Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM V

FISIKA DASAR

PENGUKURAN LAPANGAN

disusun oleh

nama : Saly Marselina Golopito

NIM : 2110111050009 Tanggal : -10-2021

jurusan/prodi : Farmasi

kelompok : I (satu) ACC

Theresya.Maharani

ASDOS

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2021
I. TUJUAN

Mahasiswa melakukan pengukuran panjang keliling dan luas lapangan olahraga.

II. ALAT DAN BAHAN

• Meteran rol
• Lapangan Olahraga
• Penggaris
• Tali
• Buku
• Bolpoin

III. DASAR TEORI

Besaran adalah keadaan dan sifat-sifat benda yang dapat diukur. Besaran fisika
dibedakan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang paling sederhana yang tidak dapat dinyatakan dengan besaran lain yang lebih
sederhana. Dalam fisika dikenal tujuh macam besaran pokok yaitu panjang, massa, waktu,
arus listrik, suhu, jumlah zat dan intensitas cahaya. Untuk memudahkan pernyataan suatu
besaran dengan besaran pokok, dinyatakan suatu simbol yang disebut dimensi. Untuk besaran
pokok mekanika (panjang, massa, dan waktu) berturut-turut mempunyai dimensi [L], [M],
dan [T]. Besaran pokok ini hanya memiliki besar dan tidak memiliki arah. Tabel 1
menunjukkan satuan, simbol dan dimensi dari besaran pokok. Besaran turunan adalah
besaran yang dapat atau bisa diturunkan dari besaran pokok. Besaran turunan ini memiliki
besar dan arah (Adrianto, 2009).
Penguasaan pengukuran merupakan kemampuan dalam membandingkan nilai besaran
yang sedang kita ukur dengan besaran lain yang sejenis yang dipakai sebagai acuan. Dalam
proses pengukuran, ada beberapa hal yang termasuk dalam proses pengukuran, misalnya
ketidakpastian pengukuran, hasil pengukuran, angka penting, aturan angka penting dalam
pengukuran. Sedangkan besaran dan satuan adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai dan
dapat dinyatakan dengan angka, dan pembanding dalam pengukuran suatu besaran.
(Nasution, 2019).
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara
sistematik. Pengukuran memegang peranan penting, baik untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maupun untuk penyajian informasi. Pengukuran adalah suatu
proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
orang,hal atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Pengukuran
merupakan proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang sedang
kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan. (Nasution, 2019).
Besaran fisika adalah sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur. Panjang, massa,
lama waktu pertandingan bola, suhu udara, kekerasan benda, kecepatan mobil, terang cahaya,
energi yang tersimpan dalam bensin, arus listrik yang mengalir dalam kabel, tegangan listrik
PLN, daya listrik lampu ruangan, dan massa jenis air adalah contoh sifat-sifat benda yang
dapat dikur. Maka semuanya merupakan besaran fisika (Abdullah, 2016).
Satuan sangat penting dalam fisika. Hasil pengukuran tanpa satuan hanya
membingungkan orang. Hasil pengukuran yang disertai satuan akan ditafsirkan sama oleh
siapa pun dan di mana pun. Jika kalian melakukan pengukuran besaran fisika, kalian wajib
menyertakan satuan yang sesuai. Ketika kaidah ilmiah belum dibangun, masyarakat
sebenarnya telah melakukan pengukuran. Namun satuan pengukuran yang mereka gunakan
umumnya tidak baku. Mereka menggunakan satuan jengkal, hasta, depa, yang bisa berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya (Abdullah, 2016).
Pengukuran merupakan kegiatan menentukan nilai kuantitas tertentu, Definisi
pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Selain itu, pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian
angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau
objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati (Faradiba, 2020).
Metode Pengukuran, Teknik yang di gunakan dalam pengukuran sesuai dengan prinsip
yang diberikan. Metode pengukuran dapat dikualifikasikan lebih lanjut dengan beberapa cara
di antaranya : metode substitusi, metode diferensial, dan metode Null. Pengukuran langsung
yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran standar yang diterima
sebagai satuan. Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran untuk mengukur suatu besaran
dengan cara mengukur besaran lain. Sebagai contoh pengukuran yaitu ketika membeli beras
dan penjual mengukur massa dari beras, yang artinya penjual membandingkan nilai besaran
massa dengan satuan massa yang sudah ditentukan. Seperti satuan Massa kilogram (kg), gram
(g) dan satuan massa lainnya. Prosedur Pengukuran, langkah yang digunakan dalam
pengukuran sesuai dengan metode yang diberikan. Hasil Pengukuran, Nilai yang diperoleh
setelah melakukan pengukuran (Faradiba, 2020).
Kesalahan pengukuran, Kesalahan muncul karena ketidaktepatan dalam pengukuran,
Kesalahan juga mungkin disebabkan kondisi lingkungan, dan proses pengukuran. Kesalahan
Palsu, Kesalahan palsu adalah karena kesalahan oleh pengamat, gangguan fungsi instrumen
dan ini membatalkan pengamatan. Pengamatan dengan kesalahan tersebut tidak untuk
dimasukkan dalam analisis statistik. Kesalahan Relatif, Kesalahan pengukuran dibagi dengan
nilai sebenarnya dari pengukuran. Karena nilai sebenarnya dari pengukuran tidak dapat
ditentukan. Kesalahan Acak, Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan
yang tidak terkendali, penilaian pribadi dari pengamat, dan ketidakstabilan yang melekat dari
alat ukur atau penyebab lain yang bersifat acak. Misalnya Jika Anda mengambil beberapa
pengukuran, nilai-nilai mengelompok di sekitar nilai sebenarnya (Faradiba, 2020).
Nilai pengukuran akan berguna jika dilakukan dalam satuan baku. Satuan baku adalah
satuan yang diterima secara umum dan terdefinisi dengan pasti nilainya. Contoh satuan baku
untuk pengukuran panjang adalah meter, sentimeter, millimeter, kilometer, kaki, inci, mil,
dan sebagainya. Semua orang di dunia memiliki penafsiran yang sama tentang panjang satu
meter, satu millimeter, satu inci, satu kaki, dan sebagainya. Apabila dilaporkan panjang
benda adalah 1,4 meter maka semua orang akan memiliki kesimpulan yang sama (Abdullah,
2016).
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur yang
digunakan disebut dengan pengukuran langsung dan bila dalam proses pengukuran tidak bisa
digunakan satu alat ukur saja dan tidak bisa dibaca langsung dari hasil pengukurannya, maka
pengukuran yang deikian ini disebut pengukuran tak langsung. Kadang-kadang untuk
mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga buah alat ukur standar, alat ukur
pembanding dan alat ukur pembantu (Faradiba, 2020).
Pengukuran luas merupakan pengukuran yang sering dilakukan didalam pekerjaan
sebelum perencanaan desain dilakukan, karena perhitungan dan informasi luas merupakan
salah satu informasi yang dibutuhkan untuk mendesain perencanaan dari hasil pengukuran
dilapangan. Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai kepentingan, baik dalam
bidang konstruksi maupun dalam bidang hukum pertanahan, perubahan status hukum tanah,
pajak bumi dan lain sebagainya. Pengukuran wilayah yang tidak luas, bisa dilakukan
menggunakan patok dan meteran. Sedangkan pengukuran wilayah dalam skala luas
dibutuhkan peralatan yang dapat menjangkau jarak tersebut (Tribhuwana, 2018).
Menurut (Nasution, 2019) angka penting adalah angka yang dilaporkan pada hasil
pengukuran. Berkaitan denan konsep angka penting, maka ada aturan-aturan yang perlu
diperhatikan yaitu: Banyaknya angka penting dihitung dari kiri sanpai angka paling kanan
dengan mengabaikan tanda desimal. Angka penting mencakup angka yang diketahui dengan
pasti maupun satu angka pertama yang paling meragukan atau tidak pasti. Semua angka yang
bukan nol adalah angka penting. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol pertama paling
kiri tidak termasuk angka penting. Angka nol di antara angka bukan nol adalah termasuk
angka penting. Angka di ujung kanan dari suatu bilangan namun di kanan tanda koma adalah
angka penting. Angka nol di ujung kanan seluruh bilangan adalah angka penting, kecuali bila
sebelum angka nol terdapat garis bawah. Untuk menghindari kesalahan penafsiran sebainya
untuk hasil ukur dengan jumlah digit banyak/besar sebaiknya dinyatakan dalam notasi ilmiah
= 𝑥̅± ∆𝑥. 10𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛. Maka dapat disimpulkan bahwa angka penting merupakan semua
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri atas angka pasti atau signifikan dan
angka taksiran.
Notasi ilmiah adalah cara penulisan nilai hasil pengukuran atau hasil perhitungan.
Dalam notasi ilmiah, nilai sebuah besaran ditulis sebagai perkalian antara bilangan penting
dan orde (Nasution, 2019).
Fisika Dasar merupakan mata kuliah yang terintegritasi dengan kegiatan praktikum.
Dalam kegiatan praktikum selalu bergelut dengan alat-alat praktikum yang berbeda-beda.
Untuk setiap alat ukur memiliki cara pengoperasian yang berbeda pula. Dalam praktikum
Fisika Dasar terdapat beberapa unit percobaaan yang setiap unit menggunakan alat ukur
yang berbeda-beda. Dalam kegiatan praktikum, setiap praktikan harus mampu
mengoperasikan semua alat ukur yang digunakan untuk mempermudah dalam pengambilan
data praktikum. Kemampuan mengoperasikan alat-alat ukur dilihat dari cara menggunakan
alat ukur tersebut mulai dari penetapan NST (Nilai Skala Terkecil) setiap alat ukur sampai
pada pembacaan skala pada saat pengukuran. Kemampuan menggunakan alat ukur dapat
dilihat juga dari data hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum apakah akurat
atau tidak ( Riskawati, 2018).
Pada dasarnya, satuan untuk suatu besaran dapat ditentukan sembarang. Pada zaman
dahulu, orang mengukur besaran panjang dengan menggunakan bagian tubuhnya yang
digunakan sebagai acuan, misalnya hasta, jari, dan kaki, atau menggunakan alat yang sering
digunakan seperti tombak. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu untuk menetapkan satuan besaran-besaran yang lain. Besaran turunan yang
dijabarkan dari besaran pokok kadang-kadang tidak hanya dijabarkan dari satu macam
besaran pokok. Besaran Turunan adalah suatu besaran fisis yang diturunkan dari besaran
pokok. Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat digunakan berbagai jenis alat, antara
lain: 1) mistar, dan 2) jangka sorong. Dengan menggunakan mistar, pengukuran panjang
dapat dilakukan dengan ketelitian sampai dengan setengah skala terkecil yang terdapat pada
mistar. Mistar adalah alat untuk mengukur panjang yang digunakan untuk nilai orde 10 cm.
Skala terkecil dari mistar adalah 1mm, dengan ketelitian setengah dari skala terkecilnya,
yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. (Riskawati, 2018).
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur Percobaan :

1. Lapangan basket di FMIPA Unsrat disiapkan sebagai objek pengukuran.


2. Roll meter yang terkalibrasi dan tali raffia disiapkan sebagai alat mengukur.
3. Di tiap bagian sudut lapangan basket diberi tanda A, B, C dan D.
4. Panjang, lebar dan keliling lapangan basket diukur sebanyak 3 kali dengan rollmeter dan
tali raffia.
a) Metode Pertama Menggunakan Roll Meter
• Panjang lapangan basket diukur dengan cara menarik roll meter dari titik A ke titik
B atau dari titik D ke titik C. Roll meter dengan nilai awal nol diletakkan di titik A
lalu ditarik sampai ke titik B. Hasil pengukuran dicatat pada tabel.
• Lebar lapangan basket diukur dengan cara menarik roll meter dari titik B ke titik C
atau dari titik A ke titik D. Roll meter dengan nilai awal nol diletakkan di titik B
lalu ditarik sampai ke titik C. Hasil pengukuran dicatat pada tabel.
• Keliling lapangan diukur dengan cara menarik roll meter dari titik A ke titik B lalu
ke titik C dan terakhir ke titik D. Hasil pengukuran dicatat pada tabel.
b) Metode Kedua Menggunakan Tali Raffia
• Panjang lapangan basket diukur dengan cara menarik roll meter dan tali raffia
secara bersamaan dari titik A ke titik B atau dari titik D ke titik C. Roll meter
dengan nilai awal nol diletakkan berdampingan dengan ujung tali raffia yang
diletakkan di titik A, lalu ditarik bersamaan ke titik B. Hasil pengukuran tali raffia
dilihat pada roll meter dan hasil dicatat di tabel.
• Lebar lapangan basket diukur dengan cara menarik roll meter dan tali raffia secara
bersamaan dari titik B ke titik C atau dari titik A ke titik D. Roll meter dengan nilai
awal nol diletakkan berdampingan dengan ujung tali raffia yang diletakkan di titik
B, lalu ditarik bersamaan ke titik C. hasil pengukuran tali raffia dilihat pada roll
meter dan hasil dicatat di tabel.
• Keliling lapangan diukur dengan cara menarik tali raffia dari titik A ke titik B lalu
ke titik C dan terakhir ke titik D. Hasil pengukuran dicatat pada tabel.
5. Besar NST (Nilai Skala Terkecil) dicatat.
6. Keliling lapangan dihitung beserta ralat dan ketelitiannya.
7. Luas lapangan dihitung beserta ralat dan ketelitiannya.
V. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1. Metode1:Roll meter

No. Panjang (m) ± 0,01 Lebar (m) ± 0,01 Keliling (m) ± 0,02

1 26, 01 m 14, 08 m 80,13 m


2 26,01m 14, 08 m 80,13m
3 26, 02m 14, 08 m 80,13m

Tabel 2. Metode2:Tali raffia

No. Panjang (m)± 0,01 Lebar (m)± 0,01 Keliling (m)± 0,02

1 26,02 m 14, 02m 80,13m


2 26,02 m 14, 02 m 80,13m
3 26,02 m 14, 01 m 80,13 m
VI. PENUTUP

KESIMPULAN

Pada Praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur panjang, lebar
dan keliling suatu lapangan dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu
metode roll meter dan metode tali raffia. Dari kedua metode yang digunakan,
metode yang paling efektif dan disarankan adalah metode pengukuran dengan
menggunakan roll meter, hal ini dikarenakan hasil pengukuran dapat dilohat
langsung pada angka yang tertera di roll meter.

SARAN

Dalam praktikum kali ini diharapkan agar praktikan pada saat mengukur lapangan
dapat memperhatikan dengan baik angka pada roll meter dan diperlukan ketelitian
agar hasil yang didapat tidak keliru serta praktikan diharapkan lebih berhati-hati
dalam melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB

Adrianto, R. 2009. Fisika Untuk Universitas Jilid I. Surabaya: Departemen Fisika Universitas
Airlangga.

Faradiba. 2020. Buku “Materi Pembelajaran Metode Pengukuran Fisika”. Jakarta:


Universitas Kristen Indonesia

Nasution, Sari Wahyuni Rozi. (2019). “Pengaruh Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan Satuan”. Jurnal Education and
Development, Vol 7, No. 4 Edisi Nopember 2019, 175

Riskawati. (2018). Analisis Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Fisika Dasar I dengan
Menggunakan Scientific Approach pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, 6, 79-91. Makassar: Unismuh.

Tribhuwana, Awliya. (2018). “Perbandingan Pengukuran Luas Area Antara Theodolit Dan
Global Positioning System (GPS)”. Jurnal Logika, Vol 22, No. 3, 58

Anda mungkin juga menyukai