Anda di halaman 1dari 7

STOIKIOMETRI

JUM’AT, 31 OKTOBER 2014

ROYYA MAFTUHA

(11140162000047)
Program Studi Pendidikan Kimia. Jurusan Pendidikan IPA. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Abstrak

Stoikiometri (stoichiometry) adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk
dalam reaksi. Pada percobaan ini meng gunakan NaOH 0,1 M dan CuSO4 0,1 M dengan jumlah volume 6
mL dalam masing-masing tabung reaksi. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan koefisien laju
reaksi berdasarkan pembentukan endapan. Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan jumlah
partikel dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Setiap satu mol zat mengandung jumlah partikel
yang sama, dengan demikian, perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol.
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan. Dan didapatkan hasil pengendapan
yang berbeda-beda pada setiap tabung reaksi, hal ini terjadi karena perbedaan konsentrasi pada masing-
masing larutan yang dicampurkan.

1. Pendahuluan stoikiometri dalam persamaan kimia dapat di


artikan sebagai jumlah mol dari setiap zat
Pertanyaan mendasar yang muncul dalam (chang, 2005: 74)
pekerjaan dilaboratorium kimia dan industry
kimia adalah”Berapa banyak produk yang di Stoikiometri melibatkan hubungan
hasilkan oleh sejumlah tertentu bahan mentah kuantitatif dalam reaksi kimia. Faktor
(reaktan)?” atau pada beberapa kasus, kita stoikiometri atau dikenal dengan rasio mol
mungkin menanyakan sebaliknya: “Berapa didasarkan pada koefisien dalam persamaan
banyak bahan mentah yang harus digunakan setara dan digunakan untuk menghubungkan
untuk mendapatkan sejumlah tertentu reaktan atau produk. Massa molar dan faktor
produk?”. Untuk menafsirkan suatu reaksi stoikiometrik digunakan untuk mengetahui
secara kuantitatif, kita perlu menerapkan informasi tentang salah satu reaktan atau
pengetahuan kita tentang massa molar dan produk dalam reaksi kimia. Strategi untuk
konsep mol. Stoikiometri (stoichiometry) perhitungan stoikiometri reaksi dapat
adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari diuraikan dengan diagram di bawah ini.
reaktan dan produk dalam reaksi.

Meskipun satuan yang digunakan untuk


reaktan (atau produk) adalah mol,gram, liter
(untuk gas), atau satuan lainnya, kita Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang
menggunakan satuan mol untuk menghitung benar-benar habis digunakan dalam reaksi.
jumlah produk yang terbentuk dalam reaksi Jumlah teoritis dari produk yang terbentuk
kimia. Pendekatan ini disebut metode mol dapat ditentukan dari pereaksi pembatas.
(mole method), yang berarti bahwa koefisien Pereaksi yang lain disebut pereaksi berlebih.
Stoikiometri | 1
Dalam stoikiometri, pereaksi pembatas harus
ditentukan terlebih dahulu
(www.ilmukimia.org).

Koefisien reaksi menunjukkan


perbandingan jumlah partikel dari zat-zat
yang terlibat dalam reaksi. Setiap satu mol zat
mengandung jumlah partikel yang sama,
dengan demikian, perbandingan jumlah
partikel sama dengan perbandingan jumlah
mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan
perbandingan jumlah mol zat yang terlibat Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi
dalam reaksi tersebut (http://andra.biz) senyawa melebihi kelarutan. Pengendapan dapat
terjadi dengan cepat dari larutan jenuh.
Stoikiometri reaksi adalah penentuan Pengendapan erat kaitannya dengan hasil kali
perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa kelarutan (Ksp). Dalam padatan, pengendapan
dalam pembentukan senyawanya. Pada terjadi jika konsentrasi salah satu padatan berada
perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya di atas batas kelarutan. Pengendapan padatan
diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia. sering digunakan untuk mensintesis nanoclusters.
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan
dengan bidang kimia. Konsep paling fundamental Tahap penting dari proses presipitasi adalah
dalam kimia adalah hukum konservasi massa, nukleasi. Pembentukan partikel padatan meliputi
yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan pembentukan antarmuka, yang memerlukan
kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. beberapa energi didasarkan pada energi
Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya permukaan relatif padatan atau larutan. Jika tidak,
yang terjadi adalah konservasi energi, dan bahwa maka akan terjadi kejenuhan. Banyak senyawa
energi dan massa saling berhubungan suatu yang mengandung ion logam menghasilkan
konsep yang menjadi penting dalam kimia nuklir. endapan dengan warna yang khas. Berikut ini
Konservasi energi menuntun ke suatu konsep- adalah warna khas untuk berbagai logam. Namun
konsep penting mengenai kesetimbangan, demikian, banyak dari senyawa ini dapat
termodinamika, dan kinetika menghasilkan warna yang sangat berbeda.
(http://usupress.usu.ac.id).
Senyawa Warna
Pengendapan (presipitasi) adalah reaksi
pembentukan padatan dalam larutan atau di dalam Emas Oranye
padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan Krom Hijau tua, hijau keruh, oranye, ungu,
juga dapat terjadi karena adanya difusi dalam kuning, coklat
padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair, Kobalt Warna merah muda
padatan terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan Tembaga Biru
kimia yang menyebabkan adanya padatan disebut Besi(II) Hijau
sebagai pengendap. Tanpa kekuatan energi Besi(III) Coklat kemerahan
gravitasi yang cukup untuk membawa partikel- Mangan Merah muda pucat
partikel padat ke bawah bersama-sama, maka Nikel Hijau
endapan akan tetap sebagai suspensi. Setelah (www.ilmukimia.org).
terjadi sedimentasi, endapan dapat disebut sebagai
pelet. Cairan yang sudah tidak mempunyai Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
endapan supernatant. Untuk lebih jelas, perhatikan
gambar di bawah ini. a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang
mengandung solute (zat terlarut) kurang dari

Stoikiometri | 2
yang diperlukan untuk membuat larutan untuk masing-masing tabung reaksi), juga
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang digunakan langkah yang sama untuk masing-
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi masing tabung reaksi. Jika telah terbentuk
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). endapan, ukur tinggi endapan menggunakan
Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali mistar (dengan satuan mm).
konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum
jenuh ( masih dapat larut). 3. Pembahasan
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang
Percobaan yang telah dilakukan yakni
mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut stoikiometri. Larutan yang digunakan adalah
padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang NaOH 0,1 M dan CuSO4 O,1 M. pada
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi percobaan pertama menggunakan volume 1
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi mL untuk NaOH dan 5 mL CuSO4 didapatkan
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila endapan setinggi 12 mm. Setelah
hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan dicampurkan, larutan ini membentuk warna
tepat jenuh. biru muda. Dibutuhkan waktu yang cepat
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu untuk membentuk endapan.
suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan Pada tabung reaksi yang kedua
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang menggunakan NaOH sebanyak 2 mL dan CuSO4
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sebanyak 4 mL juga didapatkan perubahan warna
sehingga terjadi endapan. Larutan sangat menjadi biru, tetapi endapan yang dihasilkan lebih
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi banyak dibanding larutan pada tabung yang
ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh pertama, yakni sebanyak 30 mm. waktu untuk
(mengendap) mengendapkan larutan ini cukup lama dibanding
(http://edukasi.kompasiana.com). dengan larutan yang pertama, butuh pengadukan
berkali-kali untuk mendapatkan endapan yang
2. Metodologi sempurna, karena sebelum diaduk, terdapat ruang
(celah) diantara endapan-endapan yang terbentuk
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah berupa 5 buah tabung reaksi beserta rak Begitupula dengan tabung reaksi yang ke
tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk, 2 tiga dengan menggunakan NaOH sebanyak 3 mL
buah gelas ukur, dan juga mistar. Bahan yang dan CuSO4 sebanyak 3 mL. Pada larutan ini
digunakan adalah NaOH 0,1 M dan CuSO4 0,1 M. endapan yang juga berwarna biru muda. Dan
endapan yang terbentuk lebih banyak
Langkah percobaannya yang pertama adalah dibandingkan semua larutan dalam tabung
mengukur NaOH sebanyak 1 mL menggunakan lainnya, yakni sebanyak 32 mm. dibandingkan
gelas ukur yang pertama, kemudian CuSO4 dengan tabung yang ke dua, tabung yang ke tiga
sebanyak 5 mL pada gelas ukur yang kedua. Lalu ini memiliki waktu pengendapan yang lebih lama.
tuangkan NaOH dan CuSO4 kedalam tabung
reaksi. Kemudian aduk, lalu diamkan beberapa Tabung reaksi ke empat menggunakan
saat hingga terbentuk endapan. (Untuk tabung NaOH sebanyak 4 mL dan CuSO4 sebanyak 2 mL
reaksi yang kedua menggunakan NaOH sebanyak menghasilkan endapan setinggi 20 mm.
2 mL dan CuSO4 sebanyak 4 mL. Tabung reaksi Endapannya juga berwarna biru muda. Waktu
ke tiga menggunakan NaOH sebanyak 3 mL dan untuk mengendapkan larutan ini tidak begitu lama
CuSO4 sebanyak 3 mL. Tabung reaksi ke empat dibandingkan larutan pada tabung 2 dan tabung 3.
menggunakan NaOH sebanyak 4 mL dan CuSO4 Dan tabung reaksi yang ke lima menggunakan
sebanyak 2 mL. dan tabung reaksi yang ke lima NaOH sebanyak 5 mL dan CuSO4 sebanyak 1 mL
menggunakan NaOH sebanyak 5 mL dan CuSO4 menghasilkan endapan setinggi 10 mm, yang
sebanyak 1 mL. Dengan volume berjumlah 6 mL berwarna biru muda dengan waktu yang cepat.

Stoikiometri | 3
Dari percobaan tersebut, dapat diketahui, 2. Mol dari 2 mL 0,1 M NaOH dan 4 mL 0,1
bahwa yang mengendap adalah Cu (Tembaga) M CuSO4
dikarenakan endapan yang terbentuk berwarna n n
 M NaOH = V = 0,1 M = 2
biru. Dan perbedaan tinggi endapan ini dapat
terjadi karena perbedaan konsentrasi dari masing- n = 0,1 M × 2 mL = 0,2 m
masing larutan yang dicampurkan.
n n
Data yang didapatkan dari percobaan ini:
 M CuSO4 = V = 0,1 M = 4

No Volume Volume Tinggi n = 0,1 M × 4 mL = 0,4 m


NaOH 0,1 M CuSO4 0,1 Endapan
M 3. Mol dari 3 mL 0,1 M NaOH dan 3 mL 0,1
1 mL 5 mL 12 mm
M CuSO4
1. n n
 M NaOH = V = 0,1 M = 3
2. 2 mL 4 mL 30 mm
n = 0,1 × 3 mL = 0,3 m
3. 3 mL 3 mL 32 mm n n
 M CuSO4 = = 0,1 M =
V 3
4. 4 mL 2 mL 20 mm n = 0,1 M × 4 mL = 0,3 m
4. Mol dari 4 mL 0,1 M NaOH dan 2 mL 0,1
5. 5 mL 1 mL 10 mm M CuSO4
n n
 M NaOH = V = 0,1 M = 4

40 n = 0,1 M × 4 mL = 0,4 m
n n
Tinggi Endapan (mm)

30  M CuSO4 = V = 0,1 M = 2
20 n = 0,1 M × 2 mL = 0,2 m
NaOH
10
CuSO4 5. Mol dari 5 mL 0,1 M NaOH dan 1 mL 0,1
0
M CuSO4
1 2 3 4 5 n n
 M NaOH = V = 0,1 M = 5
Volume (mL)
n = 0,1 M × 5 mL = 0,5 m
n n
 M CuSO4 = V = 0,1 M = 1
Grafik perbandingan antara volume dengan tinggi
endapan n = 0, 1 M × 1 mL = 0,1 m

Persamaan Reaksi:

2NaOH(Aq) + CuSO4(Aq) → Na2SO4(Aq) + 4. Kesimpulan


Cu(OH)2(S)
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Mol dari 1 mL 0,1 M NaOHdan 5 mL 0,1
M CuSO4 1. Dapat menentukan koefisien laju reaksi
n n berdasarkan pembentukan endapan,
 M NaOH = V = 0,1 M = 1
2. Perbedaan konsentrasi mempengaruhi
n = 0,1 M × 1 mL = 0,1 m pembentukan endapan.
3. Pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari
n n
 M CuSO4 = V = 0,1 M = 5 larutan jenuh
4. Larutan dengan zat pelarut yang lebih
n = 0,1 M × 5 mL = 0,5 m
sedikit dan zat terlarut lebih banyak lebih
cepat mengendap

Stoikiometri | 4
5. Daftar Pustaka Juliantara, Ketut. 2009. Kimia Larutan (Kimia
Dasar). http://edukasi.kompasiana.com/.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1. Diakses pada hari Kamis, tanggal 6
Jakarta: Erlangga November, pukul 16.59 WIB.

Anonim. Pengertian, Perhitungan, Winarto, Dwi. Reaksi Pengendapan.


Stoikiometri Reaksi Kimia, Koefisien Reaksi. http://www.ilmikimia.org/. diakses pada hari
http://andra.biz. Diakses pada hari Sabtu Sabtu tanggal 25 Oktober 2014, pukul 10.06
tanggal 1 November 2014, pukul 14.08 WIB. WIB.

Anonim. Stoikiometri. http://usupress.usu.ac.


Diakses pada hari sabtu tanggal 1 November
2014, pukul 14.10 WIB.

Stoikiometri | 5
6. Lampiran

Stoikiometri | 6
Stoikiometri | 7

Anda mungkin juga menyukai