Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TEKNIK LABORATRORIUM

“Error Theory”

Disusun oleh:

Nama : Try Leny Wayuni

NPM : F1D017015

Dosen pengampu : Drs. Hery Haryanto, M.Sc

Asisten dosen : Wa Ode Siti Adelia A F1D016

Made

Cahya

Zella

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran satuan
yang dijadikan sebagai patokan. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus
melalui pengukuran. Ketelitian sangat diperlukan dalam pengukuran, agar gejala-
gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Namun
bagaimanapun juga ketika melakukan suatu pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0,
melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Setiap pengukuran tidak pernah tetap
dan mempunyai taksiran nila (Halliday, 1996).
Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dari
suatu pekerjaan pengukuran yang di lakukan oleh seorang pengamat. Dalam
pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen tidak akan
mungkin didapat suatu nilai yang benar tepat, namun selalu mempunyai
ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan- kesalahn dalam pengukuran
(Serway, 2014).
Agar seorang analisis mempunyai kemampuan cukup mengenai teknik
analisis dengan menggunakan alat laboratorium atau dengan kata lain dapat
melakukan teknik laboratorium dengan baik maka seorang analis harus mampu
menguasai teknik penggunaan peralatan dasar laboratorium pengujian. Seorang
analis harus dapat menguasai pengoperasian peralatan gelas, peralatan dasar
pendukung, peralatan pemanas dan neraca untuk menimbang. Hampir semua
pengujian mutu di laboratorium menggunakan peralatan dasar pengujian tersebut.
Seorang analis yang telah menguasai teknik pengoperasian peralatan dasar akan
dapat bekerja lebih professional. Teknik pengoperasian dan penanganan peralatan
dasar laboratorium merupakan dasar kemampuan untuk dapat mengoperasikan
peralatan canggih(Haryveda,2011).
Dalam kegiatan sehari-hari, apabila seseorang akan melakukan pengukuran
maka tidak terlepas akan melakukan penaksiran dari hasil yang diperoleh. Hal ini
tidak lain hanya untuk memudahkan suatu perhitungan tetapi juga harus
memperhatikan taksiran tersebut agar kesalahan yang dilakukan dalam
pengukuran tersebut dapat diperkecil dengan kata lain harus memperhatikan
ketelitiannya disamping barang apa yang diukur (Tippler, 1998).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka praktikum ini perlu dilakukan
untuk mengetahui cara pengoprasian alat-alat laboratorium dan

1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laboratorium
Laboratorium adalah su instalasi atau lembaga yang di dalamnya dilengkapi
dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan
pengujian, dan produksi bahan tertentu (Surono,2011).
Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium.
Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan
mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-teknik laboratorium ini untuk
mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam
laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar,
2012: 1).

2.2 Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur
menggunakan alat ukur dengan satuan yang telah di jadikan acuan.Pengukuran
besaran relative terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif
disebabkan karena setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda,
sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian dapat
didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu
pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang
dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran
panjang dengan menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer
sekrup. Ketiga alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda
(Halliday, 1996).
Dalam pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen,
tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Namun, selalu mempunyai
ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum,
kesalahan sistematis, dan kesalahan acak. Berikut macam-macam kesalahan
pengukuran. Sumber kesalahan ini meliputi :
(1) derau (noise)
(2) waktu tanggap (respone time)
(3) keterbatasan rancangan (design limitation)
(4) pertambahan atau kehilangan energi karena interaksi
(5) transmisi
(6) keausan atau kerusakan sistem pengukuran
(7) pengaruh ruangan terhadap sistem
(8) kesalahan penafsiran oleh pengamat.
2.3 Jenis kesalahan

Dalam melakukan pengukuran sesuatu dengan satuan ukuran alat ukur


(panjang, waktu, temperature, volume atau satuan yang lain) baik sengaja ataupun
tidak sengaja akan terjadi kesalahan. Kesalahan pada dasarnya tidak dapat
dihindarkan tetapi dapat diminimalisasi dengan pendekatan ilmu. Secara umum
penyebab ketidakpastian hasil pengukuran dibagi menjadi tiga, yaitu kesalahan
umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak (Setya, 2009).

2.3.1 Kesalahan Umum (gross error)


Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurang terampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan komponen. Kebanyakan
kesalahan umum ini disebabkan oleh kesalahan manusia, antara lain:
a. Kesalahan pembacaan alat ukur
b. Penyetelan yang tidak tepat
c. Pemakaian instrument yang tidak sesuai
d. Kesalahan penaksiran.
2.3.2 Kesalahan Sistematik (systematic errors)
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja
alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen
alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
Secara umum kesalahan sistematis dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Kesalahan-kesalahan instrumental (instrumental errors)
yaitu kesalahan-kesalahan yang tidak dapat dihindarkan dari instrumen,
karena struktur mekanisnya. Misalnya :
a. gesekan komponen yang bergerak terhadap bantalan, dapat menimbulkan
pembacaan yang tidak tepat ( pada alat ukur d’Arsonval ).
b. tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas.
c. berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan
instrumen secara berlebihan.
Suatu cara yang mudah dan cepat untuk pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang memiliki karakteristik
yang sama atau instrumen/alat ukur yang lebih akurat. Kesalahan-kesalahan
instrumen dapat dihindari dengan cara :
a. pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu
b. penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui banyaknya kesalahan
instrumental.
c. Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar
2. Kesalahan-kesalahan lingkungan (environmental errors)
kesalahan lingkungan yaitu yang disebabkan oleh keadaan-keadaan luar
yang mempengaruhi pengukuran, seperti :
a. pengaruh perubahan temperatur.
b. kelembaban.
c. tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan elektrostat

2.3.3 Kesalahan Acak (random errors)


Kesalahan acak (random error) adalah komponen dari kesalahan total
(total error) yang dalam perjalanan dari sejumlah pengukuran, bervariasi dalam
cara yang tak terduga. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang
terampil dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala yang
tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala. Karena itu tidak mungkin
untuk mengoreksi kesalahan acak. Kesalahan acak dapat terjadi karena berbagai
alasan, seperti:
a. Kurangnya kepekaan (sensitivitas) peralatan: Sebuah alat mungkin tidak
mampu merespon atau menunjukkan perubahan dalam beberapa kuantitas
yang terlalu kecil atau pengamat mungkin tidak dapat membedakan
perubahan tersebut.
b. Kebisingan (noise) dalam pengukuran: kebisingan adalah gangguan asing
yang tak terduga atau acak dan tidak bisa sepenuhnya dihitung.
c. Definisi tidak tepat: Sulit untuk menentukan persis dimensi sebuah obyek.
Sebagai contoh, sulit untuk menentukan panjang belalang. Dua orang
mungkin dapat memilih dua titik awal dan akhir yang berbeda.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum Teknik Laboratorium dan Lapangan dilaksanakan pada hari
Kamis, 20 Februari 2020 pukul 08:00 – 10.00 WIB, dilanjutkan dengan
penghituungan teori kesalahan pada hari Kamis, 27 Februari 2020 pukul 08:00 –
10:00 WIB, Laboratorium Biologi Dasar, Gedung Basic Science, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas ukur, timbangan
neraca, jangka sorong, laptop, dan alat tulis.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

3.3 Prosedur kerja


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Jadi kesalahan pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dari
suatu pekerjaan pengukuran yang di lakukan oleh seseorang pengamat.
Kesalahan pada dasarnya tidak dapat dihindarkan tetapi dapat diminimalisasi
dengan pendekatan ilmu. Kesalahan dapat terjadi karena faktor manusia, alat,
dan alam.

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. 1996. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Grffith, David, J. 2012. The Physics Of Everyday Phenomena. New York: Mc
Graw Hill.
Giancoli, Douglass. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymond. 2014. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Selemba
Teknika.
Tippler, Paul. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Surono. 2011. Peran Laboratorium Terakreditasi. (online) . (http:// www.mbrio-
food.com/article6.htm) Diakses tanggal 3 Mei 2014.
Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
Jurusan Pendidikan MIPA. Jember : Jember University Press.

Anda mungkin juga menyukai