PENDAHULUAN
2.1. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima
sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja
dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja
dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai
satuan.Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk
semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan
disebut satuan tidak baku. Kesalahan pada pengukuran di sebabkan oleh beberapa
yang disebabkan oleh masalah pada alat dan keadaaan pada saat pengamatan antara
lain adalah adanya nilai skala terkecil (Sugiyarto, 2008).
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Praktikum ketidakpastian pengukuran dalam percobaan,
bahan yang digunakan adalah aquadest sebagai zat yang akan
dijadikan tolak ukur dalam pengukuran kali ini. Pada praktikum ini
mula-mula praktikaan mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam percobaan kali ini.
Percobaan ini juga kita memakai alat, yaitu jangka sorong.
Alat ini digunakan untuk mengukur ketebalan dari bahan yang
dibawa untuk praktikum ini. Jangka sorong adalah alat pengukur
tebal suatu benda yang sangat kecil sekali, kepekaannya mencapai
0,1 mm.
Setelah itu lakukan percobaan dengan ketebalan dari masing-
masing bahan dengan menggunakan jangka sorong. Lalu kita
berapa ketebalan dari masing-masing bahan, walaupun ketebalan
dari masing-masing bahan tersebut tidak sama. Catat hasil
pengukuran tersebut lalu dimasukkan dalam data-data pengukuran
tersebut ke dalam tabel. Nilai yang dicatat adalah ukuran ketebalan
kulit masing-masing bahan, dan masing-masing bahan dicatat
sebanyak tiga kali agar hasil yang didapat lebih akurat.
Bahan-bahan yang akan dilakukan adalah kotak susu,
penghapus, kemasan popmie, dan kemasan yakult. Kotak susu
dalam pengukuran yang lebih tebal adalah pada percobaan yang
kedua dari percobaan pertama dan ketiga. Karena bahan pada
percobaan yang kedua sangat jauh berbeda. Penghapus dalam
pengukurannya tidak jauh perbedaan dari pengukuran-pengukuran.
Dan pada percobaan Kemasan popmie, sama seperti percobaan
yakult, yaitu dengan mengukur diameternya. Pecobaan ini
menggunakan jangka sorong dalam pengukurannya sangat jauh
berbeda, ada yang tebal, sedang dan sangat tebal. Percobaan ini
dapat menjelaskan ketebalan dari masing-masing bahan dan
pengukurannya lebih efisien lagi dan lebih akurat.
Data yang didapatkan maka kita dituntut untuk mencari nilai
terbaik, simpangan, harga sesatan rata-rata maksimal dengan
begitu suatu percobaan dapat menaksirkan kesalahan yag
diperbuat dan berusaha untuk menguranginya dan juga dapat
digunaakan untuk menghindari kecelakaan yang akan terjadi
sewaktu kita melakukan percobaan.
Ketelitian praktikan juga sangat mempengaruhi hasil dari percobaan
yang dilakukan karena kurang telitinya praktikan dalam
menggunakan alat dan juga kesalahan dalam melihat jumlah
larutan atau bahan dapat memperbesar kesalahan praktikum.
Ketetapan pembacaan skala pada alat sangat mempengaruhi
hasil laboratorium, karena pada alat-alat tertentu belum memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini tergantung pada diameter alat
yang digunakan, sebab semakin kecil diameter alat maka semakin
besar tingkat ketelitian dan resiko kesalahan penggunaan alat akan
semakin kecil.
Jika dari hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu besar
maka bila diperlukan, percobaan harus diulang kembali dengan
berbagai cara, misalnya dengan mengulang pengukuran beberapa
kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat percobaan dengan
alat yang lebih baik ketelitiannya. Dengan kata lain peralatan dan
sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita membatas tujuan
dan hasil yang tercapai. Jadi jelaslah untuk keerluan ini mutlak
diperlukan teori sesatan (ketidakpastian).
Ketelitian praktikan juga merupakan salah satu faktor
praktikum dapat berjalan dengan lancar. Ketelitian praktikan juga
sangat mempengaruhi hasi dari percobaan yang dilakukan karena
kurang telitinya praktikan dalam menggunakan alat dan juga
kesalahan dalam melihat jumlah praktikum. Dengan ketelitian atau
kecermatan pada pengukuran larutan, perhitungan dan hasil
sebagainya resiko kjesalahan yang terjadi akan semakin kecil.
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan maka kita dituntut
untuk mencari nilai terbaii, simpangan, harga sesatan rata-rata
maka dengan begitu suatu percobaan dapat menaksirkan kesalahan
yang diperbuat dan berusaha untuk mengurangi dan juga
digunakan untuk menghindari kecelakaan yang akan terjadi
sewaktu kita melakukan percobaan.
BAB 5
KESIMPULAN