangka sorong adalah suatu alat ukur hasil yang konstan bila digunakan berulang-ulang,
panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah.
panjang suatu benda berbedadengan ketelitian Sedangkan Paken Pandiangan (2007:1.6)
hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka menyatakan sebuah pengukuran akan selalu
sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur menghasilkan dan disertai dengan ketidakpastian.
diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah Ketidakpastian ini menyatakn seberapa besar
tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah simpangan hasil ukur dari nilai benar yang
tabung. seharusnya. Apabila sebuah variabel fisi dinyatakan
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dengan � dan ketidakpastian pengukuran dengan
belajar fisika pada materi besaran dan satuan adalah

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 176
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
∆ maka hasil sebuah pengukuran variabel harus masing V dan I diperoleh secara pengukuran
dituliskan dengan cara: langsung dengan alat.
= ( terbaik ± ∆ ) satuan
�terbaik adalah hasil ukur yang terbaca 2. METODOLOGI PENELITIAN
pada alat. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
Menurut Mujadi (2010:1.29) suatu hasil 2 Padangsidimpuan, sedangkan waktu penelitian
pengukuran � seharusnya dinyatakan beserta direncanakan kurang lebih 3 bulan yakni mulai
ketidakpastian, yaitu � = ( ̅ ± ∆ ) satuan dalam Februari sampai dengan Juni 2012.adapun metode
bentuk ralat mutlak atau dapat juga dituliskan yang digunakan adalah metode deskriptif. “Peneliti
deskriptif yang menggunakan model-model analisis
dengan � = ̅ satuan ± % ∆ dalam bentuk ralat
statistik, pada umumnya justru bingung karena
relatif. Dimana ̅ adalah nilai rata-rata besaran fisis kurang atau belum tahu rumus apa yang akan
dari sejumlah pengukuran ulang atau hasil digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau
pengukuran tunggal terbaik yang dapat diperoleh, menganalisis data.
sedangkan ∆ adalah ketidakpastian pengukuran Populasi dalam penelitian ini adalah
yang menggambarkan simpangan hasil pengukuran seluruh siswa Kelas X SMA Negeri 2
dari nilai benar. Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012 yang
Notasi ilmiah adalah cara penulisan nilai terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 232 orang.
hasil pengukuran atau hasil perhitungan. Dalam Penetapan sampel menggunakan teknik random
notasi ilmiah, nilai sebuah besaran ditulis sebagai sampling yaitu diambil sampel secara acak. Hal ini
perkalian antara bilangan penting dan orde. karena populasi penelitian bersifat homogen dan
Bilangan penting adalah bilangan yang bernilai cukup besar. Mengingat jumlah populasi yang
antara 1 dan 10 atau 1 bilangan penting 10, banyak dan sifatnya yang homogen. Pengambilan
dan orde adalah angka sepuluh dengan pangkat sampel dilakukan dengan teknik random sampling
bilangan bulat atau 10 n dengan n adalah bilangan yaitu dengan cara mengundi, maka sampel
bulat. penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah kelas
Sutrisno (2007:1.15) mengatakan angka X-4 SMA Negeri 2 Padangsidimpuan dengan
penting adalah angka-angka yang membentuk jumlah 39 orang. Penulis menggunakan metode
bilangan penting. Sedangkan menurut Paken penelitian deskriptif, karena dapat menggambarkan
Pandiangan (2007:1.19) bahwa angka penting hubungan antara kedua variabel penelitian yaitu
adalah angka yang dilaporkan pada hasil antara pengaruh penguasaan pengukuran terhadap
pengukuran. Berkaitan denan konsep angka hasil belajar fisika siswa pada materi besaran dan
penting, maka ada aturan-aturan yang perlu satuan.
diperhatikan yaitu: Banyaknya angka penting Penyusunan instrumen didasarkan kepada
dihitung dari kiri sanpai angka paling kanan dengan kedua variabel, yaitu penguasaan pengukuran
mengabaikan tanda desimal. Angka penting sebagai variabel bebas (X) dan variabel hasil
mencakup angka yang diketahui dengan pasti belajar fisika siswa pada materi besaran dan satuan
maupun satu angka pertama yang paling sebagai variabel terikat (Y). Penguasaan
meragukan atau tidak pasti. Semua angka yang pengukuran (X) adalah kemampuan dan kecakapan
bukan nol adalah angka penting. Angka nol di siswa dalam mempelajari pengukuran dikelas X
sebelah kiri angka bukan nol pertama paling kiri SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Dengan
tidak termasuk angka penting. Angka nol di antara demikian untuk mendapatkan data tentang
angka bukan nol adalah termasuk angka penting. penguasaan pengukuran disusun instrumen berupa
Angka di ujung kanan dari suatu bilangan namun di tes dengan indikator : 1) Ketidakpastian
kanan tanda koma adalah angka penting. Angka nol pengukuran, 2) Hasil pengukuran, 3) Angka
di ujung kanan seluruh bilangan adalah angka penting, 4) Aturan angka penting dalam
penting, kecuali bila sebelum angka nol terdapat pengukuran. Sedangkan variabel hasil belajar fisika
garis bawah. Untuk menghindari kesalahan siswa pada materi besaran dan satuan adalah
penafsiran sebainya untuk hasil ukur dengan perolehan nilai yang dicapai siswa setelah
jumlah digit banyak/besar sebaiknya dinyatakan mempelajari pokok bahasan besaran dan satuan di
dalam notasi ilmiah �= ̅ ± ∆ ∙10n satuan. Maka kelas X SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Untuk
dapat disimpulkan bahwa angka penting merupakan mengukur hasil belajar fisika siswa pada materi
semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran besaran dan satuan ditetapkan indikator sebagai
yang terdiri atas angka pasti atau signifikan dan berikut: 1) Besaran pokok, 2) Besaran turunan, 3)
angka taksiran. Pengukuran panjang, 4) Mistar, 5) Jangka sorong.
Arkundato (2008:1.45) mengatakan bahwa Untuk mengumpulkan data tentang penguasaan
sering kita menghitung nilai besaran turunan yang pengukuran dipergunakan tes. Tes yang digunakan
diperoleh dari persamaan matematika tertentu yaitu tes pilihan ganda dengan memilih empat
option yaitu a, b, c, dan d. Dan bentuk tes
misalnya hambatan listrik di mana masing- dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
hasil belajar fisika siswa pada materi besaran dan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 177
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
satuan bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan Apabila nilai rata-rata 77,5 dibandingkan
ganda dengan empat option yaitu a, b, c, dan d dengan nilai tengah teoritisnya yaitu 50 maka dapat
sebanyak 20 butir masing-masing variabel. diketahui nilai rata-rata berada diatas nilai tengah
Kemudian untuk memudahkan perhitungan teoritisnya. Dari perhitungan korelasi product
diberikan penskoran, apabila menjawab dengan moment yang dilakukan diperoleh rxy = 0,34,
benar diberi skor 5 sedangkan menjawab salah kemudian nilar r didistribusikan ke rumus t-tes
diberi skor 0. Dengan demikian skor maksimal diperoleh 2,17.
yang mungkin dicapai responden dalam menjawab Jadi, dapat diketahui bahwa thitung lebih
instrumen hasil belajar fisika adalah 100. besar dari pada ttabel (2,17 > 1,70). Berdasarkan
Untuk melakukan analisis terhadap data perbandingan nilai tersebut, maka hipotesis yang
yang telah dikumpulkan, maka ada dua tahap yang ditegakkan dapat diterima atau disetujui. Artinya
dilakukan yaitu: Analisis secara deskriptif guna “Terdapat pengaruh yang signifikan antara
memberikan gambaran umum tentang keadaan penguasaan pengukuran terhadap hasil belajar
kedua variabel penelitian berupa mean, median, fisika siswa pada materi besaran dan satuan kelas X
modus, distribusi frekuensi dan histogram dimana SMA Negeri 2 Padangsidimpuan”. Dengan kata
akan ditetapkan kriteria penelitian untuk lain semakin baik penguasaan pengukuran siswa
mengetahui posisi dari setiap variabel. Analisis maka akan semakin tinggi pula kemampuan
Statistik Inferensial, dipergunakan untuk menguji besaran dan satuan siswa kelas X SMA Negeri 2
kebenaran hipotesis yang ditegakkan dalam Padangsidimpuan.
penelitian ini, apakah hipotesis tersebut dapat
diterima atau ditolak. Adapun rumus yang 4. PEMBAHASAN
dipergunakan untuk menguji hipotesis dimaksud Penguasaan pengukuran merupakan
adalah dengan memakai rumus korelasi “r” Product kemampuan dalam membandingkan nilai besaran
Moment oleh person. yang sedang kita ukur dengan besaran lain yang
sejenis yang dipakai sebagai acuan. Dalam proses
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pengukuran, ada beberapa hal yang termasuk dalam
Data yang dikumpulkan dari lapangan proses pengukuran, misalnya ketidakpastian
tentang kedua variabel yaitu pengaruh penguasaan pengukuran, hasil pengukuran, angka penting,
pengukuran terhadap hasil belajar fisika siswa pada aturan angka penting dalam pengukuran.
materi besaran dan satuan Kelas X SMA Negeri 2 Sedangkan besaran dan satuan adalah segala
Padangsidimpuan dengan menggunakan instrumen sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat
tes. Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh, dinyatakan dengan angka, dan pembanding dalam
diketahui secara umum penguasaan pengukuran pengukuran suatu besaran.
diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,8. Nilai rata-rata Oleh karena itu, dianjurkan kepada guru
yang diperoleh kemungkinan disebabkan karena fisika untuk lebih meningkatkan kemampuannya
sebagian besar siswa memahami tentang contoh- dalam menyampaikan/menjelaskan materi fisika
contoh penguasaan pengukuran yang diberikan pada umumnya dan pada materi pokok besaran dan
guru. Dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi satuan khususnya. Apabila keterampilan guru
90. Sedangkan nilai terendah dan nilai maksimal menjelaskan sudah baik maka hasil belajar besaran
yang mungkin dicapai oleh masing–masing dan satuan juga akan lebih baik. Penjelasan diatas
responden adalah 0 dan 100 dimana nilai tengah dapat disimpulkan, untuk mencapai hasil belajar
teoritisnya adalah 50. Dari hasil perhitungan yang maksimal dan mutu lulusan yang baik harus
diperoleh nilai rata-rata 73,8 sedangkan nilai didasari dari guru untuk meningkatkan
median 75 dan modus 75. Apabila nilai rata-rata kompetensinya. Sebab lembaga pendidikan
73,8 dibandingkan dengan nilai tengah teoritisnya merupakan pusat perubahan inteligensi, sikap dan
yaitu 50 maka dapat diketahui nilai rata-rata berada kepribadian serta kecakapan siswa.
diatas nilai tengah teoritisnya.
Berdasarkan pengumpulan data yang 5. KESIMPULAN
diperoleh, diketahui secara umum besaran dan Kesimpulan
satuan diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,5. Nilai Berdasarkan data yang diperoleh dengan
rata-rata yang diperoleh kemungkinan disebabkan teknik analisis data yang bertujuan untuk melihat
karena sebagian besar siswa memahami tentang pengaruh penguasaan pengukuran terhadap hasil
contoh-contoh besaran dan satuan yang diberikan belajar fisika siswa pada materi besaran dan satuan
guru. Dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi Kelas X SMA Negeri 2 Padangsidimpuan, maka
95. Sedangkan nilai terendah dan nilai maksimal penelitian ini dapat disimpulkan antara lain:
yang mungkin dicapai oleh masing–masing Penguasaan pengukuran siswa Kelas X SMA
responden adalah 0 dan 100 dimana nilai tengah Negeri 2 Padangsidimpuan dikategorikan “Baik”.
teoritisnya adalah 50. Dari hasil perhitungan Sedangkan hasil belajar fisika pada materi besaran
diperoleh nilai rata-rata 77,5 sedangkan nilai dan satuan siswa Kelas X SMA Negeri 2
median 80 dan modus 85. Padangsidimpuan dikategorikan “Baik”.
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh “Terdapat

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 178
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
pengaruh signifikan antara penguasaan pengukuran Supeno. Pengembangan Kurikulum dan
terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Pembelajaran Fisika.
besaran dan satuan Kelas X SMA Negeri 2 Jakarta:Universitas Terbuka. 2008.
Padangsidimpuan”. Dengan kata lain semakin baik Sri,Anitah dan Yetti Supriyati. Strategi
penguasaan pengukuran siswa maka akan semakin Pembelajaran Fisika. Jakarta:
tinggi pula kemampuan besaran dan satuan siswa Universitas Terbuka. 2008.
Kelas X SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
Saran–saran Bandung: Alfabeta, 2008.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa Prof.Dr.Suharsimi Arikunto,Manajemen Penelitian
Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil Belajar , Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan Satuan
Kelas X SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Dalam
hal ini, ada beberapa saran yang dapat peneliti
ajukan.
Pertama, kepada Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Padangsidimpuan selaku pembina dalam
organisasi sekolah hendaknya memperhatikan
perkembangan pendidikan kedepan untuk
diterapkan di sekolahnya. Kedua, kepada Guru
hendaknya lebih meningkatkan cara mengajar
dalam mengajar fisika, salah satunya dengan
menggunakan Metode yang bervariasi,
menggunakan sarana dan prasaran yang telah
disediakan di sekolah. Ketiga, kepada siswa SMA
Negeri 2 Padangsidimpuan diharapkan lebih aktif
dan lebih giat dalam belajar fisika untuk
meningkatkan hasil belajar. Dan yang terakhir
kepada peneliti supaya memanfaatkan jurnal ini
sebagai sumber atau referensi dalam melakukan
penelitian lanjutan.

6. REFERENSI
Kardiawarman,dkk. Fisika Dasar 1.
Jakarta:Universitas Terbuka.2008.
Priyambodo,Trikuntoro dan Bambang Murdaka
Eka Jati. Fisika Dasar. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta. 2009.
Vyjanthimala,Balakrishna,dkk. Eksplorasi Sains
Jilid1. Jakarta: Aqua Press. 2009.
Mujadi,dkk. Fisika Dasar 1. Jakarta: Universitas
Terbuka.2010.
Arkundato,Artoto,dkk. Alat Ukur dan Metode
Pengukuran. Jakarta: Universitas
Terbuka.2007.
Sutrisno. Praktikum Fisika 1. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2007.
Pandiangan,Paken dkk. Praktikum Fisika 2.
Jakarta: Universitas Terbuka.2007.
Rasyid,harun dkk. Penilaian Hasil Belajar.
Bandung:CV Wacana Prima. 2008.
Hamalik,Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.2004.
Yamin,Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa.
Jakarta: GP Press.2007
Budiningsih,C.Asri. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
B. Uno,Hamzah. Teori Motivasi & Pengukurannya.
Gorontalo: Bumi Aksara. 2006.
Yamin,Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada
Press. 2003.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 179

Anda mungkin juga menyukai