Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS PENERAPAN ALAT PERAGA AKTUAL TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI PENGUKURAN

Irwansyah ST, M.Pd.I,


Universitas Pramita Indonesia/Fakultas Sains dan Teknologi/Teknik Mesin

Abstrak

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan alat peraga Aktual
terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi pengukuran. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian quasi eksperimen design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 10 SMK Sumpah Pemuda Tangerang. Sampel dan eksperimen yang digunakan adalah
seluruh siswa kelas 10 SMK. Data dalam penelitian ini diambil dengan memberikan pretest
dan posttest kepada siswa kelas 10 SMK. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes
dan observasi. Hasil analisis di peroleh dari nilai rata-rata prettes kelas sebelum menerapkan
alat peraga 67,75. Hasil posttest menunjukkan rata-rata kelas setelah menerapkan alat peraga
78,75. Data posttest siswa kelas dianalisis menggunakan uji t sehingga diperoleh t_hitung
sebesar 4,191 dan t_tabel 1,686. Didapatkan t_hitung lebih besar dari t_tabel pada taraf
signifikan 5% maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat efektivitas penerapan alat peraga aktual terhadap hasil belajar fisika siswa pada
materi pengukuran kelas 10 SMK.

Kata Kunci: Efektifitas, Alat Peraga Aktual, Fisika.

Abstract

Abstract: This study aims to determine the effectiveness of the application of Actual teaching aids on
students' learning outcomes of Physics on measurement material. The type of research used is a
quasi-experimental design research. The population in this study were all 10th grade students of
SMK Pledge Youth Tangerang. The samples and experiments used were all 10th grade students of
SMK. The data in this study were taken by giving pretest and posttest to 10th grade students of SMK.
Data collection techniques using tests and observations. The results of the analysis were obtained
from the average value of the class pretest before applying the teaching aids 67.75. The results of
the posttest showed that the average class after applying the teaching aids was 78.75. The posttest
data of class students were analyzed using t-test so that t_count was 4.191 and t_table was 1.686. If
t_count is greater than t_table at a significant level of 5%, the hypothesis is accepted. Based on the
results of the study, it can be concluded that there is an effectiveness in the application of actual
teaching aids to students' physics learning outcomes in class 10 SMK measurement materials.

Keywords: Effectiveness, Actual Teaching Aids, Physics.

tergolong sebagai ilmu yang tidak dapat


I. PENDAHULUAN dipahami.
Jika matematika murni mencakup
Ketika mempelajari ilmu fisika, bilangan dan perhitungan, maka fisika
beberapa orang sangat menyukainya karena mencakup kombinasi teori dan ilmu hitung.
mereka adalah penggemar ilmu itu. Namun Fisika sudah menjadi mata pelajaran yang
ada beberapa orang yang pasti akan sudah saya kenal sejak kelas tujuh (VII)
merasakan sebaliknya karena tidak SMA. Jika Anda masuk jurusan IPA di
menyukai fisika. Fisika sendiri memiliki SMA, fisika akan menjadi teman anda
sebelas, dua belas dan matematika, yang

46
karena pelajaran ini akan lebih sering ketidakpastian saat membandingkan, yang
muncul dalam jadwal pelajaran. disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk
Mahasiswa di perguruan tinggi juga ketidakpastian alat ukur dan ketidakpastian
akan mendapatkan mata kuliah fisika, jika pengamat.
memilih program studi tertentu. Jadi, teliti Pengukuran adalah penentuan entitas,
kembali jenis mata kuliah yang akan ukuran atau kapasitas, umumnya terkait
didapat pada program studi tersebut. Jika dengan standar atau unit pengukuran.
selama ini menghindari fisika, maka hindari Selanjutnya, pengukuran juga dapat
juga program studi yang mengandung mata diartikan sebagai penomoran atribut atau
kuliah tersebut. karakteristik tertentu dari
Fisika adalah studi tentang fenomena orang, benda atau benda menurut aturan
alam melalui pengamatan, eksperimen dan atau kata-kata yang jelas atau disepakati.
analisis. Sebagai salah satu cabang ilmu Pengukuran dapat menggunakan alat ukur
pengetahuan, fisika adalah ilmu yang standar dan hasil pengukurannya muncul
mempelajari materi dan energi serta dalam bentuk sistem kuantitatif atau
interaksi antara keduanya. Hakikat fisika numerik. Anda dapat mengukur apa pun
adalah fisika sebagai produk (pengetahuan yang dapat dibayangkan, tetapi dengan
tentang tubuh), sikap (cara berpikir) dan berbagai tingkat kerumitan.
proses (cara penyelidikan). Pengukuran yaitu untuk menentukan
Fisika merupakan hasil, hasil yang besaran, ukuran, atau kapasitas, dan
dimaksud fisika adalah sistem pengetahuan umumnya digunakan dalam standar atau
yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, ukuran atau satuan ukuran. Pengertian
hukum, rumus, teori, dan model. Fisika pengukuran juga dapat diartikan sebagai
sebagai suatu proses Studi tentang pemberian suatu angka kepada suatu benda
fenomena alam melibatkan materi, energi atau sesuatu untuk memperoleh suatu
dan interaksinya, dan berbagai produk istilah atau rumusan yang jelas dan
dihasilkan melalui serangkaian proses. disepakati.
Proses tersebut melingkupi tindakan Menurut Nunnally dan Bernstein
observasi, perumusan masalah, perumusan (1994), Pengukuran dapat didefinisikan
hipotesis melalui eksperimen, analisis data sebagai proses menetapkan atribut standar
dan penarikan kesimpulan. ke angka atau label atau menggunakan
Fisika sebagai sikap Setiap langkah aturan yang disepakati untuk mewakili
proses memerlukan sikap ilmiah yang baik, atribut pengukuran.
antara lain rasa ingin tahu, percaya diri, Sedangkan menurut Endang Purwanti
kreativitas, ketelitian, objektivitas, (2008): Pengukuran adalah kegiatan atau
kejujuran, keterbukaan, kemauan bekerja usaha pemberian angka untuk gejala atau
sama, dan kesediaan mendengarkan kejadian atau objek sehingga hasil
pendapat orang lain. pengukuran tampak dalam bentuk angka.
Merumuskan standar kompetensi fisika Dalam mengukur besaran dalam fisika,
di sekolah sebagai landasan pembelajaran ada beberapa jenis pengukuran, yaitu:
untuk mengembangkan keterampilan yang 1. Berdasarkan metode pengukuran
tercantum di atas. Standar ini memiliki Berdasarkan metode pengukuran, jenis
deskripsi rinci tentang kemampuan dasar, pengukuran dibagi menjadi 2, yaitu:
indikator, dan topik untuk setiap aspek.
Pengukuran merupakan ilmu penting A. Pengukuran Langsung
dalam dunia fisika dan kehidupan,
meskipun kita tidak berbicara tentang dunia Pengukuran langsung adalah metode
pengukuran, tetapi juga sangat penting pengukuran yang menggunakan alat ukur
untuk kita pelajari. langsung dimana hasil pengukuran dibaca
Dalam fisika yang didasarkan pada langsung dari alat ukur. Misalnya, jika kita
pengukuran, ia mendefinisikannya sebagai mengukur panjang buku dengan
metode untuk membandingkan objek yang penggaris, berarti kita
akan diukur dengan alat ukur standar.
Jika tidak ada pengukuran yang
memiliki nilai tertentu karena pasti ada nilai

47
mengukur secara langsung karena hasil
pengukuran panjang buku dibaca langsung Saat mengukur, kita dapat menggunakan
dari skala penggaris. berbagai alat ukur untuk mengukur
besaran fisis.
B. Pengukuran tidak langsung Pilihan alat pengukur tergantung pada
apa yang diukur dan untuk tujuan apa alat
Pengukuran tidak langsung adalah itu diukur.Ini adalah parameter berbeda
pengukuran satu besaran dengan mengukur yang diukur oleh alat pengukur yang
besaran lain. Dalam pengukuran tidak berbeda.
langsung digunakan berbagai jenis alat 1.Alat untuk mengukur panjang (m)
ukur, dan hasil pengukuran merupakan Beberapa alat ukur yang dapat
hasil operasi (dapat dibagi/dikalikan) atas digunakan untuk pengukuran
hasil pengukuran alat ukur tersebut. ini,diantaranya:
Misalnya, untuk mengukur kecepatan gerak Mikromete sekrup penggaris atau
suatu benda, kita perlu mengukur panjang penggaris angka sorong
dan waktu (v = s/t). Alat ukur yang
digunakan oleh karena itu alat ukur panjang 2. Alat untuk mengukur arus listrik (A)
seperti penggaris/pisau putar dan alat Kita dapat melihat pergerakannya dari
pengatur waktu seperti AND hasil Kami belum melihat arus listrik, kami
pengukuran adalah hasil pengukuran hanya bisa mengukurnya.
penggaris/pisau putar dibagi hasil Sebenarnya kita tidak bisa
pengukuran stopwatch. menghitungnya satu per satu, tapi hanya
mengukurnya secara berkelompok.
2. Berdasarkan jumlah pengukuran Amperemeter berfungsi sebagai alat
pengukurnya
A. Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran 3.Voltage Meter (V)
yang hanya dilakukan satu kali.
Pengukuran individual dilakukan jika: Pengukuran ini menggunakan meteran
-Besaran yang diukur tidak berubah, yang disebut voltmeter
sehingga hasil pengukuran dianggap cukup
akurat hanya dengan satu kali pengukuran 4. Hambatan Listrik (Ohm)
-Kemungkinan hanya dilakukan satu kali Pengukuran ini menggunakan meteran
pengukuran. yang disebut ohmmeter.

5. Berat alat ukur (kg)


B. Pengukuran Ulang Banyak alat ukur berat juga digunakan
untuk pengukuran ini, antara lain:
Pengukuran berulang adalah pengukuran Neraca/iimbangan pegas
yang dilakukan berkali-kali. Pengukuran Neraca/imbangan digital
tunggal dilakukan karena: Neraca/imbangan tiga lengan
Neraca/timbangan Ohaus

-Pengukuran tunggal memberikan hasil


yang kurang tepat Macam-Macam Skala Pengukuran
-Hasil pengukuran tunggal lebih
mendekati nilai sebenarnya Karena ada banyak jenis alat pengukuran,
-Ketidakpastian pengukuran berulang kita harus mengetahui dalam membaca
lebih rendah daripada ketidakpastian skala yang ada dalam masing- masing alat
pengukuran tunggal. Untuk mempelajari ukur tersebut.
lebih lanjut tentang ketidakpastian
pengukuran. Berikut adalah beberapa skala dari alat
pengukuran:
Jenis Alat Ukur

48
1. Skala Garis Datar ukur. Kita hanya perlu memperhatikan
satuan dari alat pengukuran kita.

Pada dasarnya skala garis ini sama dalam


pembacaannya. Pembacaan dimulai dari Alat peraga bagian bagian dari
bedayang paling mendekati skala media pembelajaran istilah media perlu
utama kemudian skala sekundernya kita dipahami lebih dahulu sebelum dibahas
perhatikan. mengenai alat peraga lebih lanjut. Media
Jika skala sekunder berhimpit dengan skala pembelajaran diartikan semua benda
utama maka itulah nilai yang tertera sebagai alat bantu pada proses belajar baik
atau mendekati sebenarnya dari benda yang di dalam maupun diluar kelas yang
diukur. menjadi perantara terjadinya proses
belajar, dapat berwujud perangkat lunak
atau maupun perangkat keras.
2. Skala Melengkung Berdasarkan kegunaannya media
Skala melengung biasanya dipakai dalam pembelajaran dapat berbentuk alat peraga
pengukuran berupa tegangan, arus, dan dan sarana pembelajaran.
hambatan dalam multimeter.
Menurut Wijaya & Rusyan (1994 ),
yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan
adalah media pendidikan berperan sebagai
perangsang belajar & dapat menumbuhkan
motivasi belajar sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan –
tujuan belajar.
Lalu menurut Sudjana (2009),
Pengertian Alat Bantu Pendidikan adalah
Pada model skala ini kita akan suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan
memerlukan sedikit ketelitian di mana nilai telinga, yang dirancang untuk membantu
yang disebutkan tidak harus segera diambil guru agar proses pengajaran menjadi lebih
karena kita harus terlebih dahulu mengolahnya efektif dan efisien.
ke nilai yang sesuai.Untuk menentukan nilai
sebenarnya, kita perhatikan angka yang Dan menurut Faizal (2010) , Alat
muncul pada jarum, kemudian kita bagi bantu pendidikan seperti peralatan audio
dengan skala maksimum, dan kemudian visual digunakan untuk membantu proses
kalikan dengan nilai skala pada sakelar pembelajaran menjadi lebih menarik dan
multimeter. merangsang minat siswa dalam
mengeksplorasi materi.
3. Skala Digital
Dari paparan di atas jelaslah bahwa
Skala digital adalah skala yang pengertian alat peraga pendidikan adalah
banyak sekali dikembangkan dan mulai merupakan segala sesuatu yang dapat
mendominasi banyak alat pengukuran yang digunakan untuk dapat merangsang
ada saat ini. Skala ini sangat mudah dalam pikiran, kejiwaan, perhatian, ketrampilan
pembacaannya. dan keinginan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada
Nilai yang tertera dalam skala tersebut siswa.
adalah nilai langsung dari apa yang kita

49
Dengan menggunakan alat peraga, hal-hal terhadap perlakuan lain dalam kondisi
yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk yang terkendali.
nyata yang dapat dilihat, dipegang, dicoba Metode penelitian destriptif
sehimgga dapat dengan mudah dipahami kuantitatif dengan pendekatan Pre-
oleh siswa. Fungsi utama alat peraga itu Experimental. Konsep Penelitian yang
sendiri adalah untuk memperjelas digunakan adalah one group pretest-
keabstrakan konsep yang diberikan oleh posttest design dengan pola:
guru agar siswa mampu menangkap arti dari
konsep abstrak tersebut, hal ini akan lebih O1 X O2
mudah menggunakan alat peraga.
Keterangan:
Sebagai contoh pada siswa SMK Teknik O1 adalah uji awal (pretest) untuk
Pemesinan menggunakan alat peraga mengetahui penguasaan siswa terhadap
hidrolis yang dapat digunakan sebagai materi pelajaran sebelum pembelajaran
media dan alat belajar praktek untuk berlangsung.
memahami cara kerja pneumatik yang X adalah pembelajaran dengan
banyak digunakan pada berbagai macam menggunakan alat peraga aktual
peralatan di industri. O2 adalah uji akhir (posttest) untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran setelah pembelajaran
Tujuan penggunaan alat peraga dalam berlangsung.
pembelajaran Populasi dan sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas X SMK
Berikut adalah beberapa kegunaan alat Sumpah Pemuda Tangerang.
peraga di atas, sebagai berikut: Alat pengumpulan data pada penelitian
ini yang dilakukan ini adalah berupa tes
1. Tujuan penggunaan alat peraga dalam awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).
pendidikan adalah untuk mengefektifkan Menganalisis nilai tes yang diperoleh dari
proses pendidikan dengan meningkatkan data nilai tes tertulis siswa. Dalam skor ,
semangat belajar siswa. setiap pertanyaan diajukan pada
2.Alat peraga lebih cocok untuk orang,
memungkinkan siswa untuk memiliki
berbagai kemungkinan dalam belajar, dan
membuat belajar semua orang sangat
menyenangkan. tahap penyelesaian. Untuk skor siswa
3.Kelebihan dari alat peraga adalah , ikuti langkah-langkah yang diambil siswa
membuat pembelajaran lebih cepat dan lebih pada dengan mengacu pada instruksi
cocok untuk di luar dan di luar kelas, alat penilaian. Nilai siswa ditampilkan dalam
peraga dapat membuat pengajaran lebih format tabel .
sistematis dan teratur. Menurut Sugiyono (2003: 22),
tampilan tabel data penelitian pada
adalah tampilan yang banyak digunakan
karena lebih efisien dan efisien dan cukup
komutatif. sejumlah data yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lain
II. METODE PENELITIAN sehingga lebih mudah dipahami.

Menurut Hadi (1985), penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN


dilakukan untuk mengetahui hasil
perlakuan yang sengaja diberikan oleh Berdasarkan data yang peroleh dari
peneliti. nilai rata-rata prettes kelas sebelum
Menurut Sugiono (2011:72), menerapkan alat peraga 67,75. Hasil
metodologi penelitian digunakan untuk posttest menunjukkan rata-rata kelas
mencari pengaruh perlakuan tertentu setelah menerapkan alat peraga 78,75.
Hasil belajar siswa meningkat setelah

50
menggunakan alat peraga aktual secara empirik. Setelah uji prasyarat dan
ditunjukkan pada gambar 1 dibawah ini. asumsi telah terpenuhi, maka selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan uji t.
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar
fisika sebelum dan setelah menggunakan
alat peraga
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika
sebelum dan setelah menggunakan alat
peraga

Gambar 1. Nilai rata-rata sebelum dan sesudah


menggunakan alat peraga

Secara jelas distribusi frekuensi hasil


belajar siswa sebelum menggunakan media
alat peraga dan sesudah menggunakan
media alat peraga disajikan dalam bentuk
gambar 1 dan 2 berikut.

Gambar 4. Analisis uji t

Dari data analisis diatas


menggunakan uji t sehingga diperoleh
t_hitung sebesar 4,191 dan t_tabel 1,686.
Didapatkan t_hitung lebih besar dari
t_tabel pada taraf signifikan 5% maka
hipotesis diterima. Berdasarkan hasil
Gambar 1. Diagram hasil uji sebelum penelitian bahwa ada perbedaan hasil
menggunakan alat peraga sebelum dan sesudah menggunakan alat
peraga.

IV. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata


nilai pretes (uji awal) sebesar 67,75. dan
rata-rata nilai postes(uji Akhir) siswa pada
mata pelajaran fisika pada materi
pengukuran sebesar 78,75. Hasil uji t
menunjukkan nilai t hitung < t tabel 4,191
Gambar 3. Diagram hasil uji sebelum
>1,686) untuk mata pelajaran kimia dan
menggunakan alat peraga nilai thitung < ttabel (-41,327 ) untuk mata
pelajaran fisika. Artinya penerapan alat
Pengujian Hipotesis peraga efektif meningkatkan hasil belajar
fisika siswa kelas X SMK Sumpah Pemuda
Hipotesis merupakan jawaban Tangerang.
sementara atas permasalahan yang
Saran dari peneliti adalah media/alat
dirumuskan, oleh sebab itu jawaban
sementara itu harus diuji kebenarannya peraga yang perlu dioptimalkan
penggunaannya dan diperbanyak alatnya

51
guna mencapai hasil belajar yang Tesis tidak diterbitkan. Malang:
memuaskan serta menyenangkan dalam PPsUM).
kegiatan pembelajaran fisika bagi siswa.
Naharani, Meyrika. 2017. Pengembangan Alat
Peraga Pada Materi Usaha Dan
DAFTAR PUSTAKA Energi Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Melalui
Model Iquiry Discovery Learning
Aina, J.K. & Akintunde, Z.T. (2013). (IDL) Terbimbing. Jurnal Berkala
Analysis of gender performance in Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 (3).
physics colleges of education,
Nigeria. Journal of Education and Tang D. K. H., & Intai, R. (2017).
Practice, 4(6). ISSN 2222-288X. Effectiveness of audio-visual aids in
teaching lower secondary science in
Aina, J.K. (2013). Instructional Materials a rural secondary school. Asia
and Improvisation in Physics Class: Pacific Journal of Educators and
Implications for Teaching and Education, 32, 91–106.
Learning. IOSR journal of research https://doi.org/10.21315/apjee2017.
& method in education (IOSR- 32.7
JRME).

Arifuddin, A., Maufur, S., & Farida.


(2018). Pengaruh penerapan alat
peraga puzzle dengan menggunakan
metode demonstrasi terhadap
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y., Implementasi
motivasi belajar siswa pada Pendekatan Sains-Teknologi-
pembelajaran matematika di SD/MI. Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(1), Kimia di SMU N Banjarmasin., Jurnal
10-17. Pendidikan dan Kebudayaan.,Vol.9,
https://doi.org/10.23887/jisd.v2i1.1 No.40, 2003, 95-109.
3721
Arsyad,A.(2013).Mediapembelajar n. Jakarta, Wiarto, Giri. 2016. Media Pembelajaran
Indonesia: Raja Grafindo Persada. Dalam Pendidikan
Jasmani.Yogyakarta: Laksitas.

Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D.,


Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R. 2003.
Pembelajaran berbasis proyek untuk
Educational Research, An mengembangkan alat peraga IPA dengan
Introduction (7th edition). memanfaatkan bahan bekas pakai, Jurnal
Boston: Pearson Education, Inc. Pendidikan IPA Indonesia, Vol.1, No.1,
2012.
Hutauruk,Pindo & Rinci Simbolon. 2018.
Meningkatkan hasil belajar siswa
dengan alat peraga pada mata
pelajaran IPA kelas IV SDN 14
Simnolon Purba. SEJ (school
Education Journal) Vol. 8(2).

Lari, A.S. 2016. Pengembangan Alat Peraga


Energi Terbarukan. Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-
Journal) SNF2016 VOLUME V.

Malikha, D. R. (2013). Pengaruh Strategi


Problem Based Learning
Berbantuan Multimedia dan
Kemampuan Akademik terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar IPA Peserta didik
Jurusan Mesin SMKN 1 Jenangan
Ponorogo (Doctoral dissertation,

52

Anda mungkin juga menyukai