Anda di halaman 1dari 21

TUGAS ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

ANALISIS KESALAHAN DAN JENIS KESALAHAN


DALAM PENGUKURAN

Kelompok 1 :
1. Asy Syifa Labibah K2313010
2. Dwi Widiani Astuti K2313018
3. Esty Agustiani K2313020
4. Novanda Adi N K2313052
5. Nur Intan M K2313054
6. Zulfa Zaidah A K2313078
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan
dibidang akademis mata kuliah Alat Ukur dan Pengukuran
Dosen : Bapak Heru Edi Kurniawan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2013 A


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SEPTEMBER 2014
KATA PENGANTAR
Dewasa ini, manusia sangat membutuhkan yang namanya
pengukuran. Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
setiap hari oleh manusia. Pengukuran bisa dikatakan sebagai suatu
kegiatan untuk mengetahui ukuran benda/objek yang kita inginkan,
pengukuran bisa dilakukan untuk mengukur berbagai hal mulai dari
panjang/pendek, berat, massa, dan lain-lain. Di fisika, pengukuran
merupakan salah satu materi dasar yang harus dikuasai. Dalam
melakukan pengukuran di fisika selalu dimungkinkan terjadi
kesalahan dalam pengukurannya. Banyak hal yang mempengaruhi
kesalahan itu, oleh karena itu kita harus mengetahui hal tersebut
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang hampir tepat.

Ucapan terimakasih kami ucapkan yang pertama kepada Allah


SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya berupa kemudahan bagi
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Yang kedua untuk masing-masing
kedua orang tua kami yang telah memberi kesempatan dan dukungan untuk bisa
kuliah di Universitas Sebelas Maret ini. Yang ketiga untuk dosen Alat Ukur dan
Pengukuran kami Bapak Heru Edi Kurniawan yang telah membimbing kami dalam
perkuliahan kami. Dan yang terakhir untuk teman-teman Pendidikan Fisika 2013
yang telah mendukung serta menemani kami dalam membuat makalah ini.

Surakarta, 17 September 2014

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...... i
Daftar Isi ...... ii
Bab I Pendahuluan ....... 1
A. Latar Belakang .. 1
B. Rumusan Masalah ......................................... 1
C. Tujuan ... 2
D. Manfaat ..... 2

Bab II Isi ...................... 3

A. Pengertian Kesalahan ................................ 3


B. Pentingnya Analisis Kesalahan ..........4
C. Jenis-Jenis Kesalahan . .. 6
D. Soal Latihan ..................... 10

Bab III Penutup .. 14

A. Kesimpulan ... 14

Daftar Pustaka 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, setiap orang dalam hidupnya pasti


melakukan pengukuran. Bahkan bisa dikatakan manusia itu
bisa berkembang karena adanya pengukuran. Pengukuran
sendiri merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui ukuran
suatu objek yang diamati. Contoh pengukuran adalah
mengukur tinggi badan, panjang suatu benda, mengukur
waktu, mengukur suhu yang terjadi, dan lain sebagainya.
Masalah pengukuran ini dibahas lebih lanjut dalam
Fisika. Untuk mengetahui hasil dari pengukuran itu, kita harus
mengetahui besaran yang digunakan. Dalam Fisika, masalah
ini masuk ke dasar ilmu Fisika. Melakukan suatu pengukuran
bisa tanpa menggunakan alat maupun menggunakan alat
bantu, alat bantu disini disesuaikan dengan besaran yang
dipakai.
Saat melakukan pengukuran suatu objek, kita pasti
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kesalahan ini
mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Kesalahan
ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor, bisa dari kita
sebagai pelaku pengukuran, alat bantu yang digunakan dan
bisa faktor dari lingkungan tempat kita mengukur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesalahan dalam
pengukuran?

2. Apa pentingnya menganalisis kesalahan dalam


pengukuran?

3. Apa saja jenis-jenis kesalahan yang ada di dalam


pengukuran?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari kesalahan dalam


pengukuran.

2. Mengetahui pentingnya menganalisis kesalahan dalam


pengukuran.

3. Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang ada di dalam


pengukuran.

D. Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah diharapkan


pembaca, khususnya mahasiswa Fisika/ Pendidikan Fisika, bisa
mengenali lebih baik kesalahan yang biasa terjadi dalam
pengukuran suatu objek pengukuran. Dengan mengenali
kesalahan tersebut diharapkan pembaca bisa lebih teliti
dalam melakukan pengukuran nantinya. Selain itu juga
diharapkan pembaca bisa memahami pentingnya
menganalisis kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran.

BAB II

ISI

A. Pengertian Kesalahan

Kesalahan (error) adalah beda aljabar antara nilai ukuran


yang terbaca dengan nilai yang sebenarnya dari obyek yang
diukur atau penyimpangan nilai variabel yang diukur dari nilai
sebenarnya.Setiap pengukuran mengandung kesalahan
(errors).
Kesalahan sebenarnya (true error) adalah penyimpangan
nilai hasil pengukuran (x) terhadap nilai sebenarnya (true
value)
=x
dimana = kesalahan sebenarnya, x = nilai hasil pengukuran
dan = nilai sebenarnya.
Karena nilai sebenarnya ( ) tidak pernah diketahui maka
nilai kesalahan sebenarnya () juga tidak dapat diketahui.
Nilai pengukuran dan kesalahan pengukuran dapat
diestimasi
v = x x
dimana v = estimasi kesalahan (estimasi residu), x = nilai hasil
pengukuran dan x = estimasi nilai sebenarnya.
B. Pentingnya Analisis Kesalahan

Dalam melakukan pengukuran fisik, tujuan utamanya adalah


memperoleh suatu nilai yang terdiri dari satuan yang diplih dan besarannya,
yang akan menyatakan besar kuantitas fisik yang diukur. Sebagai contoh
dalam pengukuran tekanan, satuan yang diplih adalah bar dan besarnya adalah
100 jadi 100 bar. Tingkat kegagalan dalam mensfesikasi besaran ini secara
pasti, dan ini berarti pula variasi kuantitas nilai yang dinayatakan dari nilai
sebenarnya, merupakan kesalahan pengukuran.
Kesalahan ini muncul dalam sistem pengukuran itu sendiri dan dari
standar yang digunakan untuk kalibrasi sistem tersebut. Sebagai tambahan
untuk kesalahan yang dihasilkan dari kalibrasi sistem pengukuran yang salah,
ada sejumlah sumber kesalahanyang perlu diperiksa. Sumber kesalahan ini
meliputi (1) derau (noise), (2) waktu tanggap (respone time), (3) keterbatasan
rancangan (design limitation), (4) pertambahan atau kehilangan energi karena
interaksi, (5) transmisi , (6) keausan atau kerusakan sistem pengukuran, (7)
pengaruh ruangan terhadap sistem, (8) kesalahan penafsiran oleh pengamat.
Dalam memperkirakan besar ketidak pastian atau kesalahan dalam
menyatakan nilai kuantitas sebagai hasil pegukuran, harus dibedakan antara
dua golongan kesalahan : sistematis dan acak. Kesalahan sistematis adalah
kesalahan yang secara konsisten terulang apabila dilakukan pengulangan
percobaan. Kesalahan kalibrasi sistem pengukuran atau suatu perubahan
dalam sistem yang menyebabkan penunjuk menyimpang secara konsisten dari
nilai kalibrasi merupakan kesalahan jenis ini. Contohnya antara lain adalah
perubahan kelenturan pegas atau diafragma karena umur atau penurunan
kekuatan magnit karena shock atau tua. Kegagalan memperhitungkan
pengguanaan energi dari sumber tingkat rendah untuk mengoperasikan sistem
pengukuran juga akan menghasilkan kesalahan sistematis.
Dalam mencari kesalahan sistematis dan mengevaluasinya, secara
umum cukup membantu dengan membuat suatu perubahan tertentu dan
diketahui terhadap parameter-parameter pengukuran yang masih berada di
bawah kendali operator, dan menggunakan alat ukur yang berbeda, atau jika
mungkin menggunakan alat ukur yang berbeda. Dengan cara ini, kesalahan
yang merupakan fungsi dari salah satu diantara parameter-parameter
terkendali diubah besarnya; atau kesalahan yang timbul dari kesalahan
kalibrasi alat ukur atau kesalahan yang melekat pada metode tertentu dapat
diubah. Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan,
besarnya berfluktuasi tanpa bisa diduga dengan menggunakan pengetahuan
sistem pengukuran dan kondisi pengukuran.
Dalam pengukuran kuantitas fisik, pengamatan dipengaruhi oleh
banyak faktor pendukung. Faktor-faktor ini adalah parameter parameter
pengukuran. Pada pengukuran yang ideal semua parameter mempunyai nilai
tertentu yang tetap, sehingga besaran yang diukur ditetapkan secara sempurna
dan dapat ditentukan secara pasti.
Tersedia prosedur statistik yang memungkinkan untuk menyatakan
nilai kuantitas yang paling mungkin dari sekumpulan data, kemungkinan
timbulnya ketidakpastian dari suatu pengamatan, dan batas kemungkinan
ketidakpastian dari nilai terbaik yang dapat diperoleh dari data. Harus dicatat
bahwa tujuan analisis adalah ketelitian (atau konsistensi) suatu nilai bukan
ketepatan atau pendekatan kepada kebenaran. Hukum-hukum peluang hanya
berlaku bagi kesalahan acak, bukan bagi kesalahan sistematis. Teknik rata-rata
atau perkiraan varian dapat digunakan untuk analisis ketidakpastian yang
sederhana. Cara ini hanya cocok bila data mengikuti hukum sebaran normal.

C. Jenis-Jenis Kesalahan
Hasil pengukuran tidak ada yang eksak, selalu
mengandung kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini tidak
mungkin dihilangkan, tetapi kesalahan dalam pengukuran
dapat diminimalkan. Kesalahan-kesalahan pada pengukuran,
umumnya dibagi dalam 3 ( tiga ) jenis utama, yaitu :
1. Kesalahan-Kesalahan umum ( gross errors ) :
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia, antara lain :
a. kesalahan pembacaan alat ukur
b. penyetelan yang tidak tepat
c. pemakaian instrumen yang tidak sesuai
d. kesalahan penaksiran
2. Kesalahan-kesalahan sistematis ( systematic errors
)
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada instrumen
sendiri, seperti :
a. kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan,
b. pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pemakai
3. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja ( random
errors ) Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak
dapat secara langsung diketahui, karena perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi
secara acak.

Kesalahan-kesalahan Umum ( gross errors )


Seperti telah dijelaskan diatas, kesalahan-kesalahan ini
terjadi kebanyakan disebabkan oleh manusia dalam
melakukan pengukuran dan selama manusia terlibat dalam
pengukuran kesalahan ini tidak dapat dihilangkan, sehingga
perlu dilakukan perbaikan dan pencegahan.
Kesalahan umum yang sering dilakukan pemula adalah
pemakain alat ukur yang tidak sesuai. Pada umumnya
instrumen-intrumen penunjuk berubah kondisi sampai batas
waktu tertentu, setelah digunakan mengukur sebuah
rangkaian yang lengkap, dan akibatnya besaran yang diukur
akan berubah.

Kesalahan Sistematis ( systematic errors )


Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur
atau instrumen disebut kesalahan sistematis.
Kesalahan sistem matematis, umumnya dikelompokkan
kedalam dua bagian, yaitu :

1. Kesalahan kesalahan instrumental ( instrumental


errors )

Kesalahan-kesalahan yang tidak dapat dihindarkan dari


instrumen, karena struktur mekanisnya. Misalnya :

Gesekan komponen yang bergerak terhadap bantalan,


dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat ( pada
alat ukur dArsonval ).

Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas.

Berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak


tepat atau pembebanan instrumen secara berlebihan.
Kesalahan-kesalahan instrumen terdiri dari beberapa
jenis, tergantung pada jenis instrumen yang digunakan,
dan yang selalu harus diperhatikan adalah memastikan
instrumen yang digunakan bekerja dengan baik dan tidak
menambah kesalahan-kesalahan lainnya.
Kesalahan-kesalahan pada instrumen, dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan terhadap :
Tingkah laku yang tidak umum terjadi.
Kestabilan.
Kemampuan instrumen untuk memberikan hasil
pengukuran yang sama. Suatu cara yang mudah dan
cepat untuk pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang
memiliki karakteristik yang sama atau instrumen/alat ukur
yang lebih akurat.
Kesalahan-kesalahan instrumen dapat dihindari dengan
cara :
- Pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu
- Penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui
banyaknya kesalahan instrumental.
- Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar.

2. Kesalahan-kesalahan lingkungan ( environmental


errors )

Kesalahan ini disebabkan oleh keadaan luar, dan


termasuk keadaan disekitar instrumen yang
mempengaruhi alat ukur, seperti :
- Pengaruh perubahan temperatur.

- Kelembaban.

- Tekanan udara luar atau medan maknetik atau


medan elektrostatik.

Jadi, suatu perubahan pada temperatur sekeliling


instrumen, mengakibatkan perubahan sifat-sifat
kekenyalan pegas yang terdapat dalam mekanisme
kumparan putar, yang akhirnya akan mempengaruhi
pembacaan instrumen.
Cara-cara untuk mengurangi pengaruh-pengaruh
tersebut diatas, antara lain :
pengkondisian udara.
penyegelan komponen-komponen instrumen tertentu
dengan rapat sekali.
pemakaian pelindung maknetik, dan lain-lain.
Kesalahan-kesalahan sistematis, dapat juga
dikelompokkan kedalam :
1. Kesalahan statis, disebabkan pembatasan-pembatasan
alat ukur atau hukum hukum fisika yang mengatur
tingkah laku alat ukur.
Misalnya, jika sebuah mikrometer diberi tekanan yang
berlebihan untuk memutar poros, maka akan dihasilkan
kesalahan statis.

2. Kesalahan dinamis, disebabkan ketidakmampuan


instrumen untuk memberi -kan respons yang cukup
cepat, jika terjadi perubahan-perubahan dalam variabel
yang diukur.

Kesalahan-kesalahan acak ( random errors )


Kesalahan ini, disebabkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak diketahui dan terjadi walaupun seluruh kesalahan
sistematis sudah diperhitungkan.
Pada pengukuran yang sudah direncanakan dengan
baik kesalahan ini umumnya kecil, akan tetapi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kesalahan ini
menjadi sangat penting. Misalnya : sebuah voltmeter akan
mengukur suatu tegangan yang akan dibaca setiap setengah
jam, meskipun instrumen dioperasikan pada kondisi
lingkungan yang sempurna dan sudah dikalibrasi dengan
tepat sebelum pengukuran, akan diperoleh hasil-hasil
pembacaan yang sedikit berbeda selama periode
pengamatan.
Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara
kalibrasi apapun dan juga cara pengontrolan yang ada.
Satu-satunya cara untuk memperbaiki kesalahan acak
ini adalah :
Penambahan jumlah pembacaan.
Penggunaan cara-cara statistik, untuk memperoleh
pendekatan yang paling baik terhadap nilai yang
sebenarnya.

D. Soal Latihan
1. Sebuah voltmeter dengan kepekaan ( sensitivity ) 1000 / V membaca 100
V pada skala 150 V, jika dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah
hambatan yang besarnya tidak diketahui, dan hambatan ini dihubungkan
seri dengan sebuah miliamperemeter, bila miliamperemeter membaca 5 m
A,

Tentukan:
a. Hambatan yang terbaca
b. Nilai hambatan aktual dari hambatan yang diukur
c. Kesalahan karena efek pembebanan voltmeter
Penyelesaian :

a. Hambatan total rangkaian :

RT = VT / IT = 100 / 5 x 10 3 = 20 K

Dengan mengabaikan hambatan mili ampermeter, harga hambatan yang


tidak diketahui Rx = 20 K.

b. Hambatan voltmeter :
Rv = 1000 / V x 150 V = 150 K

Karena voltmeter tersebut paralel terhadap hambatan yang tidak


diketahui, maka :
Rt Rv 20 150
Rx = RvRt = 130 = 23,077 K

c. Persentase kesalahan :

aktualterbaca
% Kesalahan = aktual 100%

23,077 k 20 k
= 23,077 k 100%

= 13,334%

2. Sebuah voltmeter dengan kepekaan ( sensitivity ) 1000 / V membaca 40


V pada skala 150 V, jika dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah
hambatan yang besarnya tidak diketahui, dan hambatan ini dihubungkan
seri dengan sebuah miliamperemeter, bila miliamperemeter membaca 800
mA

Tentukan:

a. Hambatan yang terbaca

b. Nilai hambatan aktual dari hambatan yang diukur

c. Kesalahan karena efek pembebanan voltmeter

Penyelesaian :
a. Hambatan total rangkaian :

RT = VT / IT = 40 / 0,8 = 50

Dengan mengabaikan hambatan miliampermeter, harga hambatan yang


tidak diketahui Rx = 20 K

b. Hambatan voltmeter :

Rv = 1000 / V x 150 V = 150 K

Karena voltmeter tersebut paralel terhadap hambatan yang tidak


diketahui, maka
Rt Rv 50 150000
Rx = RvRt = 100 = 75 K

c. Presentase kesalahan :

aktualterbaca
% Kesalahan = aktual 100%

75 k 20 k
= 75 k 100%

55 k
= 75 k 100%

= 73,33 %

3. Sebuah voltmeter dengan kepekaan ( sensitivity ) 1000 / V membaca 80


V pada skala 150 V, jika dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah
hambatan yang besarnya tidak diketahui, dan hambatan ini dihubungkan
seri dengan sebuah miliamperemeter, bila miliamperemeter membaca 1800
mA

Tentukan: a. Hambatan yang terbaca

b. Nilai hambatan aktual dari hambatan yang diukur

c. Kesalahan karena efek pembebanan voltmeter

Penyelesaian :

a. Hambatan total rangkaian :

RT = VT / IT = 80 / 1,8 = 44,44

Dengan mengabaikan hambatan miliampermeter, harga hambatan yang


tidak diketahui Rx = 20 K

b. Hambatan voltmeter :

Rv = 1000 / V x 150 V = 150 K

Karena voltmeter tersebut paralel terhadap hambatan yang tidak


diketahui, maka
Rt Rv 44,44 150000
Rx = RvRt = 149955,56 = 44,45K

c. Presentase kesalahan :
aktualterbaca
% Kesalahan = aktual 100%

44,45 k 20 k
= 44,45 k 100%

= 55,006 %

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesalahan (error) adalah beda aljabar antara nilai


ukuran yang terbaca dengan nilai yang sebenarnya dari
obyek yang diukur atau penyimpangan nilai variabel yang
diukur dari nilai sebenarnya.

Sumber kesalahan ini meliputi (1) derau (noise), waktu tanggap


(respone time), (3) keterbatasan rancangan (design limitation), (4)
pertambahan atau kehilangan energi karena interaksi, (5) transmisi , (6)
keausan atau kerusakan sistem pengukuran, (7) pengaruh ruangan terhadap
sistem, (8) kesalahan penafsiran oleh pengamat. Tujuan analisis adalah
ketelitian (atau konsistensi) suatu nilai bukan ketepatan atau pendekatan
kepada kebenaran.
Kesalahan-kesalahan pada pengukuran, umumnya
dibagi dalam jenis utama, yaitu : kesalahan-kesalahan umum
(gross errors), kesalahan-kesalahan sistematis (systhematic
errors) dan kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja
(random errors). Kesalahan umum terjadi kebanyakan
disebabkan oleh manusia. Kesalahan sistematis disebabkan
oleh instrumentasinya sendiri. Kesalahan acak biasanya
terjadi tidak dapat diketahui penyebabnya secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/14008-1-
200250833395.doc
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Fisika%20Dasar%20Prodi
%20IPA%20(Fisika%20da
http://agusmuktiw.files.wordpress.com/2010/03/materi-pengukuran-
blog.doc
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/KONSEP-
UMUM-ALAT-UKUR.doc
Mutiara A, Ira.2004.Konsep Pengukuran dan Kesalahan. Surabaya:
ITS.
Sulistiadji, Koes dan Joko Pitoyo. 2009. Alat Ukur dan Instrumen
Ukur. Serpong.

Anda mungkin juga menyukai